OLEH :
ATIK ATIKA
DIMAS AMI SANJAYA
ESI LISMALENI
EDWAR ROZI
GERRI GUSTI AGUNG
KURNIATI SARAH
SAIYUDI
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN............................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................4
B. TUJUAN...................................................................................................................4
C. MASALAH...............................................................................................................4
BAB II ISI.............................................................................................................................5
BAB III KASUS...................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................19
A. KESIMPULAN.........................................................................................................19
B. SARAN......................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang serius. Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal
jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan
beban kerjanya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal tergantung bagian
jantung mana yang mengalami gangguan (Russel, 2011).
Pada gagal jantung kanan akan timbul masalah seperti : edema, anorexia,
mual, dan sakit didaerah perut. Sementara itu gagal jantung kiri menimbulkan gejala
cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk, dan penurunan fungsi ginjal. Bila
jantung bagian kanan dan kiri sama-sama mengalami keadaan gagal akibat gangguan
aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak gejala gagal jantung pada
sirkulasi sitemik dan sirkulasi paru (Aspani, 2016). pasien dengan tanda dan gejala
klinis penyakit gagal jantung akan menunjukkan masalah keperawatan aktual maupun
resiko yang berdampak pada penyimpangan kebutuhan dasar manusia seperti
penurunan curah jantung, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, perfusi
perifer tidak efektif, intoleransi aktivitas, hipervolemia, nyeri, ansietas, defisit nutrisi,
dan resiko gangguan integritas kulit (Aspani, 2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka kami tertarik untuk membuat laporan
kasus asuhan keperawat pada pasien dengan CHF
C. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Mengetahui dengan rinci penyakit CHF
b. Tujuan Khusus :
1) Diketahuinya laporan pendahuluan tentang penyakit CHF
2) Diketahuinya laporan kasus pada pasien yang menderita CHF
4
BAB II
ISI
1. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan
atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam
(nurarif, a.h 2015).
2. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut :
(Aspani, 2016)
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
3. Tanda dan Gejala
a. Gagal Jantung Kiri
1) Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi
oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3 atau
“gallop ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
2) Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
(PND).
3) Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah
menjadi batuk berdahak
4) Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
5) Perfusi jaringan yang tidak memadai.
5
6) Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam hari)
7) Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-gejala seperti:
gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas, sianosis,
kulit pucat atau dingin dan lembab.
8) Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
b. Gagal Jantung Kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan jantung
tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
1) Edema ekstremitas bawah
2) Distensi vena leher dan asites
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar.
4) Anorexia dan mual
4. Komplikasi
a. Gagal ginjal
b. Gangguan katup jantung
c. Aritmia
d. Kerusakan liver
e. Stroke
f. Serangan jantung
g. Anemia
h. Depresi
5. Penatalaksanaan / pengobatan
Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut :
a. Terapi farmakologi :
Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin
converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker, angiotensin receptor blocker
(ARB), glikosida jantung , antagonis aldosteron, serta pemberian laksarasia pada
pasien dengan keluhan konstipasi.
b. Terapi non farmakologi :
Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan gaya hidup,
pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan
kekambuhan, monitoring dan kontrol faktor resiko
6
BAB III
KASUS
A. Pengkajian
1. Data biografi
Identitas klien : Ny.S No.Register : 014B.1
Nama : 38 TH
Umur : Rejang
Suku/bangsa : Kawin
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Taba Anyar
Tanggal Masuk RS : 03-11-2021
Tanggal Pengkajian : 04-11-2021
Diagnosa nedis : CHF
7
3. Pengkajian Sekunder
1) Keluhan utama/alasan masuk RS
Sesak napas memberat sejak pagi ini, sesak dirasakan bila berjalan jauh, ada nyeri
ulu hati, nyeri perut bagian bawah dan kanan atas, BAB hitam, hari ini tidak BAK,
nyeri dada seperti di tindih menjalar ke punggung, bahu dan eher serta rahang kiri
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menyatakan nyeri dada menjalar ke punggung belakang
3) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah dialami : batuk, demam, diare, hipertensi
Tidak pernah kecelakaan dan tidak ada alergi
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit anggota keluarga : migrain
5) Riwayat spiritual
Support sistem dala keluarga : keluarga selalu berada didekat pasien
selama sakit
Kegiatan keagaaman yang dilakukan keluarga solat
4. Aktivitas sehari hari
A. Nutrisi
8
C. Eliminasi BAB dan BAK
D. Istirahat tidur
9
1. Mandi
- Cara Mandiri Dibantu keluarga
- Frekuensi 2x 1x
- Alat mandi Gayung Air hangat
2. Cuci rambut
- Frekuensi 1x Tidak
- Cara Mandiri -
3. Gunting rambut
- Frekuensi - -
- Cara - -
4. Gosok gigi
3x -
- Frekuensi
mandiri -
- cara
G. Akktivitas mobilitas fisik
5. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien : lemah
B. TTV
Suhu : 36,50
10
Nadi : 123 x/m
Respirasi : 22 x/m
TD : 131/75 mmHg
C. Antropometri
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 47 Kg
D. Sistem pernapasan
Ada pernapasan cuping hidung, ada secret
E. Sistem Cardio Vaskuler
Bibir pucat, arteri carotis kuat, ukuran jantung membesar
F. Sistem Pencernaan
Bibir kering, abdomen teraba
G. Sistem Panca Indera
1. Mata : tidak ikterus dan tidak anemia
2. Hidung : penciuman baik
3. Telinga : fungsi pendengaran baik
H. Sistem Persyarafan
1. Fungsi ceberal : orientasi baik, daya ingat baik, GCS 15
2. Fungsi Cranial : Baik
3. Fungsi motorik : massa otot lemah dan kekuatan otot lemah
4. Fungsi sesorik: adanya getaran posisi
5. Fungsi cerebelum : keseimbangan baik
6. Refleks : bisep
7. Iritasi meningen : tidak ada
I. Sistem muskuloskletal
Kepala normal, gerakan ROM baik, kaki bengkak, gerakan kurang, kemampuan
jalan kurang
J. Sistem integumen
Rambut bewarna hitam, warna kulit sawo matang, warna kuku putih kemerahan
K. Sistem emdokrin
Kelenjar tyroid tidak ada pembengkakan
L. Sistem perkemihan : normal
11
M. Sistem reproduksi : normal
N. Sistem imun : urticaria yang pernah dialami
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik : EKG istemi
Pemeriksaan laboratoriun
Kreatinin : 9,3
Hb : 13,5
Ht : 35
Trombosit : 35.000
Leukosit : 11.800
7. Terapi saat ini
Terpasang kateter
02 : 3-4 liter
IUVD RL
Inj. Omeprazole 1 vial
Inj. Ondansentron 1 vial
Aspilet 1x2 tablet
Clopidogril 1x1 tablet
Simvastatine 1x1 tablet
Syrup antasida 3x1
12
ANALISA DATA
Nama klien : Ny. S
Ruang rawat : Ruang HCU
Diagnosa medik : CHF
13
- urine pasien 700 mL
warna kecoklatan
- pasien terpasang kateter
14
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. S
Ruang rawat : Ruang HCU
Diagnosa medik : CHF
15
bahu dan lehr serta dada pada pasien tenang meringankan nyeri sebagi temuan
rahang kiri berkurang - Pasien dapat pengkajian
DO : beristirahat 3. Berikan terapi non farmakologi 3. Mengurangi intensitas
- Pasien meringis dengan nyaaman untuk mengurangi rasa nyeri nyeri
kesakitan 4. Kontrol lingkungan yang 4. Pasien lebih nyaman
- Skala nyeri 6 memperberat rasa nyeri dan tidak
memperberat nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik 5. Mengurangi tingkat
nyeri
3. Kelebihan volume cairan b/d Setelah - tidak ada edema 1. monitor inteke dan output 1. mengetahui balance
retensi natrium dan air yang dilakukan - intake dan yang akurat cairan
ditandai dengan : tidakan output normal 2. batasi asupan cairan dan garam 2. tidak memperberat
DS : pasien mengatakan kaki keperawatan edema
terasa bengkak 2x24 jam edema 3. ajarkan cara membatasi cairan 3. meminimalisir cairan
DO : pada pasien yang masuk
- edema di ekstremitas hilang 4. periksa tanda dan gejala 4. edema sering terjadi
warna kecoklatan
pasien terpasang kateter
16
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Ny. S
Ruang rawat : Ruang HCU
Diagnosa medik : CHF
17
memperberat rasa nyeri
5. berkolaborasi pemberian analgetik
Kamis/ 04-11-2021 Kelebihan volume cairan b/d retensi 1. memonitor inteke dan output yang S : pasien mengatakan kaki
natrium dan air akurat bengkak
2. membatasi asupan cairan dan garam O : - kaki bengkak
3. mengajarkan cara membatasi cairan - input cairan 2652/output
4. memeriksa tanda dan gejala cairan 900
hipervolemia A : Masalah beum teratasi
5. berkolaborasi pemberian diuretik P : intervensi dilanjutkan
(furosemide)
18
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosa yang didapat dari kasus ada 3 yaitu :
1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolus kapiler
2. Kelebihan volume cairan b/d retensi natrium dan air
3. Nyeri akut b/d iskemi jantung
B. Saran
1. Diharapkan pasien dapat menjaga gaya hidup sehari-hari setelah keuar dari RS
2. Diharapkan keluarga selalu memberikan dukungan terhadap pasien agar pasien
merasa lebih diperhatikan.
20