OLEH :
FIFI RAHMADITA
183110174
3A
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kardiovaskuler (Jantung-Pembuluh darha) merupakan salah satu organ vital yang memiliki
dua fungsi utama yaitu pompa (pompa function) termasuk miokardium, katup dan sistem
konduksi dan Sirkulasi (circulation function) sebagai sirkulasi umum bersama pembuluh darah.
Syok merupakan gangguan sirkulasi yyang diartikan sebagai kondisi tidak adekuat transpor
oksihen kejaringan atau perfusi yang diakibatkan oleh gangguan hemodinak. Gangguan
hemodinamik tersebut dapat berupa penurunan tahanan vaskuler sistematik terutama di arteri,
berkurangnya darah balik, penurunan pengisisan ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung
Syok juga didefinisikan yaitu sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dengan akibat
ketidakcukupan pasokan oksigen dan substrat metabolic lain kejaringan serta kegagalan
pembuangan sisa metabolisme. Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi
hipoksia jaringan sebagai akibat dari menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler
cukup. Sebagian besar kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut (Asikin et all,
2016).
Syok kardiogenik terjadi akibat kegagalan pompa jantung, yang dapat diakibatkan akibat
preload, afterload atau kontraktilitas miokardium. Curah jantung juga menurun pada disritmia.
Gangguan preload dapat terjadi akibat pneumotoraks, efusi perikardium, hemoperikardium atau
penumoperikardium. Gangguan afterload dapat terjadi akibat kelainan obstruktif congenital,
emboli, peningkatan resistensi vaskular sistemik (misalnya pada pheochromocytoma). Gangguan
kontraktilitas miokardium dapat diakibatkan infeksi virus, gangguan metabolik seperti asidosis,
hipoglikemia, hipokalsemia, penyakit kolagen dll. Disritmia, misalnya blok arterioventrikular
atau paroxysmal atrial takikardia dapat mengakibatkan syok kardiogenik. Respon neurohumoral
seperti terjadi pada syok hipovolemik juga terjadi pada syok kardiogenik. Peningkatan resistensi
vaskular sistemik akan meningkatkan afterload yang lebih lanjut akan berakibat penurunan curah
jantung.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Syok kardiogenik
2. Apa saja etiologi Syok kardiogenik
3. Apa saja tanda dan gejala Syok kardiogenik
4. Bagaimana patofisiologi Syok kardiogenik
5. Bagaimana WOC Syok kardiogenik
6. Apa saja komplikasi Syok kardiogenik
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang Syok kardiogenik
8. Apa saja penatalaksanaan Syok kardiogenik
9. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien dengan Syok kardiogenik
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien Syok
kardiogenik
2. Tujian Khusus
a) Untuk dapat mengetahui apakah yang dimaksud dari Syok kardiogenik
b) Untuk mengetahui apa saja etiologi Syok kardiogenik
c) Untuk dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala Syok kardiogenik
d) Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Syok kardiogenik
e) Untuk mengetahui bagaimana WOC Syok kardiogenik
f) Untuk mengetahui apa saja komplikasi Syok kardiogenik
g) Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang Syok kardiogenik
h) Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan Syok kardiogenik
i) Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan Syok kardiogenik
BAB II
TINJAUAN TEORI
Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat
dari kerusakan fungsi ventrikel. Syok kardiogenik merupakan ketidakmampuan jantung
mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari
gangguan fungsi pompa jantung (Aspiani, 2015).
Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung
kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan
kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang
tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). syok kardiogenik biasanya ditandai dengan
penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-
rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam)
dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada
batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik.
Penyebab syok kardiogenik terjadi akibat beberapa jenis kerusakan, gangguan atau cedera
pada jantung yang menghambat kemampuan jantungg untuk berkontraksi secara efektif dan
memompa darah. Pada syok kardiogenik, jantung mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa
secara efektif memperfusi dirinya sendiri atau organ vital lainnya. Ketika keadaan tersebut
terjadi, jantung tidak dapat memompa darah karena otot jantung yang mengalami iskemia tidak
dapat memompa secara efektif. Pada kondisi iskemia berkelanjutan, denyut jantung tidak
berarturan dan curah jantung menurun secara drastic (Yudha, 2011).
1. Infark Miokardium : jantung yang rusak tidak dapat memompa darah dan curah jantung
tiba-tiba menurun. Tekanan sistolik menurun akibat kegagalan mekanisme kompensasi.
Jantung akan melakukan yang terbaik pada setiap kondisi, sampai akhirnya pompa
jantung tidak dapat memperfusi dirinya sendiri
2. Aritmia Ventrikel yang Mematikan : pasien dengan takikardia terus menerus akan
dengan cepat menjadi tidak stabil. Tekanan darah sistolik dan curah jantung menurun
karena denyut jantung yang terlalu cepat menurunkan waktu pengisian ventrikel.
Takikardia ventrikel dan fibrasi ventrikel dapat terjadi karena iskemia miokardium
setelah infark miokardium akut
3. Gagal Jantung Stadium Akhir : jaringan parut di miokardium akibat serangan jantung
sebelumnyaa, dilatasi ventrikel, dan iskemia miokardium kronis merusak otot jantung,
dan gerak dinding menjadi tidak terkoordinasi (ruang ventrikel tidak padat memompa
secara bersamaan.
Syok kardiogenik di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Nekrosis fokal
diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terusmenerus antara kebutuhan suplai
oksigen miokardium. Pembuluh coroner yang terserang juga tidak mampu meningkatkan aliran
darah secara memadai sebagai respons terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan oksigen
jantung oleh aktivitas respons kompensatorik seperti perangsang simpatik. Kontraktilitas
ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu akibat dari proses infark. Pertahanan
perfusi jaringan menjadi tidak memadai, karena ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan
tidak mampu menyediakan curah jantung dengan baik. Maka dimulailah siklus yang terus
berulang. Siklus dimulai saat terjadinya infark yang berkelanjut dengan gangguan fungsi
miokardium (Muttaqin, 2009).
Necrosis Miokard
Perfusi jaringan
tidak efektif
SYOK KARDIOGENIK
Intoleransi Hipoksia
Perubahan mental
aktivitas myokardium
(cemas, gelisah)
Kepercayaan diri
menurun Mekanisme anaerob
Ansietas
Perasaan Tidak
Berguna Nyeri dada Nyeri akut
D. Klasifikasi Ansietas
Menurut Stuart (2014) klasifikasi ansietas adalah :
1. Ansietas ringan : Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari, ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkat lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas.
2. Ansietas sedang : Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus
padahal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini
mempersempit perhatian lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu
mengalami tidak perhatian yang selektif namun berfokus pada lebih banyak area
jika diarahkan untuk melakukannya
3. Ansietas berat : Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi
individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada
area lain.
4. Tingkat panik :Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan terror Karena mengalami kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain, perepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional.
E. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkapnya seperti pada uraian berikut.
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
a) Makan makan yang bergizi dan seimbang
b) Tidur yang cukup
c) Cukup olahraga
d) Tidak merokok
e) Tidak meminum minuman keras
2. Terapi psikolofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memaki obat
obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghanatr saraf). Disusunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL, meprobramate dan alprazolam.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan,
jumlah anak, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk, no medical record(MR) dan
diagnosa medik
2. Identitas Penanggung jawab
Meliputi nama, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan sekarang
1) Keluhan utama
Biasanya klien dengan syok kardiogenik akan mengalami penurunan
tekanan darah,
2) Keluhan saat dikaji
Biasanya klien dengan syok kardiogenik akan mengalami penurunan
tekanan darah, denyut yang cepat namun lemah, sesak napas, ujung kaki dan
tangan yang dingin, hingga penurunan kesadaran
b) Riwayat Kesehatan dahulu
Apakah Pasien memiliki riwayat kesehatan dahuku seperti Riwayat
penyakit jantung, Riwayat infark miokard akut
c) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kesehatan yang sama
seperti pasien
4. Pola Aktivitas sehari-hari
a) Aktivitas dan Istirahat
1) kelemahan, kelelahan
2) Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna
kulit kelembaban, kelemahan umum
3) Adanya perubahan pada pola istirahat saat sehat dan sakit
b) Pola Nutrisi
Biasanya terjadi perubahan makan pasien saat sehat dan sakit
c) Pola eliminasi
Adanya Tanda Oliguria dengan Produksi urine < 30 ml/ jam
d) Pola bekerja
Biasanya pasien tidak mampu bekerja seperti biasanya saat sakit
e) Nyeri atau ketidaknyamanan
Adanya nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak
hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio
substernal, prekordial, dapat menyebar ketangan, rahang, wajah, Tidak
tentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung,
leher, ditandai dengan wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang
mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau
irama jantung, TD, pernafasan, warna kulit/ kelembaban ,bahkan penurunan
kesadaran.
5. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum : Baik, cukup lemah
Tingkat kesadaran : Terkadang dapat menyebabkan penurunan
kesadaran
b) System Pernafasan
Biasanya didapatkan pasien dyspnea dengan atau tanpa kerja, batuk
dengan atau tanpa produksi sputum, penggunaan bantuan pernafasan
oksigen.
c) System Kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah adanya kulit pucat atau sianosis
Palpasi : Biasanya ekstremitas terasa dingin, terjadinya penurunan
tekanan darah, Nadi cepat dan lemah, distensi vena jugular
Auskultasi : Suara jantung terdengar jauh, murmur sistolik terdengar
ada regurgitasi katup mitral akut atau adanya septum ventrikel
d) System Pencernaan
Inspeksi : abdomen dan kelainan struktur abdomen ,
Palpasi : Apakah teraba masa di abdomen
Perkusi : apakah lambung tympani atau pekak
Auskultasi : apakah bising usus
e) System Reproduksi
Apakah bentuk nya normal , utuh , ada kelainan atau tidak , apakah
atresiani , hipospadia , apakah meconium sudah keluar
f) System integumen perkemihan
Terdapatnya Oliguri (urin < 20 mL/jam)
7. Data Psikologis
Pasien sudah bisa menerima keadaannya, pasien merasakan cemas dengan
kondisinya, pasien mengatakan merasa takut dengan kondisinya saat ini, pasiem lebih
sering menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat. Pasien
akan mengalami berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan ke arah
lokus eksternal dari keyakinan control, pasien akan merasa harga dirinya rendah
akibat ketakutan yang tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
8. Data spiritual
Diharapkan pasien meyakini bahwa sehat dan sakit datang dari-Nya
9. Data Penunjang
a) Electrocardiography (elektrokardiografi)
b) Radiografi dada (chest roentgenogram) dapat terlihat normal pada mulanya atau
menunjukkan tandatanda gagal jantung kongestif akut (acute congestive heart
failure)
c) Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap, Kadar kreatinin dan blood urea
nitrogen (BUN), Gas darah arteri, Studi koagulasi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/atau
vena
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri
5. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Perubahan pada citra tubuh
C. Intervensi Keperawatan
Perhimpunan Dokter spesialis kardiovaskuler (PERKI). 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan
Clinical Pathway (CP) Penyakit jantung dan pembuluh darah
Muttaqin, arif. 2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardiovaskuler.
Jakarta : salemba medika
Hawari, Dadang. 2008. Menajemen Stres Cemas Dan Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
Stuart, G. w. (2014). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (T. I. M. Rahayu, Ed.) (5th ed.). Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan: DPP
PPNI
LAPORAN KASUS
OLEH :
FIFI RAHMADITA
183110174
3A
Dosen Pembimbing :
Ns.Sila Dewi Anggreni.M.Kep.Sp.KMB
Renidayati,S.Kp.M.Kep.Sp.Jiwa
2020/2021
SKENARIO KASUS PENYAKIT SYOK KARDIOGENIK
Ny.W berusia 65 tahun masuk ke RSUP Dr.Djamil Padang pada tanggak 13 oktober 2020
pukul 15.00 WIB dengan Nomor medical Record 929894. Ny.W berpendidikan SMP, bekerja
sebagai ibu rumah tangga beragama islam mempunyai seorang suami bernama Tn.S umur 66
tahun bekerja sebagai wirauswasta alamat Kp. Sianok kec.Bonjol Kab.Pasaman.
Ny.W mengeluh badan terasa lemah, tidak mau makan dan gelisah, pasien tampak pucat dan
akral dingin, nyeri pada dada , nyeri pada ulu hati, dan sesak nafas saat beraktivitas. Saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 14 oktober 2020 pukul 10.00 WIB pasien mengeluh nyeri
pada dada, nyeri yang dirasa seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus, pasien juga mengeluh
nyeri pada ulu hati yang timbul bersamaan dengan keluhan nyeri dada dam tidak nafsu makan,
pasien juga mengeluh sesak nafas, sesak sangat terasa saat melakukan aktivitas dan sedikit
berkurang saat istirahat. Pasien mengatakan susah untuk tidur karena sesak yang dirasakan dan
disertai kecemasan dengan penyakitnya, Pasien mengeluh sangat cemas dengan kondisinya saat
ini, pasien cemas jika sakitnya ini tidak dapat disembuhkan, Pasien juga mengeluh merasa tidak
berguna, merasa malu kepada keluarganya karena hanya jadi beban keluarga, klien kebanyakan
menunduk dan sulit berkonsentrasi.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/70 mmhg, RR : 31x/i, Nadi 55x/i, suhu
36,5 0C pasien terpasang IVD NaCL 0,9%, Warna kulit pucat pasien mengatakan Pasien pernah
mengalami nyeri dada, namun tidak lebih berat daripada keluhan yang dirasakan saat ini. Pasien
mengatakan Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien.
Pasien mengatakan saat sehat pasien makan 3 kali sehari porsi sedangkan dan dapat
dihabiskan oleh pasien tetapi saat sakit pasien mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi
makan tidak dihabiskan, Pasien mengatakan saat sehat pasien tidur malam 8 jam tidur pasien
nyenyak, saat sakit pasien sulit untuk tidur pasien sering terjaga dan tidur tidak nyenyak
Hasil laboratorium didapatkan hemoglobin 12.1 g/dl, leukosit 12.000 /mm3, trombosit
160.000 /mm3, hematokrit 35 %.
SOAL VIGNETTE
1. Seorang Pria 60 Tahun dirawat druangan intensif dengan hasil pengkajian di dapatkan
TD: 90/60 mmhg, Nadi 100x/i , RR: 30x/i aukultrasi terdengar crakcles & wheezing,
hasil thorax foto menunjukkan edema paru. Kulit terba dingin, lembab, pucat.Klien
tampak gelisah, urin output oliguria, edema dan dijumpai irama jantung. Apa masalah
utaman pada kasus diatas?
A. Syok Hypovolemik ( Initial stage)
B. Syok Hypovolemik ( Compensatory stage)
C. Syok Hypovolemik (Irreversible stage)
D. Syok Kardiogenik
E. Syok Neurogenik (distributive syok)
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Klien
Nama : Ny.W
Umur : 65 tahun
No MR : 929894
Usia : 66 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama : Ny.W mengeluh badan terasa lemah, tidak mau makan dan gelisah,
pasien tampak pucat dan akral dingin, nyeri pada dada , nyeri pada ulu hati, dan sesak
nafas saat beraktivitas
2. Keluhan saat dikaji : . Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 oktober 2020 pukul
10.00 WIB pasien mengeluh nyeri pada dada, nyeri yang dirasa seperti ditusuk-tusuk
dan terus menerus, pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati yang timbul bersamaan
dengan keluhan nyeri dada dan tidak nafsu makan, pasien juga mengeluh sesak nafas,
sesak sangat terasa saat melakukan aktivitas dan sedikit berkurang saat istirahat.
Pasien mengatakan susah untuk tidur karena sesak yang dirasakan dan disertai
kecemasan dengan penyakitnya, Pasien mengeluh sangat cemas dengan kondisinya
saat ini, pasien cemas jika sakitnya ini tidak dapat disembuhkan, Pasien juga mengeluh
merasa tidak berguna, merasa malu kepada keluarganya karena hanya jadi beban
keluarga, klien kebanyakan menunduk dan sulit berkonsentrasi.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien pernah mengalami nyeri dada, namun tidak lebih
berat daripada keluhan yang dirasakan saat ini..
3) Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit
yang sama seperti klien.
Sehat : Pasien mengatakan saat sehat pasien makan 3 kali sehari porsi sedangkan dan
dapat dihabiskan oleh pasien
Sakit : Pasien mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi makan tidak dihabiskan
b) Minum :
Sehat : Pasien mengatakan minum 5-7 x/hari
Sakit : Pasien mengatakan minum 4-5 x/hari
2) Pola Eliminasi
Pasien mengatakan Riwayat BAB hitam ataupun muntah darah tidak pernah terjadi pada
pasien, BABcair dalam 3 hari sebelumnya juga tidak ada
3) Pola Tidur dan Istirahat
Sehat : Pasien mengatakan saat sehat pasien tidur malam 8 jam tidur pasien nyenyak,
Sakit : Pasien mengatakan saat sakit pasien sulit untuk tidur pasien sering terjaga dan
tidur tidak nyenyak
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan saat sakit aktivitas pasien di bantu oleh keluarga dan perawat
e) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a. Tingkat kesadaran : Compos mentis
b. Tekanan Darah : 90/70 mmhg
c. Pernafasan : 31x/i
d. Nadi : 55 x/I
e. Suhu : 36,5 0C
2) System Pernafasan:
Pasien mengatakan nafas sesak, sesak sangat dirasakan saat beraktifitas dan sedikit
berkirang jika beristirahat, Pernafasan 31x/i
3) System Kardiovaskuler
Terjadinya penurunan tekanan darah pada pasien yaitu 90/70 mmHg
4) System Pencernaan
Abdomen
Inspeksi : Simetris, jejas (-), distensi (-)
Palpasi : Soepel, organomegali (-)
Perkusi : Timpani, asites (-), shifting dullness (-)
Auskultasi : peristaltik usus normal.
5) System Urogenital
Genitalia : bersih , tidak ada keputihan ,bentuk normal.
f) Data Psikologis
1) Status Emosional : Pasien mengatakan sangat cemas dengan kondisinya saat ini,
pasien cemas jika sakitnya ini tidak dapat disembuhkan, Pasien juga mengeluh
merasa tidak berguna, merasa malu kepada keluarganya karena hanya jadi beban
keluarga, klien kebanyakan menunduk dan sulit berkonsentrasi.
2) Kecemasan : Pasien mengatakan merasa cemas dengan kondisinya saat ini , Pasien
takut penyakitnya ini tidak bisa untuk disembuhkan.
3) Gaya komunikasi : Klien mengatakan hanya berkomuikasi seperlunya,yaitu jika
klien membutuhkan sesuatu saja, Pasien lebih banyak menunduk saat berbicara,
pasien sulit berkonsentrasi .
g) Data Sosial : Pasien mengatakan biasanya dapat bersosialisasi dengan baik dengan
keluarga dan tetangga
1) Pemeriksaan Laboratorium :
hematokrit : 35 %
2. ANALISA DATA
NO Data Etiologi Masalah
TD : 90/70 mmHg
Suhu : 36.5oC
RR : 31x/i
Nadi perifer lemah
Kulit Pasien terasa dingin
Pasien tampak pucat
Pasien tampak lemah
2 DS : Gangguan Nyeri Akut
pencidera fisiologis
Pasien mengatakan
mengatakan nyeri di
bagian dada dan ulu hati
Pasien mengatakan rasanya
seperti ditusuk tusuk dan
terus menerus
Skalai nyeri 6
DO:
3 DS : Kekhawatiran Ansietas
mengalami
Pasien mengeluh sangat kegagalan
cemas dengan kondisinya
saat ini,
pasien cemas jika sakitnya
ini tidak dapat
disembuhkan,
Pasien mengatakan sulit
untuk berkonsentrasi.
Pasien mengatakan tidak
berdaya
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
2. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pencidera fisiologis
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
4. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Perubahan citra tubuh
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa INTERVENSI KEPERAWATAN
Keperawatan SLKI SIKI
1. Penurunan Setelah dilakukan asuhan Perawatan Jantung
Curah jantung keperawatan diharapkan Observasi :
b/d perubahan curah jantungmeningkat 1. Identifikasi tanda/gejala
kontraktilitas dengan kriteria hasil yang primer penurunan curah
didapatkan sebagai berikut : jantung
- Kekuatan nadi perifer 2. Identifikasi tanda/gejala
meningkat sekunder penurunan curah
- Palpitasi menurun jantung
- Bradikardia menurun 3. Monitor tekanan darah
- Lelah menurun 4. Monitor intake dan output
- Dispnea menurun cairan
- Pucat/sianosis menurun 5. Monitor Aritmia
- Distensi vena jungularis 6. Periksa tekanan darah/nadi
menurun sebelum dan sesudah
- Tekanan darah membaik beraktivitas
- Ortopnea menurun Terapeutik :
- Pulmonary artery wedge 1. Posisikan pasien semi
pressure (PAWP) fowler atau fowler dengan
membaik kaki kiri ke baawah atau
posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai
3. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
stress,jika perlu
4. Berikan dukunga
emosional dan spiritual
Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
antiaritmia,jika perlu
Nyeri
2 Akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
2. berhubungan keperawatan diharapkan Observasi :
dengan tingkatan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
gangguan dengan kriteria hasil yang karakteristik, durasi, frekuensi,
pencidera didapatkan sebagai berikut : kualitas, intensitas nyeri
fisiologis - Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi faktor yang
- Meringis menurun memperberat dan memperingan
- Gelisah menurun nyeri
- Kesulitan tidur 4. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun pada kualitas hidup
- Frekuensi nadi Terapeutik :
membaik 1. Berikan teknik
- Pola nafas membaik nonfarmakologis untuk
- Tekanan darah mengurangi rasa nyeri
membaik 2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemasangan akses
vena sentral , jika perlu
Ansietas
3 Setelah diberikan asuhan 1. Melakukan Fase pra-
3. berhubungan keperawatan diharapkan interaksi
dengan tingkat ansietas menurun 2. Melakukan Fase Orientasi,
kekhawatiran dengan kriteria hasil : dan membuat kontrak
mengalami 1. Verbalisasi kebingungan pertemuan
kegagalan menurun 3. Melakukan Validasi dan
2. Verbalisasi khawatir evaluasi perasaan klien
akibat kondisi yang 4. Mengidentifikasi tujuan
dihadapi menurun 5. Mengidentifikasi diri
3. Perilaku gelisah menurun pasien
4. Perilaku tegang menurun 6. Menilai kemampuan pasien
5. Pucat menurun 7. Mengajak Pasien
6. Konsentrasi membaik melakukan kegiatan yang
7. Pola tidur membaik dapat mengurangi
kecemasan dengan SP
SP 1 : Distraksi ( dengan
mendengarkan musik,
menonton Tv, Main game)
SP 2 : Relaksasi nafas
dalam
SP 4 : Spiritual (Sholat,
sholawat)
SP 5 : Menganjurkan
pasien tepat waktu, minum
obat sesuai 6 benar
8. Terminasi
A. Definisi Ansietas
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan
atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan
tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi
ancaman.
B. Rencana Intervensi
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a) Pasien mampu mengenal ansietas.
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas.
1. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut.
1) Mengucapkan salam terapeutik.
2) Berjabat tangan.
3) Menjelaskan tujuan interaksi.
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b) Bantu pasien mengenal ansietas.
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
c) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri.
1) Pengalihan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan otot-otot.
3) Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
4) Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
1. Tujuan:
Pasien : Nama saya Ibu Wulandari saya lebih senang di panggil ibu wulan
Perawat : Baik ibu wulan, bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu
semalam tidur dengan nyenyak bu?
Pasien : Saya merasa gelisah sus dan semalam saya tidak dapat tidur
Perawat : Jadi ibu semalam gelisah dan tidak bisa tidur? Baiklah bu, bagaimana
kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu
rasakan?
Pasien : Perasaan saya tidak tenang sus, anak pertama saya pergi merantau ke
pulau jawa sendirian sus, saya khawatir anak saya tersesat dan
mendapatkan perlakukan yang kurang baik disana karena dia tidak
memiliki saudara disana, dia sendirian
Perawat : Jadi ibu wulan merasa khawatir dengan anak ibu yang merantau ke
pulau jawa sendirian ya bu
Perawat : Apa masalah yang sebelumnya sering membuat ibu gelisah? Selama
ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu lakukan?
Pasien : saya akan memikirkan terus masalah itu sehingga saya merasa gelisah,
tidak bisa tidur.
Perawat : Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah ?
Perawat : Oh, jadi dalam keluarga ibu, memang terbiasa cepat panik dalam
menghadapi masalah?
Pasiem : iya sus, kami langsung tidak tenang.
Perawat : Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan
untuk menyelesaikan masalah kalau ibu merasa tidak mampu
menyelesaikan masalah tersebut Apakah ibu berhasil menyelesaikan
masalah tersebut?
Pasien : Kalau ada masalah saya biasanya langsung berpikir bagaimana cara
menyelesaikannya, dan bila saya tidak mampu saya meminta bantuan
kepada keluarga saya.
Pasien :Insya allah saya bisa menyelesaikan kecemasan yang saya rasakan.
Perawat : nah ibu , sekarang saya akan mengajarkan ibu teknik relaksasi degan
caratarik nafas dalam agar ibu bisa mengatasi kecemasan ibu. Apa ibu
bersedia ?
Perawat : Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.
Perawat : Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan
nafas dalam hitungan tiga setelah itu hembuskan udara melalui mulut
dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu
praktikkan
Perawat : Wah bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks
atau santai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang
masalah yang ibu rasakan dan latihan relaksasi dengan melatih nafas
dalam
Pasien : lumayan relaks sus ,Dan pikiran saya juga agak tenang
Perawat : nah ibu coba ulangi lagi cara teknik napas dalam yang sudah kita
pelajari tadi .
Perawat : wah bagus sekali, Mari kita masukkan dalam jadual harian ibu. Jadi,
setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan
bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.
Perawat : Baiklah bu, Bagaimana nanti saya akan kembali lagi kesini untuk
melatih latihan untuk mengurangi kecemasan ibu lagi bu?
ansietas?
1. Ansietas ringan berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari- Cara distraksi
1.Faktor Predisposisi hari dan menyebabkan seseorang verbal, auditori
yaitu, Biologis, menjadi waspada dan meningkatkan dan perilaku
Psikoligis, Faktor sosial lahan persepsinya.
Relaksasi nafas
2.Faktor Presipitasi
2. Ansietas sedang memungkinkan dalam
yaitu Ancaman
seseorang untuk memusatkan perhatian Hipnotis
terhadap integritas
seseorang meliputi pada hal yang penting dan lima jari
ketidakmampuan mengesampingkan yang lain, sehingga
fisiologis yang akan seseorang mengalami perhatian yang
datang atau selektif tetapi dapat melakukan sesuatu Cara spiritual
menurunnya kapasitas yang lebih terarah.
untuk melakukan
aktivitas hidup sehari- 3. Ansietas berat Adanya Patuh minum obat
hari., Ancaman kecenderungan untuk memusatkan
terhadap sistem diri pada sesuatu yang terinci dan spesifik
seseorang dapat
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain.
membahayakan
identitas, harga diri, 4. Tingkat panik dari ansietas
dan fungsi sosial yang
berhubungan dengan ketakutan dan
terintegrasi seseorang
merasa diteror, serta tidak mampu
melakukan apapun walaupun dengan
pengarahan.
DAFTAR HADIR MAHASISWA DAN BATAS BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KARDIOVASKULER I
METODE DARING
FIFI RAHMADITA
183110174
3A
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Sila Dewi Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J
4. Pengumpulan LP melalui
Email ke dosen
pembimbing Ns. Sila
Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.
MB
NO HARI/ DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
TGL DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
3 Rabu, Pemberian informasi tentang
14 pengumbuatan Laporan kasu
oktober dan soal vignette oleh dosen
2020 pembimbing Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J
(Metri lidya SKp M Biomed) Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
Nip. 196505181988032002