Anda di halaman 1dari 15

SYOK KARDIOGENIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Metode Belajar Keperawatan
(BLOK PK 009)

Pembimbing :
Diyono S.Kep,. Ns,. M.Kep

Disusun Oleh :
Fransiska E D3A2021.008
Trifena Hapy R.D D3A2021. 019
Milana Nurul F D3A2021. 028
Pipit Farah N D3A2021.036

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Syok Kardiogenik“
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Blok 009. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penyakit Syok Kardiogenik bagi para
pembaca dan penulis. Dengan selesainya makalah ini, penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Endang Dwi Ningsih, M.M selaku Ketua STIKES PANTI
KOSALA.
2. Bapak Diyono S.Kep,. Ns,. M.Kep selaku pembimbing mata kuliah
blok 009
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syok adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan adanya


gangguan system sirkulasi yang mengakibatkan tidak adekuatnya
perfusi dan oksigenasi untuk mempertahankan metabolism aerobic sel
secara normal. Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah keseluruh tubuh, pada penyakit jantung
coroner disebabkan karena adanya kematian jaringan miokard
sehingga jantung tidak dapat memompakan darah secara optimal
yang menyebabkan penurunan perfusi jaringan. Syok dapat
dibedakan menjadi :

1. Syok hipovelomik : disebabkan kurang volume darah intravaskuler


2. Syok kardiogenik : disebabkan kegagalan jantung untuk
memompa darah
3. Syok sepsis : disebabkan oleh produksi toksin
4. Syok neurologue : disebabkan perubahan tegangan vaskuler
5. Syok anaphylactic : disebabkan reaksi imunologik (Rifki Az, 2013)

Syok adalah suatu keadaan / syndrome penggunaan perfusi


jaringan yang menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan
metabolisme jaringan. Syok adalah keadaan kritis akibat kegagalan
sistem dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik segi pasokan dan
pemakaian untuk metabolisme saluran jaringan tubuh sehingga terjadi
difisiensi akut oksigen akut di tingkat sekuler. (Tash Ervien S, 2015)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Syok Kaerdiogenik?
2. Bagaimana patofisiologi Syok Kardiogenik?
3. Apa tanda dan gejala adanya Syok Kaediogenik?
4. Apa penyebab terjadinya Syok Kardiogenik?
5. Apa saja tindakan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
mengetahui adanya Syok Kardiogenik?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien Syok Kardiogenik?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Syok Kardiogenik.
2. Mengetahui patofisiologi pada Syok Kardiogenik.
3. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala Syok Kardiogenik.
4. Mengetahui penyebab terjadinya Syok Kardiogenik.
5. Mengetahui macam-macam tindakan pemeriksaan yang dilakukan.
6. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada pasien Syok
Kardiogenik.
D. Manfaat
1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca tentang Syok
Kardiogenik
2. Untuk pencegahan supaya Syok Kaediogenik tidak semakin parah.

3.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Menurut Rifky (2013) Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh, pada penyakit
jantung coroner di sebabkan karena adanya kematian jaringan
miokard sehingga jantung tidak dapat memompakan darah secra
optimal yang menyebabkan penurunan perfusi jaringan.
Menurut Benner & Sudart (2012) Syok kardiogenik adalah syok
yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti
pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya
meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah,
kekacauan mental dan kegelisahan. Syok kardiogenik merupakan
stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif,
terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung
kehilangan kekuatan kontraktilitas nya, menimbulkan penurunan curah
jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital
(jantung, otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan disfungsi
ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya seringterjadi
sebagai komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada temponade
jantung, emboliparu, kardiomiopati dan disritmia.

B. PATIFISIOLOGI
Menurut Guyton A (2016) Tanda dan gejala syok kardiogenik
mencerminkan sifat sirkulasi patifisiologi gagal jantung. Kerusakan
jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yaitu pada
gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital.
Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke
jantung menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan
penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa. Tanda
klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan
agitasi,penurunan haluran urine, serta kulit yang dingin dan lembab.
Distritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung, seperti
pada gagal jantung penggunaan arteri pulmonal untuk mengukur
tekanan ventrikel kiri dan curah jantung sangat penting untuk mengkaji
beratnya masalah dan mengavaluasi penatalaksanaan yang telah
dilakukan. Peningkatan tekanan diastolik ventrikel kiri yang
berkelanjutan (LVEDP : Left Ventrikel End Diastolik Pressure)
menunjukkan bahwa jantung gagal untuk berfungsi sebagai pompa
yang efektif. Syok kardiogenik dicirikan oleh lingkungan setan (vicious
circle) dimana terjadi penurunan kontraktilitas miokardium
( depression of miokardial kontractility), dimana menghasilkan
hipoperfusi miokardium dan iskimia lanjutan dan penurunan cardiac
output.

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut Andrianto (2020) syok kardiogenik memiliki gejala dan tanda
sebagai berikut :
1. Tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg selama lebih dari 30
menit atau vase presor agar tekanan darah sistolik diatas 90
mmHg
2. Sering, namun tidak selalu dijumpai distensi vena jugular, ronkhi
paru atau edema perifer
3. Hipoperfusi jaringan perifer di tandai salah satu dari gejala berikut
a) Perubahan status mental
b) Kulit pucat, sianosis, atau dingin
c) Pulsasi perifer cepat dan lemah
d) Akral dingin dan basah
e) Oliguri
f) Peningkatan laktat serum
4. Tanda kelainan jantung meskipun kadang-kadang tidak ditemukan,
antara klien suara jantung melemah, menjauh, aritmia, dan suara
jantung ke tiga atau ke empat atau murmur

D. PENYEBAB
Menurut Trisnohadi (2017) Syok kardiogenik biasanya disebabkan
oleh karena gangguan mendadak fungsi jantung atau akibat
penurunan fungsi kontrkatil jantung kronik. Secara praktis syok
kardiogenik timbul karena gangguan elektrik primer. Syok kardiogenik
diakibatkan oleh kerusakan bermakna pada miokardium ventrikel kiri
yang ditandai oleh gangguan fungsi vertikel kiri yang mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke
jaringan. Penyebab dari syok kardiogenik dibagi dalam :
1. Gangguan ventrikular ejection
a) Infark miokard akut
b) Miokarditis akut
c) Komplikasi mekanik
- Regurgitasi mitral akut akibat reptur atau disfungsi otot
papilaris
- Ruptur septum interventrikulorum
- Ruptur free wall
- Aneurisma ventrikel kiri
- Stenosis aorta yang berat
- Kardiomioparti kontusio miokard
2. Gangguan ventrikular filing
a) Tamponade jantung
b) Stenosis mitral
c) Miksoma pada atrium kiri
d) Thrombus ball valve pada atrium
e) Infark ventrikel kanan

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Kaligis R (2015) Pemerikasaan yang dapat dilakukan
untuk menunjang syok kardiogenik yaitu :
1. Electrocardiography (elektrokardiografi)
Pada pasien karena infark akur dengan gagal ventrikel kiri (LV
failure), gelombang Q (Q waves) dan/atau >2-mm ST elevation
pada multiple leads atau left bundle branch block biasanya
tampak. Lebih dari setengah (> 50%) dari semua infark yang
berhubungan dengan syok adalah anterior. Global ischemia
karena servere left main stenosis biasanya disertai dengan depresi
ST (> 3mm) pada multiple leads.
2. Radiografi
Radiografi dada (chest reontgenogram) dapat terlihat normal pada
mulanya atau menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongesif
akut (acute congestive heart failure), yaitu :
a) Cephalization karena dilatasi pembuluh darah pulmoner
b) Saat tekanan diastolik akhir ventrikel kiri meningkat, akumulasi
cairan interstitial ditunjukkan secara radiografis dengan adanya
gambaran fluffy margins to vessels, peribronkial cuffing, serta
garis curley A dan B.
Dengan tekanan hidrostatik yang sangat tinggi, cairan dilepaskan
ke alveoli, menyebabkan duffuse fluffy alveolar infiltrates.
3. Chest x-rey
Gambaran/ foto rongten dada yang mungkin tampak pada
penderita syok kardiogenik :
a) Kardiomegali ringan
b) Edema paru
c) Efusi pleura
d) Pulmonary vascular congestion
e) Ukuran jantung biasanya normal jika hasil syok kardiogenik
berasal dari infark miakard
4. Kateterisasi jantung
Umumnya tidak perlu kecuali pada khasus tertentu untuk
mengetahui anatomi pembuluh darah coroner dan fungsi ventrikel
untuk persiapan bedah pintas coroner atau angioplasty coroner
transluminasi perkutan. Untuk menunjukkan defek mekanik pada
septum ventrikel atau regurgitasi mitral akibat disfungsi atau
repture otot papilaris.
5. Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit darah tetap
diperlukan untuk evaluasi secara keseluruhan meskipun tidak
berguna di dalam membuat diagnosis awal (initial diagnosis)
b) Pemeriksaan enzim jantung
c) CBC and serum electrolyte panel
d) Kadar kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN)
e) Gas darah arteri
f) Studi koagulasi

F. PENATALAKSANAAN
Menurut Udjianti W (2012) penatalaksanaan yang dapat dilakukan
pada pasien yang mengalami syok kardiogenik :
1. Penatalaksanaan keperawatan
Pencegahan syok kardiogenik adalah salah satu tanggung jawab
utama perawat di area keperawatan kritis. Tindakan pencegahan
teermasuk mengidentifikasi pasien pada resiko dan pengkajian
serta manajemen status kardiopulmoner pasien. Pasien dalam
syok kardiogenik mungkin memiliki sejumlah diagnosis
keperawatan, tergantung pada perkembangan penyakit Prioritas
keperawatan diarahkan terhadap :
a) Membatasi permintaan oksigen miokard
b) Peningkatan pasokan oksigen miokard
c) Mempromosikan kenyamanan dan dukungan emosi
d) Mempertahankan pengawasan terhadapp komplikasi
2. Penatalaksanaan medis
Penanganan Syok kardiogenik yaitu kegawadaruratan yang
memerlukan terapi resusitasi segera sebelum syok merusak organ
secara irreversible.
a) Penanganan awal : resusitasi cairan, oksigenasi dan proteksi
jalan nafas, koreksi hipovolemia dan hipotensi
b) Intervensi farmakologi :
- sesuai penyebabnya, misalnya infark miokard atau sindrom
coroner akut diberikan aspirin dan heparin.
- obat vasokontriksi, misalnya dopamine, epinefrin, dan
norepinefrin
c) mempertahankan tekanan darah yang adekuat untuk
mempertahankan perfusi jaringan dan volume intravaskuler
Farmakologi Syok kardiogenik, setelah tercapainya preload
yang optimal, sering kali dibutuhkan inotropic untuk
memperbaiki kontraktilitas dan obat lain untuk menurunkan
afeterload.
1) Katekolamin
Hormone yang termasuk dalam kelompok ini yaitu adrenalin
(epinefrin), noradrenalin (norepinephrine), isoproterenol,
dopamine dan dobutamine. Golongan obat ini akan
menaikkan tekanan arteri, perfusi coroner, kontraktilitas dan
kenaikkan denyut jantung, serta vasontriksi perifer.
Kenaikan tekanan arteri akan meningkatkan konsumsi
oksigen, serta kerja yang tidak diinginkan berpotensi
mengakibatkan aritmia.
2) Adrenalin, noradrenalin dan isoproterenol
Hormone ini memiliki aktivitas stimulasi alfa yang kuat.
Ketiga obat tersevut memiliki aktivitas kronotropik. Stimulasi
alfa yang kuat menyebabkan vasokontriksi yang kuat,
sehingga meningkatkan tekanan dinding miokard yang
dapat mengganggu aktivitas inotropic. Isoproterenol
merupakan vasodilator kuat, serta cenderung menurunkan
aliran darah dan tekanan perfusi coroner. Isoproterenolakan
meningkatkan kontraktilitas miokard dan laju jantung, yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen
miokard yang sangat berbahaya pada syok kardiogenik.
3) Dopamine
Dopamine mempengaruhi stimulasi reseptor beta 1 pada
dosis 5-10µg/kgBB/menit, sehingga terdapat peningkatan
kontraktilitas dan denyut jantung, sedangkan pada dosis >
10µg/kgBB/menit, reseptor alfa 1 yang menyebabkan
peningkatkan tekanan arteri sistemik dan tekanan darah
akan distimulasi oleh dopamine. Dopamine adalah prekusor
endogen noradrenalin, yang menstimulasi reseptor beta,
alfa, dan dopaminergic. Dopamine menyebabkan
vasodilatasi ginjal, menseterika dan coroner pada dosis < 5
µg/kg/menit. Takikardia merupakan efek samping dari
dopamine.
4) Dobutamine
Dobutamine merupakan katekolamin inotropic standart yang
digunakan sebagai pembanding. Efek dobutamine terbatas
pada tekanan darah. Dobutamine juga meningkatkan curah
jantung tanpa pengaruh bermakna pada tekanan darah.
Oleh karen itu., tahanan vaskulat sistemik, tekanan vena
dan denyut jantung menurun, sehingga umumnya
menandakan adanya hipovolemia. Dobutamin terutama
bekerja pada reseptor beta dengan rentan dosis 2-40
mcg/kgBB/menit. Pada dosis tersebut, dobutamin akan
meningkatkan kontraktilitas dengan sedikit efek kronotropik
tanpa vasokontriksi.
d) Mechanical Circulatory Support
Digunakan pada pengidap yang tidak responsive dengan
pengobatan yang telah diberikan.
1) Intra-aortic Ballon Pump (IABP)
IABP dapat mengurangi afterload ventrikel kiri sistolik dan
mengurangi tekanan perfusi coroner diastolic, sehingga
meningkatkan output jantung dan aliran darah arteri
coroner. IABP dimasukkan melalui arteri besar dengan
bantuan fluoroskopi yang disinkronisasikan dengan EKG.
Saat diastolic balon akan di kembangkan yang bertujuan
untuk meningkatkan tekanan diastolic, sehingga akan
memperkuat aliran darah koroner dan perfusi koroner
menjadi baik. Saat sebelum sistolik ventrikel balon
dikempiskan yang akan menurunkan tekanan aorta dan
ventrikel afterload.
2) Ventricular Assist Device (VAD)
VAd dapat mendukung hemodinamika jangka pendek untuk
reperfusi. VAD digunakan setelah oklusi coroner akut
sehingga terjadi reduksi preload ventrikel kiri, meingkatkan
aliran darah miokard dan memperbaiki fungsi jantung
secara umum.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Riwayat penyakit saat ini, adanya injury dan keluhan utama
a) Nyeri dada
Apakah nyeri yang dirasakan berat, seperti tertindih benda
berat dan terasa menekan dada, nyeri pada area midsternal,
menjalar ke lengan kiri, rahang bawah dan menembus ke
belakang dinding dada.
b) Sesak nafas
c) Mual dan muntah
d) Diaphoresis
2. Riwayat penyakit yang lalu
a) Penyakit yang di derita sebelumnya
- Penyakit jantung : cardiomyopathy, penyakit vulvular, IMA
- Penyakit paru
b) Trauma dada yang pernah diderita
c) Alergi
d) Pengobatan
- Management tekanan darah
- Beta blockers
- Insulin atau pengobatan glyeemie
- Nitroglycerin
- Anticolagulant
- Kolesterol yang rendah
Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
- Tingkat kesadaran, perilaku dan efek emosi : cemas,
kelemahan, bingung, koma
- Takikardi / bradikardi, hipotensi, takipnea
- Nyeri berat
b) Inspeksi
- Pucat
- Distensi vena jugularis
- Dysrhythmia pada monitor jantung
c) Auskultasi
- Suara napas terdengar crackles pada kedua lapang paru
- Suara jantung : didapatkan suara jantung S3, S4 dan
murmur
d) Palpasi
- Diaphoresis
- Nadi perifet lemah sampai dengan tidak teraba
2. Prosedur pemeriksaan diagnostik
a) EKG
b) Enzim jantung
c) Kadar serum laktrat
d) Kimia serum
e) Pemeriksaan gas darah arteri
f) X-ray dada

Anda mungkin juga menyukai