SYOK CARDIOGENIK
OLEH:
PUTRI DJ. DOHANIS
NIM: PO7120422068
A. Definisi
Syok kardiogenik adalah gangguan fungsi sirkulasi mendadak
kegagalan fungsi jantung dengan volume intravaskular dan tekanan pengisian ventrikel kiri
yang memadai. Dengan kata lain pada syok kardiogenik
terjadi penurunan curah jantung sistemik yang dapat mengakibatkan hipoksemia
jaringan dalam kondisi volume intravaskular yang cukup (Califf & Bengston,2008)
B. Klasifikasi
Syok dapat dapat dibagi dalam tiga tahap yang semakin lama semakin berat.
lebih lanjut.
2. Tahap II, tahap progresif, di tandai dengan manifestasi sistemis dari hipoperfusi
dan kemunduran fungsi organ.
3. Tahap III, refrakter (irreversible), ditandai dengan kerusakan sel yang hebat tidak
dapat lagi dihindari, yang pada akhirnya menuju kematian (Muttaqin, 2009).
C. Etiologi
Syok Kardiogenik dapat disebabkan oleh iskemia ventricular
infark miokard akut yang menyebabkan kehilangan 40% atau lebih fungsi
miokardium mungkin terjadi setelah salah satu infark miokard besar
(biasanya dinding anterior), atau mungkin kumulatif sebagai akibat dari
beberapainfark miokard yang lebih kecil atau infarkmiokard pada pasien dengan
disfungsi ventrikel yang sudah ada sebelumnya. Masalah structural
pada sistem kardiopulmonari dan disritmia juga menyebabkan syok kardiogenik. Jika
mereka mengganggu aliran darah ke jantung.
Faktor penyebab syok kardiogenik adalah :
1. Gangguan kontrakilitas miokardium
5. Stenosis katup
6. Miokrditis (inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)
D. Manifestasi Klinis
Gambaran syok pada umumnya, seperti takikardi, oligouri, vasokontriksi
perifer, asidosis metabolik merupakan gambaran klinik pada
kardiogenik syok(Rilantoro,2008).
Arythmia akan muncul dalam bentuk yang bervariasi yang merupakan
perubahan ekstrem dari kenaikan denyut jantung, ataupun kerusakan miokard.
Dengan adanya kerusakan miokard, enzim-enzim
berdasarkan:
Keluhan Utama Syok Kardiogenik 1.
Oliguri (urin < 20 mL/jam)
2. Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut)
3. Nyeri substernal seperti IMA.
Tanda Penting Syok Kardiogenik
1. Tensi turun < 80-90 mmHg. 2.
Takipneu dan dalam.
3. Takikardi.
organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen
ke jantung menurun, yang pada gilirannya meningkatkan
iskemia dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa. Tanda
klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah,
hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi, penurunan
haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab. Disritmia sering terjadi akibat
penurunan oksigen ke jantung.seperti pada gagal jantung, penggunaan kateter arteri
pulmonal untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dan curah jantung sangat
penting untuk mengkaji
memperburuk PPOM.
8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
C. Komplikasi
D. Pencegahan
Mencegah serangan jantung merupakan langkah utama untuk menghindari syok
kardiogenik. Terdapat banyak langkah pencegahan sederhana yang bisa kita lakukan.
Diantaranya adalah :
I. Managemen Keperawatan
Pencegahan syok kardiogenik adalah salah satu tanggung jawab utama
J. Penanganan Syok
Secara umum yaitu sebagai penolong yang berada di tempat kejadian, hal yang
pertama-tama dapat dilakukan apabila melihat ada korban dalam keadaan syok
adalah :
A. Pengkajian
1. Pengkajian primer
a. Airway : penilaian akan kepatenan jalan napas, meliputi
jalan napas bersih. Dilakukan pula pengkajian adanya suara napas tambahan
seperti snoring.
pada dada.
c. Circulation : dilakukan pengkajian tentang volume darah dan cardiac output
serta adanya perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik,
warna kulit, nadi.
dari kepala hingga kaki dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik yang
lebih spesifik seperti foto thoraks,dll.
3. Sirkulasi
a. Gejala: riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus.
b. Tanda: tekanan darah turun <90 mmHg atau dibawah, perubahan
postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri, nadi cepat tidak kuat atau
lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilitas
C. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi
analgetik
8. Monitor adanya
tromboplebitis
9. Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi
4. (00032)Pola Nafas
tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Buka jalan nafas, gunakan
jam, diharapkan pola nafas tidak teknik chin lift atau jaw
Difusi
Neouromuskular efektif dapat diatasi dengan criteria Hasil : 1. thrust bila perlu
Domain Mendemontrasikan batuk efektif dan 2. Posisikan pasien untuk
4. memaksimalkan ventilasi
Aktivitas/istirahat suara nafas yang bersih, tidak ada 3. Identifikasi pasien
Kelas 4. Respon siapnosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,mampu bernafas perlunya
kardiovaskuler/pul
monal dengan mudah, tidak ada pursed lips)
pemamasanganalat jalan
2. Menunjukan jalan nafas yang paten
nafas buatan
(pasien tidak merasa tertekik,irama 4. Pasang mayo bila perlu
nafas,frekuensi pernafasan,dalam 5. Lakukan fisioterapi dada
rentang normal,tidak ada suara nafas
abnormal) bila perlu
3. Tanda tanda vital dalam rentang normal
6. Kelurkan batu dengan cara
(tekanan darah, pernafasan, nadi)
batuk atau section
7. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
8. Lakukan section paada
mayo
9. Berikan bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab udara
kasaa basa NACl lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
kesimbangan
12. Monitor respirasi dan
status O2
13. Bersihkan mulut,hidung
dan secret area
14. Pertahankan jalan nafas
yang paten
DAFTAR PUSTAKA
EGC: Jakarta
Rack CE. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2010.
Hal 243-249
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Rilantoro, L.
I, dkk. 2008. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai penerbit Fakultas
Kedokteran UI
http://search.proquest.com/results.bottompagelinks:gotopage/2?t:ac=47468FFF5
94E4F98PQ/1#scrollTo
Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
sistem Kardiovaskular dan Hematodologi . Jakarta: Salemba Medika