Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL JANTUNG KONGESTIF

OLEH

SILVIANO AGUNG
20203008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATHOLIK INDONESIA

SANTU PAULUS RUTENG

2020
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke
seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya
mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan
cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau
fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Darmojo, 2004
cit Ardini 2007).
Kesimpulan bahwa gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan
dimana jantung tidak mampu untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrien karena terjadinya gagal jantung sisi kanan atau
gagal jantung sisi kiri.
2. Anatomi Fisiologi

Berdasarkan gambar diatas, terdapat beberapa bagian jantung (secara


anatomis) diantaranya yaitu:
1. Aorta mrupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari
ventrikel sinistra.
2. Atrium kanan berfungsi untuk menampung darah miskin oksigen dari
tubuh melalui vena kava superior dan inferior.
3. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru
melalui keempat vena pulmoner. Darah kemudian mengalir ke ventrikel
kiri.
4. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium kanan
dan memompanya ke paru melalui arteri pulmoner.
5. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot, menerima
darah kaya oksigen dari paru melalui atrium kiri dan memompanya ke
dalam sistem sirkulasi melalui aorta.
6. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh darah yang keluar dari dekstra
menuju ke paru-paru arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel
dekstra ke paru-paru (pulmo).
7. katup trikuspidalis, terdapat diantara atrium desktra dengan ventrikel
dekstra yang terdiri dari 3 katup.
8. katup bikuspidalis terdapat diantara atrium sinistra dengan ventrikel
sinistra yang terdiri dari 2 katup.
9. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
desktra.

3. Etiologi
Etiologi gagal jantung kongestif dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Faktor eksternal:hipertensi, hipertiroid, dan anemia kronis/ berat.
2. Faktor interna
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum
Defect (ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Distrimia:atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi:endokarditis bacterial sub-akut

4. Patofisiologi dan Patoflowdiagram


 Patofisiologi
Frekuensijantungadalahfungsi dari sistem sarafotonom.Apabilacurah
jantungberkurang,makasistemsaraf simpatisakanmempercepatfrekuensi jantung
untuk tetapmempertahankan curahjantung.Bilamekanismekompensasi ini gagal
untukdapatmempertahankanperfusijaringanyangmemadai,maka
volumesekuncup jantung-lahyang harusmenyesuaikandiriuntuktatapbisa
mempertahankancurahjantung.
Volumesekuncup merupakan jumlahdarah yang dipompapadasetiap
jantungberkontraksi,halinitergantungpada3faktor,yaitu:preload(jumlah
darahyang mengisijantungberbandinglangsungdengan tekananyang
ditimbulkanoleh panjangnyareganganserabutjantung),kontraktilitas(beracuan
pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan
berhubungan denganperubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium),
afterload(mengacupada besarnyatekananventrikelyangharusdihasilkanuntuk
memompadarahmelawanperbedaantekanan).
Tubuh mengalami beberapa adaptasi pada jantung dan hal ini terjadi
secara sistemik,jikaterjadigagaljantung.Volumedan tekananpadaakhir
diastolikdi dalamkeduaruangjantungmeningkat,apabilaterjadipengurangan
volume sekuncupkeduaventrikelakibatpenekanankontraktilitasatauafterload
yang sangatmeningkat.Haliniakanmeningkatkanpanjangserabutmiokardium
padaakhir diastolik dan menyebabkanwaktu sistolik menjadi singkat. Akan
terjadi dilatasiventrikeljikakondisiiniberlangsunglama.Padasaatistirahat,
cardiac output masih bisa berfungsi dengan baik, akan tetapi peningkatan
tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke kedua
atrium, sirkulasipulmonerdansirkulasisitemik.Yangpadaakhirnyatekanan
kapiler akanmeningkatdanmenyebabkantransudasicairansertatimbuledema
paruatauedemasistemik.
 Patoflowdiagram
Faktor resiko

infeksi Kontraktilitas menurun hipertensi

Emboli paru Afterload Abnormal otot jantung


menurun

Infark miokard
Preload meningkat anemia

Gagal jantung

Disfungsi ventrikel kiri Disfungsi ventrikel Respon kenaikan


kanan frekuensi jantung

Preload meningkat Kongesti vena Peningkatan kebutuhan


sistemik oksigen

Kongesti vaskular
pulmonal Oedem perifer Asidosis tingkat
jaringan

Resiko penurunan
Edema pulmonal Resiko kerusakan perfusi jaringan
integritas kulit jantung

Gangguan Penurunan aliran


Pengaruh jaringan
pertukaran gas darah ke ginjal,
lanjut
usus dan kulit

Intoleransi aktivitas Penurunan keluaran


Iskemia miokard
urin, kenaikan
letargi kulit

Penurunan curah
jantung oedema

Kelebihan volume
cairan
5. Manifestasi Klinik

1. peningkatan volume intravaskular

2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya
curah jantung.

3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan


cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, dimanifestasikan dengan batuk dan nafas
pendek.

4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena
sistemik.

5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan


dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke
jaringan dan organ yang rendah.

6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume


intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).

6. Pemeriksaan Diagnostik

1. Hitung sel darah lengkap anemia berat atau anemia gravis atau polisitemiavera

2. Hitung sel darah putih: Lekositosis atau keadaan infeksi lain.

3. Analisa gas dalam (AGD):menilai derajat gangguan keseimbangan basa baik


metabolik maupun respiratorik.

4. fraksi lemak: peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL yang merupakan resiko
CAD dan penurunan perfusi jaringan

5. serum katekolamin: pemeriksaan untuk mengesampingkan penyakit adrenal

6. sedimentasi meningkat akibat adanya inflamasi akut

7. Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF terhadap fungsi
hepar atau ginjal.

8. Tiroid: menilai peningkatan aktivitas tiroid

9. Echocardiogram: menilai senosis/inkompetensi, pembesaran ruang jantung, hipertropi


ventrikel.

10. Cardiac scan: menilai underperfusion otot jantung yang mnunjang penurunan
kemampuan kontraksi.

11. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru
12. katerisasi jantung: menilai fraksi ejeksi ventrikel

13. EKG: menilai hipertropi atrium/ventrikel, iskemia, infark, dan distrimia

7. Komplikasi
1) Efusi pleura: karena peningkatan tekanan kapiler
2) Arritmia: pembesaran ruang jantung menyebabkan gangguan elektrik normal
3) Trombus ventrikel kiri: pembesaran ventrikel kiri dan penurunan curah jantung
meningkatkan kemungkinan pembentukan thrombus.
4) Hepatomegali: pada gagal ventrikel kanan, kongesti vena merusak sel hepar terjadi
fibrosis dan sirosia hepar.
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajia)
c. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
rumah sakit)
d. Riwayat kesehatan sebelumnya(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita pasien)
e. Riwayat kesehatan keluarga (adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh
anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis
maupun tidak)
f. Pemeriksaan Fisiik
g. keadaan umum
1) pemeriksaan persistem
2) Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas).
3) Sistem kardiovaskuler (Nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan
frekuensi).
4) Sistem pencernaan (Nilai kemampuan menelan, nafsu makan/minum,
peristaltik, eliminasi).
5) Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan 5 indera: penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, perasa).
6) Sistem persarafan (bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara,
pupil, orientasi waktu dan tempat).
7) Sistem musculoskeletal (mengetahui keadaan bentuk, gerak dan kekuataan
otot).
8) Sistem integumen (Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien)
9) Sistem endokrin
10) Sistem perkemihan (Nilai frekuensi BAK, volume BAK)
11) Sistem reproduksi
h. ADL
1) Nutrisi dan metabolisme(mengkaji kebutuhan nutrisi klien dalam 24 jam)
2) Cairan (mengkaji jenis, frekuensi dan kebutuhan).
3) Eliminasi (mengkaji perubahan BAB, BAK sedikit atau jarang).
4) Tidur dan istirhat (mengkaji kebutuhan tidur klien dalam 24 jam).
5) Olahraga (mengkaji kegiataan olahraga klien).
6) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan (mengkaji perilaku kesehatan klien)
7) Aktifitas dan latihan (mengkaji tingkat kemampuan klien dalam
beraktivitas)
8) Koping stress/rekreasi (mengkaji kegiatan manajemen koping klien).
2. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG.
Dilakukan rutin utnuk mengetahui penyebab gagal jantung seperti aritmia
dan sindrom koroner akut
b. Pemeriksaan radiologi (rontgen toraks). Dilakukan untuk mengkonfirmasi
ada tidaknya kongesti
c. Ekokardiografi
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang rutin harus dilakukan pada semua pasien
yang dicurigai gagal jantung.
3. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
a. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
b. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
c. Penurunan curah jantung b.d perubahan aftterload, perubahan
kontraktilitas dan perubahan preload
d. Resiko kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi
e. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung b.d
f. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
4. Rencana Keperawatan

NO HARI/ DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI (NIC)


TANGGAL KEPERAWATAN HASIL (NOC)

1 Rabu, 21- Gangguan pertukaran NOC: NIC:


10-2020 gas b.d
-Respiratory status: Gas Airway Management
ketidakseimbangan
exchange
ventilasi perfusi  Buka jalan nafas,
-Resipiratory status:
gunakan teknik chin
ventilation
lift atau jaw thrust
-vital sign status
bila perlu
Kriteria Hasil:
 posisikan pasien
-Mendemonstrasikan
untuk
peningkatan ventilasi
dan osikgenasi yang memaksimalkan
adekuat ventilasi (SEMI
-memelihara kebersihan FOWLER)
paru-paru dan bebas dari
 Identifikasi pasien
tanda-tanda distress
pernafasan perlunya

-Mendemostrasikan batuk pemasangan alat


efektif dan suara nafas jalan nafas buatan
yang bersih, tidak ada
sianosis dan dsypneu  pasang mayo bila
(mampu mengeluarkan perlu
sputum, mampu bernafas
 lakukan fisioterapi
dengan mudah, tidak ada
pursed lips) dada jika perlu

-Tanda-tanda vital dalam  keluarkan sekret


rentang normal. dengan batuk efektif
atau suction
 Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
 lakukan suction
pada mayo
 berikan
bronkodilator bila
perlu
 berikan pelembaban
udara
 atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
 monitor respirasi
dan status O2
Respiratory Monitoring
 Monitor rata-rata
kedalaman, irama
dan usaha respirasi
 catat pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot supraclavicular
dan intercostal
 Monitor suara nafas,
seperti mendengkur
 Monitor pola nafas:
bradipena, takipenia,
kusmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
 catat lokasi trakea
 monitor kelelahan
otot
diafragma(gerakan
paradoksis)
 auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan/tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan
 tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasikan
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama
Acid Base Managemen
 monitor IV line
 Pertahankan jalan
nafas paten
 monitor AGD,
tingkat elektrolit
 Monitor status
hemodinamik (CVP,
MAP, PAP)
 Monitor adanya
tanda-tanda gagal
nafas
 monitor pola
respirasi
 lakukan terapi
oksigen
 monitor status
neurologi
 tingkatkan oral
hygiene
2 Rabu, 21- Penurunan curah jantung NOC: NIC:
10-2020 b.d perubahan afterload,
perubahan kontraktilitas  Cardiac pump Cardiac Care
dan perubahan preload effectiveness  Evaluasi adanya
nyeri dada
 Circulation Status (intensitas, lokasi,
 Vital Sign Status durasi)
Kriteria Hasil:  Catat adanya

 Tanda vital dalam disritmia jantung

rentang normal  Catat adanya tanda

(tekanan darah, nadi, dan gejala

respirasi) penurunan cardiac

 Dapat mentoleransi output

aktivitas, tidak ada  Monitor status

kelelahan kardiovaskuler

 Tidak ada edema paru,  Monitor status

perifer, dan tidak ada pernafasan yang

ansietas menandakan gagal

 Tidak ada penurunan jantung

kesadaran  Monitor abdomen


sebagai indicator
penurunan perfusi
 Monitor balance
cairan
 Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
 Monitor respon
pasien terhadap efek
pengobatan
antiaritmia
 Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari
kelelahan
 Monitor toleransi
aktivitas pasien
 Monitor adanya
dsypnea, fatigue,
takipneu dan
ortopneu
 Vital Sign
Monitoring
Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
 Monitor pada saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas
dari nadi
 Monitor adanya
pulsus paradoksus
dan pulsus alterans
 Monitor jumlah dan
irama jantung dan
monitor bunyi
jantung
 Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru,
pola pernapasan
abnormal
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer
 Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign
3 Rabu, 21- Intoleransi aktivitas b.d NOC NIC
10-2020 ketidakseimbangan
 Konservasi energi Terapi aktivitas
antara suplai dan
 Kelelahan: efek yang
kebutuhan oksigen  Kolaborasi dengan
mengganggu
tenaga rehabilitasi
 Toleransi terhadap medik dalam
aktivitas merencanakan
 Self care: ADL program terapi yang
Kriteria hasil: tepat
 Berpartisipasi dalam  Bantu klien untuk
aktivitas fisik mengidentifikasi
 Mampu melakukan aktivitas yang mampu
aktivitas sehari-hari dilakukan sesuai
secara madiri dengan kemampuan
 TTV normal fisik klien
 Sirkulasi status baik  Bantu untuk untuk
 Status respirasi mendapatkan alat
pertukaran gas dan bantuan aktivitas
ventilasi adekuat seperti kursi roda dan
krek
 Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
4 Rabu, 21- Resiko penurunan NOC NIC
10-2020 perfusi jaringan jantung
 Cardiac pump Cardiac care
effectiveness  Evaluasi adanya nyeri
 Status sirkulasi dada (intensitas,
 Status TTV lokasi durasi)
Kriteria hasil:  Catat adanya distrimia
 Tekanan sistol dan jantung
diastol dalam rentang  Catat adanya tanda
normal dan gejala penurunan
 CVP dalam batas normal cardiac output
 Tidak ada oedema perifer  Monitor status
dan asites kardiovaskuler
 Denyut jantung, AGD,  Monitor balance
dalam batas normal cairan
 Bunyi jantung abnormal  Atur priode latihan
tidak ada dan istrahat utnuk
 Nyeri dada tidak ada menghindari
 Tidak lemah kelelahan

5 Rabu, 21- Kelebihan volume cairan NOC NIC


10-2020 b.d gangguan
 Electrolit dan acid base Fluid management
mekanisme regulasi balance  Pertahankan catatan
 Fluid balance intake dan output
 Hydration yang akurat
Kriteria hasil:  Pasang urine kateter
 Terbebas dari edema dan jika diperlukan
efusi  Monitor status
 Bunyi napas bersih dn hemodinamik
tidak ada dispnea termasuk CVP, MAP
 Memelihara tekanan  Monitor vital sign
vena sentral, tekanan  Kolaborasi pemberian
kapiler paru, output diuretik sesuai
jantung dan vital sign interuksi
dalam batas normal Fluid monitoring
 Terbebas dari kelehahan
 Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
 Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dan
ketidakseimbangan
cairan
 Monitor BB, BP, HR,
RR
 Catat secara akurat
intake dan output

5. implementasi

Implementasi dilakukan dengan mengacu pada intervensi yang telah dibuat


6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah teratasi, teratasi
sebagian atau tidak teratasu
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer dan Triyanti. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta.
EGC
Udjianti. 2010. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 8. Jakarta. EGC
https://www.perawatkitasatu.com/2019/02/laporan-pendahuluan-askep-gagal-jantung-
kongestif-chf-pdf-doc.html
https://hellosehat.com/urologi/jantung/anatomi-jantung/#gref
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS (DIRUANG ICU/ICCU)

1. PENGKAJIAN
a. Berisi data yang terfokus pada kegawatdaruratanklien

Nama:Tn. K

PENGKAJIAN No. RM :123456


KEPERAWATAN
Tgl.Lahir :21-05-1991
PASIEN ICU
□Laki-laki

Tgl:15-02-2021 Jam :14.45 WITA


Sumber data :Pasien
Lainnya: istri klien
Rujukan : Tidak Ya, RS…………… Puskesmas…………. 
Dokter: -
Diagnosis Rujukan: Bukan Pasien Rujukan
PendidikanPasien :SMP
Lainnya:-
PekerjaanPasien:Petani

1. PEMERIKSAANFISIK
a. Sistem Pernapasan:
Jalannapas : Bersih: tidak ada obtruksi di jalan napas

Pernapasan

 RR : 26x/mnt

 Penggunaan otot bantu napas : Ya


 TerpasangETT :  Tidak
 TerpasangVentilator :  Tidak

 Irama  TidakTeratur
 Kedalaman  TidakTeratur
 Sputum  Putih  Kuning  Hijau
 Konsistensi  TidakKental  Kental
 Suaranapas  Vesikuler

Lainnya: tidak ada sputum

Sistem Kardiovaskuler :
SirkulasiPerifer:
Nadi: 97x/mntTekanan darah :109/76 mmHg

 Pulsasi : lemah
 Akral : Hangat
 Warna kulit : Pucat
Sirkulasi Jantung

 Irama : TidakTeratur
 Nyeri dada : Tidak
Perdarahan: Tidak

b. Sistem SarafPusat
 Kesadaran : Composmentis
  GCS: 15
Eye:4, Motorik :6, Verbal : 5
 Kekuatan otot:4
c. SistemGastroinsteatinal
 Distensi : ya
 Peristaltic : Lama : 12x/mnt
 Defekasi : TidakNormal Normal
d. SistemPerkemihan
 Warna : Kuning
 Distensi : Ya
 Penggunaan catheterurine: Ya
 Jumlah urine : ±700ml /24 jam

e. Obstetri &Ginekologi
 Hamil : Tidak
f. SistemHematologi
Perdarahan : Gusi Nassal Pethecia Echimosis

Lainnya: tidak ada perarahan

g. Sistem Muskulosceletal &Integument


 Turgorkulit : Elastis
 Terdapat luka :Tidak luka

 Fraktur : Tidak  Ya, lokasi fraktur:tidak ada fraktur

 Kesulitan bergerak : Tidak


 Penggunaan alat bantu :Tidak  Ya, nama alat:tidak ada

h. Alat Invasif yangdigunakan

 Drain / WSD : Tidak


 IV Line : • Ya: NaCl 10 RPM di lengan kiri
 NGT : • Tidak
 DLL menggunakan kateter
2. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DANSPIRITUAL
a. Psikososial
 Komunitas yang diikuti :tidak ada komunitas yang diikuti klien
 Koping : Menerima
 Afek : Gelisah
 HDR : Emosional
 Persepsipenyakit :Menerima
 Hubungankeluargaharmonis:Ya,
orangterdekat: Istri
b. Spiritual
 Kebiasaankeluarga / pasienuntukmengatasistress darisisi spiritual:klien dan keluarga klien
mengatakan kadang mereka mengikuti ibadah di gereja pada hari minggu
3. KEBUTUHAN EDUKASI
a. Terdapat hambatan dalam pembelajaran :
 Tidak ada hambatan  Ya, JikaYa: Penglihatan
 Pendengaran  Budaya  Emosi
 Kognitif  Bahasa
 Fisik
 Lainnya ………………...
Dibutuhkan penerjemah :Tidak membutuhkan penerjemah
Sebutkan…………..………………………………………………….
Kebutuhan edukasi (pilih topik edukasi pada kotakyangtersedia) :
 Diagnosadanmanajemenpenyakit  Obat – obatan /Terapi
 Diet dannutrisi
 Tindakankeperawatan………………. Rehabilitasi
 Manajemennyeri
 Lain-lain,sebutkanmelakukan pendidikan kesehatan mengenai diet gagal jantung

b. Bersediauntukdikunjungi:  Ya, : oleh:


 Keluarga
 Kerabat

4. RISIKO CEDERA / JATUH (Isi formulir monitoring pencegahanjatuh)


 Tidak ada resiko jatuh
5. STATUS FUNGSIONAL (Isi formulirBarthelIndex)
AktivitasdanMobilisasi : Perlu bantuan,sebutkan
Selalu dibantu ole istri saat makan, disuap dan saat BAB
Alat Bantu jalan, sebutkan:tidak ada/dibantu istri
Bila terdapat gangguan fungsional, pasien dikonsultasikan ke Rehabilitasi Medis melalui DPJP
6. SKALANYERI

Tidak Nyeri Nyeri


Nyeri Menggang Berat

Nyeri : klien mengatakan tidak ada nyeri yang dirasakan

1 – 3 : nyeri ringan, analgetik oral

4 – 7 : nyeri sedang, perlu analgetik injeksi

 NyeriKronis, Lokasi:……………… Frekuensi:…………. Durasi………….

 NyeriAkut Lokasi:……………… Frekuensi:…………. Durasi………….


 Score Nyeri (0-10) : …………...

Nyeri Hilang
 Minum Obat Istirahat Mendengar Musik 
Berubah PosisiTidur
Lain–Lain sebutkan…………………………………………………………………………

 Numeri  Wong  CRI  FLA  CO


CC Keterangan
c Usia Baker ES Usia 2 MFOR
>7th Face Usia bln – 7 T
Usia 0-6bln th Pasien
>3th tidaksa
dar
0 :TidakNyeri
1-3 :
A/I: A/I: A/I: A/I: A/I: NyeriRingan
4-7 : Nyeri
Sedang 8-10:
Nyeri Berat
Comfort Pain
Scale:
9-18 : Nyeri
Terkontrol 19-26 :
Nyeri Ringan 27-
35 : Nyeri Sedang
>35 : Nyeri
Berat

Nyeri mempengaruhi: Tidur AktivitasFisik Emosi


 NafsuMakan
 Konsetrasi
Lainnya…………………………………………………

7. SKRINNING GIZI (berdasarkan Malnutrition Screening Tool / MST)


(Lingkari skor sesuai dengan jawaban, Total skor adalah jumlah skor yang dilingkari)

No. Parameter Skor


1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
a. Tidakpenurunanberatbadan 0
b. Tidakyakin / tidaktahu / terasabajulebihlonggar
c. Jikaya, berapapenurunanberatbadantersebut
1-5 kg
6-10 kg
11-15kg
>15 kg
Tidakyakinpenurunannya
2. Apakah asupan makan berkurang karena berkurangnya nafsu
makan?
a. Tidak 0
b. Ya

3. Pasiendengandiagnosakhusus :Tidak  Ya(DM


Ginjal Hati
Jantung Paru

 Stroke Kanker PenurunanImunitas Geriatri


Lain-lain
………………………...)

Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis / kondisi khusus dilakukan pengkajian lanjut oleh
Tim Terapi Gizi

Sudah dilaporkan ke TimTerapiGizi: Tidak  Ya, tanggal &jam


Lainnya: klien tidak mengalami penururnan berat badan yang signifikan dan klien kehilangan nafsu
makan tetapi perawat dan istrinya paksa utnuk makan

8. HASIL PEMERIKSAANPENUNJANG
 Hasil laboratorium terbaru, meliputi :
 Analisa Gas Darah :

PH: 7,40

PaCO2: 39 mmHg

PaO2:65 mmHg

HCO3: 25 mEq/L

SatO: 95%

 Hematologi : Hb : …………………. HT : …………………. Trombo :


………………….

Leuko : ………………

 Fungsihati : Albumin…………………. Globulin………………….


 FungsiGinjal : Ureum……………………. Creatinin………………….
 Faktor pembekuan :APTT …………………. PTT……………………….
 FotoThoraks :belum melakukan pemeriksaan foto thoraks
 EKG :hasil EKG didapatkan irama ireguler, HR 96x/menit

 DLL :klien sudah melakukan analisa gula darah

Analisa data

No HARI/ DATA PROBLEM ETIOLOGI


TANGGAL
1 Selasa, 16-02- Subyektif:klien mengeluh Penurunan curah jantung perubahan irama
2021 sesak jantung,
perubahan
Obyektif: frekuensi jantung,
perubahan
 Pulpasi lemah
afterload dan
 Klien tampak preload
lemah
 Sianosis
 BP: 109/76 mmHg
 RR: 26x/menit
 HR: 97x/menit

2 Selasa, 16-02- Subyektif: klien mengeluh Kelebihan volume cairan Gangguan


2021 sesak mekanisme
regulasi
Obyektif:
 Diaforesis
 Menggunakan
kateter (prodksi
urine: ±700 ml/24
jam
 Distensi urine

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN : disusun sesuai prioritas danurgensinya


a. Penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung, perubahan frekuensi jantung,
perubahan afterload dan preload (actual)
b. Kelebihan volume cairan b/d Gangguan mekanisme regulasi (potensial)

3. PERENCANAAN
No INTERVENSI TUJUAN & KRITERIA RASIONAL
HASIL
DX 1 1. Monitor TTV (BP) Setelah dilakukan tindakan 1. Perubahan tekanan
2. Monitor irama jantung keperawatan selama 3x24 jam darah menunjukan
diharapkan curah jantung keadaan jantung
3. Monitor balance cairan normal dengan kriteria hasil: 2. Irama jantung
4. Monitor toleransi aktivitas klien  Klien tidak sesak menggambarkan
5. Catat adanya tanda dan gejala  Pulpasi lkuat kondisi jantung
 Klien tampak 3. Masalah pada
penurunan cardiac output
rileks/tidak kelelahan keseimbangan
6. Kolaborasi dalam pemeriksaan  Tidak Sianosis cairan
EKG  TTV dalam rentang mempengaruhi
normal kondisi
kardiovaskuler
4. Untuk membantu
pemenuhan
kebutuhan klien
5. Mengetahui jumlah
volume darah yang
dipompa ole
ventrikel jantung
6. Pemeriksaan EKG
merekam kerja
jantung
DX 2 1. Monitor status hemodinamik Setelah dilakukan tindakan 1. Untuk
termasuk CVP, MAP keperawatan selama 3x24 jam mengevaluasi
2. Monitor BB, BP, HR, RR (Catat klien tidak mengalami keefektifan terapi
secara akurat intake dan output)
kelebihan volume cairan 2. Untuk mengetahui
3. Pasang urine kateter jika
diperlukan dengan kriteria hasil: status volume
4. Tentukan kemungkinan faktor  Klien tidak mengeluh cairan klien
resiko dan ketidakseimbangan sesak 3. Untuk mengetahui
cairan  Tidak Diaforesis jumlah cairan yang
5. Kolaborasi pemberian diuretik  Tidak Menggunakan keluar serta
sesuai interuksi kateter (prodksi urine memantau
normal karakteristik urin
 Tidak ada Distensi 4. Untuk mengatasi
urine
terjadinya kelebihn
volume cairan
5. Meningkatkan laju
aliranurin dan dapat
menghambat
reabsorbsi natrium
pada tubulus ginjal

4. CATATANKEPERAWATAN
NO HARI/TGL JAM IMPLEMENTA RESPON PARAF
DX SI
1 Selasa, 16-02-2021 08.00 1. Memonitor 1. S: klien masih
TTV (BP) mengeluh
2. Memonitor sesak
O: BP: 109/76
irama jantung
mmHg
3. Memonitor 2. S: klien
balance cairan mengeluh
4. Memonitor jantungnya
berdebar-
toleransi
debar
aktivitas klien O: irama
5. mencatat jantung
adanya tanda ireguler
dan gejala 3. S: -
O: produksi
penurunan
urine 750
cardiac output ml/24 jam
6. Kolaborasi 4. S: klien
dalam mengatakan
pemeriksaan ingin ganti
posisi tidur
EKG
O: posisi
semifowler
5. S:
O: sejauh ini
tidak ada
gejala lanjutan
cardiac output
6. S:-
O: hasil EKG
didapatkan
irama ireguler,
HR 150x/m
2 Selasa, 16-02-2021 08.30 1. Memonitor 1. S: -
status O:BP: 109/76
hemodinamik
termasuk mmHg
CVP, MAP (MAP: 80
2. Memonitor mmHg)
BB, BP, HR, 2. S: klien masih
RR (Catat
secara akurat mengeluh
intake dan sesak
output) O: HR:
3. memasang 96x/menit,
urine kateter
jika RR: 26x/menit
diperlukan 3. S: klien setuju
4. Tentukan dengan
kemungkinan tindakan yang
faktor resiko
dan akan
ketidakseimba dilakukan
ngan cairan O: klien
5. Kolaborasi tampak
pemberian
diuretik sesuai meringis saat
interuksi proses
pemasangan
kateter
4. S: klien
mengeluh
berkeringat
O: perawat
batasi intake
klien
5. S:
O:

Ket: implementasi disesuaikan dengan diagnosa/ masalah yang akan diatasi

5. CATATAN PERKEMBANGAN HARI I


NO HARI/TGL JAM PERKEMBANGAN KONDISIS KLIEN PARAF
DX
1 Selasa, 16-02- 12.00 S:
2021  klien masih mengeluh sesak
 klien mengeluh jantungnya berdebar-
debar
 klien mengatakan ingin ganti posisi tidur
O:
 BP: 109/76 mmHg
 Irama jantug ireguler
 hasil EKG didapatkan irama ireguler, HR
96x/m
A: masalah keperawatan penururunan jantung
belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan

2 Selasa, 16-02- 13.00 S:


2021  klien masih mengeluh sesak
 klien mengeluh berkeringat
O:
 BP: 109/76 mmHg (MAP: 80 mmHg)
 HR: 96x/menit, RR: 26x/menit
 produksi urine 750 ml/24 jam
 diaforesis
P: masalah keperawatan kelebihan volume cairan
belum teratasi
O: intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN HARI II

NO HARI/ JAM PERKEMBANGAN KONDISI KLIEN PARAF


DX TANGGAL

1 Rabu, 17-02- 12.00 S:


2021
 klien masih mengeluh sesak
 klien ingin posisi tidurnya kepala lebih
tinggi dari kaki

O:

 BP: 110/80 mmHg


 Irama jantug masih ireguler
 hasil EKG didapatkan irama ireguler, HR
96x/m

A: masalah keperawatan penururunan jantung


teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan

2 Rabu, 17-02- 13.00 S:


2021  klien masih mengeluh sesak
 klien mengeluh masih berkeringat tapi sedikit
O:
 BP: 110/80 mmHg (MAP: 80 mmHg)
 HR: 96x/menit, RR: 26x/menit
 Diaforesis
 produksi urine 850 ml/24 jam

P: masalah keperawatan kelebihan volume cairan


belum teratasi
O: intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN HARI III

NO HARI/ JAM PERKEMBANGAN KONDISI KLIEN PARAF


DX TANGGAL

1 Rabu, 17-02- 12.00 S:


2021
 klien masih mengeluh sesak
 klien ingin posisi tidurnya kepala lebih
tinggi dari kaki

O:

 BP: 110/80 mmHg


 Irama jantug masih ireguler
 hasil EKG didapatkan irama ireguler, HR
96x/m

A: masalah keperawatan penururunan jantung


teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan

2 Rabu, 17-02- 13.00 S:


2021  klien masih mengeluh sesak
 klien mengeluh masih berkeringat tapi sedikit
O:
 BP: 110/80 mmHg (MAP: 80 mmHg)
 HR: 96x/menit, RR: 26x/menit
 Diaforesis
 produksi urine 850 ml/24 jam

P: masalah keperawatan kelebihan volume cairan


belum teratasi
O: intervensi dilanjutkan

RESUME TINDAKAN

1. MELAKUKAN PERAWATAN KATETER


1) Definisi
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam
memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra
dan selangkateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan
kelancaran aliran urine pada sistem drainasi kateter (Potter & Perry,
2015)
2) Tujuan
Tujuan melakukan perawatan kateter adalah Untuk mencegah terjadinya
infeksi dan menjaga kebersihan penis
3) Prosedur pemasangan
a) Tahap Pre Interaksi
 Persiapan perawat
o Identifiksi catatan keperawatan dan medis pasien
o Perawat mencuci tangan.
 Persiapan Pasien
o Menjelaskan prosedur kepada pasien
o Memberikan privacy kepada pasien dengan cara menutup
pintu atau pasang tirai
 Persiapan alat
o Kapas sublimat atau desinfektan
o Kassa steril
o Pinset
o Bengkok
o Larutan desinfektan sesuai kebutuhan
o Pengalas
o Sarung tangan
b) Tahap Orientasi
 Memberikan salam, panggil pasien dengan namanya
 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien/keluarga
c) Tahap Kerja
 Memberikan pasien bertanya sebelum tindakan dilakukan.
 Perawat mencuci tangan
 Pastikan privacy pasien terjaga
 mengatur posisi pasien dengan posisi
 Supinasi/Terlentang
 Memasang pengalas diletakkan dibawah glutes pasien
 Melakukan tindakan perawatan kebersihan penis dengan tangan
kiri memegang penis, tangan kanan membersihkan penis dengan
cara memutas sampai di belakan penis sampai bersih, kemudian
skrotum dibersihkan dari arah depan ke belakang, kapas yang
kotor dibuang ke bengkok
 Tangan kiri mengfiksasi kateter, tangan kanan melakukan pada
selangkateter kurang lebih 10cm dari pangkal kateter
 Setelah selesai ambil pengalas, pasien diatur posisinya seperti
semula.
d) Tahap Terminasi
 Mengevaluasi perasaan pasien
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selnajutya
 Perawat mencuci tanga
e) Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang sudah dilakukan dibuku rekam medic

2. MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN


a) Definisi
Menghitung keseimbangan cairan adalah Penghitungan keseimbangan
cairan yang masuk dan keluar tubuh
b) Tujuan
 Mengetahui status cairan tubuh
 Mengetahui jumlah masuk cairan
 Mengetahui jumlah haluran cairan
 Mengetahui balance cairan
 Untuk menentukan kebutuhan cairan klien

c) Prosedur Pelaksanaan
1) Tahap pra interaksi
 Melakukan pengecekan program terapi
 Mencuci tangan
2) Tahap orientasi
 Memberikan salam kepada pasien
 Menjelaskan tujuan prosedur dan prosedur tindakan
3) Tahap kerja
 tentukan #aktu sesuai kesepakatan dengan pasien dankeluar
ga pasien
 hitung cairan masuk 24 jam sebelumnya
o jumlah cairan masuk oral (minum' sayuran kuah' lewat
NGT)
o jumlah cairan parentral (infu dan injeksi)
 hitung jumlah cairan keluar
o volume kencing
o olume muntahan,jika klien muntah
o volume diare
o volume pendarahan atau perdarahan
o volume produksi urine
 hitung inssibel waer (IWL)
o sedikit bergerak: 10 cc/KgBB/hari
o berkeringat moderat: 10 cc/KgBB/hari
 hitung balance cairan dengan rumus BC= (cairan masuk)-
(cairan keluar+IWL)
 kesimpulan hasil ()
4) Tahap Terminasi
 Mengevaluasi perasaan pasien
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selnajutya
 Perawat mencuci tanga
5) Kesimpulan
Catat hasil dan tindakan yang telah dilakukan dibuku rekam medic
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET GAGAL JANTUNG


Topik : Gagal Jantung

Sub Topik : Diet gagal Jantung

Waktu : ±7 Menit

Tempat : Poli jantung RSUD Ben Mboi Ruteng

Hari/Tanggal : Jumat, 19-02-2021

Sasaran : pasien dan keluarga pasien

Penyuluhan : Silviano agung

Moderator : Silviano Agung

Fasilitator : Silviano Agung

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama ±7 menit tentang diet gagal jantung
diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami
tentang diet yang harus dipatuhi penderita gagal jantung
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ±7 menit tentang diet gagal jantung
diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami diet yang
dipatuhi oleh penderita gagal jantung
B. Menjelaskan Materi
Terlampir
C. Metode
ceramah
D. Media
Lembar balik

E. Struktur Organisasi
1. Pemateri : Silviano Agung
2. Moderator : Silviano Agung
3. Fasilitator : Silviano Agung
F. STRATEGI KEGIATAN

N TAHAP KEGIATAN WAKTU


o

PENYULUHAN PESERTA

1. Pembukaa  Memberikan Salam pembuka  Membalas salam 1 menit


n  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menyampaikan maksud dan  Mendengarkan
tujuan  Menyetujui
 Mengontrak waktu

2. Kerja Menjelaskan tentang diet gagal jantung  Memperhatikan 5 menit


 Memberikan
pertanyaan

3. Penutup  Meberikan umpan balik terhadap  Menjawab 1 menit


materi yang diberikan pertanyaan
 Memberikan print out  Menerima
 Menyampaikan kegiatan telah  mendengar
selesai  Menjawab salam
 Mengucapkan Salam penutup

G. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : Lembar balik
 Pasien dan keluarga pasien bersedia mendengarkan penyuluhan
 Penyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di Poli jantung RSUD
Ben Mboi Ruteng
b. Evaluasi proses
 Pasien dan keluarga pasien diharapkan antusias terhadap materi
penyuluhan yang diberikan
 Pasien dan keluarga pasien diharapkan mendengarkan penyuluhan
dengan saksama
 Pasien dan keuarga pasien diharapkan mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan yang dibreikan oleh penyuluh
c. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien diharapkan
dapat menjelaskan kembali tentang diet gagal jantung

MATERI PENYULUHAN

DIET GAGAL JANTUNG

1. Pengertian
Gagal jantung biasanya diderita seseorang dalam waktu yang cukup lama
serta salah satu penyebabnya adalah gaya hidup, yang sudah dilakukan dalam
waktu yang lama. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup diperlukan oleh
penderita gagal jantung, seperti perubahan konsumsi sehari-hari. Penderita
gagal jantung dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan Dietary
Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet. DASH Diet merupakan pola
makan yang terdiri dari banyak sayur dan buah, sedikit daging dan produk olahan
susu, serta banyak mikronutrien. Selain itu, DASH Diet juga menurunkan
konsumsi garam (Natrium) hingga 1500mg per hari dan menekankan konsumsi
makanan yang segar dan hanya sedikit mengalami pemprosesan.

2. Penyajian yang biasa direkomendasikan DASH Diet antara lain

 Sayur dan buah: 5 porsi per hari


 Karbohidrat tinggi serat: 7 porsi per hari
 Contohnya sayuran hijau (brokoli, bayam, dan lain-lain), biji-bijian
 Produk olahan susu rendah lemak: 2 porsi per hari
 Daging, batasi yang mengandung tinggi lemak jenuh dan lemak trans: 2 porsi
atau kurang per hari
 Perbanyak konsumsi lemak baik seperti minyak zaitun, alpukat, kacang-
kacangan, dan lain-lain. Daging olahan seperti pada fast food tidak
dianjurkan.
 Kacang-kacangan dan biji-bijian: 2 hingga 3 kali per minggu
 Batasi makanan dan minuman manis: kurang dari 5 porsi per hari, dengan 1
porsi sebanyak 1 sdm
 Kurangi garam dan makanan tinggi natrium

Selain itu, cara memasak bahan makanan perlu diperhatikan. Saat menumis,
lebih baik menggunakan margarine rendah garam, apabila masih membutuhkan
rasa, dapat digantikan dengan bumbu yang lain seperti bawang merah, bawang
putih, gula, cuka, dan lainnya.

Dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan DASH Diet, kita


dapat mempertahankan status nutrisi yang cukup, optimalisasi kesehatan jantung
dan pembuluh darah, mencegah munculnya penyakit-penyakit penyerta lainnya, dan
terlebih lagi, menurunkan tekanan darah karena rendahnya konsumsi garam dan
natrium.

LEMBAR BALIK
Diet Yang Harus Dipatuhi Oleh Penderita Gagal Jantung

 Perbanyak konsumsi lemak baik seperti


minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan,
dan lain-lain. Daging olahan seperti pada
fast food tidak dianjurkan.

 Kacang-kacangan dan biji-bijian: 2 hingga 3


kali per minggu

 Batasi makanan dan minuman manis:


kurang dari 5 porsi per hari, dengan 1 porsi
sebanyak 1 sdm

 Kurangi garam dan makanan tinggi


natrium

 Sayur dan buah: 5 porsi per hari

 Karbohidrat tinggi serat: 7 porsi per hari

 Contohnya sayuran hijau (brokoli, bayam,


dan lain-lain), biji-bijian

 Produk olahan susu rendah lemak: 2 porsi


per hari

 Daging, batasi yang mengandung tinggi


lemak jenuh dan lemak trans: 2 porsi atau
kurang per hari

DAFTAR PUSTAKA

https://aido.id/health-articles/dash-diet-untuk-konsumsi-penderita-gagal-
jantung/detail

Anda mungkin juga menyukai