LP Persalinan Normal Rere
LP Persalinan Normal Rere
“PERSALINAN NORMAL”
Disusun Oleh :
Nama : Renate Anna Casimira
NIM : D3A2021.072
Laporan pendahuluan ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Pendahuluan Persalinan Normal.
Dengan adanya penulisan Laporan Pendahuluan ini, maka harapan penulis
Laporan Pendahuluan yang membahas tentang persalinan bermanfaat bagi
pembaca juga terlebih dapat menjadi sarana bagi penunjang pembelajaran.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari banyak pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ratna Indriati, M.Kes selaku KETUA STIKES PANTI KOSALA
2. Ibu Tunjung SY., M.Kes Selaku pembimbing makalah Laporan Pendahuluan ini
yang telah memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
3. Para dosen dan staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala Surakarta
yang sudah membantu dalam proses penulisan Laporan Pendahuluan.
4. Kepada teman-teman dan keluarga yang telah memberi semangat dan motivasi
kepada penulis.
Penulis menyadari Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari kesalahan maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan bersifat membangun,
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Karunia-Nya kepada kita sehingga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP PERSALINAN : NORMAL
2. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Ujiningtyas (2011 : 2-4) dan Mutmainnah, et al. (2017 : 16-
18), tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut :
a. Tanda dan gejala permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa minggu
sebelum wanita memasuki hari perkiraan kelahiran yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor) mempunyai tanda sebagai
berikut :
1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul. Pada primigravida terjadi
menjelang minggu-36. Lightening disebabkan oleh :
a) Kontraksi braxton hicks.
b) Ketegangan dinding perut.
c) Ketegangan ligamentum rotundum.
d) Gaya berat janin.
2
Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan sesak
pada perut bagian atas berkurang dan pada bagian bawah terasa
sesak.
Masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu
merasakan :
a) Ringan di bagian atas dan rasa sesaknya berkurang.
b) Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal.
c) Terjadinya kesulitan saat berjalan.
d) Sering kencing.
2) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
3) Sering miksi atau sulit berkemih.
4) Sakit di pinggang dan di perut.
5) Serviks mulai lembek dan mendatar.
Pada multipara gambaran ini kurang jelas, karena kepala janin
baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
6) Terjadinya his permulaan atau his palsu. Sifat dari his palsu
adalah :
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah.
b) Datangnya tidak teratur.
c) Durasi pendek.
d) Tidak bertambah dengan beraktivitas.
e) Tidak ada perubahan pada serviks.
b. Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berikut :
1) Terjadi his persalinan dengan karakteristik, yaitu :
a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.
b) Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar.
c) Berpengaruh terhadap perubahan serviks.
d) Dengan beraktivitas kekuatan makin bertambah.
2) Pengeluaran lendir bercampur darah.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukkan terjadinya
perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks.
Karakteristik kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah
kekuatan kontraksi/intensitas, frekuensi, dan durasi. Tiap kontraksi
uterus terdiri atas tiga fase sebagai berikut :
1) Increment, yaitu ketika intensitas atau kekuatan kontraksi
terbentuk.
2) Acme, yaitu puncak maksimum dari kontraksi.
3) Decrement, yaitu ketika otot uterus mulai kontraksi.
3
4. Proses Persalinan
Menurut Oktarina (2016 : 13-15), proses persalinan dibagi menjadi
empat kala, yaitu :
a. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm). Pada
permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan
serviks sebagai akibat his dibedakan menjadi dua fase, yaitu :
1) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai dengan pembukaan mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif
a) Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
7
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut
ibu
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kea rah bawah dan distal
untuk melahirkan bahu belakang
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25) Melakukan penilaian selintas : 1) apakah bayi menangis kuat dan
atau bernafas tanpa kesulitan ? 2) apakah bayi bergerak aktif ?
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Memberikan
bayi diatas perut ibu
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya
11
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-
hati ke arah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hantikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)
38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran sarah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan)
pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong
plastik yang tersedia
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi
yang bersih dan kering. Kemudian pakai sarung tangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik bayi
44) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
12
DAFTAR PUSTAKA
Apriza, et al. 2020. Konsep Dasar Keperawatan Maternitas. Dilihat 11 Juni 2022.
https://www.google.co.id/books/edition/Konsep_Dasar_Keperawatan_Materni
tas/bJ4MEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=konsep+dasar+persalinan+normal&
printsec=frontcover.htm>
Mutmainnah, A. U. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. ANDI,
Yogyakarta.
Oktarina, M. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Dilihat 9 Juni 2022. https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_A
suhan_Kebidanan_Persalinan_da/tgCDDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pers
alinan+normal&printsec=frontcover.htm>.
Sulisdian. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Lahir. Dilihat 16
Juni 2022. https://www.google.co.id/books/edition/BUKU_AJAR_ASUHA
N_KEBIDANAN_PERSALINAN_DA/pQC5DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=B
UKU+AJAR+ASUHAN+KEBIDANAN,+PERSALINAN,+DAN+BAYI+BARU+L
AHIR+SULIS+DIANA,+M.Kes.,+ERFIANI+MAIL,+M.Kes.,+dan+ZULFA+RUF
AIDA,+M.Sc.&printsec=frontcover.htm>.