Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................................................................4
C. Manfaat............................................................................................................................................4
D. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................5
1. Pengertian Radang.............................................................................................................................5
2. Tanda-tanda Kadinal Radang...........................................................................................................5
3. Reaksi Peradangan............................................................................................................................6
4. Gambaran Mikroskopis radang.........................................................................................................6
5. Aspek Cairan dan Selular Peradangan............................................................................................7
6. Bentuk-bentuk Peradangan...................................................................................................................8
a. Eksudat nonseluler.............................................................................................................................8
b. Eksudat seluler....................................................................................................................................8
c. Eksudat campuran..............................................................................................................................9
d. Peradangan granulamatosa..............................................................................................................9
7. Klasifikasi Radang :...............................................................................................................................9
a. Inflamasi akut......................................................................................................................................9
b. Inflamasi Kronik...................................................................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan........................................................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radang atau inflamasi merupakan satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap
infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin,bradikinin, serotonin,
leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator
radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran
infeksi.

B. Tujuan
1. Memahami pengertian radang dan reaksinya
2. Mengetahui tanda-tanda kardinal radang
3. Mengetahui aspek cairan dan selular peradangan

C. Manfaat
1. Pengertian radang dan reaksinya dapat dipahami
2. Tanda-tanda kardinal radang dapat diketahui
3. Aspek cairan dan selular peradangan dapat dipelajari

D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian radang
2. Bagaimana tanda-tanda kardinal radang?
3. Bagaimana reaksi peradangan?
4. Gambaran mikroskopis
5. Bagaimana aspek cairan dan selular peradangan?
6. Macam bentuk peradangan
7. Klasifikasi radang
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Radang
Radang merupakan proses fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya organisme
maupun gangguan lain. Inflamasi merupakan suatu reaksi dari jaringan hidup guna
melawan berbagai macam rangsangan (Soenarto, 2014). Fenomena yang terjadi dalam
proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler
dan migrasi leukosit menuju jaringan radang (Chen et al, 2018). Tanda-tanda dari
inflamasi yaitu kemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak (tumor), nyeri (dolor), dan
hilangnya fungsi (function laesa) (Soenarto, 2014). Reaksi radang meskipun membantu
menghilangkan infeksi dan stimulus yang membahayakan serta memulai proses
penyembuhan jaringan, reaksi radang dapat pula mengakibatkan kerugian dikarenakan
mengakibatkan jejas pada jaringan normal misalnya pada inflamasi dengan reaksi
berlebihan (infeksi berat), berkepanjangan, autoimun, atau kelainan alergi (Zhang et al,
2019).

2. Tanda-tanda Kadinal Radang


Kondisi peradangan biasanya ditandai dengan menambahkan akhiran (sebuah
morfem ditambahkan di akhir kata untuk membentuk turunan,misalnya:-ation,-fy,-ing,-
itis). Ini adalah organ atau system yang terkena. Sebagai contoh apendisitis mengacu
pada pembengkakan usus buntu, perikarditis hingga pembengkakak perikardium, dan
neuritishingga pembengkakan saraf. Ungkapan yang lebih deskriptif dari proses
inflamasi mungkin menunjukkan apakah proses itu akut atau kronis dan jenis eksudat
yang terbentuk (misalnya perikarditis fibrinosa akut).
Inflamasi dapat dibagi menjadi pola dasar: peradangan akut, dan kronis, pembengkakan
akut adalah durasi yang relative singkat , berlangsung beberapa menit sampai beberapa
hari dan ditandai dengan eksudasi komponen cairan dan plasma juga emigrasi leukosit,
yang sebagian besar neutrofil ke dalam jaringan ekstravaskuler..
Peradangan kronis adalah durasi yang lebih lama yang berlangsung selama beberapa
hari sampai bertahun-tahun dan dikaitkan dengan adanya limfosit dan makrofag,
proliferasi pembuluh darah, fibrosis, dan jaringan nekrosis. Bentuk dasar peradangan ini
sering tumpah tindih, bagaimanapun, dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi
jalannya.
Tanda-tanda Kardinal Radang :
a. Kemerahan (rubor) Gejala berikutnya terjadi adalah kemerahan (rubor) biasanya
merupakan hal pertama yang dilihat di daerah yang mengalami peradangan.
Waktu reaksi peradangan mulai timbul maka arteri yang mensuplai darah ke
daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke
dalam mikrosirkulasi lokal. Pembuluh darah yang sebelumnya kosong atau
sebagian saja meregang dengan cepat dan terisi penuh oleh darah. Keadaan ini
dinamakan hiperemi atau kongesti menyebabkan warna merah lokal karena
peradangan akut (Price et al, 2005).
b. Rasa panas (kalor) Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan.
Rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang
daripada di daerah lain di sekitar radang. Fenomena panas ini terjadi bila terjadi
di permukaan kulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat dilihat
dan rasakan (Pober and Sessa, 2015).
c. Rasa sakit (dolor) Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan karena adanya
peregangan jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan
lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri, dan adanya pengeluaran zat–zat kimia
atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat
merangsang saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri (Wijaya et
al, 2015).
d. Pembengkakan (tumor) Gejala paling nyata pada peradangan adalah
pembengkakan yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan permeabilitas
kapiler, adanya peningkatan aliran darah dan cairan ke jaringan yang mengalami
cedera sehingga protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah ke ruang
interstitial (Soenarto, 2014). e. Fungsiolaesa Fungsiolaesa merupakan gangguan
fungsi dari jaringan sebagai konsekuensi dari suatu proses inflamasi. Gerakan
yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar atau secara
refleks akan mengalami hambatan oleh rasa sakit, pembengkakan yang hebat
secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan (Wijaya et al, 2015)

3. Reaksi Peradangan
Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang terkoodinasi dengan baik
yang dinamis dan kontinyu.Untuk menimbulkan reaksi peradangan, maka jaringan
harus hidup dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional.Jika jaringan yang
nekrosis luas, maka reaksi jaringan tidak ditemukan ditengah jaringan, tetapi pada
tepinya, yaitu antara jaringan mati dan jaringan hidupdengan sirkulasi yang utuh.Juga
jika cidera yang langsung mematikan hospes, maka tidak ada petunjuk adanya reaksi
peradangan, karena untuk timbulnya reaksi peradangan diperlukan waktu.

4. Gambaran Mikroskopis radang


RADANG PROSES ALERGI (POLIP NASI)
Pengertian umum: hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung dapat
mengakibatkan terbentuknya polip nasi. Pada tingkat permulaan ditemukan edema
mukosa yang kebanyakan terdapat di daerah meatus medius. Kemudian stroma akan
terisi cairan interseluler, sehingga mukosa yang sembab makin membesar dan
kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai sehingga
terbentuk polip. Klinis: Seorang wanita, berusia 20 tahun mengeluh banyak
mengeluarkan lendir dari hidung. Hidungnya terasa tersumbat. Terdapat riwayat alergi.
Pada pemeriksaan rongga hidung (rhinoscopy) didapatkan masa berwarna putih
kemerahan, mengkilap, bertangkai. Dilakukan pengambilan masa tersebut oleh unit
THT.

Makroskopis hasil operasi : Jaringan pecah belah, sebagian bertangkai, coklat


kemerahan, sebagian nampak bening, kenyal, sembab. Jaringan diproses sebagian
cetak.
Mikroskopis Perbesaran Lemah dan Kuat : Tampak jaringan yang berlapiskan epitel
‘pseudostratified columnar’. Stroma jaringan ikat sembab dengan sebukan
mononuklear banyak dan eosinofil dominan. Di antara jaringan sembab didapatkan
asinus-asinus kelenjar seromusinosum yang berproliferasi ringan, yang lumennya
sebagian meleba (dilatasi) sampai kistik berisi massa eosinofil pucat homogen. Cukup
banyak ditemukan sebukan sel radang menahun dan beberapa lekosit eosinofil. Tidak
didapatkan tanda khas dan tanda ganas.
Kesimpulan :operasi massa di sinonasal : Polyp nasi

5. Aspek Cairan dan Selular Peradangan


Di dalam pembuluh darah /kapiler akan dilewati oleh molekul –molekul kecil,sedangkan
molekul besar seperti protein akan tertahan di dalam kapiler. Sifat pembuluh yang
semipermeabel ini menyebabkan gaya osmotik yang cenderung untuk menahan cairan
dalam pembuluh. Hal ini juga diimbangi oleh dorongan keluar dari tekanan hidrostatik
didalam pembuluh.Pergeseran cairan dalam reaksi peradangan sangat cepat.
Perubahan permeabilitas pembuluh darah akan menyebabkan cairan keluar dan masuk
kedalam ruang interstitial.Cairan yang keluar ini disebut exudat yang disebabkan oleh
radang sedang yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi disebut Transudat.
Aspek Selular Pada Peradangan
- Marginal dan Emigrasi
Hal menyebabkan leukosit akan mengalami marginasi, yaitu bergerak kebagian arus
perifer sepanjang aliran pembuluh darah,dan mulai melekat pada endotel. Akibatnya
pembuluh darah tampak seperti jalan berbatu, peristiwa ini disebut dengan emigrasi.
- Kemotaksis
Pergerakan leukosit pada interstisial dari jaringan yang meradang atau yang terkena
kuman yang disebabkan oleh sinyal kimia.
- Mediator peradangan
• Banyak substansi yang dikeluarkan secara endogen akibat peradangan.
• Mediator dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok:
- Amina vasoaktif
- Substansi yang dihasilkan oleh sistem enzim plasma
- Metabolit asam arakhidona
- Berbagai macam produk sel
- Histamine
Yang mampu menghasilkan vasodilatasi dan penigkatan permeabilitas
vaskuler.Sebagian besar histamin disimpan dalam sel mast yang tersebar luas dalam
tubuh.
- Factor-faktor plasma
Plasma darah adalah sumber yang kaya akan sejumlah mediator penting. Agen utama
yang mengatur sistem ini adalah faktor Hageman (faktor XII), yang berada dalam
plasma, dalam bentuk tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai cidera
- Metabolit asam arakhidonat
Berasal dari banyak fosfolipid membrane sel, ketika fosfolipid diaktifkan oleh cidera atau
mediator lain. Asam arakhidonat dapat dimetabolisasikan dalam dua jalur yang berbeda,
yaitu jalur siklooksigenase dan jalur lipoksigenase, menghasilkan sejumlah
prostaglandin, trombokson dan leukotrin.

6. Bentuk-bentuk Peradangan
a. Eksudat nonseluler
- Eksudat serosa
Jenis eksudat nonseluler yang paling sederhana adalah eksudat serosa, yang pada
dasarnya terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah saat radang.
Terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrane mukosa dan serosa.
- Eksudat fibrinosa
Komponen utama eksudat adalah fibrin.ini menandakan peradangan angkut yang
cukup berat .Jaringan terlihat kaku,kusam dan berwarna putih kuning.
- Eksudat misinosa
Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana terdapat
sel-sel yang dapat mensekresi musin. Eksudat ini merupakan sekresi sel, bukan dari
bahan yang keluar dari pembuluh darah.Contoh eksudat ini adalah pilek yang disertai
berbagai infeksi pernapasan bagian atas
b. Eksudat seluler
- Eksudat netrofilik, disebut juga dengan mmunolo yang terbentuk akibat infeksi
bakteri.Infeksi bakteri sering menyebabkan konsentrasi netrofil yang luar biasa
tingginya didalam jaringan, banyak dari sel-sel ini mati dan membebaskan enzim-
enzim hidrolisis yang kuat kesekitarnya.
c. Eksudat campuran
Campuran eksudat seluler dan nonseluler, dinamakan sesuai dengan
campurannya.Misalnya, eksudat mmunologicent terdiri dari fibrin dan netrofil
polimorfonuklear
d. Peradangan granulamatosa
Jenis radang ini ditandai dengan pengumpulan makrofag dalam jumlah besar dan
pengelompokannya menjadi gumpalan nodular yang disebut granuloma.

7. Klasifikasi Radang :
a. Inflamasi akut
Pada inflamasi akut proses berlangsung singkat beberapa menit hingga beberapa
hari, dengan gambaran utama eksudasi cairan dan protein plasma serta emigrasi sel
leukosit terutama immunologi. Rubor, kalor, dan tumor pada inflamasi akut terjadi
karena peningkatan aliran darah dan edema. Inflamasi akut biasanya terjadi tiba-tiba,
ditandai oleh tanda-tanda klasik, dimana proses eksudatif dan vaskularnya dominan
(Mitchell et al, 2015).
b. Inflamasi Kronik
Inflamasi kronik terjadi bila penyembuhan pada radang akut tidak sempurna, bila
penyebab jejas menetap atau bila penyebab ringan dan timbul berulang-ulang. Dapat
pula diakibatkan oleh reaksi mmunologic. Radang berlangsung lama (berminggu-
minggu, berbulanbulan). Radang kronik ditandai dengan lebih banyak ditemukan sel
limfosit, sel plasma, makrofag, dan biasanya disertai pula dengan pembentukan
jaringan granulasi yang menghasilkan fibrosis (Mitchell et al, 2015).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reaksi peradangan itu sebenarnya adalah peristiwa yang terkoodinasi dengan
baik yang dinamis dan kontinyu.Untuk menimbulkan reaksi peradangan, maka
jaringan harus hidup dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional.
Tanda-tanda dari inflamasi yaitu kemerahan (rubor), panas (kalor), bengkak
(tumor), nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi (function laesa) (Soenarto, 2014).
Reaksi radang meskipun membantu menghilangkan infeksi dan stimulus yang
membahayakan serta memulai proses penyembuhan jaringan, reaksi radang
dapat pula mengakibatkan kerugian dikarenakan mengakibatkan jejas pada
jaringan normal misalnya pada inflamasi dengan reaksi berlebihan (infeksi
berat), berkepanjangan, autoimun, atau kelainan alergi.

B. Saran
Peradangan kronis adalah durasi yang lebih lama yang berlangsung selama
beberapa hari sampai bertahun-tahun dan dikaitkan dengan adanya limfosit dan
makrofag, proliferasi pembuluh darah, fibrosis, dan jaringan nekrosis. Dengan
adanya pembahasan tentang radang dan pemulihan ini, diharapkan pembaca
dapat memahami serta memerhatikan tanda-tanda bila akan mengalami
peradangan dan menerapkannya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Siagian E., M. S. N. (n.d.). Immunology. Uwais Inspirasi Indonesia.


https://books.google.co.id/books?id=goV_DwAAQBAJ
sudarsini. (2017). FISIOTERAPI (Juni 2017). PENERBIT GUNUNG SAMUDERA
(GRUP PENERBIT PT BOOK MART INDONESIA).
https://www.google.co.id/books/edition/FISIOTERAPI/M4AoDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=0
Tamara Yuanita. (2020). FLARE-UP ENDODONTIC. Airlangga University Press, 2020.
https://books.google.co.id/books/about/Flare_Up_Endodontic.html?
hl=id&id=amvIDwAAQBAJ&redir_esc=y
Maria Goreti usboko. (2018). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関
連指標に関する共分散構造分析 Title. Gastrointestinal Endoscopy, 10(1), 279–288.
http://dx.doi.org/10.1053/j.gastro.2014.05.023%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.gie.2018.04.013%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29451164%0Ahttp://
www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC5838726%250Ahttp://
dx.doi.org/10.1016/j.gie.2013.07.022%250
PETUNJUK PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI BLOK 9 -INFLAMASI DAN
INFEKSI.pdf
Richard N. Firshein, D. . (n.d.). Langkah Revolusioner sembuh Dari Asma (1st ed.). PT.
bentang pustaka.
https://books.google.com/books/about/Langkah_Revolusioner_Sembuh_Dari_Asm
a.html?hl=id&id=eLY96myzuyUC

Anda mungkin juga menyukai