Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

“PERSALINAN NORMAL”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas


Praktik Klinik Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Ibu Tunjung SY., M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Renate Anna Casimira
NIM : D3A2021.072

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Tahun Ajaran 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dengan judul “Persalinan Normal”


Nama : Renate Anna Casimira
NIM : D3A2021.072

Laporan pendahuluan ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing

(Tunjung SY., M.Kes)


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Pendahuluan Persalinan Normal.
Dengan adanya penulisan Laporan Pendahuluan ini, maka harapan penulis
Laporan Pendahuluan yang membahas tentang persalinan bermanfaat bagi
pembaca juga terlebih dapat menjadi sarana bagi penunjang pembelajaran.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari banyak pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ratna Indriati, M.Kes selaku KETUA STIKES PANTI KOSALA
2. Ibu Tunjung SY., M.Kes Selaku pembimbing makalah Laporan Pendahuluan ini
yang telah memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
3. Para dosen dan staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala Surakarta
yang sudah membantu dalam proses penulisan Laporan Pendahuluan.
4. Kepada teman-teman dan keluarga yang telah memberi semangat dan motivasi
kepada penulis.
Penulis menyadari Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari kesalahan maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan bersifat membangun,
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Karunia-Nya kepada kita sehingga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih.

Sukoharjo, April 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii


KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
A. Konsep Kebutuhan Dasar ....................................................................... 1
1. Pengertian ....................................................................................... 1
2. Anatomi Fisiologi .............................................................................. 2
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ................................................... 3
4. Klasifikasi ......................................................................................... 4
5. Tanda dan Gejala ............................................................................. 5
6. Proses Keperawatan ........................................................................ 6
B. Konsep Penyakit ..................................................................................... 7
1. Pengertian ....................................................................................... 7
2. Penyebab ......................................................................................... 8
3. Patofisiologi ...................................................................................... 9
4. Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 10
5. Tanda dan Gejala ............................................................................. 11
6. Penatalaksanaan ............................................................................. 12
7. Komplikasi ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13
4

LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP PERSALINAN : NORMAL

A. Konsep Dasar Persalinan


1. Pengertian Persalinan
Menurut WHO (2010) sebagaimana dikutip oleh Oktarina (2016 : 2),
persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan,
berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu
maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Menurut Mutmainnah, et al. (2017 : 3), persalinan merupakan proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir
kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir
atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
Sedangkan menurut Apriza, et al. (2020 : 90), persalinan normal
(partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.

2. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Ujiningtyas (2011 : 2-4) dan Mutmainnah, et al. (2017 : 16-
18), tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut :
a. Tanda dan gejala permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu
sebelum wanita memasuki hari perkiraan kelahiran yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor) mempunyai tanda sebagai
berikut :
1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul. Pada primigravida terjadi
menjelang minggu-36. Lightening disebabkan oleh :
a) Kontraksi braxton hicks.
b) Ketegangan dinding perut.
c) Ketegangan ligamentum rotundum.
d) Gaya berat janin.
2

Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan sesak
pada perut bagian atas berkurang dan pada bagian bawah terasa
sesak.
Masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu
merasakan :
a) Ringan di bagian atas dan rasa sesaknya berkurang.
b) Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal.
c) Terjadinya kesulitan saat berjalan.
d) Sering kencing.
2) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
3) Sering miksi atau sulit berkemih.
4) Sakit di pinggang dan di perut.
5) Serviks mulai lembek dan mendatar.
Pada multipara gambaran ini kurang jelas, karena kepala janin
baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
6) Terjadinya his permulaan atau his palsu. Sifat dari his palsu
adalah :
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah.
b) Datangnya tidak teratur.
c) Durasi pendek.
d) Tidak bertambah dengan beraktivitas.
e) Tidak ada perubahan pada serviks.
b. Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berikut :
1) Terjadi his persalinan dengan karakteristik, yaitu :
a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.
b) Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar.
c) Berpengaruh terhadap perubahan serviks.
d) Dengan beraktivitas kekuatan makin bertambah.
2) Pengeluaran lendir bercampur darah.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukkan terjadinya
perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks.
Karakteristik kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah
kekuatan kontraksi/intensitas, frekuensi, dan durasi. Tiap kontraksi
uterus terdiri atas tiga fase sebagai berikut :
1) Increment, yaitu ketika intensitas atau kekuatan kontraksi
terbentuk.
2) Acme, yaitu puncak maksimum dari kontraksi.
3) Decrement, yaitu ketika otot uterus mulai kontraksi.
3

Durasi kontraksi uterus diukur dari awal increment sampai akhir


decrement. Frekuensi dari awal increment satu kontraksi sampai awal
increment berikutnya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Menurut Ujiningtyas (2011 : 6-7) dan Sulisdian, et al. (2019 : 51-60),
faktor yang berperan dalam persalinan, yaitu :
a. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama
yang baik dan sempurna.
1) HIS (kontraksi uterus)
HIS adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat, yaitu involuntir,
intermitten, terasa sakit dan terkoordinasi dan simetris, kontraksi
simetris, fundus dominan, kemudian diikuti relaksasi. Pada saat
kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong janin
dan kantung amnion kearah bawah rahim dan serviks.
2) Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga
yang mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan
oleh kontraksi otor-otot dinding perut yang mengakibatkan
peninggian tekanan intraabdominal.
b. Janin (passanger)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin
yang meliputi sikap janin (habitus), letak janin (situs), presentasi janin,
bagian terbawah, letak plasenta dan posisi janin.
1) Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam
sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam
keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
2) Letak (situs)
Letak adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu
misalnya, letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada
sumbu ibu.
3) Letak Plasenta
4) Air Ketuban
4

c. Jalan lintas (passage)


Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas :
1) Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul). Rangka
panggul/ukuran panggul terdiri atas :
a) Tulang panggul
(1) Os coxae : os ilium, os ischium, os pubis.
(2) Os sacrum : promontorium.
(3) Os coccygis.
b) Artikulasi
(1) Simfisis pubis, di depan pertemuan os pubis.
(2) Artikulasi sakro-iliaka yang menghubungkan os sacrum
dan os illium.
(3) Artikulasi sako-koksigium yang menghubungkan os
sacrum dan koksigis.
c) Ruang panggul
(1) Pelvis mayor (false pelvis), pelvis mayor terletak di atas
linea terminalis yang di bawahnya disebut pelvis minor.
(2) Pelvis minor (true pelvis).
d) Pintu panggul
(1) Pintu atas panggul (PAP) : inlet, dibatasi oleh linea
terminalis (linea inominata).
(2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina
ischiadika disebut outlet.
(3) Ruang panggul yang sebenarnya berada antara inlet dan
outlet.
e) Sumbu panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik
tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu
carus).
f) Bidang-bidang
(1) Bidang hodge I : jarak antara promontorium dan pinggir
atas simfisis, sejajar dengan PAP.
(2) Bidang hodge II : sejarar dengan PAP, melewati pinggir
bawah simfisis.
(3) Bidang hodge III : sejajar dengan PAP, melewati spina
ischiadika.
(4) Bidang hodge IV : sejajar dengan PAP, melewati ujung
coccygeus.
g) Ukuran (ukuran panggul)
(1) Pita meter.
5

(2) Jangka panggul.


(3) Pelvimetri klinis dengan periksa dalam.
(4) Pelvimetri rontenologis
h) Ukuran-ukuran panggul luar
(1) DS : distansia spinarum
(2) DC : distansia cristarum
(3) CE : conjunata eksterna
(4) CD : conjugata diagonalis
(5) DT : distansia tuberum
i) Ukuran-ukuran panggul dalam
(1) Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk
oleh promontorium, line inominata dan pinggir atas simfisis
pubis.
(a) Conjugata vera
(b) Conjugata transversa
(c) Conjugata obstetrica
(2) Pintu tengah panggul
(a) Bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm
(b) Bidang sempit ukurannya 11,5 x 11 cm
(c) Jarak antar spina ischiadika 11 cm
(3) Pintu bawah panggul
(a) Ukuran antero-posterior 10-11 cm
(b) Ukuran melintang 10,5 cm
(c) Arcus pubis membentuk sudut 900 lebih
j) Inklinasi pelvis (miring panggul)
Adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri
tegak dengan inlet 55-60 derajat.
k) Jenis panggul
Ciri-ciri bentuk PAP, ada 4 bentuk dasar panggul, yaitu :
(1) Ginekoid : paling ideal, bulat 45%
(2) Android : panggul pria, segitiga 15%
(3) Anthropoid : agak lonjong seperti telur 35%
(4) Platipeloid : picak, menyempit arah muka belakang 5%
Terkadang dijumpai bentuk panggul kombinasi dari keempat
bentuk klasik tersebut, misalnya :
(1) Jenis gineko-android
(2) Jenis gineko-antropoid
(3) Kombinasi-kombinasi lainnya (ada 14 jenis).
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen.
Jalan lahir lunak yang berperan dalam persalinan adalah SBR,
6

serviks uteri, dan vagina. Di samping itu otot-otot, jaringan ikat


dan ligamen yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat
berperan dalam persalinan.
d. Kejiwaan (psyche)
1) Persiapan fisik untuk melahirkan.
2) Pengalaman persalinan.
3) Dukungan orang terdekat.
4) Integritas emosional.
Psikis ibu pada saat akan proses persalinan suami harus banyak
memberi perhatian untuk memotivasi kepada istrinya menghadapi
proses persalinan. Beberapa caranya mengikutkan istri ke dalam
kelas pelatihan prenatal. Walaupun tidak dapat mengurangi rasa sakit
tetapi kekuatan mental yang diperoleh istri akan membuatnya lebih
kuat menahan sakit, yang pada akhirnya akan mempermudah proses
persalinan.
e. Penolong
Penolong persalinan berpengaruh terhadap proses persalinan karena
penolong sebagai instruktur saat proses persalinan berlangsung. Ibu
dan keluarga biasanya mengharapkan penolong persalinan bisa
memberikan yang terbaik selama proses persalinan. Ada aspek yang
harus dijalankan penolong saat proses persalinan yang dikenal lima
benang merah dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi, yaitu
membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan bayi, pencegahan
infeksi, pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan dan rujukan.

4. Proses Persalinan
Menurut Oktarina (2016 : 13-15), proses persalinan dibagi menjadi
empat kala, yaitu :
a. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm). Pada
permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan
serviks sebagai akibat his dibedakan menjadi dua fase, yaitu :
1) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai dengan pembukaan mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif
a) Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
7

b) Fase dilatasi maksimal


Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm sampai dengan 9 cm.
c) Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi pembukaan lengkap.
Menurut Mutmainnah, et al. (2017 : 7-8), di dalam fase ini, frekuensi
dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap, biasanya
terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi kecepatan
rata-rata yaitu 1 cm per jam untuk primigravida dan 2 cm untuk
multigravida. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida begitu
pula pada multigravida terjadi demikian, tetapi pada fase laten, fase
aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme
pembukaan serviks berbeda antara primigravida dan multigravida.
Pada primigravida ostium uteri internum (OUI) akan membuka lebih
dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian
ostium uteri eksternum (OUE) membuka. Pada ostium uteri internum
(OUI) dan eksternum (OUE) akan mengalami penipisan dan
pendataran serviks yang bersamaan. Kala I selesai apabila
pembukaan serviks sudah lengkap. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7
jam.
b. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Gejala utama dari kala
II adalah :
a. His semakit kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi
50 sampai 100 detik.
b. Menjelang akhir I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendeteksi lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhauser.
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi kepala membuka pintu, subocciput bertindak
sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung dan muka serta kepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar yaitu
penyesuaian kepala pada punggung.
8

f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi


ditolong dengan jalan :
1) Kepala dipegang pada osocciput dan dibawah dagu, ditarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa
badan bayi.
3) Bayi lahir diikuti oleh air ketuban.
g. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multipara rata-rata 0,5 jam.
c. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.
Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasentanya pada
lapisan nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta
sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda :
1) Uterus menjadi bundar.
2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim.
3) Tali pusat bertambah panjang.
4) Terjadi perdarahan.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede
pada fundus uteri. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir. Menurut Mutmainnah, et al. (2017 : 11), lepasnya
plasenta secara schultze, biasanya tidak ada perdarahan sebelum
plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta lahir,
sedangkan cara duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya
darah mengalir keluar antara selaput ketuban.
d. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan
perdarahan. Sedangkan menurut Ujiningtyas (2011 : 11), Observasi
yang dilakukan pada kala IV adalah :
1) Tingkat kesadaran penderita.
2) Tanda-tanda vital
3) Tinggi fundus uteri
4) Kontraksi uterus.
5) Saluran kemih
6) Terjadinya perdarahan, perdarahan dikatakan normal jika
jumlahnya tidak lebih dari 500 ml.
7) jahitan
9

5. Asuhan Persalinan Normal


Asuhan Persalinan Normal (APN) terdiri dari 60 langkah, sebagai berikut :
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali
pakai 2,5 ml ke dalam wadah partus set
3) Memakai celemek plastic
4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
5) Menggunakan satung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam
6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set
7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum
8) Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah)
9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
(pastikan DJJ dalam batas normal yaitu 120-160x/menit)
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa
ingin meneran
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit
15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
10

19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut
ibu
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kea rah bawah dan distal
untuk melahirkan bahu belakang
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25) Melakukan penilaian selintas : 1) apakah bayi menangis kuat dan
atau bernafas tanpa kesulitan ? 2) apakah bayi bergerak aktif ?
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Memberikan
bayi diatas perut ibu
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya
11

33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-
hati ke arah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hantikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)
38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran sarah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan)
pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong
plastik yang tersedia
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi
yang bersih dan kering. Kemudian pakai sarung tangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik bayi
44) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
12

45) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes


mata antibiotic profilaksis, dan vitamin K1 mg intramuskuler di paha
kiri anterolateral
46) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral
47) Celupkan tangan dilarutkan klorin 0,5%, dan lepaskan secara
terbalik dan rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir, keringkan dengan handuk bersih dan pakai
sarung tangan
48) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
49) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
50) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
51) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan
52) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik
53) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi
54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke temoat sampah yang
sesuai
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Batu ibu memakai pakaian
bersih dan kering
56) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
57) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58) Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60) Melengkapi partograf
13

DAFTAR PUSTAKA

Apriza, et al. 2020. Konsep Dasar Keperawatan Maternitas. Dilihat 11 Juni 2022.
https://www.google.co.id/books/edition/Konsep_Dasar_Keperawatan_Materni
tas/bJ4MEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=konsep+dasar+persalinan+normal&
printsec=frontcover.htm>

Mutmainnah, A. U. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. ANDI,
Yogyakarta.

Oktarina, M. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Dilihat 9 Juni 2022. https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_A
suhan_Kebidanan_Persalinan_da/tgCDDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pers
alinan+normal&printsec=frontcover.htm>.

Sulisdian. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Lahir. Dilihat 16
Juni 2022. https://www.google.co.id/books/edition/BUKU_AJAR_ASUHA
N_KEBIDANAN_PERSALINAN_DA/pQC5DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=B
UKU+AJAR+ASUHAN+KEBIDANAN,+PERSALINAN,+DAN+BAYI+BARU+L
AHIR+SULIS+DIANA,+M.Kes.,+ERFIANI+MAIL,+M.Kes.,+dan+ZULFA+RUF
AIDA,+M.Sc.&printsec=frontcover.htm>.

Ujiningtyas, S. H. 2011. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Salemba Medika,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai