Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

Y DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CHF ( CONGESTIVE HEART FAILURE ) DI RANAP 5 A
RS UMMI BOGOR

Dosen Pengampu :
Ibu Linda

Disusun oleh
( D3 Keperawatan TK 2 ) :
1. Indini Putri Diningrat
2. Intan Larasati
3. Ipal Saepuloh
4. Isni Febrianti
5. Jihan Shalina Putri S

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES AKBID WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
wijayahusada@gmail.com
KATA PENGANTAR

Pertama - tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada
Ny. Y Dengan Diagnosa Medis CHF ( Congestive Heart Failure ) dengan tepat waktu,
meskipun jauh dari kata sempurna.

Diharapkan laporan ini dapat memberikan pengetahuan atau menambah ilmu untuk kita
semua. Ucapan terimakasih pun penulis sampaikan kepada :

1. Ns. Tisna Yanti, S.Kep., M.Kes ,selaku Kepala Program Studi Keperawatan
2. Ibu Linda ,selaku Pembimbing Akademik
3. Ibu Sulis,selaku pembimbing lahan di RS UMMI
4. Pihak perawat Rs Ummi Bogor yang telah membantu dan memberi ilmu selama pkl
5. Orang tua yang telah memberikan semangat untuk menjalani pendidikan di Stikes
Wijaya Husada Bogor
6. Serta tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih pada Ny. Y dan keluarganya yang
telah memberikan waktu kepada penulis untuk memberikan asuhan keperawatan
sehingga laporan ini selesai.

Demikian kiranya yang dapat penulis ucapkan. Penulis berusaha untuk melakukan yang
terbaik, namun kami menyadari bahwa kemampuan saya terbatas. Oleh karena itu, untuk
meminta kritik dan saran sangat penulis harapkan guna penyempurnaan Laporan kami ini.

Bogor, 19 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................
C. Ruang lingkup.....................................................................................
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Congestive Heart Failure
1. Definisi ...............................................................................................
2. Etiologi ...............................................................................................
3. Klasifikasi Congestive Heart Failure ..................................................
4. Patofisiologi ........................................................................................
5. Pathway ..............................................................................................
6. Manifestasi Klinis ...............................................................................
7. Pemeriksaan penunjang ......................................................................
8. Penatalaksanaan medis ......................................................................
9. Komplikasi .........................................................................................
10. Masalah keperawatan yang sering muncul pada CHF........................
BAB III. LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ..........................................................................................
B. Analisa Data........................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan .......................................................................
D. Perencanaan tindakan .........................................................................
E. Implementasi ......................................................................................
F. Evaluasi keperawatan..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis kompleks, yang didasari oleh
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah keseluruhan jaringan tubuh adekuat,
akibat adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung. Pasien dengan gagal
jantung biasanya terjadi tanda dan gejala sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat atau
saat beraktivitas dan atau rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air seperti kongestif paru,
edema tungkai, terjadi abnormalitas dari struktur dan fungsi jantung (Setiani, 2014).
Gagal jantung atau congestive heart failure juga merupakan suatu keadaan ketika
jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh,
meskipun tekanan darah pada vena itu normal. Gagal jantung menjadi penyakit yang terus
meningkat terutama pada pasien dewasa penderita gagal jantung dengan masalah
penurunan curah jantung. Pada Congestive Heart Failure (CHF) atau Gagal Jantung,
terjadi ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat guna
memenuhi kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran
balik vena yang adekuat. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan dimana
pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolisme
tubuh. Penurunan curah jantung ini disebabkan akibat adanya gangguan pada jantung
(Wilkinson & Ahern).
American Heart Association (2016), mencatat 17,5 juta orang di dunia meninggal
akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita kardiovaskular terjadi di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 80% kematian kardiovaskuler
disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. (AHA, 2016). Berdasarkan data Riskesdes
tahun 2018, rata-rata gagal jantung di Indonesia (1,5) persen. Prevalensi penyakit gagal
jantung di Jawa Timur (1,7) persen pada penduduk semua umur. Jawa Timur menduduki
peringkat 14 di Indonesia dalam penyakit gagal jantung (Riskedas, 2018).
Penyebab timbulnya gagal jantung Congestive Heart Failure (CHF) adalah terjadi
kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat. Sebagai akibatnya,
ginjal sering merespon dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ
lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Diharapkan Mengetahui Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Diagnosa Medis CHF ( Congestive Heart Failure ).
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa lebih mengetahui dan memahami definisi CHF
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi CHF
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi CHF
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui patofisiologis CHF
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui pathway CHF
f. Agar mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis CHF
g. Agar mahasiswa dapat mengetahui data pemeriksaan penunjang CHF
h. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksaan pada pasien yang
mengalami CHF
i. Agar mahasiswa dapat mengetahui komplikasi pada CHF
j. Agar mahasiswa dapat mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis CHF

B. RUANG LINGKUP

Batasan pembahasan dalam makalah ini hanya sebatas menjelaskan hal – hal
yang disebutkan saja dalam tujuan penulisan dan segala sesuatu yang diluar hal yang
disebutkan dalam tujuan penulisan diatas hanya sebatas pelengkap sekedar informasi
singkat saja.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT CHF


1. DEFINISI

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal


mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup ( Ongkowijaya & Wantania, 2016 )

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa


darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi
( Brunner & Suddarth, 2016 ).

Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi ( Aspani, 2016 )

Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan terjadinya


pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam (nurarif, a.h 2015).

2. ETIOLOGI
Menurut Wajan Juni Udjianti etiologi gagal jantung kongestif (CHF) dikelompokan
berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
a. Faktor eksterna(dari luar jantung): hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia
kronis/ berat.
b. Faktor interna(dari dalam jantung)
1) Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect
(ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
2) Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
3) Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
4) Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
3. KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Klasifikasi Class gejala pada pasien CHF menurut Siswatno et al, 2015 :
a. Class I ( ringan ) : Tidak ada batasan, seperti : aktivitas bisasa, tidak menibulkan
kelelahan, dada berdebar-debar serta dispnea
b. Calss II ( ringan ) : Ada batasan, seperti : Aktivitas yang biasa menimbulkan rasa
lelah, dada berdebar-debar serta dipsnea
c. Class III ( sedang ) : Batasan ringan, seperti : Saat berativitas sudah
menimbulkan kelelahan namun nyaman jika beristirahat, dada berdebar serta
dipsnea
d. Class IV ( berat ) : Sudah tidak dapat beraktivitas secara normal lagi, merasa
tidak nyaman dan timbul tanda gejala yang kuat

4. PATOFISIOLOGI
Kelainan intrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal
jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan
meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir
diastolic ventrikel), maka terjadi pula pengingkatan tekanan akhir diastolic ventrikel
kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan ventrikel.
Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri
(LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama diastole.
Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vascular paru-paru,
meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari
anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vascular, maka akan terjadi
transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan
lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah
edema paru-paru.
5. PATHWAY
Disfungsi miokard beban tekanan berlebihan

Kontraktilitas beban systole

Kontraktilitas

Hambatan pengosongan ventrikel

COP

Beban jantung meningkat

CHF

Gagal pompa ventrikel kiri gagal pompa ventrikel kanan

Forward failure jantung berdebar tekanan diastole

Suplai darah nyeri dada sesak nafas

Metabolisme anaerob
Nyeri Akut Ketidakefektifan Pola
Nafas

Asidosis metabolik

Penimbunan asam laktat dan ATP

Intoleransi
Aktivitas
Fatigue

6. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang muncul dapat berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang
terjadi.
a. Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi,
yaitu :
1) Dispnu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran
gas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa pasien dapat mengalami ortopnu pda
malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND).
2) Batuk
3) Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
4) Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernapas
dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.
b. Gagal jantung kanan :
1) Kongestif jaringan perifer dan viseral.
2) Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan.
3) Hepatomegali. Nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
4) Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen.
5) Nokturia
6) Kelemahan.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nugroho, dkk. 2016
a. EKG (elektrokardiogram): untek mengukur kecepatan dan keteraturan denyut
jantung EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis iskemia san
kerusakan polamungkin terlihat. Disritmia misalnya takhikardia, fibrilasi atrial.
Kenaikan segmen ST/T persistensi 6 minggu atau lebih setelah imfrak miokrad
menunjukkan adanya aneurime ventricular.
b. Echokardiogram : menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan
bentuk jantung, serta menilaikeadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung.
Sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.
c. Foto rontgen dada : untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan
cairan diparu-paru atau penyakit paru lainnya.

8. PENATALAKSAAN MEDIS
Penatalaksaan pada CHF antara lain:
a. Non Farmakologi
1) Meningkatkan oksigenisasi dengan pemberian oksigen/mengurangi
aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium dan pembatasan cairan 1,5 -2 Liter/hari.
3) Perawatan mandiri untuk menjaga stabilitas fisik.
4) Pemantauan BB mandiri: dalam 3 hari BB naik > 2 kg, dianjurkan
menaikan dosis diuretik dengan pertimbangan dokter.
5) Latihan fisik diperuntukan pada pasien gagal jantung dengan
keadaan stabil. Hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol
(Black, 2014; Wijayaningsih, 2013; PERKI 2015).
b. Farmakologi
1) Terapi Oksigen sesuai dengan hasil pulseoxymetry.
2) Obat-obatan, seperti Furosemid untuk pengobatan diuretic, Nitrogliserin
bila TDs >110 mmHg, atau kecurigaan sindroma koroner akut, Morphin
bila masih takipnoe, Dobutamin bila TD <90 mmHg, Dopaminebila TDs
<80 mmHg, Noradrenaline bila TDs <70 mmHg, Digoksin bila fibrilasi
atrium, dan Captopril fase akut telah teratasi (PERKI, 2015).

9. KOMPLIKASI
komplikasi pada gagal jantung yaitu :
a. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
b. Syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan
curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat keorgan vital (jantung dan
otak)
c. Episode trombolitik Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi dengan aktivitas trombus dapat menyumbat pembuluh darah.
d. Efusi perikardial dan tamponade jantung Masuknya cairan kekantung
perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukuran maksimal.
CPO menurunkan dan aliran balik vena kejantung menuju tomponade jantung

10. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL PADA CHF


a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas ventrikel
kiri, perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal
b. Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya suplai darah ke miokardium,
perubahan metabolisme, dan peningkatan produksi asam laktat
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perembesan cairan, kongesti paru
sekunder, perubahan membrane kapiler alveoli, dan retensi cairan interstitial (
d. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal,
kelebihan cairan di paru
e. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi organ
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen ke jaringan dengan kebutuhan sekunder penurunan curah jantung
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

a. Nama : Ny. Y
b. Tanggal Lahir : Bogor, 31 Desember 1959
c. Umur : 61 Tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Suku Bangsa : Indonesia
g. Status Pernikahan : Kawin
h. Pekerjaan : IRT
i. Alamat : Bogor
j. Diagnosa Medis : CHF, DM, ISPA
k. Tanggal Masuk Rs : 19 April 2021 ( 13.20 )
l. Tanggal Pengkajian : 19 April 2021 ( 15.00 )
m. No. Medial Record : 10-26-50

2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 21
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : Tidak ada
e. Hubungan dengan klien : Anak
f. No. Hp : Tidak terkaji
  Keluhan Utama / alasan masuk RS
Pasien mengatakan pipis sedikit-sedikit dan tidak merasa puas kurang lebih 2 minggu

3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Ruang poli
Ny. Y datang bersama anaknya ke Poli penyakit dalam pada hari senin 19
April 2021 pukul 08.00 pagi.
 Pasien mengatakan pipis sedikit-sedikit dan tidak merasa puas kurang
lebih 2 minggu
 Paisen mengatakan Nyeri ulu hati
 Pasien mengatakan kesulitan tidur
 Hasil tanda tanda vital : TD : 120/80 mmHg, N : 80, RR : 22, S : 36,5⁰C
2) Ruang Ranap
Dipindahkan ke Ranap 5A sekitar pukul 13.20 siang. Diberikan terapi obat
furosemid
 pasien mengatakan sudah bisa BAK kurang lebih 8-10x di pampers
 pasien mengatakan masih nyeri ulu hati
 Pasien mengatakan saat makan cepat kenyang
 Hasil pengakajian : Pada malam hari pasien dipasang kateter, Tekanan
darah : 120/80 mmHg, N : 80, RR : 22, S : 36 ⁰C, kesadaran :
composmentis, pasien tampak lemas.

b. Riwayat kesehatan masa lalu


1) Apakah pernah dirawat dirumah sakit? YA
Jika ya, kapan : Pada tahun 2020 mengalami penyakit yang sama yaitu
penumpukan cairan pada abdomen
Berapa lama : 4-5 Hari
2) Apakah pernah mengalami tindakan operasi / pembedahan? YA
Jika ya, kapan : pada tahun 2020
Jenis pembedahan : Pembedahan kaki akibat luka gangreen
3) Apakah pernah mengalami kecelakaan/ trauma? -
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit berat?
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit berat
5. Riwayat Psikosial dan Spiritual
a. Data Sosial : Tidak mengalami gangguan dalam hubungan sosial dengan
orang lain, hubungan dengan keluarga baik
b. Data Psikosial : Pasien tampak sedikit cemas dan mengalami ganggua pola
tidur karena penyakit yang dialaminya
c. Data Spiritual : Klien mengalami keterbatasan dalam kegiatan ibadah namun
tetap berdoa untuk kesembuhannya

6. Kebutuhan Dasar
No Aktivitas Di Rumah Di Rs
1 Nutrisi
Makan:
Frekuensi 3x/hari 2x/hari
Jumlah 4-5 sendok ½ porsi
Jenis makanan Nasi dan lauk Bubur, lauk pauk
pauk
Kesulitan makan Cepat merasa Cepat merasa
kenyang kenyang

Minum:
Frekuensi 300 ml/hari 300 ml/hari
Jumlah ½ botol ukuran ½ botol ukuran
600ml 600 ml
Jenis minuman Air mineral Air mineral
Cara minum Mandiri Mandiri
Kesulitan minum Tidak ada Tidak ada

2 Eliminasi
BAB
Frekuensi 3hr sekali Belum BAB
Konsistensi Normal Tidak terkaji
Keluhan Sedikit keras Tidak terkaji
Waktu Pagi Tidak terkaji
Warna Coklat Tidak terkaji
Obstipasi penggunaan Tidak Tidak
pencahar

BAK:
Frekuensi Belum BAK 8-10x/hr
Warna Tidak terkaji Kuning
Keluhan BAK keluar Sering BAK
sedikit karena efek obat
furosemid
Ada tidaknya bau Tidak terkaji Tidak terkaji
Ada tidaknya hematuria Tidak terkaji Tidak ada
Inkontinensia Tidak terkaji Tidak
Penggunaan kateter Tidak Ya

3 Istirahat & Tidur


Siang Tidak Tidak
Malam Sulit tidur Sulit tidur
Lamanya 2-3 jam 5-6 jam
Keluhan Kesulitan tidur Tidak ada
pada malam hari,
tidur sering
terbangun
Kebiasaan yang dilakukan Tidak terkaji Menonton tv
saat istirahat

4 Kebersihan diri
a. Mandi
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Penggunaan sabun/tidak Ya Tidak
Memotong kuku 1x seminggu Tidak
Mencuci rambut 2 hari sekali Tidak
Frekuensi

b. Oral hygiene
Frekuensi 2hr sekali Tidak melakukan
oral hygiene
Penggunaan sikat gigi/tidak Ya -
Cara melakukan sendiri / Mandiri -
dibantu

5 Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit


Berjualan Menonton tv
didepan rumah

7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda – tanda vital (TTV)
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 80 X / menit
3) Pernafasan : 22 X / menit
4) Suhu tubuh : 36,0C
5) Nyeri :
P : Penumpukan cairan pada abdomen
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk namun tidak menyebar
R : Bagian dada
S : 5 dari 10 ( sedang )
T : Hilang timbul
d. Pengukuran pertumbuhan antropometri
1) Berat badan : 61Kg
8. Penampilan Umum
a. Mata : konjungtiva anemis, penglihatan tampak kabur namun tidak
menggunakan kacamata
b. Mulut : -Bibir Tampak kering
c. Dada : inspeksi : Bentuk Simetris
1) Paru
Inspeksi : Simetris Kanan Dan Kiri
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada dada
Perkusi : Bunyi paru sonor
Aukultasi : Normal vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : Bagian external tidak tampak pembengkakan
Palpasi : Teraba denyut jantung dibagian kiri
Perkusi : Bunyi pekak di
-ics 2 sternalis sinistra
-ics 4 sternalis sinistra
-ics 5 midclavicula sinistra
Aukultasi : Normal Lupdup
d. Abdomen
Inspeksi :abdomen tampak besar karna penumpukan cairan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Aukultasi : bising usus 12x/menit
e. Ekstemitas : bagian ektremitas bawah tampak edema dan bagian jari telunjuk
pada kaki di amputasi karena diabetes melitus
f. Integumen : kulit bagian kaki sedikit mengkilat

9. Pemeriksaan Penunjang
a) Laborotarium
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal
19 April Gula darah sewaktu 100 70 – 200 mg/dL
2021 Fungsi hati
SGOT/AST 17 9-40 u/L
SGPT/ALT 14 13-48 u/L
Hematologi lengkap
Hemoglobin 9.3* 12 – 14 g/dl

Hematokrit 28* 35 – 47%

Leukosit 7700 4000 – 10000 /uL

Trombosit 244 150 – 400 ribu/uL

Eritrosit 3.1* 3.8 – 4.8 juta/ul

MCV 63* 82 – 92 fc

MCH 24* 27 – 31 pg

MCHC 37* 32 – 36 g/dL

LED 15 < 20 mm/jam

Hitung jenis
Basofil 0 <1%

Eosinofil 0* 1–3%

Batang 1* 2–6%

Segmen 76* 50 – 7 %

Limfosit 19* 20 – 40 %

Monosit 4 2–8%

Kimia – fungsi ginjal


59.20* 0-48 mg/dL
Ureum
1.8* 0.5-1.5 mg/Dl
Creatinin
SEROLOGI
NEGATIVE
Rapid Test Antigen
20 april FUNGSI HATI
2021 Albumin 3.0* 3.5-5.2 g/dL
KIMIA-LEMAK DARAH
Kolesterol 99 0-200 mg/dL

Trigliserida 95 20-160 mg/dL


28* 45-85 mg/dL
HDL kolesterol ( Direk ) 38 0-100 mg/dL
LDL kolesterol ( Direk )

b) Terapi dan pengobatan

Jenis Waktu Cara Indikasi


pemberian
Furosemid 2-0-1 IV Obat golongan diuretik, untuk
mengeluarkan kelebihan cairan dari
dalam tubuh

Ranitidine 2x1 IV Untuk menurunkan asam lambung

Untuk mengatasi gangguan kecemasan


Alprazolam 1x0.5 mg Po dan panik

Untuk menurunkan kadar gula darah


Metformin 3x500mg Po
yang meningkat pada penderita diabetes
melitus
Po

Untuk meningkatkan kadar albumin dan


Vip albumin 3x1 Po
hemoglobin

Untuk mengatasi rendahnya kadar


KSR 1x1 Drip
kalium dalam darah
( hipokalemia )

B. ANALISA DATA

Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 Ds :
- Pasien mengatakan nyeri Gagal jantung Nyeri akut
bagian ulu hati kongestif
Do :
- Ekspresi wajah pasien Iskemia miokardium
tampak meringis
- Pasien tampak melindungi Produksi asam laktat

area nyeri meningkat

- P : Terdapat penumpukan
cairan pada abdomen Nyeri dada kurang

- Q : nyeri seperti ditusuk- lebih selama 2

tusuk minggu

- R : bagian ulu hati dan


Nyeri akut
abdomen bawah ( kandung
kemih )
- S : 5 dari 10
- T : Hilang timbul
2 DS :
- Pasien mengatakan sesak Gagal jantung kiri Ketidakefektifan
nafas pola nafas
- Pasien mengatakan jika
berbaring kurang nyaman ventrikel kiri tidak

- Pasien mengatakan dada mampu memompa

berdebar darah dari paru paru

DO :
Fungsi pernafasan
- Pasien tidur dengan posisi
menurun
semi fowler
- RR : 22x/ menit
Dipsnea
- Irama nafas tidak teratur
- Terpasang oksigen 5 lpm
Pola nafas tidak
menggunakan nasal kanul
efektif
3. DS :
- Pasien mengatakan Gagal jantung Intoleransi
kesulitan untuk beraktivitas kongestif aktivitas
- Pasien mengatakan kurang
nyaman setelah beraktivitas Suplai darah ke
- Pasien mengatakan pusing jaringan menurun
- Pasien mengatakan
badannya lemah Pembentukan ATP

DO : menurun

- Pasien tampak keletihan


setelah beraktivas ringan Kelemahan

- Pasien tampak lemah


Intoleransi aktivitas

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d cedera biologis
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d pengembangan paru tidak optimal
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

C. PERENCANAAN TINDAKAN / INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnose Rencana Tindakan keperawatan


No TGL
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 19/04/ Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1.1 Monitor vital 1.1 Untuk
2021 b.d agen keperawatan 3x24 jam dengan sign mengetahui
cedera 1.2 Lakukan vital sign pasien
biologis kriteria hasil : pengkajian nyeri dalam batas
Noc : Tingkat Nyeri (654) komprehensif normal
No Ket 1 2 3 4 5 yang meliputi 1.2 Untuk
1 Nyeri yang lokasi, mengetahui
dilaporkan karakteristik, perkembangan
2 Ekspresi durasi, frekuensi nyeri pasien
wajah dan kualitas, 1.3 Untuk
intensitas, serta mengetahui
apa yang durasi nyeri
mengurangi nyeri menjadi lebih
dan faktor yang redah atau tidak
memicu 2.1 Untuk mengal-
1.3 Modifikasi ihkan sensasi
pengukuran rasa nyeri dan
kontrol nyeri ekspresi wajah
berdasarkan klien membaik
respon pasien 2.2 Untuk
terhadap mengurangi
penanganan nyeri
2.1 Ajarkan pasien 2.3 Untuk
teknik memberikan
pengalihan rasa rasa nyaman
nyeri ( nafas pada pasien
dalam )
2.2 Kolaborasi untuk
pemberian
analgesik
2.3 Bantu klien
mengidentifikasi
tindakan
kenyamanan
yang efektif :
memberikan
posisi nyaman
2 19/04/ Ketidakefekti Setelah dilakukan tindakan 1.1 Monitor jumlah 1.1 Untuk
2021 -fan pola keperawatan 3x24 jam dengan pernafasan mengetahui dan
nafas b.d kriteria hasil : 1.2 Berikan oksigen memastikan
pengembanga Noc : Status Pernafasan ( 634 ) sesuai kebutuhan kepatenan jalan
-n paru paru 2.1 Jelaskan pada nafas
tidak optimal No Ket 1 2 3 4 5 pasien untuk 1.2 Untuk
1 Frekuensi mengurangi mengurangi
pernafasan aktivitas sesak nafas
2 Irama 2.2 Anjurkan pasien pasien
pernafasan untuk posisi semi 2.1 Untuk
fowler menghindari
2.3 Ajarkan teknik kelelahan dan
relaksasi nafas keletihan
dalam 2.2 Untuk mebuat
pasien merasa
lebih nyaman
dan
menghindari
penekanan jalan
nafas agar
meminimalkan
penyempitan
pada jalan nafas
2.3 Untuk
membantu
menstabilkan
pernafasan

3. 19/04/ Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1.1 Catat frekuensi 1.1 Untuk
2021 aktivitas b.d keperawatan 3x24 jam dengan jantung, mengetahui
ketidakseimb kriteria hasil : pernafasan respon klien
angan antara NOC : Toleran terhadap aktivitas selama dan terhadap
suplai dengan ( 660 ) sesudah aktivitas aktivitas
kebutuhan No Ket 1 2 3 4 5 1.2 Tingkatkan 1.2 Untuk
oksigen 1 Frekuensi istirahat, batasi meminimalkan
pernafasan aktivitas dan konsumsi
saat aktivitas berikan aktivitas oksigen
2 Kemudahan senggang yang 2.1 Untuk
dalam tidak berat mempertahakan
melakukan 2.1 Lakukan fungsi tubuh
ADL mobilisasi 2.2 Untuk
bertahap membantu
2.2 Anjurkan pemenuhan
keluarga untuk kebuhan pasien
berperan aktif
dalam membantu
aktivitas pasien

C. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI

DIAGNOSA TGL/ TINDAKAN / EVALUASI TINDAKAN NAMA


KEPERAWATAN WAKTU IMPLEMENTASI &
KEPERAWATAN PARAF
1. Nyeri akut b.d 19-04-21 1. Memonitor Ttv dengan tepat S : pasien mengatakan pusing,
agen cedera 15.00 dan sesak
biologis O : Hasil tanda-tanda vital
2. Ketidakefektifa 1. Tekanan darah :
-n pola nafas 120/80 mmHg
b.d 2. Nadi : 80x / menit
pengembangan 3. Pernafasan : 22x/menit
paru paru tidak 4. Suhu tubuh : 360C
optimal
17.00 2. Melakukan pengkajian nyeri
3. Intoleransi S : pasien mengatakan nyeri
secara komprehensif PQRST
aktivitas b.d pada ulu hati
ketidakseimban O:
gan antara - Pasien menunjukan
suplai dan ekspresi meringis
kebutuhan - Tampak melindungi
oksigen area nyeri
- P : penempukan cairan
pada abdomen
- R : bagian dada
- S : 5 dari 10 ( sedang )
- T : hilang timbul
20.00 3. Mengajarkan pasien teknik
relaksasi (napas dalam) dan S : pasien mengatakan
menganjurkan minum air mengerti dengan apa yang
hangat telah diajarkan
O : pasien dan keluarga
nampak kooperatif , serta klien
melakukan teknik nafas dalam
secara mandiri
20.00
4. Menganjurkan posisi semi
S : pasien mengatakan bersedia
fowler dan memasang oksigen
diberikan posisi semi fowler
5 lpm
dan pemasangan oksigen
O : Tindakan berhasil
dilakukan, pasien tampak lebih
20.00 nyaman
5. Menganjurkan untuk
meningkatkan istirahat dan S : pasien mengatakan
batasi aktivitas mengerti dengan anjuran
perawat
O : pasien tampak kooperatif
20.00
dan mengerti
6. Menganjurkan keluarga untuk
berperan aktif dalam S : keluarga pasien mengatakan
membantu aktivitas pasien mengerti apa yang telah
dianjurkan perawat
O : keluarga pasien tampak
paham dengan anjuran perawat
1. Nyeri akut b.d 20-04-21 1. Memonitor Ttv dengan tepat S : pasien mengatakan pusing,
agen cedera 09.00 dan sesak
biologis O : Hasil tanda-tanda vital
2. Ketidakefektifa 1. Tekanan darah :
-n pola nafas 110/90 mmHg
b.d 2. Nadi : 81x / menit
pengembangan 3. Pernafasan : 24x/menit
paru paru tidak 4. Suhu tubuh : 36,50C
optimal
10.00 2. Melakukan pengkajian nyeri
3. Intoleransi S : pasien mengatakan nyeri
secara komprehensif PQRST
aktivitas b.d pada ulu hati
ketidakseimban O:
gan antara - Ekspresi pasien
suplai dan membaik
kebutuhan - Tampak melindungi
oksigen area nyeri
- P : penempukan cairan
pada abdomen
- R : bagian dada
- S : 4 dari 10 ( sedang )
10.00 3. Mengajarkan pasien teknik - T : hilang timbul
relaksasi (napas dalam) dan
menganjurkan minum air S : pasien mengatakan
hangat mengerti dengan apa yang
telah diajarkan
O : pasien dan keluarga
nampak kooperatif , serta klien
melakukan teknik nafas dalam
10.30 4. Menganjurkan posisi semi secara mandiri
fowler dan memasang oksigen
5 lpm S : pasien mengatakan bersedia
diberikan posisi semi fowler
dan pemasangan oksigen
O : Tindakan berhasil
10.30 dilakukan, pasien tampak lebih
5. Menganjurkan untuk
nyaman
meningkatkan istirahat dan
batasi aktivitas
S : pasien mengatakan
mengerti dengan anjuran
perawat
O : pasien tampak kooperatif
dan mengerti
11.00
6. Menganjurkan keluarga untuk
berperan aktif dalam S : keluarga pasien mengatakan

membantu aktivitas pasien mengerti apa yang telah


dianjurkan perawat
O : keluarga pasien tampak
paham dengan anjuran perawat
1. Nyeri akut b.d 21-04-21 1. Memonitor Ttv dengan tepat S : pasien mengatakan pusing,
agen cedera 09.00 dan sesak
biologis O : Hasil tanda-tanda vital
2. Ketidakefektifa 1. Tekanan darah :
-n pola nafas 130/90 mmHg
b.d
pengembangan 2. Nadi : 88x / menit
paru paru tidak 3. Pernafasan : 24x/menit
optimal 4. Suhu tubuh : 360C
3. Intoleransi 10.00 2. Melakukan pengkajian nyeri

aktivitas b.d secara komprehensif PQRST S : pasien mengatakan nyeri


ketidakseimban pada ulu hati
gan antara O:
suplai dan - Ekspresi pasien
kebutuhan tampak membaik
oksigen - P : penempukan cairan
pada abdomen
- R : bagian dada
- S : 3 dari 10 ( ringan )
10.00 3. Mengajarkan pasien teknik - T : hilang timbul
relaksasi (napas dalam) dan
menganjurkan minum air S : pasien mengatakan

hangat mengerti dengan apa yang


telah diajarkan
O : pasien dan keluarga
nampak kooperatif , serta klien
melakukan teknik nafas dalam
10.30
4. Menganjurkan posisi semi secara mandiri
fowler dan memasang oksigen
5 lpm S : pasien mengatakan bersedia
diberikan posisi semi fowler
dan pemasangan oksigen
O : Tindakan berhasil
10.30 dilakukan, pasien tampak lebih
5. Menganjurkan untuk
nyaman
meningkatkan istirahat dan
batasi aktivitas S : pasien mengatakan
mengerti dengan anjuran
perawat
11.00 O : pasien tampak kooperatif
6. Menganjurkan keluarga untuk dan mengerti
berperan aktif dalam
membantu aktivitas pasien S : keluarga pasien mengatakan
mengerti apa yang telah
dianjurkan perawat
O : keluarga pasien tampak
paham dengan anjuran perawat

D. EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSE TGL/ EVALUASI (SOAP) NAMA


KEPERAWATAN WAKTU PARAF
Nyeri akut b.d agen 19-04-21 S : pasien mengatakan nyeri ulu hati
cedera biologis 20.30 O:
- pasien menunjukan ekspresi meringis
- Tampak melindungi area nyeri
- P : penempukan cairan pada abdomen
- R : bagian dada
- S : 5 dari 10 ( berat )
- T : hilang timbul
No Ket 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang
dilaporkan
2 Ekspresi
wajah

A : Masalah nyeri akut belum teratasi


P:
- Kaji nyeri dengan PQRST
- Ajarkan dan anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Tingkatkan istirahat dan untuk mengatasi nyeri
- Modifikasi pengukuran kontrol nyeri

Ketidakefektifan 19-04-21 S:
pola nafas b.d 20.30 - Pasien mengatakan sesak nafas
pengembangan paru - Pasien mengatakan tidak nyaman jika berbaring
paru tidak optimal terlentang
- Pasien mengatakan dada berdebar
O:
- Irama pernafasan pasien tampak tidak beraturan
- RR : 22x/menit
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
2 Irama
pernafasan

A : Masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi


P:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan : 5 lpm
- Anjurkan posisi semi fowler
- Batasi aktivitas berat untuk meminimal kerja jantung
Intoleransi aktivitas 19-04-21 S : Pasien mengatakan kesulitan beraktivitas
b.d 20.30 O:
ketidakseimbangan - pasien tampak keletihan saat melakukan sedikit
antara suplai dan aktivitas seperti duduk
kebutuhan oksigen - pasien tampak tidak nyaman saat melakukan
pergerakan
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
saat aktvitas
2 Kemudahan
dalam
melakukan
ADL

A : Masalah Intoleransi aktivitas belum teratasi


P:
- Berikan aktivitas senggang yang tidak berat
- Bantu mobilisasi bertahap
- Anjurkan keluarga untuk berperan aktif untuk
membantu aktivitas pasien
- Kaji pernafasan setelah melakukan aktivitas
Nyeri akut b.d agen 20-04-21 S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati berkurang setelah
cedera biologis 12.00 melakukan nafas dalam
O:
- Ekspresi pasien tampak lebih baik
- P : penempukan cairan pada abdomen
- R : bagian dada
- S : 4 dari 10 ( sedang )
- T : hilang timbul

No Ket 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang
dilaporkan
2 Ekspresi
wajah

A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian


P:
- Kaji nyeri dengan PQRST
- Ajarkan dan anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Tingkatkan istirahat dan untuk mengatasi nyeri
- Modifikasi pengukuran kontrol nyeri

Ketidakefektifan 20-04-21 S:
pola nafas b.d 12.00 - Pasien mengatakan sesak nafas
pengembangan paru - Pasien mengatakan tidak nyaman jika berbaring
paru tidak optimal terlentang
- Pasien mengatakan dada berdebar
O:
- Irama pernafasan pasien tampak tidak beraturan
- RR : 24x/menit
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
2 Irama
pernafasan

A : Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian


P:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan : 5 lpm
- Anjurkan posisi semi fowler
- Batasi aktivitas berat untuk meminimal kerja jantung

Intoleransi aktivitas 20-04-21 S : Pasien mengatakan kesulitan beraktivitas namun sudah


b.d bisa melakukan pergerakan pergerakan ringan seperti duduk
ketidakseimbangan 12.00 dan tidur miring
antara suplai dan O:
kebutuhan oksigen - Klien tampak keletihan saat melakukan aktivitas
namun saat beristirahat pasien tampak nyaman dan
dapat mengatur nafasnya

No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
saat aktvitas
2 Kemudahan
dalam
melakukan
ADL

A : Masalah Intoleransi aktivitas teratasi sebagian


P:
- Berikan aktivitas senggang yang tidak berat
- Bantu mobilisasi bertahap
- Anjurkan keluarga untuk berperan aktif untuk
membantu aktivitas pasien
- Kaji pernafasan pasien setelah melakukan aktivitas
Nyeri akut b.d agen 21-04-21 S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati sangat berkurang
cedera biologis 12.00 setelah melakukan nafas dalam
O:
- Ekspresi pasien tampak lebih baik
- P : penempukan cairan pada abdomen
- R : bagian dada
- S : 3 dari 10 ( ringan )
- T : hilang timbul

No Ket 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang
dilaporkan
2 Ekspresi
wajah

A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian


P : Mahasiswa selesai PKL, planing hanya disampaikan
secara lisan
- Kaji nyeri dengan PQRST
- Ajarkan dan anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Tingkatkan istirahat dan untuk mengatasi nyeri
- Modifikasi pengukuran kontrol nyeri

Ketidakefektifan 21-04-21 S:
pola nafas b.d 12.00 - Pasien mengatakan sesak nafas
pengembangan paru - Pasien mengatakan tidak nyaman jika berbaring
paru tidak optimal terlentang
- Pasien mengatakan dada berdebar
O:
- Irama pernafasan pasien tampak tidak beraturan
- RR : 24x/menit
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
2 Irama
pernafasan

A : Masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi


P : Mahasiswa selesai PKL, planing hanya disampaikan
secara lisan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan : 5 lpm
- Anjurkan posisi semi fowler
- Batasi aktivitas berat untuk meminimal kerja jantung
Intoleransi aktivitas 21-04-21 S : Pasien mengatakan sudah bisa beraktivitas ringan
b.d 12.00 O:
ketidakseimbangan - Klien tampak melakukan aktivitas dan saat
antara suplai dan beristirahat pasien tampak nyaman
kebutuhan oksigen
No Ket 1 2 3 4 5
1 Frekuensi
pernafasan
saat aktvitas
2 Kemudahan
dalam
melakukan
ADL

A : Masalah Intoleransi aktivitas teratasi sebagian


P : Mahasiswa selesai PKL, planing hanya disampaikan
secara lisan
- Berikan aktivitas senggang yang tidak berat
- Bantu mobilisasi bertahap
- Anjurkan keluarga untuk berperan aktif untuk
membantu aktivitas pasien
- Kaji pernafasan pasien setelah melakukan aktivitas
BAB IV
PENUTUP

Setelah penulis menguraikan tentang han-hal yang berhubungan dengan


penanganan keperawatan pada Ny. Y dengan diagnosa medis CHF, DM, ISPA diruang
Ranap 5A, maka pada bab ini penulis menarik kesimpulan.

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah


yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi ( Brunner &
Suddarth, 2016 ). Pada Ny. Y terjadi gagal jantung bagian kiri yang ditandai dengan
nyeri bagian dada, dada berdebar-debar, edema dibagian ektremitas bawah, dan sesak.

Dalam melakukan Asuhan Keperawatan dilakukan beberapa tahap. Pada tahap


pengkajian dilakukan dengan teknik wawancara, observasi tanda-tanda vital, pemeriksaan
fisik dan mengumpul data penunjang berupa hasil laboratorium
Dalam tahap Diagnosa Keperawatan, terdapat 3 masalah atau diagnosa
keperawatan yang ditemukn pada Ny. Y dengan CHF yaitu : 1. Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis, 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
pengembangan paru paru tidak optimal, 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Pada tahap Perencanaan Tindakan, dilakukan sesuai dengan indikator yang ada
dalam buku NOC dan Intervensi di sesuaikan dengan yang tertera dalam buku NIC. Pada
tahap Pelaksanaan Tindakan dapat dilakukan dengan kerja sama yang baik antara penulis
dengan perawat ruangan.
Pada tahap Evaluasi Keperawatan dilakukan pada tanggal 19-21 April 2010. Pada
tahap ini semua evaluasi menggunakan teknik SOAP (Subjek, Objek, Analisis, Planning).
Pada saat melakukan evaluasi, Ny. Y mengatakan nyeri sangat berkurang dan sudah bisa
melakukan pergerakan secara mandiri dan dibantu oleh keluarga namun masih sesak
nafas. Indikator pada Intervensi Keperawatan sudah mengacapai target ringan. Masalah
sudah teratasi, intervensi tetap dilanjutkan.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 Edisi sebelas

Nursing Interventions Classifivation Edisi ke tujuh

Nursing Outcomes Classification Edisi ke enam

http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/59325/4/
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/64206/4/
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1056/
https://studylibid.com/doc/4313417/lp-chf

Anda mungkin juga menyukai