DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK II
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN ..........................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................3
A. Definisi ...........................................................................................................3
B. Etiologi ..........................................................................................................3
C. Patofisiologi ...................................................................................................4
D. Manifestasi klinis ............................................................................................5
E. Penatalaksanaan klinis ....................................................................................5
F. Pemeriksaan penunjang ..................................................................................7
G. Pathway...........................................................................................................7
1) Tinjauaan Pustaka
A. Definisi
B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala
jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme
fisiologi yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan yang
meningkatkan beban awal, beban akhir, atau menurunkan
kontraktilitas miokardium.
Keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi
aorta dan cacat septum ventrikel, sedangkan stenosis aorta dan
hipertensi sistemik akan meningkatkan beban akhir. Kontraktilitas
miokardium dapat menurun karena infark miokardium dan
kardiomiopati.
Selain dari tiga mekanisme fisiologi tersebut, ada faktor-faktor
fisiologis lain yang dapat juga mengakibatkan jantung gagal bekerja
sebagai pompa, seperti stenosis katup atrioventrikulasi dapat
menggaggu pengisian ventrikel, dan tamponade jantung dapat
menggaggu pengisian ventrikel dan ejeksi ventrikel, sehingga
menyebabkan gagal jantung.
Diperkirakan bahwa abnormalistik penghantaran kalsium di
dalam sarkomer atau dalam sintesisnya atau fungsi dari protein
kontraktil merupakan penyebab gangguan kontrakilitas miokardium
yang dapat menyebabkan gagal jantung
(Drono,sardonoharjo,ngaglik,sleman, 2018)
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung
memlalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa;
1. Aritmia, akan mengganggu fungsi mekanis jantung
dengan mengubah rangsangan listrik yang memulai
respon mekanis, respon mekanis yang tersingkronisasi
dan efektif tidak akan dihasilkan tanpa adanya ritme
jantung yang stabil
2. Infeksi sistemik dan infeksi paru-paru. Respon tubuh
terhadap infeksi akan memksa jantung untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat
3. Emboli paru-paru, secara mendadak akan meningkatkan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kanan, memicu
terjadinya gagal jantung kanan.
4. Anemia
5. Penyakit tiroid
6. Masalah dengan obat (tidak patuh, obat penahan
cairan,misalnya obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS).
(Drono,sardonoharjo,ngaglik,sleman, 2018)
C. Patofisiologi
Gagal jantung merupakan sindrom, walaupun penyebabnya berbeda-
beda, namun bila terjadi memiliki gejala, tanda, dan patofisiologi yang
sama. Curah jantung yang tidak adekuat menstimulasi mekanisme
kompensasi yang mirip dengan respons terhadap hipovelomia.
Walaupun awalnya bermanfaa, pada akhirnya mekanisme ini menjadi
maladaptif
Aktifitas neurohormonal terjadi dengan peningkatan
vasokontriktor yang memicu retensi garam dan air serta
meningkatkan beban akhir jantung. Hal tersebut mengurangi
kekosongan ventrikel kiri dan menurunkan curah jantung yang
menyebabkan aktivitas hemoendokrin yang lebih hebat,
sehingga meningkatkan after-head dan seterusnya, yang
akhirnya membentuk lingkaran setan.
Dilatasi ventrikel terganggunya fungsi sistolik (penurunan
fraksi ejeksi) dan refensi cairan meningkat volume ventrikel
(dilatasi). Jantung yang berdilatasi tidak efisien secara mekanis
(hukum laplace). Jika persediaan energi terbatas misalnya pada
penyakit koroner) selanjutnya bisa menyebabkan gangguan
kontraktilitas dan aktifitas neuroendokrin. (Elly nurachmach,
2009)
D. Manifestasi klinis
Gagal jantung kiri: sesak nafas diperberat bila berbaring
(ortonea). Terutama saat tengah malam (dispnea nokturnal
paroksismal.tanda-tanda yang muncul diantaranya adalah
takipnea, takikardia, terdengarnya bunyi jantung ketiga dan
ronki paru bibasilar saat inspirasi kenaikan tekanan vena
jugularis dan edema perifer bisa tidak ada.
Gagal jantung kanan: tanda-tanda yang ditemukan adalah
kenaikan JPV dan edema perifer
Gagal jantung kronis: pada CHF yang berlangsung lama terjadi
pembesaran jantung. Penurunan otot skelet bisa substansi dan
menyebabkan fatigue, kelelahan dan kelemahan. (patrick
davey, 2005)
E. Penatalaksanaan klinis
1. Non medikamentosa
Dalam pengobatan non medikamentosa yang ditekankan adalah
istirahat, dimana kerja jantung dalam keadaan dekompensasi
harus dikurangi benar-benar dengan tirah baring (bed rest)
mengingat konsumsi oksigen yang relatif meningkat.
Sering tampak gejala-gejala jantung jauh berkurang hanya
dengan istirahat saja. Diet umumnya berupa makanan lunak
dengan rendah garam. Jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan.
Penderita dengan gizi kurang diberi makanan tinggi kalori dan
tinggi protein. Cairan diberikan sebanyak80-100 ml/kgbb/hari
dengan maksimal 1500ml/hari.
2. Medikamentosa
Pengobatan dengan cara medika mentosa masih digunakan
deuretik oral maupun parenteral yang masih merupakan ujung
tombak pengobatan gagal jantung. Sampai edema atau asites
hilang (tercapai euvolemik). ACE-inhibitor atau angiotensi
receptor blocker (ARB) dosis kecil dapat dimulai setelah
euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta dosis kecil
sampai optimal dapat dimulai setelah deuretik dan ACE-
inhibitor tersebut diberikan. Digitalis diberikan bila ada aritmia
supra-ventrikular (fibrilasi atrium atauSVT lainnya) dimana
digitalis memiliki manfaat utama dalam menambah kekuatan
dan kecepatan kontraksi otot. Jika ketiga obat diatas belum
memberikan hasil yang memuaskan. Aldosteron antagonis
dipakai untuk memperkuat efek diuretik atau pada pasien
dengan hipokalemia, dan ada beberapa studi yang
menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian jenis
obat ini.
Pemakai obat dengan efek diuretik-vasolidatasi seperti brain N
atriuretic peptide (Nesiritide) masih dalam penelitian. Pemakai
alat bantu seperti Cardiac Resychronization therapy (CRT)
maupun pembedahan, pemasangan icd (Intra-Cardiac
Defibrillator) sebagai alat pencegah mati mendadak pada gagal
jantung akibat iskemia maupun noniskemia dapat memperbaiki
status fungsional dan kualitas hidup,namun mahal.
Transplantasi sel dan stimulus regenerasi miokard, masih
terkendala dengan masih minimalnya jumlah miokard yang
dapat ditumbuhkan untuk mengganti miokard yang rusak dan
masih memerlukan penelitian lanjut.
F. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk menemukan penyebab, menilai beratnya penyakit dan
memantau pengobatan:
Ekokardiografi: teknik esensial yang sederhana dan non invasi
dalam menegakkan diagnosis etiologi, keparahan dan
menyingkirkan penyakit katup jantung yang penting.
EKG: MI lama, hipertrofi ventrikel kiri (LVH, misalnya pada
hipertensi, stenosis aorta ). Gambaran EKG yang normal sangat
jarang dijumpai pada CHF. Aritmia, misalnya fibriasi atrium.
Foto toraks: pembesaran jantung, kongesti paru (garis kerley)
atau edema paru.
Biokimiawi: elektrolit, fungsi ginjal, dan hematologi (anemia)
Scan isotop nuklir: bermanfaat untuk mengukur fraksi ejeksi
yang akurat ( MUGA) atau miokardium yang tidak berfungsi
(otot jantung masih ada, namun tidak berkontraksi akibat
stenosis koroner yang hebat pada arteri yang membesar nutrisi
yang akan berkontraksi bila aliran darah membaik misalnya
dengan agio-plasti transluminal perkutan (PTCA) atau cangkok
bypass arteri koroner.
Kateterisasi jantung: pada semua gagal jantung yang
menyebabkan tidak diketahui untuk menyingkirkan penyakit
jantung koroner kritis, atau untuk menilai keparahan PJK dan
pilihan pengobatan pada mereka riwayat penyakit jantung
iskemia
Pencatatan EKG 24-jam untuk menilai adanya aritmia. (patrick
davey, 2005)
2) Tinjauan Keperawatan
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung
Defenisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Penyebab
1. Perubahan irama jantung
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload
Gejala dan tanda mayor
objektif
1. Perubahan irama jantung
- bradikardia/takikardia
- gambaran EKG aritma atau gangguan konduksi
2. Perubahan preload
- edema
- distensi vena jungularis
- central venous presure
3. Perubahan afterload
- tekanan darah meningkat atau menurun
- nadi perifer teraba lemah
-warna kulit pucat dan sianosis
4. Perubahan kontraktilitas
- terdengar suara jantung
-ejection fraction menurun
subjektif
1. Perubahan irama jantung
-Palpasi
2. Perubahan preload
-lelah
3. Perubahan afterload
-Dispnea
4. Perubahan kontraktilitas
-Paroxysmal nocturnal dyspnea
-Ortopnea
-Batuk
Gejala tanda minor
Objektif
1. perubahan preload
- murmur jantung
- berat badan meningkat
2. perubahan afterload
- pulmonary vescular meningkat/menurun
3. perubahan kontraktikitas
- cardiac index menurun
Subjektif
1. Perilaku emosional
-Cemas dan gelisah
b. Pola napas tidak efektif
Defenisi
Inspirasi/ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Penyebab
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya jalan napas
3. Deformitas tulang dada
4. Gangguan neuromuskular
5. Obesitas
6. Posisi tubuh menghambat ekspansi paru
7. kecemasan
Gejala dan tanda mayor
objektif
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal
subjektif
1. Dispnea
Gejala dan tanda minor
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
3. Kapasitas vital menurun
4. Tekanan ekspirasi dan inspirasi menurun
5. Ekskursi dada berubah
c. Defisit pengetahuan
Defenisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu
Penyebab
1. Keteratasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Gejala dan tanda mayor
objektif
1. menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
2. menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
subjektif
1. menanyakan masalah yang dihadapi
gejala tanda minor
objektif
1. menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
2. menunjukkan perilaku berlebihan
C. Intervensi Keperawatan
a. penurunan curah jantung
definisi
mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat
ketidakseimbangan antara suplai dan konsumsi oksigen miokard
tindakan
observasi
- identifikasi tanda primer penurunan curah jantung
- periksa TD dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah melakukan aktifitas
- monitor sturasi oksigen
- monitor tekanan darah
terapeutik
- posisikan pasien semifowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
- berikan dukungan emosional dan spiritual
- berikan relaksasi untuk mengurangi stres jika perlu
Edukasi
- anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
b. pola napas tidak efektif
definisi
mengidentifikasidan mengelola kepatenan jalan napas
tindakan
observasi
- monitor pola napas( frekuensi,kedalaman,usaha napas)
- monitor bunyi napas tambahan
- monitor sputum( jumlah, warna, aroma)
terapeutik
- pertahankan kepatenan jalan napas
- posisikan semi-fowler
- berikan minum hangat
-berikan oksigen, jika perlu
Lakukan fisioterapi dada jika prlu
Edukasi
- anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,jika tidak kontraindikasi
- ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran, mukolitik, jika perlu
c. defisit pengetahuan
definisi
mengajarkan pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih
serta sehat
tindakan
observasi
- identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
terapeutik
- sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA
Dewi . (2012). Asuhan keperawatan pada pasien congistive heart faiure . jakarta:
prijonegoro sragen.
Elly nurachmach. (2009). pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler. jakarta: Salemba medika .
OLEH :
KELOMPOK II
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 86 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
BB : 50 kg
No. Rekam Medik : 00334874 Tanggal Pengkajian : 11 juli 2017
Diagnosa Medik : CHF (Congestive Heart Failure)
4. Data penunjang
a. pemeriksaan laboratorium
b.Pemeriksaan Lain-lain
Hasil pemeriksaan
- Ro. Thorak : Cardiomegaly
c. terapi
Sirkulasi S: 36ᵒC
TD: 120/60 mmHg
Penyuluhan
dan -
pembelajaran
Relasiona Interaksi -
l social
Lingkung Keamanan -
an dan proteksi
ANALISA DATA
DO :
Kontraktil
GCS : 15 (E4 M6
itas
V50)
TTV : menurun
TD : 120/60
mmHg Beban
MAP :80mmHg jantung
N : 85 meningkat
x/menit
RR :
Gagal
31x/menit
S : 36ᵒC pompa
Ro. Thorak : ventrikel
Cardiomegal kiri
y
Terdapat piting Penurunan
edema pada tungkai curah
dan sudah sedikit jantung
mengempes
Penurunan
ventilasi
Peningkatan
upaya
menangkap
O2
Peningkatan
RR
Retraksi otot
bantu napas
Pola napas
tidak efektif
Timbul
masalah
Muncul
tanda dan
gejala
penyakit
Konsumsi
pengobatan
tidak tepat
Defisit
pengetahuan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload,
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan napasnya sesak.
DO :
GCS : 15 (E4 M6 V50)
TTV :
TD : 120/60 mmHg
MAP :80mmHg
N : 85 x/menit
RR : 31x/menit
S : 36ᵒC
Ro. Thorak : Cardiomegaly
Terdapat piting edema pada tungkai dan sudah sedikit
mengempes
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dipneu
Ditandai dengan:
DS : Klien mengatakan sesak nafas
DO :
Pasien tampak susah bernafas
Tampakretraksi dinding dada
Terpasang binasal kanul 4lpm
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit
Ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya