Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERWATAN KARDIOVASKULER I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SYOK KARDIOGENIK DENGAN


PSIKOSOSIAL ANSIETAS DI RUAGAN RAWAT INAP CVCU

RSUP dr. M. DJAMIL PADANG

OLEH :

FIFI RAHMADITA

183110174

3A

Dosen Pembimbing : Dosen Pembimbing :


Ns.Sila Dewi Anggreni.M.Kep.Sp.KMB Renidayati,S.Kp.M.Kep.Sp.Jiwa

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kardiovaskuler (Jantung-Pembuluh darha) merupakan salah satu organ vital yang memiliki
dua fungsi utama yaitu pompa (pompa function) termasuk miokardium, katup dan sistem
konduksi dan Sirkulasi (circulation function) sebagai sirkulasi umum bersama pembuluh darah.

Syok merupakan gangguan sirkulasi yyang diartikan sebagai kondisi tidak adekuat transpor
oksihen kejaringan atau perfusi yang diakibatkan oleh gangguan hemodinak. Gangguan
hemodinamik tersebut dapat berupa penurunan tahanan vaskuler sistematik terutama di arteri,
berkurangnya darah balik, penurunan pengisisan ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung
Syok juga didefinisikan yaitu sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dengan akibat
ketidakcukupan pasokan oksigen dan substrat metabolic lain kejaringan serta kegagalan
pembuangan sisa metabolisme. Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi
hipoksia jaringan sebagai akibat dari menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler
cukup. Sebagian besar kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut (Asikin et all,
2016).

Syok kardiogenik terjadi akibat kegagalan pompa jantung, yang dapat diakibatkan akibat
preload, afterload atau kontraktilitas miokardium. Curah jantung juga menurun pada disritmia.
Gangguan preload dapat terjadi akibat pneumotoraks, efusi perikardium, hemoperikardium atau
penumoperikardium. Gangguan afterload dapat terjadi akibat kelainan obstruktif congenital,
emboli, peningkatan resistensi vaskular sistemik (misalnya pada pheochromocytoma). Gangguan
kontraktilitas miokardium dapat diakibatkan infeksi virus, gangguan metabolik seperti asidosis,
hipoglikemia, hipokalsemia, penyakit kolagen dll. Disritmia, misalnya blok arterioventrikular
atau paroxysmal atrial takikardia dapat mengakibatkan syok kardiogenik. Respon neurohumoral
seperti terjadi pada syok hipovolemik juga terjadi pada syok kardiogenik. Peningkatan resistensi
vaskular sistemik akan meningkatkan afterload yang lebih lanjut akan berakibat penurunan curah
jantung.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Syok kardiogenik
2. Apa saja etiologi Syok kardiogenik
3. Apa saja tanda dan gejala Syok kardiogenik
4. Bagaimana patofisiologi Syok kardiogenik
5. Bagaimana WOC Syok kardiogenik
6. Apa saja komplikasi Syok kardiogenik
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang Syok kardiogenik
8. Apa saja penatalaksanaan Syok kardiogenik
9. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien dengan Syok kardiogenik

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien Syok
kardiogenik
2. Tujian Khusus
a) Untuk dapat mengetahui apakah yang dimaksud dari Syok kardiogenik
b) Untuk mengetahui apa saja etiologi Syok kardiogenik
c) Untuk dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala Syok kardiogenik
d) Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Syok kardiogenik
e) Untuk mengetahui bagaimana WOC Syok kardiogenik
f) Untuk mengetahui apa saja komplikasi Syok kardiogenik
g) Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang Syok kardiogenik
h) Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan Syok kardiogenik
i) Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan Syok kardiogenik
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Penyakit Syok Kardiogenik


A. Definisi

Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat
dari kerusakan fungsi ventrikel. Syok kardiogenik merupakan ketidakmampuan jantung
mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari
gangguan fungsi pompa jantung (Aspiani, 2015).

Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung
kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan
kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang
tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). syok kardiogenik biasanya ditandai dengan
penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-
rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam)
dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada
batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik.

B. Etiologi Syok Kardiogenik

Penyebab syok kardiogenik terjadi akibat beberapa jenis kerusakan, gangguan atau cedera
pada jantung yang menghambat kemampuan jantungg untuk berkontraksi secara efektif dan
memompa darah. Pada syok kardiogenik, jantung mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa
secara efektif memperfusi dirinya sendiri atau organ vital lainnya. Ketika keadaan tersebut
terjadi, jantung tidak dapat memompa darah karena otot jantung yang mengalami iskemia tidak
dapat memompa secara efektif. Pada kondisi iskemia berkelanjutan, denyut jantung tidak
berarturan dan curah jantung menurun secara drastic (Yudha, 2011).

Beberapa faktor penyebab terjadinya syok kardiogenik adalah :

1. Infark Miokardium : jantung yang rusak tidak dapat memompa darah dan curah jantung
tiba-tiba menurun. Tekanan sistolik menurun akibat kegagalan mekanisme kompensasi.
Jantung akan melakukan yang terbaik pada setiap kondisi, sampai akhirnya pompa
jantung tidak dapat memperfusi dirinya sendiri
2. Aritmia Ventrikel yang Mematikan : pasien dengan takikardia terus menerus akan
dengan cepat menjadi tidak stabil. Tekanan darah sistolik dan curah jantung menurun
karena denyut jantung yang terlalu cepat menurunkan waktu pengisian ventrikel.
Takikardia ventrikel dan fibrasi ventrikel dapat terjadi karena iskemia miokardium
setelah infark miokardium akut
3. Gagal Jantung Stadium Akhir : jaringan parut di miokardium akibat serangan jantung
sebelumnyaa, dilatasi ventrikel, dan iskemia miokardium kronis merusak otot jantung,
dan gerak dinding menjadi tidak terkoordinasi (ruang ventrikel tidak padat memompa
secara bersamaan.

C. Tanda dan gejala


1. Tekanan darah <90 mmhg
2. HR >100x/menit
3. Nadi cepat dan lemah
4. Penurunan bunyi jantung
5. Pucat dan lembab karena vasokontriksi sekunder akibat stimulasi simpatis membawa
aliran darah yang lebih sedikit (warna dan kehangatan) ke kulit
6. Oliguria (urin output < 20 ml/jam)
7. Nyeri dada
8. Disritmia akibat penurunan oksigen ke jantung
9. Takipnea
10. Penurunan curah jantung
11. Pengingkatan SVR
12. Sianosis
13. Diaforesisi ( mandi keringkat) karena stimulasi simpatis mengakibatkan kelenjar
keringat
14. Ekstremitas dingin
D. Patofisiologi

Syok kardiogenik di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Nekrosis fokal
diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terusmenerus antara kebutuhan suplai
oksigen miokardium. Pembuluh coroner yang terserang juga tidak mampu meningkatkan aliran
darah secara memadai sebagai respons terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan oksigen
jantung oleh aktivitas respons kompensatorik seperti perangsang simpatik. Kontraktilitas
ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu akibat dari proses infark. Pertahanan
perfusi jaringan menjadi tidak memadai, karena ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan
tidak mampu menyediakan curah jantung dengan baik. Maka dimulailah siklus yang terus
berulang. Siklus dimulai saat terjadinya infark yang berkelanjut dengan gangguan fungsi
miokardium (Muttaqin, 2009).

Kerusakan miokardium baik iskemia dan infark pada miokardium mengakibatkan


perubahan metabolism dan terjadi asidosis metabolic pada miokardium yang berlanjut pada
gangguan kontraktilitas miokardium yang berakibat pada penurunan volume sekuncup yang di
keluarkan oleh ventrikel. Penurunan curah jantung dan hipotensi arteria disebabkan karena
adanya gangguan fungsi miokardium yang berat. Akibat menurunnya perfusi coroner yang lebih
lanjut akan mengakibatkan hipoksia miokardium yang bersiklus ulang pada iskemia dan
kerusakan miokardium ulang. Dari siklus ini dapat di telusuri bahwa siklus syok kardiogenik ini
harus di putus sedini mungkin untuk menyelamatkan miokardium ventrikel kiri dan mencegah
perkembangan menuju tahap irreversible dimana perkembangan kondisi bertahap akan menuju
pada aritmia dan kematian (Muttaqin, 2009).
E. WOC Syok kardiogenik

Infark miokard akut, Trauma jantung,


Endokarditias infeksi

Necrosis Miokard

Kerusakkan otot jantung

Gangguan Kontraktilitas miokardium

Disfungsi Ventrikel kiri

Perfusi jaringan
tidak efektif
SYOK KARDIOGENIK

Penurunan curah Darah ke pulmonal


Nutrisi dan O2 ke
jantung menurun
jaringan menurun

Gangguan perfusi Metabolisme basal Aliran darah arteri Gangguan


menurun terganggu coroner menurun pertukaran gas

Berkurangnya Kelelahan dan Asupan oksigen ke


suplai darah ke otak kelemahan jantung menurun

Intoleransi Hipoksia
Perubahan mental
aktivitas myokardium
(cemas, gelisah)

Kepercayaan diri
menurun Mekanisme anaerob
Ansietas

Perasaan Tidak
Berguna Nyeri dada Nyeri akut

Harga diri rendah


F. Komplikasi Syok kardiogenik
1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmi
3. Gagal multisistem organ
4. Stroke
5. Tromboemboli

G. Pemeriksaan penunjang Syok kardiogenik


1. EKG
2. Foto Rontgen
3. Ekokardiografi
4. Hemodinamik monitoring invasive atau non invasif
5. Pemeriksaan analisa gas darah atau laktat

H. Penatalaksanaan Syok kardiogenik


1. Istirahat
2. Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam
3. Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi
jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan
vena, dan volume darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema
4. Pemberian diuretik, yaitu untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
5. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati
depresi pernapasan.
6. Pemberian oksigen
7. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif merupakan
pengobatan utama untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel.

2. Konsep Psikososial Ansietas


A. Ansietas
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
objek yang spesipik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal (Stuart, 2014).
B. Etiologi
Menurut Stuart (2014) ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui
timbulnya gejala atau mekanisme koping yang dikembangkan untuk menjelaskan asal
ansietas yaitu :
1. Faktor Predisposisi :
a) Faktor Psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang.
b) Faktor Interpersonal, bahwa ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
c) Faktor Perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
d) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam keluarga.
e) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiasepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulatory
inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting
dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas.
2. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
a) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologi yang akan
terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan indentitas, harga diri, dan
fungsi social yang terintegrasi pada individu.
C. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh
seseorang bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan oleh
individu tersebut (Hawari, 2004).
1. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah tersinggung,
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan kosentrasi daya ingat
6. Gejala somatikrasa sakit pada oto dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dngin
dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).

D. Klasifikasi Ansietas
Menurut Stuart (2014) klasifikasi ansietas adalah :
1. Ansietas ringan : Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari, ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkat lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas.
2. Ansietas sedang : Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus
padahal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini
mempersempit perhatian lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu
mengalami tidak perhatian yang selektif namun berfokus pada lebih banyak area
jika diarahkan untuk melakukannya
3. Ansietas berat : Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi
individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada
area lain.
4. Tingkat panik :Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan terror Karena mengalami kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain, perepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional.
E. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkapnya seperti pada uraian berikut.
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
a) Makan makan yang bergizi dan seimbang
b) Tidur yang cukup
c) Cukup olahraga
d) Tidak merokok
e) Tidak meminum minuman keras
2. Terapi psikolofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memaki obat
obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghanatr saraf). Disusunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL, meprobramate dan alprazolam.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan,
jumlah anak, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk, no medical record(MR) dan
diagnosa medik
2. Identitas Penanggung jawab
Meliputi nama, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan sekarang
1) Keluhan utama
Biasanya klien dengan syok kardiogenik akan mengalami penurunan
tekanan darah,
2) Keluhan saat dikaji
Biasanya klien dengan syok kardiogenik akan mengalami penurunan
tekanan darah, denyut yang cepat namun lemah, sesak napas, ujung kaki dan
tangan yang dingin, hingga penurunan kesadaran
b) Riwayat Kesehatan dahulu
Apakah Pasien memiliki riwayat kesehatan dahuku seperti Riwayat
penyakit jantung, Riwayat infark miokard akut
c) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kesehatan yang sama
seperti pasien
4. Pola Aktivitas sehari-hari
a) Aktivitas dan Istirahat
1) kelemahan, kelelahan
2) Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna
kulit kelembaban, kelemahan umum
3) Adanya perubahan pada pola istirahat saat sehat dan sakit
b) Pola Nutrisi
Biasanya terjadi perubahan makan pasien saat sehat dan sakit
c) Pola eliminasi
Adanya Tanda Oliguria dengan Produksi urine < 30 ml/ jam
d) Pola bekerja
Biasanya pasien tidak mampu bekerja seperti biasanya saat sakit
e) Nyeri atau ketidaknyamanan
Adanya nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak
hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio
substernal, prekordial, dapat menyebar ketangan, rahang, wajah, Tidak
tentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung,
leher, ditandai dengan wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang
mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau
irama jantung, TD, pernafasan, warna kulit/ kelembaban ,bahkan penurunan
kesadaran.

5. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum : Baik, cukup lemah
Tingkat kesadaran : Terkadang dapat menyebabkan penurunan
kesadaran
b) System Pernafasan
Biasanya didapatkan pasien dyspnea dengan atau tanpa kerja, batuk
dengan atau tanpa produksi sputum, penggunaan bantuan pernafasan
oksigen.
c) System Kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah adanya kulit pucat atau sianosis
Palpasi : Biasanya ekstremitas terasa dingin, terjadinya penurunan
tekanan darah, Nadi cepat dan lemah, distensi vena jugular
Auskultasi : Suara jantung terdengar jauh, murmur sistolik terdengar
ada regurgitasi katup mitral akut atau adanya septum ventrikel
d) System Pencernaan
Inspeksi : abdomen dan kelainan struktur abdomen ,
Palpasi : Apakah teraba masa di abdomen
Perkusi : apakah lambung tympani atau pekak
Auskultasi : apakah bising usus
e) System Reproduksi
Apakah bentuk nya normal , utuh , ada kelainan atau tidak , apakah
atresiani , hipospadia , apakah meconium sudah keluar
f) System integumen perkemihan
Terdapatnya Oliguri (urin < 20 mL/jam)

6. Pemeriksaan Fisik Psikososial Ansietas


a) Respon Fisik
1) Kardiovaskuler : Jantung berdebar debar
2) Pernafasan : Nafas cepat/pendek, tekanan pada dada, nafas
dangkal, terengah-engah
3) Neuromuskular : Refleks meningkat, insomnia, tremor,gelisah,
wajah tegang, kelemahan umum.
4) Kulit : Pucat, berkeringat
b) Respon Perilaku
1) Motorik : gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering kagey, bicara
cepat, kurang koordinasi, cenderung menarik diri, menghindar dan
menahan diri
2) Kognitif : Tidak mampu berkonsentrasi, pelupa, salah tafsir, pikiran
kacau
3) Afektif : tdk sabar, tegang, nervous, takut berlebihan, teror, gugup,
sangat gelisah.

7. Data Psikologis
Pasien sudah bisa menerima keadaannya, pasien merasakan cemas dengan
kondisinya, pasien mengatakan merasa takut dengan kondisinya saat ini, pasiem lebih
sering menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat. Pasien
akan mengalami berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan ke arah
lokus eksternal dari keyakinan control, pasien akan merasa harga dirinya rendah
akibat ketakutan yang tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
8. Data spiritual
Diharapkan pasien meyakini bahwa sehat dan sakit datang dari-Nya
9. Data Penunjang
a) Electrocardiography (elektrokardiografi)
b) Radiografi dada (chest roentgenogram) dapat terlihat normal pada mulanya atau
menunjukkan tandatanda gagal jantung kongestif akut (acute congestive heart
failure)
c) Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap, Kadar kreatinin dan blood urea
nitrogen (BUN), Gas darah arteri, Studi koagulasi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/atau
vena
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri
5. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Perubahan pada citra tubuh

C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
perifer tidak keperawatan perfusi perifer Observasi :
efektif tidak efektif diharapkan 1. Periksa sirkulasi
berhubungan masalah teratasi dengan perifer(mis.nadi
dengan penurunan kriteria hasil perifer,edema,pengisisan
aliran arteri 1. Denyut nadi perifer kapiler,warna,suhu,ankle
dan/atau vena menigkat brachial index)
2. Warna kulit pucat 2. Identifikasi faktor resiko
menurun gangguan sirkulasi
3. Edema perifer 3. Monitor
menurun panas,kemerahan,nyeri
4. Nyeri ekstremitas atau bengkak pada
menurun ekstremitas
5. Pengisian kapiler Terapeutik
membak 1. Hindari pemasangan infus
6. Akral membaik atau pengambilan darah
7. Turgor kulit membaik pada daerah keterbatasan
8. Tekanan darah sistolik perfusi
membaik 2. Hindari pengukuran
9. Tekanan darah tekanan darah pada
diastolik membaik eksremitas keterbatasan
pefusi
3. Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet
pada area yang cidera
4. Lakukan pencegahan
infeksi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti
merokok
2. Anjurkan olahraga yang
rutin
3. Anjurkan menggunakan
obat tekanan
darah,antikoagulan dan
penurun kolesterol jika
perlu
4. Anjurkan program diet
utk memperbaiki sirkulasi
5. Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
diinformasikan
2 Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan Penurunan Jantung
jantung keperawatan curah jantung Observasi
berhubungan meningkat diharapkan masalah 1. Identifikasi tanda/gejala
dengan perubahan teratasi dengan kriteria hasil primer penurunan curah
afterload 1. Kekuatan nadi perifer jantung
meningkat 2. Identifikasi tanda/gejala
2. Takikardi menurun sekundr penurunan curah
3. Lelah menurun jantung
4. Dispnea menurun 3. Monitor tekanan darah
5. Oliguria menurun 4. Monitor intake dan output
6. Pucat/sianosi menurun 5. Monitor saturasi oksigen
7. Tekanan darah 6. Monitor keluhan nyeri
membaik 7. Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
dan sesudah aktivitas
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi
fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi
nyaman
2. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
memodifikadi gaya hidup
sehat
Edukasi
1. Anjurkan beraktivias fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan Tingkat Nyeri Observasi:
dengan agen menurundiharapkan masalah 1. Identifikasi lokasi,
pencedera teratasi dengan kriteria: karakteristik, durasi,
fisiologis 1. Kemampuan frekuensi, kualitas ,
menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
2. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi faktor
3. Meringis menurun pemberat dan
4. Sikap protektif memperingan nyeri
menurun Terapeutik
5. Gelisah menurun 1. Berikan teknik
6. Kesulitan tidur nonfarmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
7. Frekuensi nadi 2. Kontrol lingkungan yang
membaik memperberat rasa nyeri
3. Failitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode dan pemcu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
4 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
berhubungan keperawatan ansietas Observasi :
dengan ancaman diharapkan masalah teratasi 1. Identifikasi saat tingkat
konsep diri dengan kriteria hasil ansietas(mis. kondisi,
1. Verbalisasi waktu, stressor)
kebingungan menurun 2. Identifikasi kemampuan
2. Verbalisasi khawatir mengambil keputusan
akibat kondisi yang 3. Monitor tanda-tanda
dihadapi menurun ansietas
3. Perilaku gelisah Terapeutik:
menurun 1. Ciptakan suasana
4. Perilaku tegang terapeutik untuk
menurun menumbuhan
5. Konsentrasi membaik kepercayaantemani pasien
6. Pola tidur membaik untuk mengurangi
kecemasan.jika
memungkinkan
2. Pahami situasi yang
membuat ansietas
3. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
2. Informasikan secra factual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien jika
perlu
4. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan latih teknik
relaksasi
5 Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan Manajemen Perilaku
situasional keperawatan Harga diri Observasi
berhubungan meningkat diharapkan masalah 1. Identifikasi harapan untuk
dengan kegagalan teratasi dengan kriteria hasil mengendalikan perilaku
yang berulang Harga diri Terapeutik
1. Penilaian diri positif 1. Dikusikan tanggungjawab
meningkat terhadap perilaku
2. Perasaan memiliki 2. Ciptakan dan pertahankan
kemampuan positif lingkungan dan kegiatan
meningkat perawatan konsisten setiap
3. gairah aktifitas positif dinas
meningkat 3. Tingkatkan aktivitas fisik
4. perasaan tidak mampu sesuai kemampuan
melakukan apapun 4. Bicara dengan nada rendah
menurun dan tenang
5. kemampuan membuat 5. Cegah perilaku pasif dan
keputusan meningkat agresif
6. Hindari bersikap menyudutkan
dan menghentikan
pembicaraan
7. Hindari sikap mengancam dan
berdebat.
Edukasi
1. Informasikan keluarga
bahwa sebagai dasar
membentukkan kognitif
DAFTAR ISI

Perhimpunan Dokter spesialis kardiovaskuler (PERKI). 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan
Clinical Pathway (CP) Penyakit jantung dan pembuluh darah

Muttaqin, arif. 2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardiovaskuler.
Jakarta : salemba medika

Hawari, Dadang. 2008. Menajemen Stres Cemas Dan Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.

Stuart, G. w. (2014). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (T. I. M. Rahayu, Ed.) (5th ed.). Jakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan:


DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan :


DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan: DPP
PPNI
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SYOK KARDIOGENIK DENGAN


PSIKOSOSIAL ANSIETAS DI RUAGAN RAWAT INAP CVCU

RSUP dr. M. DJAMIL PADANG

OLEH :

FIFI RAHMADITA

183110174

3A

Dosen Pembimbing :
Ns.Sila Dewi Anggreni.M.Kep.Sp.KMB

Renidayati,S.Kp.M.Kep.Sp.Jiwa

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
SKENARIO KASUS PENYAKIT SYOK KARDIOGENIK

Ny.W berusia 65 tahun masuk ke RSUP Dr.Djamil Padang pada tanggak 13 oktober 2020
pukul 15.00 WIB dengan Nomor medical Record 929894. Ny.W berpendidikan SMP, bekerja
sebagai ibu rumah tangga beragama islam mempunyai seorang suami bernama Tn.S umur 66
tahun bekerja sebagai wirauswasta alamat Kp. Sianok kec.Bonjol Kab.Pasaman.
Ny.W mengeluh badan terasa lemah, tidak mau makan dan gelisah, pasien tampak pucat dan
akral dingin, nyeri pada dada , nyeri pada ulu hati, dan sesak nafas saat beraktivitas. Saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 14 oktober 2020 pukul 10.00 WIB pasien mengeluh nyeri
pada dada, nyeri yang dirasa seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus, pasien juga mengeluh
nyeri pada ulu hati yang timbul bersamaan dengan keluhan nyeri dada dam tidak nafsu makan,
pasien juga mengeluh sesak nafas, sesak sangat terasa saat melakukan aktivitas dan sedikit
berkurang saat istirahat. Pasien mengatakan susah untuk tidur karena sesak yang dirasakan dan
disertai kecemasan dengan penyakitnya, Pasien mengeluh sangat cemas dengan kondisinya saat
ini, pasien cemas jika sakitnya ini tidak dapat disembuhkan, Pasien juga mengeluh merasa tidak
berguna, merasa malu kepada keluarganya karena hanya jadi beban keluarga, klien kebanyakan
menunduk dan sulit berkonsentrasi.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/70 mmhg, RR : 31x/i, Nadi 55x/i, suhu
36,5 0C pasien terpasang IVD NaCL 0,9%, Warna kulit pucat pasien mengatakan Pasien pernah
mengalami nyeri dada, namun tidak lebih berat daripada keluhan yang dirasakan saat ini. Pasien
mengatakan Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien.
Pasien mengatakan saat sehat pasien makan 3 kali sehari porsi sedangkan dan dapat
dihabiskan oleh pasien tetapi saat sakit pasien mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi
makan tidak dihabiskan, Pasien mengatakan saat sehat pasien tidur malam 8 jam tidur pasien
nyenyak, saat sakit pasien sulit untuk tidur pasien sering terjaga dan tidur tidak nyenyak
Hasil laboratorium didapatkan hemoglobin 12.1 g/dl, leukosit 12.000 /mm3, trombosit
160.000 /mm3, hematokrit 35 %.
SOAL VIGNETTE

1. Seorang Pria 60 Tahun dirawat druangan intensif dengan hasil pengkajian di dapatkan
TD: 90/60 mmhg, Nadi 100x/i , RR: 30x/i aukultrasi terdengar crakcles & wheezing,
hasil thorax foto menunjukkan edema paru. Kulit terba dingin, lembab, pucat.Klien
tampak gelisah, urin output oliguria, edema dan dijumpai irama jantung. Apa masalah
utaman pada kasus diatas?
A. Syok Hypovolemik ( Initial stage)
B. Syok Hypovolemik ( Compensatory stage)
C. Syok Hypovolemik (Irreversible stage)
D. Syok Kardiogenik
E. Syok Neurogenik (distributive syok)

Jawaban : D Syok Kardiogenik


ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOVASKULER

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Klien
Nama : Ny.W

Umur : 65 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kp. Sianok kec.Bonjol Kab.Pasaman.

Status Kawin : Menikah

No MR : 929894

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.S

Usia : 66 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Sianok kec.Bonjol Kab.Pasaman.

Hubungan : Suami Pasien

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama : Ny.W mengeluh badan terasa lemah, tidak mau makan dan gelisah,
pasien tampak pucat dan akral dingin, nyeri pada dada , nyeri pada ulu hati, dan sesak
nafas saat beraktivitas
2. Keluhan saat dikaji : . Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 14 oktober 2020 pukul
10.00 WIB pasien mengeluh nyeri pada dada, nyeri yang dirasa seperti ditusuk-tusuk
dan terus menerus, pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati yang timbul bersamaan
dengan keluhan nyeri dada dan tidak nafsu makan, pasien juga mengeluh sesak nafas,
sesak sangat terasa saat melakukan aktivitas dan sedikit berkurang saat istirahat.
Pasien mengatakan susah untuk tidur karena sesak yang dirasakan dan disertai
kecemasan dengan penyakitnya, Pasien mengeluh sangat cemas dengan kondisinya
saat ini, pasien cemas jika sakitnya ini tidak dapat disembuhkan, Pasien juga mengeluh
merasa tidak berguna, merasa malu kepada keluarganya karena hanya jadi beban
keluarga, klien kebanyakan menunduk dan sulit berkonsentrasi.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien pernah mengalami nyeri dada, namun tidak lebih
berat daripada keluhan yang dirasakan saat ini..
3) Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit
yang sama seperti klien.

d. Pola Kebiasaan Sehari-Hari (ADL)


1) Pola Nutrisi dan Cairan
a) Makan

Sehat : Pasien mengatakan saat sehat pasien makan 3 kali sehari porsi sedangkan dan
dapat dihabiskan oleh pasien
Sakit : Pasien mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi makan tidak dihabiskan
b) Minum :
Sehat : Pasien mengatakan minum 5-7 x/hari
Sakit : Pasien mengatakan minum 4-5 x/hari
2) Pola Eliminasi
Pasien mengatakan Riwayat BAB hitam ataupun muntah darah tidak pernah terjadi pada
pasien, BABcair dalam 3 hari sebelumnya juga tidak ada
3) Pola Tidur dan Istirahat
Sehat : Pasien mengatakan saat sehat pasien tidur malam 8 jam tidur pasien nyenyak,
Sakit : Pasien mengatakan saat sakit pasien sulit untuk tidur pasien sering terjaga dan
tidur tidak nyenyak
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan saat sakit aktivitas pasien di bantu oleh keluarga dan perawat

e) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a. Tingkat kesadaran : Compos mentis
b. Tekanan Darah : 90/70 mmhg
c. Pernafasan : 31x/i
d. Nadi : 55 x/I
e. Suhu : 36,5 0C
2) System Pernafasan:
Pasien mengatakan nafas sesak, sesak sangat dirasakan saat beraktifitas dan sedikit
berkirang jika beristirahat, Pernafasan 31x/i
3) System Kardiovaskuler
Terjadinya penurunan tekanan darah pada pasien yaitu 90/70 mmHg
4) System Pencernaan
Abdomen
Inspeksi : Simetris, jejas (-), distensi (-)
Palpasi : Soepel, organomegali (-)
Perkusi : Timpani, asites (-), shifting dullness (-)
Auskultasi : peristaltik usus normal.
5) System Urogenital
Genitalia : bersih , tidak ada keputihan ,bentuk normal.
f) Data Psikologis
1) Status Emosional : Pasien mengatakan sangat cemas dengan kondisinya saat ini,
pasien cemas jika sakitnya ini tidak dapat disembuhkan, Pasien juga mengeluh
merasa tidak berguna, merasa malu kepada keluarganya karena hanya jadi beban
keluarga, klien kebanyakan menunduk dan sulit berkonsentrasi.
2) Kecemasan : Pasien mengatakan merasa cemas dengan kondisinya saat ini , Pasien
takut penyakitnya ini tidak bisa untuk disembuhkan.
3) Gaya komunikasi : Klien mengatakan hanya berkomuikasi seperlunya,yaitu jika
klien membutuhkan sesuatu saja, Pasien lebih banyak menunduk saat berbicara,
pasien sulit berkonsentrasi .

g) Data Sosial : Pasien mengatakan biasanya dapat bersosialisasi dengan baik dengan
keluarga dan tetangga

h) Data spritual : Pasien beragama islam


g) Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium :

hemoglobin : 12.1 g/dl,

leukosit : 12.000 /mm3,

trombosit : 160.000 /mm3,

hematokrit : 35 %

2. ANALISA DATA
NO Data Etiologi Masalah

1. DS : perubahan Penurunan curah


kontraktilitas jantung
 Pasien mengatakan
badannya terasa lemah
 Pasien mengatakan rasa
cemas
 Pasien mengatakan sesak
nafas saat melakukan
aktivitas
DO

 TD : 90/70 mmHg
 Suhu : 36.5oC
 RR : 31x/i
 Nadi perifer lemah
 Kulit Pasien terasa dingin
 Pasien tampak pucat
 Pasien tampak lemah
2 DS : Gangguan Nyeri Akut
pencidera fisiologis
 Pasien mengatakan
mengatakan nyeri di
bagian dada dan ulu hati
 Pasien mengatakan rasanya
seperti ditusuk tusuk dan
terus menerus
 Skalai nyeri 6

DO:

 Pasien tampak meringis.


 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak susah untuk
tidur
 TD : 90/70 mmHg
 Nadi : 55 x/menit
 RR : 31 x/menit

3 DS : Kekhawatiran Ansietas
mengalami
 Pasien mengeluh sangat kegagalan
cemas dengan kondisinya
saat ini,
 pasien cemas jika sakitnya
ini tidak dapat
disembuhkan,
 Pasien mengatakan sulit
untuk berkonsentrasi.
 Pasien mengatakan tidak
berdaya
DO :

 Pasien tampak gelisah


 Pasien tampak sulit tidur
 Wajah Pasien tampak
pucat
 TD : 90/70 mmHg
 Nadi : 55 x/menit
 RR : 31 x/menit
4 DS Perubahan pada Harga diri rendah
citra tubuh situasional
 Pasien juga mengeluh
merasa tidak berguna,
 Pasien mengatakan merasa
malu kepada keluarganya
karena hanya jadi beban
keluarga,
 Pasien mengatakan sulit
berkonsentrasi.
DO

 Pasien tampak sering


menunduk saat diajak
berbicara
 Pasien bicara dengan suara
pelan
 Kontak mata kurang
 Pasien tampak putus asa

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
2. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pencidera fisiologis
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
4. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Perubahan citra tubuh

PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa INTERVENSI KEPERAWATAN
Keperawatan SLKI SIKI
1. Penurunan Setelah dilakukan asuhan Perawatan Jantung
Curah jantung keperawatan diharapkan Observasi :
b/d perubahan curah jantungmeningkat 1. Identifikasi tanda/gejala
kontraktilitas dengan kriteria hasil yang primer penurunan curah
didapatkan sebagai berikut : jantung
- Kekuatan nadi perifer 2. Identifikasi tanda/gejala
meningkat sekunder penurunan curah
- Palpitasi menurun jantung
- Bradikardia menurun 3. Monitor tekanan darah
- Lelah menurun 4. Monitor intake dan output
- Dispnea menurun cairan
- Pucat/sianosis menurun 5. Monitor Aritmia
- Distensi vena jungularis 6. Periksa tekanan darah/nadi
menurun sebelum dan sesudah
- Tekanan darah membaik beraktivitas
- Ortopnea menurun Terapeutik :
- Pulmonary artery wedge 1. Posisikan pasien semi
pressure (PAWP) fowler atau fowler dengan
membaik kaki kiri ke baawah atau
posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai
3. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
stress,jika perlu
4. Berikan dukunga
emosional dan spiritual

Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
antiaritmia,jika perlu
Nyeri
2 Akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
2. berhubungan keperawatan diharapkan Observasi :
dengan tingkatan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
gangguan dengan kriteria hasil yang karakteristik, durasi, frekuensi,
pencidera didapatkan sebagai berikut : kualitas, intensitas nyeri
fisiologis - Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi faktor yang
- Meringis menurun memperberat dan memperingan
- Gelisah menurun nyeri
- Kesulitan tidur 4. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun pada kualitas hidup
- Frekuensi nadi Terapeutik :
membaik 1. Berikan teknik
- Pola nafas membaik nonfarmakologis untuk
- Tekanan darah mengurangi rasa nyeri
membaik 2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemasangan akses
vena sentral , jika perlu

Ansietas
3 Setelah diberikan asuhan 1. Melakukan Fase pra-
3. berhubungan keperawatan diharapkan interaksi
dengan tingkat ansietas menurun 2. Melakukan Fase Orientasi,
kekhawatiran dengan kriteria hasil : dan membuat kontrak
mengalami 1. Verbalisasi kebingungan pertemuan
kegagalan menurun 3. Melakukan Validasi dan
2. Verbalisasi khawatir evaluasi perasaan klien
akibat kondisi yang 4. Mengidentifikasi tujuan
dihadapi menurun 5. Mengidentifikasi diri
3. Perilaku gelisah menurun pasien
4. Perilaku tegang menurun 6. Menilai kemampuan pasien
5. Pucat menurun 7. Mengajak Pasien
6. Konsentrasi membaik melakukan kegiatan yang
7. Pola tidur membaik dapat mengurangi
kecemasan dengan SP

SP 1 : Distraksi ( dengan
mendengarkan musik,
menonton Tv, Main game)

SP 2 : Relaksasi nafas
dalam

SP3 : Hipnotis 5 jari

SP 4 : Spiritual (Sholat,
sholawat)

SP 5 : Menganjurkan
pasien tepat waktu, minum
obat sesuai 6 benar

8. Terminasi

evaluasi subjective dan


objective

9. Rencana tindak lanjut dan


membuat jadwal untuk
latihan selanjutnya

4 Setelah dilakukan asuhan 1. Fase pra-interaksi


4. Harga diri keperawatan diharapkan 2. Fase Orientasi, dan
rendah harga diri meningkat dengan membuat kontrak
situasional criteria hasil yang didapatkan pertemuan
berhubungan adalah sebagai berikut : 3. Validasi dan evaluasi
dengan Harga diri perasaan klien
kegagalan 1. Penilaian diri positif 4. Identifikasi tujuan
yang berulang meningkat 5. Identifikasi diri pasien
2. Perasaan memiliki 6. Menilai kemampuan pasien
kemampuan positif 7. Menyuruh pasien
meningkat melakukan kemampuan
3. Postur tubuh yang ia bisa
menampakkanwajah 8. Menyebutkan lat-alat yang
meningkat bisa digunakan
4. Konsentrasi meningkat 9. Terminasi
5. Tidur meningkat evaluasi subjective dan
6. Perasaan malu menurun objective
7. Perasaan bersalah 10. Rencana tindak lanjut dan
menurun buatkan jadwal untuk
8. perasaan tidak mampu latihan selanjutnya.
melakukan apapun
menurun

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari / Diagnosis Paraf


tanggal Keperawat Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
an
Rabu / Penurunan 1. Mengidentifikasi tanda/gejala S : Pasien masih mengeluh badan terasa
14 curah primer penurunan curah lemah , Pasien mengeluh nafas sesak
oktober jantung jantung saat melakukan aktivitas yang
2020 berhubunga 2. Mengidentifikasi tanda/gejala berlebihan
n dengan sekunder penurunan curah O : Pasien tampak lemah , nadi klien,
perubahan jantung tekanan Darah 90/70 mmhg,
kontraktilita 3. Memonitor tekanan darah nafas 31x/i, nadi 55 x/I, Suhu 36,5
s 4. Memeriksa tekanan darah/nadi C
sebelum dan sesudah A : Masalah Belum Teratasi
beraktivitas P : Tindakan dilanjutkan
5. Memposisikan pasien semi
fowler atau fowler dengan kaki
kiri ke baawah atau posisi
nyaman
6. Memberikan diet jantung yang
sesuai
7. Memberikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,jika
perlu
8. Memberikan dukunga
emosional dan spiritual
9. Menganjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
10. Menganjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap

Rabu / Nyeri Akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan mengatakan nyeri


14 Berhubung karakteristik, durasi, frekuensi, di bagian dada dan ulu hati, Pasien
oktober an Dengan kualitas, intensitas nyeri mengatakan rasanya seperti ditusuk tusuk
2020 Agen 2. Mengidentifikasi skala nyeri dan terus menerus
pencedera 3. Mengidentifikasi faktor yang O: Pasien tampak meringis, Pasien
Fisiologis memperberat dan memperingan tampak gelisah, Pasien tampak susah
nyeri untuk tidur, TD : 90/70 mmHg, Skalai
4. Mengidentifikasi pengaruh nyeri nyeri 6
pada kualitas hidup A : Masalah Belum Teratasi
5. Memberikan teknik P : Intervensi dilanjutkan
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
7. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Ansietas b.d 1. Melakukan Fase pra-interaksi S : Pasien mengeluh sangat cemas
kekhawatira 2. Melakukan Fase Orientasi, dan dengan kondisinya saat ini, pasien cemas
n akan membuat kontrak pertemuan jika sakitnya ini tidak dapat
kegagalan 3. Melakukan Validasi dan disembuhkan, Pasien mengatakan sulit
evaluasi perasaan klien untuk berkonsentrasi. Pasien mengatakan
4. Mengidentifikasi tujuan tidak berdaya, Pasien mengatakan cemas
5. Mengidentifikasi diri pasien sedikit hilang saat mendengarkan musik
6. Menilai kemampuan pasien O : Pasien tampak tenang saat
7. Mengajak Pasien melakukan mendengarkan musik, Pasien tampak
kegiatan yang dapat sulit tidur, Wajah Pasien tampak pucat,
mengurangi kecemasan TD : 90/70 mmHg, Nadi : 55 x/menit,
dengan SP mendengarkan RR : 31 x/menit
musik A : Masalah Belum Teratasi
8. Terminasi P : Tindakan dilanjutkan

evaluasi subjective dan


objective

9. Rencana tindak lanjut dan


membuat jadwal untuk latihan
selanjutnya.

Harga diri 1. Melakukan Fase pra- S : Pasien mengatakan mampu


rendah interaksi melakukan kemampuan yang dia bisa,
situasional 2. Melakukan Fase Orientasi, Pasien mengatakan klien memiliki
berhubunga dan membuat kontrak kelebihan
n dengan pertemuan
O : Pasien tampak bangga bisa
kegagalan 3. Menvalidasi dan evaluasi
melakukan 1 kemampuan yang ia bisa,
yang perasaan klien
Pasien tampak mampu mempersepsikan
berulang 4. Mengidentifikasi tujuan
positif dirinya.
5. Mengidentifikasi diri pasien
6. Menilai kemampuan pasien
7. Menyuruh pasien A: Masalah belum teratasi sepenuhnya
melakukan 1 kemampuan
P: intervensi dilanjutkan
yang ia bisa
8. Menyebutkan alat-alat yang
bisa digunakan
9. Terminasi
-evaluasi subjective dan
objective
10. Rencana tindak lanjut dan
buatkan jadwal untuk
latihan selanjutnya.

Kamis/ Penurunan 1. Mengidentifikasi tanda/gejala S : Pasien masih mengeluh badan terasa


15 - curah primer penurunan curah lemah , Pasien Mengatakan masih
oktober jantung jantung nafas sesak saat melakukan aktivitas
2002 berhubunga 2. Memonitor tekanan darah yang berlebihan
n dengan 3. Memeriksa tekanan darah/nadi O : Pasien tampak lemah , tekanan
perubahan sebelum dan sesudah Darah 100/80 mmhg, nafas
kontraktilita beraktivitas 29x/i, nadi 60 x/I, Suhu 36,5 0C
s 4. Memposisikan pasien semi A : Masalah Belum Teratasi
fowler atau fowler dengan kaki P : Tindakan dilanjutkan
kiri ke baawah atau posisi
nyaman
5. Memberikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,jika
perlu
6. Memberikan dukunga
emosional dan spiritual
7. Menganjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
8. Menganjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
Nyeri Akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan masih nyeri di
Berhubunga karakteristik, durasi, frekuensi, bagian dada dan ulu hati, Pasien
n Dengan kualitas, intensitas nyeri mengatakan rasanya hilang timbul
Agen 2. Mengidentifikasi skala nyeri O: Pasien tampak masih meringis, Pasien
pencedera 3. Mengidentifikasi faktor yang tampak gelisah, Pasien masih tampak
Fisiologis memperberat dan susah untuk tidur, tekanan Darah 100/80
memperingan nyeri mmhg, nafas 29x/i, nadi 60 x/I, Suhu
4. Memberikan teknik 36,5 0C Skalai nyeri 5
nonfarmakologis untuk A : Masalah Belum Teratasi
mengurangi rasa nyeri P : Intervensi dilanjutkan
5. Memfasilitasi istirahat dan
tidur

Ansietas b.d 1. Melakukan Fase pra-interaksi S : Pasien mengatakan cemas sedikit


kekhawatira 2. Melakukan Fase Orientasi, dan berkurang saat melakukan relaksasi nafas
n dalam membuat kontrak pertemuan dalam, Pasien mengatakan sulit untuk
emngalami 3. Melakukan Validasi dan berkonsentrasi. Pasien mengatakan tidak
kegagalan evaluasi perasaan klien berdaya.
4. Mengidentifikasi tujuan O :Pasien dapat melakukan relaksasi
5. Mengidentifikasi diri pasien dengan bai, Pasien tampak tenang saat
6. Menilai kemampuan pasien melakukan relaksasi nafas dalam, pasien
7. Mengajak Pasien melakukan tampak masih sulit untuk berkonsentrasi
kegiatan yang dapat A : Masalah Belum Teratasi sepenuhnya
mengurangi kecemasan
P : Tindakan dilanjutkan
dengan SP Relaksasi nafas
dalam
8. Terminasi

evaluasi subjective dan


objective

9. Rencana tindak lanjut dan


membuat jadwal untuk latihan
selanjutnya.

Harga diri 1. Melakukan Fase pra- S : Pasien mengatakan mampu


rendah interaksi melakukan kemampuan yang dia bisa,
situasional 2. Melakukan Fase Orientasi, Klien mengatakan klien memiliki
berhubunga dan membuat kontrak kelebihan
n dengan pertemuan
O : Pasien tampak senang dapat
kegagalan 3. Menvalidasi dan evaluasi
melakukan 2 kemampuan, Pasien
yang perasaan klien
tampak bangga bisa melakukan 2
berulang 4. Mengidentifikasi tujuan
kemampuan yang ia bisa, Pasien tampak
5. Mengidentifikasi diri pasien
mampu mempersepsikan positif dirinya
6. Menilai kemampuan pasien
7. Menyuruh pasien
A: Masalah belum teratasi sepenuhnya
melakukan 2 kemampuan
yang ia bisa P: intervensi dilanjutkan
8. Menyebutkan alat-alat yang
bisa digunakan
9. Terminasi
-evaluasi subjective dan
objective
10. Rencana tindak lanjut dan
buatkan jadwal untuk
latihan selanjutnya.

Jumat/ Penurunan 1. Mengidentifikasi tanda/gejala S : Pasien masih mengeluh badan terasa


16 curah primer penurunan curah lemah , Pasien Mengatakan masih
oktober jantung jantung nafas sesak saat melakukan aktivitas
2020 berhubunga 2. Memonitor tekanan darah yang berlebihan
n dengan 3. Memeriksa tekanan darah/nadi O : Pasien tampak lemah , tekanan
perubahan sebelum dan sesudah Darah 110/90 mmhg, nafas
kontraktilita beraktivitas 26x/i, nadi 70 x/i, Suhu 36,5 0C
s 4. Memposisikan pasien semi A : Masalah belum Teratasi
fowler atau fowler dengan kaki P : Tindakan dilanjutkan
kiri ke baawah atau posisi
nyaman
5. Memberikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,jika
perlu
6. Memberikan dukunga
emosional dan spiritual
7. Menganjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
8. Menganjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap

Nyeri Akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan masih nyeri yang


Berhubunga karakteristik, durasi, frekuensi, dirasakan sudah berkurang
n Dengan kualitas, intensitas nyeri O: Pasien tampak lebih tenang, skala
Agen 2. Mengidentifikasi skala nyeri nyeri 4
pencedera 3. Mengidentifikasi faktor yang A : Masalah Teratasi
Fisiologis memperberat dan P : Intervensi Dihentikan
memperingan nyeri
4. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Memfasilitasi istirahat dan
tidur

Ansietas b.d 1. Melakukan Fase pra- S : Pasien mengatakan lebih merasa


kekhawatira interaksi tenang saat melakukan sholat maupun
n dalam 2. Melakukan Fase Orientasi, sholawat, pasien mengatakan bahawa
emngalami dan membuat kontrak penyakitnya datang dair-Nya dan akan
kegagalan pertemuan disembuhkan oleh-Nya
3. Melakukan Validasi dan O : Pasien tampak lebih tenang, pasien
evaluasi perasaan klien tampak lebih banyal sholawat, pasien
4. Mengidentifikasi tujuan tampak lebih banyak berfikir positif atas
5. Mengidentifikasi diri pasien kesembuhannya pasti akan datang
6. Menilai kemampuan pasien A : Masalah Belum Teratasi
7. Mengajak Pasien P : Tindakan dilanjutkan
melakukan kegiatan yang
dapat mengurangi
kecemasan dengan SP
Spiritual
8. Terminasi

evaluasi subjective dan


objective

9. Rencana tindak lanjut dan


membuat jadwal untuk
latihan selanjutnya.

Harga diri 1. Melakukan Fase pra- S : Pasien mengatakan ia memiliki


rendah interaksi kelebihan, Pasien mengatakan memiliki
situasional 2. Melakukan Fase Orientasi, sisi positif didalam dirinya, Pasien
berhubunga dan membuat kontrak mengatakan dirinya tidak terlalu buruk,
n dengan pertemuan Pasien mengatakan berbakat
kegagalan 3. Menvalidasi dan evaluasi
O : Pasien dapat melakukan 3
yang perasaan klien
kemampuan yang ia bisa, pasien tampak
berulang 4. Mengidentifikasi tujuan
senang dapat melakukan kemampuan
5. Mengidentifikasi diri pasien
yang ia bisa, Pasien tampak mulai mau
6. Menilai kemampuan pasien
berinteraksi dengan orang lain
7. Menyuruh pasien
melakukan 3 kemampuan
A: Masalah belum teratasi sepenuhnya
yang ia bisa
8. Menyebutkan alat-alat yang P: intervensi dilanjutkan
bisa digunakan
9. Terminasi
evaluasi subjective dan
objective
10. Rencana tindak lanjut dan
buatkan jadwal untuk
latihan selanjutnya.

ROLEPLAY STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA


KLIEN ANSIETAS

A. Definisi Ansietas

Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan
atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan
tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi
ancaman.

B. Rencana Intervensi
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a) Pasien mampu mengenal ansietas.
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas.
1. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut.
1) Mengucapkan salam terapeutik.
2) Berjabat tangan.
3) Menjelaskan tujuan interaksi.
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b) Bantu pasien mengenal ansietas.
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
c) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri.
1) Pengalihan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan otot-otot.
3) Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
4) Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

1. Tujuan:

a) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya.


b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas.
c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas.
d) Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ansietas.
e) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala.
c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
d) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
teknik relaksasi.
1) Mengalihkan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan napas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan
otot.
3) Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
e) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien.
C. Proses Pelaksanaan tindakan
1. Orientasi
Dalam Fase Orientasi ini kita menggunakan salam terpeutik memperkenalkan
diri ke pasien, melakukan validasi data, kontrak waktu dan tempat dan menjelaskan
tujuan dari pertemuan kita dengan pasien
2. Fase kerja
Melakukan kegiatan yang akan di lakukan ke pasien dengan mengguna sp
yang sudah ada.
3. Terminasi
Melakukan evaluasi respon pasien terhadao tindakan keperawatan yang telah
diberikan, Melakukan rencana tindak lanjut dengan pasien, Kontrak waktu yang akan
datang.
Roleplay:

Perawat : ”Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Fifi Rahmadita, ibu


bisa memanggil saya fifi, saya mahasiswa Prodi DIII Keperawatan
Padang yang sedang bertugas dari jam 07.00 sampai jam 14.00 di
ruangan ini, nama ibu siapa bu? ibu lebih suka dipanggil siapa?”

Pasien : Nama saya Ibu Wulandari saya lebih senang di panggil ibu wulan

Perawat : Baik ibu wulan, bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu
semalam tidur dengan nyenyak bu?

Pasien : Saya merasa gelisah sus dan semalam saya tidak dapat tidur

Perawat : Jadi ibu semalam gelisah dan tidak bisa tidur? Baiklah bu, bagaimana
kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu
rasakan?

Pasiem : Baik sus

Perawat : Baiklah bu, Bagaimana kalau kita berbincang bincang selama 60


menit ?
Pasien : Baik sus, boleh

Perawat : Dimana kita berbincang-bicangnya bu?

Pasien : Disini saja sus

Perawat :Baiklah bu, kita berbincang-bincangnya disini saja, Tadi ibu


mengatakan ibu gelisah dan tidak dapat tidur ya Apa yan ibu pikirkan
bu?

Pasien : Perasaan saya tidak tenang sus, anak pertama saya pergi merantau ke
pulau jawa sendirian sus, saya khawatir anak saya tersesat dan
mendapatkan perlakukan yang kurang baik disana karena dia tidak
memiliki saudara disana, dia sendirian

Perawat : Jadi ibu wulan merasa khawatir dengan anak ibu yang merantau ke
pulau jawa sendirian ya bu

Pasien : Iya sus, saya kepikiran terus

Perawat : Apakah ibu wulan sebelumnya pernah mengalami sebelumya bu?

Pasien : Pernah sus,

Perawat : Apa masalah yang sebelumnya sering membuat ibu gelisah? Selama
ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu lakukan?

Pasien : saya akan memikirkan terus masalah itu sehingga saya merasa gelisah,
tidak bisa tidur.

Perawat : Apa pekerjaan ibu sehari-hari?

Pasien : Pekerjaan saya hanya ibu rumah tangga

Perawat : Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah ?

Pasien : kami langsung bingung kemudian panik sus

Perawat : Oh, jadi dalam keluarga ibu, memang terbiasa cepat panik dalam
menghadapi masalah?
Pasiem : iya sus, kami langsung tidak tenang.

Perawat : Bagaimana dengan kebiasaan beribadah dalam keluarga ibu?

Pasien : Kami sering menjalankan ibadah dengan berjamaah sus

Perawat : Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami pengalaman yang tidak


menyenangkan ?

Pasien : Pernah sus

Perawat : Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan
untuk menyelesaikan masalah kalau ibu merasa tidak mampu
menyelesaikan masalah tersebut Apakah ibu berhasil menyelesaikan
masalah tersebut?

Pasien : Kalau ada masalah saya biasanya langsung berpikir bagaimana cara
menyelesaikannya, dan bila saya tidak mampu saya meminta bantuan
kepada keluarga saya.

Perawat : Wah, baik sekali, berarti dulu ibu pernah mampu


menyelesaikan masalah yang cukup berat, saya yakin sekali ibu
sekarang juga akan mampu menyelesaikan kecemasan yang ibu
rasakan.

Pasien :Insya allah saya bisa menyelesaikan kecemasan yang saya rasakan.

Perawat : nah ibu , sekarang saya akan mengajarkan ibu teknik relaksasi degan
caratarik nafas dalam agar ibu bisa mengatasi kecemasan ibu. Apa ibu
bersedia ?

Pasien : Saya bersedia sus.

Perawat : Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.

Pasien : iya, Baik sus

Perawat : Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan
nafas dalam hitungan tiga setelah itu hembuskan udara melalui mulut
dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu
praktikkan

Pasien : akan saya coba sus

Perawat : Wah bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks
atau santai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang
masalah yang ibu rasakan dan latihan relaksasi dengan melatih nafas
dalam

Pasien : lumayan relaks sus ,Dan pikiran saya juga agak tenang

Perawat : nah ibu coba ulangi lagi cara teknik napas dalam yang sudah kita
pelajari tadi .

Pasien : baik sus

Perawat : wah bagus sekali, Mari kita masukkan dalam jadual harian ibu. Jadi,
setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan
bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.

Pasien : baiklah sus, nanti akan saya coba.

Perawat : Baiklah bu, Bagaimana nanti saya akan kembali lagi kesini untuk
melatih latihan untuk mengurangi kecemasan ibu lagi bu?

Pasien : Baik sus

Perawat : Ibu mau nya jam berapa bu?

Pasien : Jam 10 saja sus

Perawat : Ibu maunya dimana bu?

Pasien : Disini saja sus


Perawat : baiklah ibu, kalau begitu sampai disini dulu percakapan kita, besok
pagi sekitar jam 10 saya akan kesini lagi. Terimakasih ibu.
assalamualaikum

Pasien ; sama-sama sus Waalaikumsalam


ANSIETAS
Ansietas Tanda dan Gejala
ATAU
Ansietas
KECEMASAN

Kecemasan adalah suatu perasaan


tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang 1. Cemas, kawatir, firasat
disertai suatu respons (penyebab tidak buruk, takut akan
spesifik atau tidak diketahui oleh pikirannyasendiri, mudah
individu). Perasaan takut dan tidak
tersinggung,
FIFI RAHMADITA menentu sebagai sinyal yang
2. Merasa tegang, tidak
183110174 menyadarkan bahwa peringatan
tenang, gelisah, mudah
tentang bahaya akan datang dan
3A terkejut.
memperkuat individu mengambil
DIII KEPERAWATAN PADANG tindakan menghadapi ancaman 3. Takut sendiriaan, takut pada

POLTEKKES KEMENKES keramaian, dan banyak


PADANG orang.
2020/2021 4. Gangguan pola tidur, mimpi-
mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan kosentrasi daya
ingat
Tingkatan Ansietas
Cara mengatasi
Faktor Penyebab Ansietas

ansietas?
1. Ansietas ringan berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari- Cara distraksi
1.Faktor Predisposisi hari dan menyebabkan seseorang verbal, auditori
yaitu, Biologis, menjadi waspada dan meningkatkan dan perilaku
Psikoligis, Faktor sosial lahan persepsinya.
Relaksasi nafas
2.Faktor Presipitasi
2. Ansietas sedang memungkinkan dalam
yaitu Ancaman
seseorang untuk memusatkan perhatian Hipnotis
terhadap integritas
seseorang meliputi pada hal yang penting dan lima jari
ketidakmampuan mengesampingkan yang lain, sehingga
fisiologis yang akan seseorang mengalami perhatian yang
datang atau selektif tetapi dapat melakukan sesuatu Cara spiritual
menurunnya kapasitas yang lebih terarah.
untuk melakukan
aktivitas hidup sehari- 3. Ansietas berat Adanya Patuh minum obat
hari., Ancaman kecenderungan untuk memusatkan
terhadap sistem diri pada sesuatu yang terinci dan spesifik
seseorang dapat
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain.
membahayakan
identitas, harga diri, 4. Tingkat panik dari ansietas
dan fungsi sosial yang
berhubungan dengan ketakutan dan
terintegrasi seseorang
merasa diteror, serta tidak mampu
melakukan apapun walaupun dengan
pengarahan.
DAFTAR HADIR MAHASISWA DAN BATAS BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KARDIOVASKULER I
METODE DARING

FIFI RAHMADITA
183110174
3A

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Sila Dewi Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PADANG
2020
DAFTAR HADIR DAN BATAS BIMBINGAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN KARDIOVASKULER I

MAHASISWA TK III A , B , C PRODI KEPERAWATAN PADANG POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


SEMESTER GANJIL TA 2020/ 2021(METODE DARING)

TINGKAT : III ( Tiga ) / Semester Ganjil


KELAS :A

NO HARI/ DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)


TGL DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
1 Senin, 1. Melakukan rekap
12 kehadiran pagi via WA
Oktober ke dosen pembimbing
2020 Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.
MB
2. Melakukan rekap
kehadiran pagi via WA
ke dosen pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,
Sp.J
3. Mendapatkan informasi
tentang kasus sebagai
dasar untuk membuat LP
oleh dosen pembimbing
Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.
MB
4. Pemberian informasi
tentang pre conferen oleh
dosen pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,
Sp.J

NO HARI/ DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)


TGL DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
2 Selasa, 1. Pemberian Informasi
13 untk menyempurnakan
Oktober Laporan Pendahuluan
2020 oleh dosen pembimbing
Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.
MB
2. Pemberian informasi
tentang dalam membuat
laporan pendahuluan
yang dikaitkan dengan
pengkajian psikososial
oleh dosen pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,
Sp.J
3. Pemberian informasi
tentang pengumpulan LP
oleh dosen Pembimbing
Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.
MB

4. Pengumpulan LP melalui
Email ke dosen
pembimbing Ns. Sila
Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.
MB
NO HARI/ DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
TGL DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
3 Rabu, Pemberian informasi tentang
14 pengumbuatan Laporan kasu
oktober dan soal vignette oleh dosen
2020 pembimbing Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB

Pemberian informasi tentang


pengumpuan LP ke dosen
pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J
Pemberian informasi tentang
jadwal responsi dengan
dosen pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J

Melakukan Responsi via


Zoom deng dosen
pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J
NO HARI/ DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
TGL DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
4 Kamis,15 Pemberian informasi untuk
oktober menyempurnakan laporan
2020 kasus oleh dosen
pembimbing Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
NO HARI/TGL DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
5 Jumat, 16 Melakukan rekap kehadiran
oktober pagi via WA ke dosen
2020 pembimbing Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB

Melakukan rekap kehadiran


pagi via WA ke dosen
pembimbing
Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J
HARI/TGL DAFTAR HADIR MAHASISWA MATERI BIMBINGAN DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
NO DOKUMENTASI (SCREENSHOOT)
6 Sabtu, 17 Pemberian informasi tentang
Oktober pengumpuan LK oleh dosen
2020 pembimbing Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
Koordinator MA PK Keperawatan Pembimbing Pembimbing
Kardiovaskuler I

Renidayati,S.Kp,M.Kep,Sp.J
(Metri lidya SKp M Biomed) Ns. Sila Dewi
Anggreni,M.Kep,Sp.Kep.MB
Nip. 196505181988032002

Anda mungkin juga menyukai