Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.

H DENGAN CONGESTIVE HEART


FAILURE (CHF) DI RUANGAN RAUDHAH RUMAH SAKIT UMUM
CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

DISUSUN OLEH:

Fazia Saraswati
NPM: 18010544

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Marhamah.S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BUMI PERSADA


LHOKSEUMAWE

2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.H DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE


(CHF) DI RUANGAN RAUDHAH RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
KABUPATEN ACEH UTARA

Aceh Utara, September 2021

Telah di setujui

DOSEN PEMBIMBING CI RUANGAN

Ns.Marhamah.S.Kep Ns. Raswadi, S.Kep


NIDN. NIP.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan ini.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lhokseumawe, 21 September 2021

ii
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN ..............................................................................................1
D. MANFAAT ..........................................................................................2

BAB II TINJAUN PUSTAKA ........................................................................3

A. PENGERTIAN ....................................................................................3
B. ETIOLOGI ...........................................................................................3
C. TANDA DAN GEJALA.......................................................................4
D. PENATALAKSANAAN......................................................................4

BAB III TINJAUN KASUS.............................................................................6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................22

A. KESIMPULAN ....................................................................................22
B. SARAN ................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler termasuk
didalammya Congestive Heart Failure (CHF) masih menduduki peringkat
yang tinggi, menurut data WHO pada tahun 2007 dilaporkan bahwa gagal
jantung mempengaruhi lebih dari 20 juta pasien di dunia dan meningkat
seiring pertambahan usia dan mengenai pasien dengan usia lebih dari 65
tahun, dan sekitar 6-10% lebih banyak mengenai laki-laki dari pada wanita.
Pada tahun 2030 WHO memprediksi peningkatan penderita gagal jantung
mencapai 23 juta jiwa di dunia. Gagal jantung juga menjadi masalah khas
utama pada beberapa negara industri maju dan negara berkembang seperti
Indonesia.
Menurut Kompas (2010), sekitar 4,3 juta penduduk Indonesia mengalami
gagal jantung, dan 500.000 kasus baru gagal jantung telah di diagnosis tiap
tahunnya. Harapan hidup penderita gagal jantung lebih buruk dibandingkan
dengan kanker apapun kecuali kanker paru-paru dan kanker ovarium karena
sampai 75% penderita gagal jantung meninggal dalam kurun waktu 5 tahun
sejak diagnosis. Sedangkan menurut profil kesehatan Indonesia pada tahun
2005 gagal jantung merupakan urutan ke 5 penyebab kematian terbanyak di
rumah sakit seluruh Indonesia. Perubahan gaya hidup, kadar kolesterol yang
tinggi, perokok aktif dan kurangnya kesadaran berolahraga menjadi faktor
pemicu munculnya penyakit gagal jantung.
B. TUJUAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan duharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu dalam menerapkan asuhan keperawatan yang
bermutu pada pasien.

1
C. MANFAAT
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penulisan laporan praktek ini diharpkan dapat digunakan sebagai
dasar pengembanagn manjemen asuhan keperawatan dan membantu
perawat di ruang perawatan dalam menjaga kepuasan klien terhadap
pelayanan asuhan keperawatan.

b. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penulisan laporan praktek ini diharapkan menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan khususnya dibidang medical bedah pada klien Ny.H
dengan CHF diruang perawatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Menurut Bararah, dkk (2013) gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.
Menurut Smeltzer (2016) gagal jantung merupakan sindrom klinis yang
ditandai dengan kelebihan beban (overload) cairan dan perfusi jaringan yang
buruk.

B. ETIOLOGI
Menurut Bararah, dkk. (2013) penyebab gagal jantung kongestif dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Intrinsik:
1) Kardiomiopati.
2) Infark miokard.
3) Miokarditis.
4) Penyakit jantung iskemik.
5) Defek jantung bawaan.
6) Perikarditis/temponade jantung.
b. Sekunder:
1) Emboli paru.
2) Anemia.
3) Tirotoksikosis.
4) Hipertensi sistemik.
5) Kelebihan volume darah.
6) Asidosis metabolik.
7) Keracunan obat.
8) Aritmia jantung

3
C. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Brunner dan Suddarth (2016) tanda dan gejala gagal jantung
dapat dihubungkan dengan ventrikel yang mengalami gangguan. Gagal
jantung kiri memiliki manifestasi klinis yang berbeda dari gagal jantung
kanan. Pada gagal jantung kronik, pasien bisa menunjukkan tanda dan gejala
dari kedua tipe gagal jantung tersebut:
a. Gagal jantung kiri
1) Kongesti pulmonal: disspnea, batuk, krekels paru, kadar saturasi
oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3
atau “gallop ventrikel” bisa dideteksi melalui auskultasi.
2) Dispnea saat beraktivitas (DOE), ortopnea, dispnea nokturnal
paroksimal (PND).
3) Batuk kering dan tidak berdahak di awal, lama kelamaan dapat
berubah menjadi batuk berdahak.
4) Sputum berbusa, banyak, dan berwarna pink (berdarah).
5) Krekels pda kedua basal paru dan dapat berkembang menjadi krekels
di seluruh area paru.
6) Perfusi jaringan yang tidak memadai.
7) Oliguria dan nokturia.
8) Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-gejala
seperti; gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi, gelisah,
ansietas; kulit pucat atau dingin dan lembap.
9) Takikardi, lemah, pulsasi lemah; keletian.
b. Gagal jantung kanan
1) Kongesti pada jaringan viseral dan perifer
2) Edema ekstremitas bawah (edema dependen), hepatomegali, asites
(akumulasi cairan pada rongga peritoneum), kehilangan nafsu makan,
mual, kelemahan, dan peningkatan berat badan akibat penumpukan
cairan.

4
D. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan gagal jantung dibagi atas:
a. Terapi Non Farmakologi
Menurut Bararah, dkk (2013) Pengobatan dilakukan agar penderita
merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa
memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu:
1) Mengobati penyakit peyebab gagal jantung.
a) Pembedahan bisa dilakukan untuk:
(1) Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung.
(2) Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang0ruang
jantung.
(3) Memperbaiki penyumbatan arteri koroner yang kesemuanya
bisa menyebabkan gagal jantung.
b) Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
c) Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran
terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
d) Pemberian obat anti-hipertensi.
2) Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung.
Menghilangkan aktivitas fisik yang berlebihan merupakan tindakan
awal yang sederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal
jantung. Dianjurkan untuk berheti merokok, melakukan perubahan
pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olahraga ringan
secra teraturuntuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan.
3) Mengobati gagal jantung.
Prinsipnya adalah pencegahan dan pengobatan dini terhadap
penyebabnya. Pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan
oleh dokter.
b. Terapi farmakologi
Menurut Bararah, dkk (2013) terapi farmakologi gagal jantung kongestif
antara lain:

5
1) Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan: peningkatan
curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diuresisi dan mengurangi edema.
2) Terapi diuretik
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan
hipokalemia.
3) Terapi vasodilator
Obat-obat vasoaktif digunakan untuk mengurangi impedansi tekanan
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga
tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
4) Diet
Pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol, atau
menghilangkan edema.

6
BAB III
TINJAUN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
A. DENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Hasanag
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 83 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : IRT
Alamat : Syamtalira Bayu
Tanggal Masuk Rs : 14 September 2021
No. Register : 170754
Ruangan/Kamar : Raudhah
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 15 September 2021
Diagnosa Medis : CHF

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ani
Hubungan Dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : IRT
Alamat : Syamtalira Bayu

7
I. KELUHAN UTAMA
Klien tampak sesak nafas, pernafasannya dangkal dan cepat, klien juga
cepat lelah dengan aktfitas sedikit dan kedua kaki bengkak.
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
-
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
-
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua : Tidak ada
B. Saudara Kandung : Tidak ada
C. Penyakit Keturunan Yang Ada : Tidak ada
D. Anggota Keluarga Yang Meninggal : Tidak ada
E. Penyebab Meninggal : Tidak ada

F. Genogram

Keterangan:
Laki-Laki Hidup
Perempuan Hidup ------------- : Tinggal Serumah
Laki-Laki Meninggal
Perempuan Meninggal

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum: Compos Metis
TB : cm
BB : Kg
B. Tanda Tanda Vital

8
Suhu Tubuh : 36,5 C
TD : 130/80mmHg
Nadi : 117 x/m
RR : 32 x/m
C. Pemeriksa Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut dan leher
Kepala : Normal
- Bentuk : Normal
- Ubun-ubun : Normal
- Kulit Kepala : Normal
a. Rambut : Normal
- Penyebaran dan keadaan rambut : Normal
- Bau : Normal
- Warna Kulit : Normal
b. Wajah : Normal
- Warna Kulit : Normal
2. Mata
a. Kelengkapan dan keseimetrisan : Normal
b. Palpebra : Normal
c. Konjungtiva : Normal
d. Selera : Normal
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. tekanan bola mata : Normal
3. Hidung
a. Tulang Hidung dan posisi septum : Normal
b. lubang hidung : Normal
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi Penciuman : Normal
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : Normal
b. Ukuran Telinga : Normal
c. Lubang Telinga : Normal
d. Ketajaman Pendengaran : Normal
5. Mulut Dan Faring
a. keadaan bibir : Normal
b. Keadaan gusi dan gigi : Normal

9
6. Leher
a. Posisi Trachea : Normal
b. Thyroid : Normal
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Linfe : Normal
e. Fena Jugularis : Normal
f. Denyut Nadi Karotis : Normal

D. Pemeriksaan integuman
1. Kebersihan : Normal
2. Kehangatan : Normal
3. Warna : Normal
4. Turgor : normal
5. Kelembaban : Lembab
6. Kelainan Pada Kulit :-
E. Pemeriksaan Payudara dan ketiak
1. Ukuran Dan bentuk Payudara : Normal
2. Warna dan bentuk payudara : Normal
3. Kelainan payudara dan puting : Normal
4. Aksila dan clavikula : Normal
F. Pemeriksaan Thoraks dan dada
1. Inspeksi Thoraks
a. Bentuk Thoraks : Normal
b. Pernafasan : Normal
- Frekuensi : Normal
- Irama : Normal
c. Tanda Kesulitan Bernafas :-
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : Normal
b. Perkusi : Normal
c. Auskultasi : Normal
- Suara Nafas : Normal
- Suara tambahan : Normal
3. Pemeriksaan jantung
a. insfensi : Normal
b. Palpasi : Normal
- Pulpasi : Normal
- Ictus cordis : Normal
c. Perkusi : Normal
- Batas jantung : Normal
d. Auskultasi : Normal
- Bunyi Jantung I : Normal

10
- Bunyi Jantung II : Normal
- Bunyi jantung tambahan : Normal
- Mur-mur : Normal
- Frekuensi : Normal

G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi : Normal
a. Bentuk Abdomen : Normal
b. Benjolan/massa : Normal
c. Bayangan Pembuluh darah : Normal
2. Auskultasi
a. Peristaltik usus : Normal
b. Palpasi : Normal
- Benjolan/massa : Normal
- Tanda ascites : Normal
- Hepar : Normal
- Lien : Normal
-Titikme.burney : Normal
c. Perkusi
- Suara Abdomen : Normal
- Pemeriksaan ascites : Normal
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia
a. Rambut pubis : Normal
b. Lubang uretra : Normal
c. Kelainan pada genetalia eksterna : Normal
d. Kelainan pada genetalia interna : Normal
2. Anus
a. Lubang Anus : Normal
b. Kelainan pada lubang anus : Normal
c. Perincum : Normal
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal/ekstremitas
1. ekstremitas Atas : Normal
a. Kesimetrisan Otot : Normal
5 kiri 5kanan
b. Edema (derajat) : Tidak ada
c. Kekuatan Otot : Normal
d. Kelainan pada ekstremitas : Tidak ada
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot : Normal
Kiri Kanan
b. Edema : tidak dikaji
c. Kekuatan Otot : tidak dikaji

11
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak dikaji
e. Varies : tidak dikaji
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
E: 4 M: 5 V: 6
2. Meningeal sign : Tidak ada
3. Status mental : Compos Mentis
a. Kondisi emosi dan perasaan : Normal
b. Orientasi : Normal
c. Proses berfikir (ingatan, keputusan, perhitungan) : Normal
d. Motivasi (kemauan) : ada
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius/NI/Penciuman (hidung) : Normal
b. Nervus Optikus/N II/Penglihatan (mata) : Normal
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV, Abdusen/N
VI/Bergeraknya bola mata : Normal
d. Nervus Trigeminus /N V/Sentuhan Halus (dgn kapas) : Normal
e. Nervus Fasialis /N VII/Wajah /(otot wajah) : Normal
f. Nervus Vestibulo cochlearis /N VIII/Acusticus )Pendengaran) : Normal
g. Nervus Glosso pharingeus/N IX, Vagus/N X/Menelan (Tenggorokan)
:Normal
h. Nervus Asesorius /N XI/Bahu : Normal
i. Nervus Hipoglosus/N XII/Lidah : Normal

5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : Normal
b. Romberg Test : Normal
c. Test Jari Hidung : Normal
d. Pronasi Suvinasi Test : Normal
e. Heel to shin test : Normal
6. Fungsi Sentuhan Ringan
a. identifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test Tajam Tumpul : Normal
c. Test Panas Dingin : Normal
d. Test Getaran : Normal
e. Sreognosis Test : Normal

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI HARI


A. Pola Tidur
a. Sebelum sakit

12
- Waktu tidur : Normal
- Waktu Bangun : Normal
- Masalah tidur : nyeri
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur : nyeri
b. Selama sakit
- Waktu tidur : Tidak teratur
- Waktu bangun : tidak normal
- Masalah tidur : tidak ada
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur : tidak ada

B. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
1. BAB
- Pola BAB : Normal
- Karakteristi Fases : Normal
o Warna : Normal
o Konsistemsi : Normal
o Bau : Normal
o Penggunaan Laksatif : Normal
- BAB Terakhir : Normal
- Riwayat pendarahan : Normal

2. BAK
-Pola BAK : normal
- Karakter Urine : normal

- Nyeri/Kesulitan BAK : Tidak ada


- Inkontinentia : tidak ada
- Retensi : tidak ada
- penggunaan deuretik : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
b. Selama sakit
1- Pola BAB : Normal
- Karakteristi Fases : Normal
o Warna : Normal
o Konsistemsi : Normal
o Bau : Normal
o Penggunaan Laksatif : Normal
- BAB Terakhir : Normal

13
- Riwayat pendarahan : Normal

2. BAK
-Pola BAK : normal
- Karakter Urine : normal

- Nyeri/Kesulitan BAK : tidak ada


- Inkontinentia : tidak ada
- Retensi : tidak ada
- penggunaan deuretik : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
a. Sebelum Sakit
1. Pola makan
- Diet (type) : Normal
- Jumlah/Porsi : Normal
- Pola Diet : tidak ada
- Anoreksia : tidak ada
- Mual-Muntah : tidak ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : tidak ada
- BB biasa (sebelumnya:
2. Tanda Objek
- BB Sekarang : Kg
- TB : Cm
- Bentuk Tubuh :
3. Waktu Pemberian makanan : pagi, siang dan malam
4. Masalah makanan
- Kesulitan Mengunyah : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Tidak dapat makan sendiri : tidak ada
5. Pola minum
- Jumlah/porsi :-
- Kesulitan Menelan : tidak ada
b. Selama Sakit
1. Pola makan
- Diet (type) : tidak ada
- Jumlah/Porsi :-
- Pola Diet : tidak ada
- Anoreksia : tidak ada
- Mual-Muntah : tidak ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada

14
- Alergi makanan : tidak ada
- BB biasa (sebelumnya:
2. Tanda Objek
- BB Sekarang : Kg
- TB : Cm
- Bentuk Tubuh :-
3. Waktu Pemberian makanan : tidak ada
4. Masalah makanan
- Kesulitan Mengunyah : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Tidak dapat makan sendiri : tidak ada
5. Pola minum
- Jumlah/porsi :-
- Kesulitan Menelan : tidak ada

D. Kebersihan Diri/Personal hygiene


a. sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan : Normal
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Normal
3. Pemeliharaan kuku : Normal
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan : Normal
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Normal
3. Pemeliharaan kuku : Normal
E. Pola kegiatan/Aktifitas :
a. Sebelum Sakit : Normal
b. Selama Sakit : tidak ada
F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum Sakit : Normal
b. Selama Sakit : Normal

15
VII. ANALISA DATA

Data Fokus Etiologi Problem


Data Subjektif: Keletihan otot- Ketidakefektifan
Klien mengatakan klien merasa sesak dan mudah otot pernapasan pola nafas
kelelahan saat berjalan sedikit jauh atau beraktivitas (00032)
sedikit berat

Data Objektif:
1. Klien tampak sesak nafas, pernapasannya dangkal dan
cepat
2. Tanda-tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 117x/menit
RR: 32x/menit
SpO2: 97%
Suhu: 36,5 ºC

Data Subjektif: Perubahan Penurunan curah


1. Klien mengatakan klien merasa sesak dan mudah kontraktilitas jantung (00029)
kelelahan saat berjalan sedikit jauh atau beraktivitas
sedikit berat
2. Klien mengatakan klien pernah rawat jalan dengan
diagnosa pembengkakan pada jantung dan memiliki
riwayat hipertensi

Data Objektif:
1. Klien tampak lemas dan pucat
2. Tampak edema pada tungkai atas klien dengan derajat
+1
3. Pengisian kapiler klien 3 detik dan ekstremitas klien

16
dingin

Data Subjektif: Agens cedera Nyeri akut


P (Paliatif): Saat kelelahan atau kaget biologis (00132)
Q (Quality): Seperti tertimpa beban berat
R (Regio): Dada kiri
S (Skala): 6
T (Time): Hilang-timbul

Data Objektif:
Klien tampak meringis dan memegangi dada kirinya
ketika nyeri muncul.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Rasional


Berdasarkan prinsip
kegawatdaruratan, pernapasan
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan merupakan hal paling prioritas dan
dengan keletihan otot-otot pernapasan (00032) paling mengancam jiwa klien jika
terlambat ditangani.

Masalah penurunan curah jantung


juga termasuk masalah yang vital dan
prioritas dalam hal kegawatdaruratan,
Penurunan curah jantung berhubungan dengan
karena berhubnngan dengan system
perubahan kontraktilitas (00029)
sirkulasi tubuh manusia yang vital dan
akan fatal jika tidak ditangani segera.

Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera Nyeri akut pada klien juga tidak kalah
biologis (00146) penting dari kedua masalah diatas.
Namun nyeri klien akan teratasi

17
apabila masalah pada jantung klien
ditangani terlebih dahulu.

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Tujuan dan KH Intervensi Rasional


Dx
1 NOC: Pola nafas kembali efektif  Observasi tanda-tanda vital  Untuk mengetahui keadaan
Kriteria Hasil:  Pantau tingkat, irama, suara umum klien
serta pola pernapasan  Mengetahui apakah ada
Setelah dilakukan tindakan  Posisikan klien dengan masalah pada pernapasan
keperawatan selama 1 x 1 jam, posisi semifowler klien
 Ajarkan klien teknik nafas  Memaksimalkan ventilasi
klien akan menunjukkan: dalam klien
a. RR dalam batas normal (18-  Kolaborasi dalam  Meningkatkan ekspansi
pemberian terapi oksigen paru klien
20 x/menit) pada klien  Memaksimalkan pernafasan
b. Saturasi oksigen baik klien dan menurunkan
sesak nafas klien
c. Melaporkan sesak nafas
berkurang
2 NOC: Curah jantung meningkat  Observasi tanda-tanda vital  Untuk mengetahui keadaan
 Pantau seri EKG dan umum klien
perubahan foto dada  Depresi segmen ST dan
Kriteria Hasil:  Pertahankan posisi tirah datarnya gelombang T
Setelah dilakukan tindakan baring pada posisi yang dapat terjadi karena
nyaman selama episode peningkatan kebutuhan
keperawatan selama 1 x 1 jam, akut oksigen miokard, meskipun
klien akan menunjukkan:  Anjurkan untuk tak ada penyakit arteri
menurunkan stress koroner. Foto dada dapat
a. Tanda-tanda vital  Kolaborasikan pemberian menunjukan pembesaran
dalam batas yang oksigen dan obat sesuai jantung
indikasi (diuretic,  Dengan tirah baring
dapat diterima vasodilator, antikoagulan) diharapkan ekspansi dada
Melaporkan penurunan episode klien lebih maksimal
dispnea, angina  Meningkatnya stress dapat
mempengaruhi kerja
jantung

 Meningkatkn sediaan
oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk melawan
efek hipoksia/iskemia.

18
Banyak obat dapat
digunakan untuk
meningkatkan volume
sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas dan
menurunkan kongesti.

3 NOC: Nyeri akut terkontrol  Observasi tanda-tanda vital  Untuk mengetahui keadaan
 Kaji karakteristik nyeri umum klien
 Mengetahui persepsi nyeri
Kriteria Hasil:  Observasi reaksi non verbal yang dirasakan klien
Setelah dilakukan tindakan dari ketidaknyamanan  Reaksi non verbal klien
dapat mengetahui sejauh
keperawatan selama 1 x 1 jam,  Beri posisi yang nyaman mana nyeri yang dirasakan
klien akan menunjukkan:  Posisi yang nyaman dapat
 Ajarkan klien teknik membuat klien rileks
a. Nyeri berkurang relaksasi nafas dalam  Relaksasi nafas dalam dapat
b. Klien merasa nyaman  Kolaborasi dalam membuat klien rileks dan
pemberian analgetik nyeri berkurang
c. Klien mampu melakukan  Pemberian analgetik dapat
manajemen nyeri non mengurangi nyeri yang
dirasakan klien
farmakologi

E. IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Mengukur tanda-tanda vital DX. 1
S: Klien mengatakan sesak nafasnya sudah

19
2. Memantau tingkat, irama, suara, serta pola berkurang, tidak sesesak saat datang ke IGD, klien
pernapasan klien mampu melakukan teknik nafas dalam dan bisa
3. Memposisikan klien dengan nyaman (posisi mengatur napasnya dan klien merasa nyaman
semifowler) dengan posisi setengah duduk.
4. Memasang nasal kanul dan memberikan O: Klien tampak lebih nyaman, nafasnya tampak
terapi oksigen 3 liter per menit lebih stabil dan pernapasannya sudah lebih nyaman.
5. Mengkaji karakteristik nyeri klien serta Klien tidak tampak terlalu sesak nafas seperti
mengobservasi reaksi non verbal dari pertama datang ke IGD.
ketidaknyamanan Tanda-tanda vital:
6. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam Tekanan darah: 140/90 mmHg
7. Menganjurkan klien untuk menurunkan Nadi: 95x/menit
stress RR: 21x/menit
8. Melakukan pemeriksaan EKG pada klien SpO2: 98%
9. Memasang infus pada klien dengan Suhu: 36,2 ºC
memberikan cairan intravena Ringer Laktat A: Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
(RL) 500ml dengan 20 tetes per menit P: Pertahankan intervensi:
10. Memberikan injeksi ketorolac 30mg melalui 1. Pantau tingkat, irama, suara, serta pola
IV pernapasan
11. Mengantar klien untuk melakukan 2. Posisikan klien semifowler
pemeriksaan radiologi: thoraks 3. Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen
12. Mentrasnfer klien ke ruang rawat inap
DX2
S: Klien mengatakan klien sudah berkurang sesak
nafasnya, nyeri dada juga sudah berkurang, tidak
sesesak dan senyeri saat datang ke IGD.
O: Klien tampak lebih nyaman, nafasnya tampak
lebih stabil dan tidak tampak terlalu sesak nafas.
Namun masih terdapat edema, klien masih tampak
lemas, dan pengisian kapiler masih 3 detik.
A: Masalah penurunan curah jantung belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
1. Pantau seri EKG dan perubahan foto dada

20
2. Pertahankan posisi semifowler
Kolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat
sesuai indikasi (diuertik, vasodilator, antikoagulan)

DX.3
S: klien mengatakan nyeri dadanya sudah berkurang
menjadi skala 1, klien sudah bisa melakukan
relaksasi nafas dalam dan sudah bisa mengontrol
nyerinya
O: Klien sudah tampak lebih nyaman dan rileks,
ekspresi wajah klien tidak menunjukkan nyeri, dan
klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
A: Masalah nyeri akut teratasi
P: Pertahankan intervensi: Anjurkan untuk relaksasi
nafas dalam ketika nyeri muncul

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

21
Setelah mengemukakan dan memaparkan tentang penerapan asuhan

keperawatan pada Ny.H dengan diagnosa CHF di ruang raudhah RSU Cut

Meutia kabupaten Aceh Utara selama 3 hari, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut :

Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada Ny.H dengan diagnosa

CHF di ruang raudhah RSU Cut Meutia kabupaten Aceh Utara melalui 5

tahapan, yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

B. SARAN

Dalam waktu tiga hari penulis telah melaksanakan asuhan keperawatan

pada Ny.H selanjutnya penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang

dijadikan pertimbangan atau pedoman dalam melakukan proses keperawatan

yaitu:

1. Mahasiswa

Memperdalam penguasaan teori dan praktik, meningkatkan semangat

belajar, dan menumbuhkan solidaritas dan mempertahankan etika

keperawatan. Jadikan kesenjangan antara teori dan kasus pengetahuan

tambahan, pengalaman dan pembelajaran, karena pada kenyataannya tidak

semua yang ada teori, kita temukan pada kasus yang ada.

2. Klien dan keluarga

22
Lebih aktif mencari informasi kesehatan, rutin periksa kesehatan, dan

mengelola pola makan dan aktivitas dengan baik agar tetap memiliki jiwa

yang sehat dan raga yang kuat.

3. Institusi Pendidikan

Meningkatkan sarana prasarana penunjang seperti kepustakaan dan

bimbingan dalam hal belajar mengajar agar tercipta perawat profesional

yang berkualitas.

4. Rumah Sakit

Meningkatkan kerjasama antara tim kesehatan, menyediakan sarana

prasarana penunjang kesehatan dan memberikan kebijakan-kebijakan yang

memberikan keuntungan pada berbagai pihak termasuk tim kesehatan dan

pasien.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap


Menjadi. Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC
Doenges E. Marlynn. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC),
Edisi Keenam. Missouri: Mosby Elsevier
Morhedd, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima.
Missouri: Mosby Elsevier
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi
10. Jakarta: EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
MediAction Publishing
Smeltzer, Suzanne C. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi: 12. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai