SYOK KARDIOGENIK
OLEH :
DZUL ADHAN GHIFARI
NIM : PO7120421053
A. DEFINISI
ketika berlanjut menyebabkan perfusi jaringan yang buruk, hal ini dapat
dikaitkan dengan metabolisme sel yang tidak normal. Selain itu, syok
jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak
ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok
kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30
mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam)
dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya
kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung
disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekua, seperti pada infark
hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan
B. ANATOMI FISIOLOGI
Secara sederhana, fungsi utamanya adalah untuk distribusi oksigen dan nutrisi
Jantung adalah organ dengan empat berangka dan berotot yang terletak
pada rongga dada, dibawah perlindungan tulang rusuk, dan sedikit ke kiri
sternum. Jantung berada didalam kantung yang berisi cairan yang longgar,
yang disebut dengan perikardium. Keempat ruangan jantung yaitu atrium kiri
dan kanan, ventrikel kiri dan kanan. Atria duduk berdampingan diatas
ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu sama lain dengan 6 katup satu
arah. Sisi kanan dan kiri jantung dipisahkan oleh dinding jaringan yang
disebut dengan septum Bentuk dan Ukuran Jantung Jantung relatif kecil, kira-
kira berukuran sama seperti kepalan tangan yang tertutup. Sekitar 12 cm (5
inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci) untuk lebarnya dan 6 cm (2,5 inci)
untuk tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada perempuan dewasa dan
anatomis dan memanjang dari sternum ke kolom vertebra, dari yang pertama
tulang rusuk ke diagfragma, dan diantara paru- paru. Sekitar dua pertiga
massa jantung terletak pada sebelah kiri garis tengah tubuh. Ujung apeks
terbentuk oleh ujung ventrikel kiri (ruang bawah jantung) dan terletak diatas
digfragma yang mengarah kearah anterior, inferior, dan ke kiri. Dasar jantung
berlawanan dengan apeks dan posteriornya aspek yang terbentuk oleh atria
(bilik atas) jantung, kabanyakan atrium kiri. Posisi jantung terletak diantara
2. Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan
Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari v.cava inferior dari
tubuh bagian inferior dan dari v.cava superior dari tubuh bagian
superior.
sinistrer.
C. ETIOLOGI
Menurut Asikin et all, 2016 ada beberapa faktor penyebab terjadinya syok
kardiogenik adalah :
1. Infark Miokardium
D. MANIFESTASI KLINIS
cemas)
2. Hipoperfusi jaringan
E. KLASIFIKASI
lebih lanjut
kematian.
F. PATOFISIOLOGI
kiri gagal bekerja sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah
jantung dengan baik. Maka dimulailah siklus yang terus berulang. Siklus
miokardium.
ulang pada iskemia dan kerusakan miokardium ulang. Dari siklus ini dapat di
telusuri bahwa siklus syok kardiogenik ini harus di putus sedini mungkin
bertahap akan menuju pada aritmia dan kematian (Asikin et all, 2016).
G. PATHWAY
Necrosis miokard
Syok kardiogrnik
Penurunan curah
jantung
Gangguan rasa
Intoleransi
nyaman
aktifitas
Menurut buku yang di tulis oleh Aspiani 2015 dalam Asikin Et all
2. Disritmia
4. Stroke
5. Tromboemboli
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
gerakan jantung
(POM)
J. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
coroner pada dosis < 5 µg/ kg/ menit. Takikardia merupakan efek
3) Membatasi aktivitas
1. Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status
perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis
b. Penanggung jawab, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, hubungan dengan pasien
2. Alasan Masuk : Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa
letih,pucat,akral dingin
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keletihan, kelemahan, malaise umum
2) Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
3) Klien mengatakan bahwa ia depresi
4) Sakit kepala
5) Nyeri mulut & lidah
6) Kesulitan menelan
7) Dyspepsia, anoreksia
8) Klien mengatakan BB menurun
9) Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
10) Penurunan penglihatan
11) Kemampuan untuk beraktifitas menurun
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat dahulu yang mendukung dengan melakukan
serangkaian pertanyaan, meliputi:
1) Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia.
2) Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama.
3) Apakah pernah menderita penyakit malaria.
4) Apakah pernah mengalami pembesaran limfe.
5) Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar
seperti kanker payudara, leukimia, dan multipel myeloma.
6) Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran
dengan radiasi.
7) Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan
ginjal dan hati.
8) Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endoktrin.
9) Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti
vitamin B12 asam folat, vitamin C dan besi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Kecendrungan keluarga untuk anemia.
2) Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia
congenital. Keluarga adalah vegetarian berat.
3) Social ekonomi keluarga yang rendah.
4. Genogram
Untuk mengetahui riwayat penyakit dari keluarga dan klien.
5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6)
TTV : TD : Biasanya menurun
N : Biasanya meningkat
R : Biasanya cepat
S : Biasanya meningkat
a. Kepala : Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan
kepala,rambut kering, mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit
kepala, pusing.
b. Mata : Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
c. Telinga : Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
d. Hidung : Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada
perdarahan pada hidung atau tidak.
e. Mulut : Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi,
kebersihan gigi, stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
f. Leher : Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid /
tidak, adanya pembesaran kelenjar getah bening.
g. Thorax
Paru-paru :
I : Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea
(kesulitan bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat
melakukan aktivitas jasmani merupakan menifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
P : Taktil premitus simetris
P : Sonor
A : Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.
Jantung :
I : jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising
jantung menggambarkan beban jantung dan curah jantung
meningkat
P : Tidak teraba adanya massa
P : pekak
A : Bunyi jantung murmur sistolik
h. Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
A : Suara bising usus
P : Terdapat bunyi timpani,
P : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan /tidak.
i. Genitalia : Normal / abnormal
j. Integumen : Mukosa pucat,kering dan Kulit kering
k. Ekstermitas : Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane
mukosa, Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan
dalam melakukan aktifitas.
l. Punggung : Kesimetrisan punggung,warna kulit, dan keberishan.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG : untuk mengetahui adanya infark miokard dan/atau iskemia
miokard
Diagnosa Keperawatan
7. Frekuensi 1. Observasi
8. Kedalaman napas)
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri
dada (meliputi faktor pemicu dan
dan pereda, kualitas, lokasi,
radiasi, skala, durasi dan
frekuensi)
Monitor EKG 12 sadapan untuk
perubahan ST dan T
Monitor Aritmia( kelainan irama
dan frekuensi)
Monitor elektrolit yang dapat
meningkatkan resiko aritmia( mis.
kalium, magnesium serum)
Monitor enzim jantung (mis. CK,
CK-MB, Troponin T, Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada
sindrom koroner akut(mis. Skor
TIMI, Killip, Crusade)
Terapiutik
Pertahankan tirah baring minimal
12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi ansietas dan stres
Sediakan lingkungan yang
kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
Siapkan menjalani intervensi
koroner perkutan, jika perlu
Berikan dukungan spiritual dan
emosional
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan
nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver
Valsava (mis. Mengedan sat BAB
atau batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani
pasien
Ajarkan teknik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
Kolabaorasi
Kolaborasi pemberian
antiplatelat, jika perlu
Kolaborasi pemberian
antiangina(mis. Nitrogliserin, beta
blocker, calcium channel bloker)
Kolaborasi pemberian morfin,
jika perlu
Kolaborasi pemberian inotropik,
jika perlu
Kolaborasi pemberian obat untuk
mencegah manuver Valsava
(mis., pelunak, tinja, antiemetik)
Kolaborasi pemberian trombus
dengan antikoagulan, jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan x-ray
dada , jika perlu
4 Gangguan rasa Setelah A. Manajemen Nyeri (1. 08238)
nyaman dilakukan 1. Observasi
intervensi selama Identifikasi lokasi,
3 x 24 jam, maka karakteristik, durasi,
gangguan rasa frekuensi, kualitas, intensitas
nyaman nyeri
meningkat, Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria Identifikasi respon nyeri non
hasil: verbal
Identifikasi faktor yang
memperberat dan
meningkat 2. Terapeutik
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan independen adalah aktivitas
perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti
dokter dan petugas kesehatan lain (Tarwoto dkk 2015).
Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan untuk melengakapi proses keperawatan
yang dapat dilihat dari perkembangan dan hasil kesehatan klien. Tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah
evaluasi adalah sebagi berikut: (Tarwoto dkk 2015).
https://www.academia.edu/33907019/LP_SYOK_KARDIOGENIK.doc.
Asikin Et All. 2016. Konsep Syok Kardiogenik. http://eprints. umm. ac. id/
https://www.academia.edu/20054620/ASKEP_SYOK_KARDIOGENIK.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi I. Cetakan II. Jakarta : DPP
PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.