Dosen Pengampu :
Ibu Linda
Disusun oleh
( D3 Keperawatan TK 2 ) :
1. Indini Putri Diningrat
2. Intan Larasati
3. Ipal Saepuloh
4. Isni Febrianti
5. Jihan Shalina Putri S
Pertama - tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada
Ny. Y Dengan Diagnosa Medis CHF ( Congestive Heart Failure ) dengan tepat waktu,
meskipun jauh dari kata sempurna.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan pengetahuan atau menambah ilmu untuk kita
semua. Ucapan terimakasih pun penulis sampaikan kepada :
1. Ns. Tisna Yanti, S.Kep., M.Kes ,selaku Kepala Program Studi Keperawatan
2. Ibu Linda ,selaku Pembimbing Akademik
3. Ibu Sulis,selaku pembimbing lahan di RS UMMI
4. Pihak perawat Rs Ummi Bogor yang telah membantu dan memberi ilmu selama pkl
5. Orang tua yang telah memberikan semangat untuk menjalani pendidikan di Stikes
Wijaya Husada Bogor
6. Serta tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih pada Ny. Y dan keluarganya yang
telah memberikan waktu kepada penulis untuk memberikan asuhan keperawatan
sehingga laporan ini selesai.
Demikian kiranya yang dapat penulis ucapkan. Penulis berusaha untuk melakukan yang
terbaik, namun kami menyadari bahwa kemampuan saya terbatas. Oleh karena itu, untuk
meminta kritik dan saran sangat penulis harapkan guna penyempurnaan Laporan kami ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis kompleks, yang didasari oleh
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah keseluruhan jaringan tubuh adekuat,
akibat adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung. Pasien dengan gagal
jantung biasanya terjadi tanda dan gejala sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat atau
saat beraktivitas dan atau rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air seperti kongestif paru,
edema tungkai, terjadi abnormalitas dari struktur dan fungsi jantung (Setiani, 2014).
Gagal jantung atau congestive heart failure juga merupakan suatu keadaan ketika
jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh,
meskipun tekanan darah pada vena itu normal. Gagal jantung menjadi penyakit yang terus
meningkat terutama pada pasien dewasa penderita gagal jantung dengan masalah
penurunan curah jantung. Pada Congestive Heart Failure (CHF) atau Gagal Jantung,
terjadi ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat guna
memenuhi kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran
balik vena yang adekuat. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan dimana
pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolisme
tubuh. Penurunan curah jantung ini disebabkan akibat adanya gangguan pada jantung
(Wilkinson & Ahern).
American Heart Association (2016), mencatat 17,5 juta orang di dunia meninggal
akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita kardiovaskular terjadi di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 80% kematian kardiovaskuler
disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. (AHA, 2016). Berdasarkan data Riskesdes
tahun 2018, rata-rata gagal jantung di Indonesia (1,5) persen. Prevalensi penyakit gagal
jantung di Jawa Timur (1,7) persen pada penduduk semua umur. Jawa Timur menduduki
peringkat 14 di Indonesia dalam penyakit gagal jantung (Riskedas, 2018).
Penyebab timbulnya gagal jantung Congestive Heart Failure (CHF) adalah terjadi
kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat. Sebagai akibatnya,
ginjal sering merespon dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ
lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Diharapkan Mengetahui Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Diagnosa Medis CHF ( Congestive Heart Failure ).
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa lebih mengetahui dan memahami definisi CHF
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi CHF
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi CHF
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui patofisiologis CHF
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui pathway CHF
f. Agar mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis CHF
g. Agar mahasiswa dapat mengetahui data pemeriksaan penunjang CHF
h. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksaan pada pasien yang
mengalami CHF
i. Agar mahasiswa dapat mengetahui komplikasi pada CHF
j. Agar mahasiswa dapat mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis CHF
B. RUANG LINGKUP
Batasan pembahasan dalam makalah ini hanya sebatas menjelaskan hal – hal
yang disebutkan saja dalam tujuan penulisan dan segala sesuatu yang diluar hal yang
disebutkan dalam tujuan penulisan diatas hanya sebatas pelengkap sekedar informasi
singkat saja.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi ( Aspani, 2016 )
2. ETIOLOGI
Menurut Wajan Juni Udjianti etiologi gagal jantung kongestif (CHF) dikelompokan
berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
a. Faktor eksterna(dari luar jantung): hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia
kronis/ berat.
b. Faktor interna(dari dalam jantung)
1) Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect
(ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
2) Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
3) Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
4) Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
3. KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Klasifikasi Class gejala pada pasien CHF menurut Siswatno et al, 2015 :
a. Class I ( ringan ) : Tidak ada batasan, seperti : aktivitas bisasa, tidak menibulkan
kelelahan, dada berdebar-debar serta dispnea
b. Calss II ( ringan ) : Ada batasan, seperti : Aktivitas yang biasa menimbulkan rasa
lelah, dada berdebar-debar serta dipsnea
c. Class III ( sedang ) : Batasan ringan, seperti : Saat berativitas sudah
menimbulkan kelelahan namun nyaman jika beristirahat, dada berdebar serta
dipsnea
d. Class IV ( berat ) : Sudah tidak dapat beraktivitas secara normal lagi, merasa
tidak nyaman dan timbul tanda gejala yang kuat
4. PATOFISIOLOGI
Kelainan intrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal
jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan
meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir
diastolic ventrikel), maka terjadi pula pengingkatan tekanan akhir diastolic ventrikel
kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan ventrikel.
Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri
(LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama diastole.
Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vascular paru-paru,
meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari
anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vascular, maka akan terjadi
transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan
lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah
edema paru-paru.
5. PATHWAY
Disfungsi miokard beban tekanan berlebihan
Kontraktilitas
COP
CHF
Metabolisme anaerob
Nyeri Akut Ketidakefektifan Pola
Nafas
Asidosis metabolik
Intoleransi
Aktivitas
Fatigue
6. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang muncul dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang
terjadi.
a. Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi,
yaitu :
1) Dispnu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran
gas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa pasien dapat mengalami ortopnu pda
malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND).
2) Batuk
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
4) Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernapas
dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
b. Gagal jantung kanan :
1) Kongestif jaringan perifer dan viseral.
2) Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan.
3) Hepatomegali. Nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
4) Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen.
5) Nokturia
6) Kelemahan.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nugroho, dkk. 2016
a. EKG (elektrokardiogram): untek mengukur kecepatan dan keteraturan denyut
jantung EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis iskemia san
kerusakan polamungkin terlihat. Disritmia misalnya takhikardia, fibrilasi atrial.
Kenaikan segmen ST/T persistensi 6 minggu atau lebih setelah imfrak miokrad
menunjukkan adanya aneurime ventricular.
b. Echokardiogram : menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan
bentuk jantung, serta menilaikeadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung.
Sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.
c. Foto rontgen dada : untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan
cairan diparu-paru atau penyakit paru lainnya.
8. PENATALAKSAAN MEDIS
Penatalaksaan pada CHF antara lain:
a. Non Farmakologi
1) Meningkatkan oksigenisasi dengan pemberian oksigen/mengurangi
aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium dan pembatasan cairan 1,5 -2 Liter/hari.
3) Perawatan mandiri untuk menjaga stabilitas fisik.
4) Pemantauan BB mandiri: dalam 3 hari BB naik > 2 kg, dianjurkan
menaikan dosis diuretik dengan pertimbangan dokter.
5) Latihan fisik diperuntukan pada pasien gagal jantung dengan
keadaan stabil. Hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol
(Black, 2014; Wijayaningsih, 2013; PERKI 2015).
b. Farmakologi
1) Terapi Oksigen sesuai dengan hasil pulseoxymetry.
2) Obat-obatan, seperti Furosemid untuk pengobatan diuretic, Nitrogliserin
bila TDs >110 mmHg, atau kecurigaan sindroma koroner akut, Morphin
bila masih takipnoe, Dobutamin bila TD <90 mmHg, Dopaminebila TDs
<80 mmHg, Noradrenaline bila TDs <70 mmHg, Digoksin bila fibrilasi
atrium, dan Captopril fase akut telah teratasi (PERKI, 2015).
9. KOMPLIKASI
komplikasi pada gagal jantung yaitu :
a. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
b. Syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan
curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan
otak)
c. Episode trombolitik Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
d. Efusi perikardial dan tamponade jantung Masuknya cairan kekantung
perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukuran maksimal.
CPO menurunkan dan aliran balik vena kejantung menuju tomponade jantung
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. Y
b. Tanggal Lahir : Bogor, 31 Desember 1959
c. Umur : 61 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Suku Bangsa : Indonesia
g. Status Pernikahan : Kawin
h. Pekerjaan : IRT
i. Alamat : Bogor
j. Diagnosa Medis : CHF, DM, ISPA
k. Tanggal Masuk Rs : 19 April 2021 ( 13.20 )
l. Tanggal Pengkajian : 19 April 2021 ( 15.00 )
m. No. Medial Record : 10-26-50
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 21
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : Tidak ada
e. Hubungan dengan klien : Anak
f. No. Hp : Tidak terkaji
Keluhan Utama / alasan masuk RS
Pasien mengatakan pipis sedikit-sedikit dan tidak merasa puas kurang lebih 2 minggu
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Ruang poli
Ny. Y datang bersama anaknya ke Poli penyakit dalam pada hari senin 19
April 2021 pukul 08.00 pagi.
Pasien mengatakan pipis sedikit-sedikit dan tidak merasa puas kurang
lebih 2 minggu
Paisen mengatakan Nyeri ulu hati
Pasien mengatakan kesulitan tidur
Hasil tanda tanda vital : TD : 120/80 mmHg, N : 80, RR : 22, S : 36,5⁰C
2) Ruang Ranap
Dipindahkan ke Ranap 5A sekitar pukul 13.20 siang. Diberikan terapi obat
furosemid
pasien mengatakan sudah bisa BAK kurang lebih 8-10x di pampers
pasien mengatakan masih nyeri ulu hati
Pasien mengatakan saat makan cepat kenyang
Hasil pengakajian : Pada malam hari pasien dipasang kateter, Tekanan
darah : 120/80 mmHg, N : 80, RR : 22, S : 36 ⁰C, kesadaran :
composmentis, pasien tampak lemas.
6. Kebutuhan Dasar
No Aktivitas Di Rumah Di Rs
1 Nutrisi
Makan:
Frekuensi 3x/hari 2x/hari
Jumlah 4-5 sendok ½ porsi
Jenis makanan Nasi dan lauk Bubur, lauk pauk
pauk
Kesulitan makan Cepat merasa Cepat merasa
kenyang kenyang
Minum:
Frekuensi 300 ml/hari 300 ml/hari
Jumlah ½ botol ukuran ½ botol ukuran
600ml 600 ml
Jenis minuman Air mineral Air mineral
Cara minum Mandiri Mandiri
Kesulitan minum Tidak ada Tidak ada
2 Eliminasi
BAB
Frekuensi 3hr sekali Belum BAB
Konsistensi Normal Tidak terkaji
Keluhan Sedikit keras Tidak terkaji
Waktu Pagi Tidak terkaji
Warna Coklat Tidak terkaji
Obstipasi penggunaan Tidak Tidak
pencahar
BAK:
Frekuensi Belum BAK 8-10x/hr
Warna Tidak terkaji Kuning
Keluhan BAK keluar Sering BAK
sedikit karena efek obat
furosemid
Ada tidaknya bau Tidak terkaji Tidak terkaji
Ada tidaknya hematuria Tidak terkaji Tidak ada
Inkontinensia Tidak terkaji Tidak
Penggunaan kateter Tidak Ya
4 Kebersihan diri
a. Mandi
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Penggunaan sabun/tidak Ya Tidak
Memotong kuku 1x seminggu Tidak
Mencuci rambut 2 hari sekali Tidak
Frekuensi
b. Oral hygiene
Frekuensi 2hr sekali Tidak melakukan
oral hygiene
Penggunaan sikat gigi/tidak Ya -
Cara melakukan sendiri / Mandiri -
dibantu
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda – tanda vital (TTV)
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 80 X / menit
3) Pernafasan : 22 X / menit
4) Suhu tubuh : 36,0C
5) Nyeri :
P : Penumpukan cairan pada abdomen
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk namun tidak menyebar
R : Bagian dada
S : 5 dari 10 ( sedang )
T : Hilang timbul
d. Pengukuran pertumbuhan antropometri
1) Berat badan : 61Kg
8. Penampilan Umum
a. Mata : konjungtiva anemis, penglihatan tampak kabur namun tidak
menggunakan kacamata
b. Mulut : -Bibir Tampak kering
c. Dada : inspeksi : Bentuk Simetris
1) Paru
Inspeksi : Simetris Kanan Dan Kiri
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada dada
Perkusi : Bunyi paru sonor
Aukultasi : Normal vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : Bagian external tidak tampak pembengkakan
Palpasi : Teraba denyut jantung dibagian kiri
Perkusi : Bunyi pekak di
-ics 2 sternalis sinistra
-ics 4 sternalis sinistra
-ics 5 midclavicula sinistra
Aukultasi : Normal Lupdup
d. Abdomen
Inspeksi :abdomen tampak besar karna penumpukan cairan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Aukultasi : bising usus 12x/menit
e. Ekstemitas : bagian ektremitas bawah tampak edema dan bagian jari telunjuk
pada kaki di amputasi karena diabetes melitus
f. Integumen : kulit bagian kaki sedikit mengkilat
9. Pemeriksaan Penunjang
a) Laborotarium
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal
19 April Gula darah sewaktu 100 70 – 200 mg/dL
2021 Fungsi hati
SGOT/AST 17 9-40 u/L
SGPT/ALT 14 13-48 u/L
Hematologi lengkap
Hemoglobin 9.3* 12 – 14 g/dl
MCV 63* 82 – 92 fc
MCH 24* 27 – 31 pg
Hitung jenis
Basofil 0 <1%
Eosinofil 0* 1–3%
Batang 1* 2–6%
Segmen 76* 50 – 7 %
Limfosit 19* 20 – 40 %
Monosit 4 2–8%
B. ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 Ds :
- Pasien mengatakan nyeri Gagal jantung Nyeri akut
bagian ulu hati kongestif
Do :
- Ekspresi wajah pasien Iskemia miokardium
tampak meringis
- Pasien tampak melindungi Produksi asam laktat
- P : Terdapat penumpukan
cairan pada abdomen Nyeri dada kurang
tusuk minggu
DO :
Fungsi pernafasan
- Pasien tidur dengan posisi
menurun
semi fowler
- RR : 22x/ menit
Dipsnea
- Irama nafas tidak teratur
- Terpasang oksigen 5 lpm
Pola nafas tidak
menggunakan nasal kanul
efektif
3. DS :
- Pasien mengatakan Gagal jantung Intoleransi
kesulitan untuk beraktivitas kongestif aktivitas
- Pasien mengatakan kurang
nyaman setelah beraktivitas Suplai darah ke
- Pasien mengatakan pusing jaringan menurun
- Pasien mengatakan
badannya lemah Pembentukan ATP
DO : menurun
3. 19/04/ Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1.1 Catat frekuensi 1.1 Untuk
2021 aktivitas b.d keperawatan 3x24 jam dengan jantung, mengetahui
ketidakseimb kriteria hasil : pernafasan respon klien
angan antara NOC : Toleran terhadap aktivitas selama dan terhadap
suplai dengan ( 660 ) sesudah aktivitas aktivitas
kebutuhan No Ket 1 2 3 4 5 1.2 Tingkatkan 1.2 Untuk
oksigen 1 Frekuensi istirahat, batasi meminimalkan
pernafasan aktivitas dan konsumsi
saat aktivitas berikan aktivitas oksigen
2 Kemudahan senggang yang 2.1 Untuk
dalam tidak berat mempertahakan
melakukan 2.1 Lakukan fungsi tubuh
ADL mobilisasi 2.2 Untuk
bertahap membantu
2.2 Anjurkan pemenuhan
keluarga untuk kebuhan pasien
berperan aktif
dalam membantu
aktivitas pasien
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Ketidakefektifan 19-04-21 S:
pola nafas b.d 20.30 - Pasien mengatakan sesak nafas
pengembangan paru - Pasien mengatakan tidak nyaman jika berbaring
paru tidak optimal terlentang
- Pasien mengatakan dada berdebar
O:
- Irama pernafasan pasien tampak tidak beraturan
- RR : 22x/menit
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
2 Irama
pernafasan
No Ket 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang
dilaporkan
2 Ekspresi
wajah
Ketidakefektifan 20-04-21 S:
pola nafas b.d 12.00 - Pasien mengatakan sesak nafas
pengembangan paru - Pasien mengatakan tidak nyaman jika berbaring
paru tidak optimal terlentang
- Pasien mengatakan dada berdebar
O:
- Irama pernafasan pasien tampak tidak beraturan
- RR : 24x/menit
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
2 Irama
pernafasan
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
saat aktvitas
2 Kemudahan
dalam
melakukan
ADL
No Ket 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang
dilaporkan
2 Ekspresi
wajah
Ketidakefektifan 21-04-21 S:
pola nafas b.d 12.00 - Pasien mengatakan sesak nafas
pengembangan paru - Pasien mengatakan tidak nyaman jika berbaring
paru tidak optimal terlentang
- Pasien mengatakan dada berdebar
O:
- Irama pernafasan pasien tampak tidak beraturan
- RR : 24x/menit
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
2 Irama
pernafasan
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/59325/4/
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/64206/4/
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1056/
https://studylibid.com/doc/4313417/lp-chf