PBL CHF Blok 020 New
PBL CHF Blok 020 New
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas Problem Based Learning
(PBL) “Penanganan Kondisi Kritis Pada Pasien CHF”. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Pembelajaran BLOKPK 020 dalam
Program DIII Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala.
Tugas ini dapat kami selesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ratna Indriati. A. M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Kosala
2. Ibu Lilik Sriwiyati, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Dosen Pembimbing Program
Based Learning BLOK PK 020.
3. Bapak/Ibu dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala Surakarta
yang memberi bekal ilmu yang berguna.
4. Orang tua tercinta yang memberi dorongan motivasi baik moral maupun
spiritual.
Dalam penulisan Tugas Problem Based Learning (PBL) ini, mungkin banyak
kekurangan. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun di masa
yang akan datang. Semoga Tugas Problem Based Learning (PBL) ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................6
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................................6
C. Proses Diskusi..............................................................................................................,..8
A. KESIMPULAN..............................................................................................................40
B. SARAN........................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tn. J (60 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan rasa terbakar
pada dada sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri, leher, rahang kiri dan
menjalar sampai ke punggung belakang. Selain itu Tn. J juga mengeluh
sesak nafas yang diperberat saat duduk dan beraktivitas dan dada berdebar-
debar. Riwayat medis pasien memiliki hipertensi sejak 10 tahun lalu dan
mengonsumsi rokok sejak muda. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien
lemah, gelisah, batuk produktif dengan sputum merah muda, diaforesis, kulit
pucat, terdengar suara jantung murmur, distensi vena jugularis, pitting
edema derajat 3 pada kedua kaki, ictus cordis terlihat dan teraba. TD
180/110 mmHg, nadi 112x/menit irreguler, respirasi 30x/menit, suhu 36,8°C,
saturasi O2 88%, pada pemeriksaan EKG didapatkan sinus takikardi, RBBB
incomplete, right axis deviation dan RVH, pada pemeriksaan rontgen dada
didapatkan CTR 80% dan hasil pemeriksaan Lab didapatkan kenaikan
CKMB dan troponin T. Pasien mendapatkan terapi infus set mikto NS 1 fl,
injeksi pantoprazole 40 mg, drip furosemide 20 mg/jam, spironolacton 1x25
mg, atorvastatin 1x80 mg, captopril 3x12.5 mg, bisoprolol 1x1.25 mg, ISDN
3x5 mg dan Aspirin 1x80 mg.
B. Rumusan masalah
7. Mengapa pada pasien CHF mengalami nyeri dan rasa terbakar sampai
ke punggung belakang?
4
11. Apa saja anamnesa yang dilakukan pada pasien CHF?
25. Mengapa pada pasien CHF mengalami peningkatan CKMB dan Troponin
T?
30. Bagaimana farmakologi dan fungsi Bisoprolol terkait kondisi pasien pada
kasus?
31. Bagaimana farmakologi dan fungsi ISDN terkait kondisi pasien pada
kasus?
32. Bagaimana farmakologi dan fungsi Aspirin terkait kondisi pasien pada
kasus?
5
C. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
D. Manfaat Penulisan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Khusus
Tn. J (60 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan rasa terbakar pada
dada sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri, leher, rahang kiri dan menjalar
sampai ke punggung belakang. Selain itu Tn. J juga mengeluh sesak nafas
yang diperberat saat duduk dan beraktivitas dan dada berdebar-debar.
Riwayat medis pasien memiliki hipertensi sejak 10 tahun lalu dan
mengonsumsi rokok sejak muda. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien
lemah, gelisah, batuk produktif dengan sputum merah muda, diaforesis, kulit
pucat, terdengar suara jantung murmur, distensi vena jugularis, pitting edema
derajat 3 pada kedua kaki, ictus cordis terlihat dan teraba. TD 180/110
mmHg, nadi 112x/menit irreguler, respirasi 30x/menit, suhu 36,8°C, saturasi
O2 88%, pada pemeriksaan EKG didapatkan sinus takikardi, RBBB
incomplete, right axis deviation dan RVH, pada pemeriksaan rontgen dada
didapatkan CTR 80% dan hasil pemeriksaan Lab didapatkan kenaikan CKMB
dan troponin T. Pasien mendapatkan terapi infus set mikto NS 1 fl, injeksi
pantoprazole 40 mg, drip furosemide 20 mg/jam, spironolacton 1x25 mg,
atorvastatin 1x80 mg, captopril 3x12.5 mg, bisoprolol 1x1.25 mg, ISDN 3x5
mg dan Aspirin 1x80 mg.
7
C. Proses Diskusi
1. RBBB Incomplete
3. Ictus Cordis
5. CTR
6. CKMB
1. Pokok Permasalahan 1
Tn. J (60 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan rasa
terbakar pada dada sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang kiri dan menjalar sampai ke punggung belakang. Selain itu Tn.
J juga mengeluh sesak nafas yang diperberat saat duduk dan
beraktivitas dan dada berdebar-debar. Riwayat medis pasien memiliki
hipertensi sejak 10 tahun lalu dan mengonsumsi rokok sejak muda.
2. Pokok Permasalahan 2
1. Pokok Permasalahan 1
8
1) Apa pengertian CHF?
2. Pokok Permasalahan 2
3. Pokok Permasalahan 3
Jawaban sementara : -
10
6) CKMB (Vera Rizki Eka S D3A2021.068)
Jawaban sementara : -
2. Pokok Permasalahan 1
4) Apa saja faktor resiko dari penyakit CHF? (Vera Rizki Eka S
D3A2021.068)
5) Apa saja tanda dan gejala CHF? (Vera Rizki Eka S D3A2021.068)
6) Apa saja komplikasi yang muncul dari penyakit CHF? (Vera Rizki
Eka S D3A2021.068)
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
11
10) Apa pengaruh mengonsumsi rokok jangka panjang dapat
menyebabkan CHF? (Vita Nurcahyani D3A2021.061)
Jawaban sementara : -
11) Apa saja anamnesa yang dilakukan pada pasien CHF? (Vita
Nurcahyani D3A2021.061)
Jawaban sementara : -
3. Pokok Permasalahan 2
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara :
Jawaban sementara : -
4. Pokok Permasalahan 3
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara: -
Jawaban sementara : -
Jawaban sementara : -
14
6. Tuliskan jawaban anda sesuai dengan hasil penelusuran
Pustaka/Bertanya ke Pakar
1. Key Word
Penyebab RBBB :
a. Normal Variant
d. Kardiomiopati
e. Myoperikarditis
15
Penyebab lain terjadinya murmur adalah adanya kebocoran
septum yang memisahkan jantung bagian kiri dan kanan
sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan
sehinggamenyimpangkan sirkulasi sistemik.
Sumber : Http://lib.Unair.ac.id
2. Pokok Permasalahan 1
17
penyaluran oksigen ke organ tubuh. Gambar berikut
memperlihatkan perbedaan antara jantung yang sehat
denganjantung yang gagal memompa darah (Asikin, et al., 2016 :
90).
Sumber : Asikin, M., et al. 2016. Keperawatan Medikal Bedah:
Sistem Kardiovskular. Penerbit Erlangga, Jakarta.
18
ginjal/kehilangan HCO3 dalam kemih walaupun GFR yang
memadai tetap dipertahankan, akibatnya timbul asidosis
metabolik.
f) Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
g) Nefropati toksik
h) Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
4) Apa saja faktor resiko dari penyakit CHF? (Vera Rizki Eka S
D3A2021.068)
Jawaban pustaka : Menurut Aspiani (2015 : 153), faktor risiko
terjadinya gagal jantung antara lain yaitu:
a) Merokok
b) Hipertensi
c) Hiperlipidemia
d) Obesitas
e) Kurang aktivitas fisik
f) Stres emosi
g) Diabetes melitus
Sumber : Aspiani, R. Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Klien Gangguan Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
6) Apa saja komplikasi yang muncul dari penyakit CHF? (Vera Rizki
Eka S D3A2021.068)
Jawaban pustaka : Menurut Smeltzer & Bare sebagaimana
dikutip oleh (Haryono, 2013:92), komplikasi gagal ginjal kronik
yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan,
mencakup:
a) Hiperkalemia, akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
b) Perikarditis, efusi pericardial dan temponade jantung akibat
retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c) Hipertensi, akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi
sistem rennin, angiotensin, aldosteron.
22
d) Anemia, akibat penurunan eritropoeitin, penurunan rentang usia
sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi.
e) Penyakit tulang, akibat retensi fosfat, kadar kalium serum yang
rendah metabolisme vitamin D, abnormal dan peningkatan
kadar aluminium.
11) Apa saja anamnesa yang dilakukan pada pasien CHF? (Vita
Nurcahyani D3A2021.061)
2) Palpasi
Pemeriksaan palpasi pada pasien gagal jantung kongestif
dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan pada
posisi jantung, yaitu PMI akan bergeser ke kiri inferior
karena terjadi dilatasi atau hipertrofi ventrikel, pulsasi
perifer menurun, hati teraba di bawah arkus kosta kanan,
denyut jantung meningkat yang merupakan indikasi dari
tekanan vena porta sistemik meningkat, serta edema
pada ekstremitas yang akan menyebabkan piting.
3) Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi pada pasien gagal jantung
kongestif yaitu suara paru menurun, adanya basilar rates
yang mengakibatkan adanya cairan pada jaringan paru,
suara jantung S1, S2 menurun suara jantung S3
meningkat, kontraktilitas jantung menurun, volume sisa
meningkat, dan terdengar suara murmur jantung.
c. Pengkajian data
1) Aktivitas dan istirahat
Pada pengkajian aktivitas dan istirahat pada umumnya
pasien menunjukkan adanya kelelahan, insomnia, letargi,
sakit dada, dispnea pada saat istirahat atau saat
beraktivitas.
2) Sirkulasi
Pada pengkajian sirkulasi dikaji riwayat hipertensi,
adanya kelainan katup, riwayat bedah jantung,
endokarditis, anemia, syok septik, bengkak pada kaki,
asites, takikardi, disritmia, dan hepatomegali.
3) Status mental
Pada umumnya pasien gagal jantung kongestif terutama
yang dirawa di rumah sakit akan mengalami perubahan
status mental seperti cemas, gelisah, mudah marah,
stress yang berhubungan dengan penyakit hingga
permasalahan finansial.
4) Eliminasi
25
Pasien gagal jantung kongestif pada umumnya akan
mengalami penurunan volume urine, nokturia, diare,
konstipasi dan urine yang pekat.
5) Makanan dan cairan
Hilangnya nafsu makan, mual muntah, dan edema pada
ekstremitas bawah.
6) Neurologi
Pengkajian neurologi pada pasien gagal jantung kongestif
pada umumnya akan ditemukan tanda gejala pusing,
letargi, disorientasi, hingga pingsan.
7) Rasa nyaman
Pada umumnya pasien akan mengalami sakit dada atau
angina akut hingga kronik.
8) Respirasi
Pengkajian respirasi dapat dilihat adanya takipnea,
dispnea pada saat aktivitas, tidur dan duduk.
9) Rasa aman
Pengkajian rasa aman yaitu pasien pada umumnya akan
mengalami perubahan status mental, hingga gangguan
pada kulit atau dermatitis.
10) Interaksi sosial
Pasien gagal jantung kongestif akan mengalami
perubahan interaksi sosial setelah sakit yaitu
berkurangnya aktivitas sosial karena mengalami suatu
penyakit.
Sumber : Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Klien Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta:
EGC.
3. Pokok Permasalahan 2
Dengan mengetahui irama yang normal pada EKG maka kita akan
mengetahui jika suatu ketika kita menemui irama yang tidak
normal atau aritmia. Untuk itu kita harus mengetahui syarat irama
normal EKG yaitu :
30
a. Irama reguler (teratur)
b. HR 60 sampai 100 x / min
c. Setiap 1 gelombang P mendahului setiap 1 komplek QRS dan T
d. Gelombang PQRST timbul berulang
e. Bentuk dan ukuran gelombang PQRST sesuai dengan standar
Jawaban pustaka :
31
Menurut Andrianto (2019), RBBB atau Right Bundle Branch Block
adalah kondisi di mana sinyal listrik yang mengatur detak jantung
tidak lancar saat melewati serat-serta pemisah antara ruas kanan
dan kiri pada ventrikel jantung. Hal ini terjadi karena adanya
perubahan pada struktur dan fungsi jaringan listrik pada ruas
kanan ventrikel yang mengakibatkan keterlambatan atau bahkan
ketiadaan konduksi listrik pada bagian kanan ventrikel. RBBB
terlihat seperti adanya perubahan pada gelombang QRS pada
EKG (Electrocardiogram) pasien. QRS biasanya tampak seperti
huruf M dan dihitung dalam detik. Pada kondisi RBBB,
gelombang QRS memiliki durasi yang lebih lama dari waktu
normal (pada orang dewasa normal, durasi gelombang QRS
sekitar 0,06-0,10 detik) dan memiliki bentuk yang berbeda, terlihat
lebih lebar, dan bergelombang. RBBB dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu RBBB complete dan incomplete. Berikut adalah
penjelasan tentang perbedaan antara keduanya.
a. RBBB Complete
33
Gambaran EKG dengan Right Axis Deviation
Keterangan : sadapan II, III dan aVF POSITIF; Lead I dan aVL NEGATI
34
10) Bagaimana gambaran RVH? (Desy Nilamsari D3A2021.066)
Jawaban pustaka :
35
Sumber : Mahananto, F., & Djunaidy, A. (2017). Simple Symbolic
Dynamic of Heart Rate Variability Identify Patient with Congestive
Heart Failure. Procedia Computer Science
.
36
Sumber : Mahananto, F., & Djunaidy, A. (2017). Simple Symbolic
Dynamic of Heart Rate Variability Identify Patient with Congestive
Heart Failure. Procedia Computer Science
4. Pokok Permasalahan 3
37
Sumber : https://pionas.pom.go.id
Sumber : https://pionas.pom.go.id
Sumber : https://pionas.pom.go.id
38
a) Riwayat alergi atau hipersensitif terhadap obat antinyeri
ibuprofen atau aspirin
b) Perdarahan pada saluran cerna
c) Anak-anak di bawah usia 12 tahun dan ibu menyusui
d) Kanker darah hemofilia atau kelainan darah lainnya
e) Gangguan ginjal derajat berat
Sumber : https://pionas.pom.go.id
Sumber : https://pionas.pom.go.id
39
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Congestif Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah suatukondisi
fisiologis ketika jantung tidak dapat memompa darah yangcukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (ditentukan sebagaikonsumsi
oksigen). Gagal jantung terjadi karena perubahan fungsisistolik dan
diastolik ventrikel kiri. Jantung mengalami kegagalankarena defek
struktural atau penyakit intrinsik, sehingga tidak dapatmenangani
jumlah darah yang normal atau pada kondisi tidak ada penyakit,
tidak dapat melakukan toleransi peningkatan volume darahmendadak
misalnya selama latihan fisik (Nurafif,A.H 2015).
Congestif Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestifmerupakan
keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompakandarah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh
untukkeperluan metabolisme jaringan tubuh. Penyebabnya adalah
keadaanmeningkatnya beban awal atau beban akhir yang
menurunkankontraktilitas miokardium (Aspiani, 2014)
B. SARAN
40
DAFTAR PUSTAKA
Arif muttaqin. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan, Jakarta: Salemba Medika.
Asikin, M., et al. 2016. Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Kardiovskular. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Durães, A. R., Carlos, L., Passos, S., Souza, H. C. De, Marques, V. R., Fernandes,
M., & Solano, J. D. C. (2016). iMedPub Journals Bundle Branch Block :
Right and Left Prognosis Implications Abstract, 1–6.
https://doi.org/10.21767/2471-8157.100016
Gameraddin, M.; Al-Raddadi, M.; Yousef, M.; Nashashqi, W.; Ali, A.M.; Salih, S.;
Ahmed, B., 2014. Evaluation of Cardiothoracic Ratio of Normal Subjects
in Al madinah Al Munawwara Using Chest Radiographs. Pensee Journal,
76(4):374- 85
https://pionas.pom.go.id.
Http://lib.Unair.ac.id.
Rizki, M., & Mustakim, D. (2018). Congestive Heart Failure Et Causa Rheumatic
Heart Disease. Jurnal Agromed Unila, 1(2), 119–125.
41