NIM :181211468
KELAS : 1.B
DOSEN PEMBIMBING
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Salam serta salawat tak lupa kita
hanturkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW, seorang nabi yang telah
membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang terang benderang seperti yang kita
rasakan seperti saat-saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami hanturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta dalam
pembuatan makalah menjelaskan mengenai “ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
ANEMIA ” makalah ini kami buat untuk memperdalam ilmu.
Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah saya di lain
waktu.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan orang banyak supaya lebih banyak
mengetahui ilmu pengetahuan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ANEMIA”
ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A.Latar belakang ............................................................................................................................. 4
B.Tujuan Penulisan……….…………………………………………………………………………………………..……………....5
C.Manfaat penulisan………………………………………………………………………………………………………..……….5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui anemia merupakan penyakit kurang darah yangditandai
dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebihrendah dibandingkan
normal (Soebroto, 2010).
Anemia pada umumnya terjadidi seluruh dunia, terutama di Negara berkembang
(Developing countries) dan pada kelompok sosio-
ekonomi rendah (Departemen Gizi dan KesehatanMasyarakat, 2008).
Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah kesehatandi
samping masalah-masalah gizi yang lainnya, yaitu: kurang kalori protein,defisiensi
vitamin A, dan gondok endemik (Arisman, 2007). Anemia padawanita masa nifas (pasca
persalinan) juga umum terjadi, sekitar 10% dan 22%terjadi pada wanita post partum dari
keluarga miskin (Departemen Gizi danKesehatan Masyarakat, 2008).
Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi
zat besi, asam folat, dan / atau vitamin B12, yang kesemuanya berakar padaasupan yang
tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dankecacingan yang masih tinggi
(Arisman, 2007).
Penyebab anemia gizi besi, selain karena adanya pantangan terhadapmakanan
hewani faktor ekonomi merupakan penyebab pola konsumsimasyarakat kurang baik,
tidak semua masyarakat dapat mengkonsumsi laukhewani dalam sekali makan. Padahal
pangan hewani merupakan sumber zat besi yang tinggi absorbsinya (Waryana, 2010).
Data Profil KesehatanIndonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa prevalensi
anemia pada ibu hamildi Indonesia adalah 70% mengalami anemia sedangkan di
SumateraBarat jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 69% (Dinkes Sumbar,2
008). Dari hasil laporan Dinas Kesehatan Pasaman Barat tahun 2008 kejadiananemia
pada ibu hamil adalah 19,7%, tahun 2009 sebanyak 12,5% dan tahun2010 sebanyak
9,2%. Ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah kerja
UPTDK 3 Puskesmas Desa Baru tahun 2008 sebanyak 28,5%, tahun
2009sebanyak 24,3% dan tahun 2010 sebanyak 21,1%.Sebagian besar anemia di
Indonesia selama ini dinyatakan sebagai akibatkekurangan besi dan perhatian yang
kurang terdapat ibu hamil merupakan perdisposis anemia divisiensi di Indonesia
(Saifuddin, 2006 : 281).
Berdasarkan data tersebut diatas, saya tertarik untuk mempelajari lebih lanjut
tentang asuhan keperawatan pasien dengan anemia.
B.Tujuan penulisan
A.Tujuan Umum
B.Tujuan Khusus
C.Manfaat Penulisan
Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan Asuhan Keperawatan yang tepat pada pasien
anemia.
5
BAB II PEMBAHASAN
Tujuan teoritis
a).Definisi Anemia
Aniemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadarHb sampai dibawah
rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat(Behrman E Richard, IKA Nelson ; 1680). Anemia
adalah berkurangnyahingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kualitas Hb, dan
volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah (Syilvia A. Price.2006).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung seldarah dan kadar
hematokrit dibawah normal.
b).Etiologi
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang massif seperti kecelakaan,operasi dan persalinan dengan
perdarahan atau yang menahun seperti pada penyakit cacingan.
b.Anemia Defisiensi
1)Factor Intrasel
6
2)Factor Eksternal
d).Patofisiologis
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan seldarah merah yang
menyababkan destruksi sel darah merah
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositikatau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limfa. Hasilsamping proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah.Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal, ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1.5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainanhemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma(hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitashaptoglobin plasma (protein pengikat untuk
7
hemoglobin bebas) untukmengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjalkedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling seringmenyerang anak – anak.
Bayi cukup bulan yang lahir dan ibu nonanemikdan bergizi baik, memiliki cukup persediaan zat
besi sampai berat badanlahirnya menjadi dua kali lipat umumnya saat berusia 4 – 6 bulan.
Sesudahitu zat besi harus tersedia dalam makanan untuk memenuhi kebutuhananak. Jika asupan
zat besi beri makanan tidak mencukupi terjadi anemiadefisiensi zat besi. Hal ini paling sering
terjadi pengenalan makanan padatyang terlalu dini (sebelum usia 4– 6 bulan) dihentikannya susu
formula bayi yang mengandung zat besi atau ASI sebelum usia 1 tahun dab minumsusu sapi
berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya besi. Bayi yangtidak cukup bulan, bayi dengan
perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan kurang zat besi juga
tidak memilikicadangan zat besi yang adekuat.
Bayi ini berisiko lebih tinggi menderitaanemia defisiensi besi sebelum berusia 6
bulan.Anemia defisiensi zat besi dapat juga terjadi karena kehilangan banyakdarah yang kronik.
Pada bayi hal ini terjadi karena perdarahan usus kronikyang disebabkan oleh protein dalam susu
sapi yang tidak tahan panas.Pada anak sembarang umur kehilangan darah sebanyak 1– 7 ml
darisaluran cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.Pada remaja puteri
anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi.
8
o Defisiensi besi
Kuku berbentuk cekung seperti sendok (kolinychia), rapuh, dan bergaris-garis vertikal.
Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap akibat hilangnya papila lidah.
Stomatitis angularis, atau peradangan sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna
pucat keputihan.
o Kekurangan asam folat dan vitamin B12
Gangguan neurologis, seperti kesemutan di tangan dan kaki, kehilangan memori dan lainnya.
Keluhan nyeri lidah.
Tidak nafsu makan, mual, muntah dan gangguan pencernaan.
o Anemia aplastik.
o Adanya perdarahan dan tanda-tanda mudah sakit, karena tubuh rentan terhadap infeksi kuman.
2. Anemia karena sel darah merah tidak normal (mudah rusak atau mati)
f).Manifestasi Klinis
Karena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapatmenimbulkan manifestasi
klinis yang luas tergantung pada kecepatantimbulnya anemia, usia, mekanisme kompensasi,
tingakat aktivitasnya,keadaan penyakit yang mendasarinya dan beratnya anemia. Secara
umumgejala anemia adalah :
g).Pemeriksaan diagnostic
1)Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (Aplastik), MCVdan MCH menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokromik(DB), peningkatan (AP), pansitopenia (aplastik).
9
2)Jumlah retikulosit bervariasi : menurun (AP), meningkat(hemolisis).
3)Penurunan SDM : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapatmengidentifikasikan tipe
khusus anemia).
4)LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi.
5)Massa hidup SDM : untuk membedakan diagnose anemia.
6)Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
7)SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkinmeningkat (hemolitik) atau
menurun (aplastik).
k.Guaiac : mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster,menunjukan perdarahan
akut / kronis (DB)
l.Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan takadanya asam hidroklorotik
bebas (AP).
m.Aspirasi sumsum tulang / pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,
ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia
h.)Penatalaksanaan
10
Anemia defisiensi besi (DB). Respon regular DB terhadap
sejumlah besi cukup mempunyai arti diagnostic, pemberian oral garam ferrosederhana (sulfat,
glukanat, fumarat). Merupakan terapi yang murahdan memuaskan. Preparat besi parenteral
(dektram besi) adalah bentukyang efektif dan aman digunakan bila diperhitungkan dosis
tepat,sementara itu keluarga harus diberi edukasi tentang diet penerita, dankonsumsi susu harus
dibatasi lebih baik 500 ml/24 jam.
Jumlahmakanan ini mempunyai pengaruh ganda yakni jumlah makanan yangkaya akan
besi bertambah dan kehilangan darah karena
intolerasni protein susu sapi tercegah (Behrman E Richard, IKA Nelson ; 1692).Anemia defesien
si asam folat, meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapa dilakukan pula dengan pemb
erian /suplementasi asam folat oral 1 mg/hari (Mansjoer Arif, Kapita Selekta kedokteran ; 553)
c.Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik autoimun. Terapi inisial dengan menggunakan prednisone 1 -
2 mg/kg/BB/hari. Jika anemia mengancam hidup,transfuse harus diberikan dengan hati- hati.
Apabila prednisone tidakefektif dalam menanggulangi kelainan itu, atau penyakit
mengalamikekambuhan dalam periode tapperingoff dari prednisone makadianjurkan untuk
dilakukan splektomi.
Apabila keduanya tidak menolong, maka dilakukan terapi dengan menggunakan
berbagai jenisobat imunosupresif. Immunoglobulin dosis tinggi intravena (500mg/kg/BB/hari
selama 1 – 4 hari ) mungkin mempunyai efektifitastinggi daam mengontrol hemolisis. Namun
efek pengobatan ini hanyasebentar (1 – 3 minggu) dan sangat mahal harganya. Dengan
demikian pengobatan ini hanya digunakan dalam situasi gawat darurat dan bila pengobatan ini
hanya digunakan prednisone merupakan kontra indikasi(Manjoer Arif, kapita Selekta
Kedokteran ; 552).
Anemia hemolitikkarena kekurangan enzim. Pencegahan hemolisis adalah cara
terapiyang paling penting. Transfuse tukar mungkin terindikasi untukhiperbillirubenemia pada
neonates. Transfuse eritrosit terpapardiperlukan untuk anemia berat atau kritis aplastik. Jika
anemia terusmenerus berat atau jika diperlukan transfuse yang sering, splektomi harus dikerjakan
setelah umur 5– 6 tahun ( Behrman E Richard, IKA Nelson ; 1713).
Sferositosis herediter. Anemia dan hiperbilirubenemiayang cukup berat memerlukan
fototerapi atau transfuse tukar, karena sferosit pada SH dihancurkan hampir seluruhnya oleh
limfa, makasplektomi melenyapkan hampir seluruh hemolisis pada kelainan ini.
Setelah splenektomi sferosis mungkin lebih banyak, meningkatkan fragilitas osmotic,
tetapi anemia retikalositosis dan hiperbilirubinemiamembaik (Behrman E Richard, IKA Nelson ;
1700). Thalasemia.
Hingga sekarang tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.Transfuse darah diberikan
bila kadar Hb telah rendah (kurang dari 6%)atau bila anak mengeluh tidak mau makan atau
lemah. Untukmengeluarkan besi dari jaringan tubuh diberikan ion chelating agent, yaitu Desferal
secara intramuscular atau intravena. Splenektomidilakukan pada anak lebih dari 2 tahun sebelum
didapatkan tandahiperplenome atau hemosiderosis.
Bila kedua tanda itu telah tampak,maka splenektomi tidak banyak gunanya lagi. Sesudah
splenektomi biasanya frekuensi transfuse darah menjadi jarang. Diberikan pula bermacam –
macam vitamin, tetapi preparat yang mengandung besimerupakan indikasi kontra (Keperawatan
Medikal Bedah 2)
11
i)Komplikasi
2. Kelahiran Prematur
Wanita hamil juga rentan mengalami anemia defisiensi besi. Bila jenis anemia tersebut
menimpa ibu hamil, sebaiknya segera tingkatkan asupan zat besi dengan cara mengonsumsi
makanan tinggi zat besi dan suplemen. Pasalnya, anemia defisiensi zat besi bisa menyebabkan
bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.
3. Gangguan Pertumbuhan
Pada bayi dan anak-anak, anemia defisiensi zat besi bisa menghambat pertumbuhan
mereka. Akibatnya, anak bisa memiliki berat badan yang rendah atau tubuh yang lebih kecil
dibanding anak-anak pada umumnya.
12
B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identifikasi pasien
Pada identitas klien berisikan nama, umur, alamat, agama, jenis kelamin, dan yang
lainnya berhubungan dengan identitas klien.
b. Keluhan utama
Pada umumnya klien meraskan penglihatannya buram atau kurang jelas dan lama-
kelamaan klien merasa sangat pusing hingga terkadang pasien jatuh pingsan.
c. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
P (provokatif) : kaji penyebab pusing
Q (kualitas) : kaji seberapa sering pusing dirasakan klien
S (saverity) : apakah mengganggu aktivitas motorik
T (time) : kaji kapan waktu keluhan dirasakan
d. Pemeriksaan fisik
Kadaan umum :
- GCS
- TTV
Peningkatan pengindraan
- Sistem integumen : melihat dan maraba daerah sekitar kulit
lihat ada pembengkakan atau luka.
- Sistem pengindraan :
13
1. Mata : kaji kelopak mata, konjungtiva dan sclera, iris dan
pupil, gerakan bola mata, lapangan pandang, visus.
2. Hidung: kaji bentuk hidung bagian luar dan dalam, apakah
terdapat gangguan atau tidak.
3. Telinga :kaji pendengaran adakah gangguan atau tidak.
Sistem kardiovaskuler
- Inspeksi : kaji apakah ada pembesaran vena atau tidak.
- Palpasi : kaji frekuensi nadi
- Perkusi : apakah suara jantung normal s1 + s2 tunggal atau
ada suara tambahan.
Sistem pencernaan
- Ispeksi : kaji bentuk abdomen
- Palpasi : kaji apakah ada massa atau nyeri saat bagian
abdomen.
- Perkusi : apakah kambung atau tidak
- Aukultasi : apakah ada peningkatan bising usus atau tidak
Sistem muskuloskletal
Kaji adakah pembengkakan atau nyeri pada tulang dan sendi.
Sistem perkemihan
Kaji sistem perkemihan jumlah, bau, dan warna.
f. Pemeriksaan penunjang
Biasanya pemeriksaan penunjang berisi hasil diagnostik,atau laboratorium.
g. Penatalaksaan
14
Tujuan untuk mengakhiri bahkan mencega serangan berulang, seperti pada
pasien diabetes melitus di beri obat dan menjelaskan majemen diabetes
melitus apa yang boleh dimakan dan tidak, sedangkan pada pasien katarak
harus melakukan operasi.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia dan
individu mapun kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi,
mencegah dan merubah.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi merupakan semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
perawat untuk membantu klin beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan
yang akan diuraikan ke dalam hasil yang dituju dan diharapkan.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tindakan
yang spesifik. Tahap dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada
order perawat untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena
itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi masalah kesehatan klien.
5. Evaluasi keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
15
BAB III
LAPORAN KASUS
KASUS
menurut istri klien beberapa kali mondok di rumah Sakit karena sesak nafas.Sudah
kurang lebih 5 kantong darah ditambahkan kebadannya selama 5 kali dir u m a h S a k i t d a l a m
k u r u n w a k t u 2 T a h u n ya i t u t a h u n 2 0 1 6 s a m p a i 2 0 1 8 . s u d a h 1 0 x
o p n a m e d i r u m a h s a k i t . S e s a k n a f a s ketika beraktifitas yang berlebihan .
Secara verbal klien mengungkapkan nyeri dengan skala nyeri 5-7 Klien kadang
menunjukkan lokasi nyeri kepalanya .Klien mengatakan sering menderita batuk-batuk yang
berdahak telah lama serta kepala sering pusing serta badan yang terasa lemas. Setelah
diperiksakan dahulu ternyata menderita anemia
A.PENGKAJIAN
1.Identitas pasien
Umur : 35 TH
Agama : Islam
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
Perkawinan
Alamat : jln.abadi
16
Tanggal Masuk : 06 september 2018
Pasien
Pekerjaan : PNS
Alamat :Jln.abadi
2. RiwayatKesehatan
a. RiwayatKesehatanSekarang.
17
Alasan masuk rumah sakit
Sering merasakan sakit kepala dengan nyeri 5-7 skala nyeri,serta dan terkadang sesak
nafas jika melakukan aktifitas yang berat. Klien mengatakan sering menderita batuk-batuk
yang berdahak telah lama serta kepala sering pusing serta badan yang terasa lemas
18
3. POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN.
Persepsi tarhadap penyakit :
K l i e n m e n g a t a k a n s e h a t i t u a d a l a h b i l a k o n d i s i b a d a n m e m p u n ya i
kekuatan untuk melakukan kegiatan aktifitas sehari –hari dan keadaan sakit bila
merasa tidak enak badan hingga tidak dapat beraktifitas.jika kerja itu
merasa males.bila merasa sakit diperiksakanke Puskesmas
a t a u p u n k e r u m a h S a k i t . K l i e n m e m e l i h a r a k e s e h a t a n n ya d e n ga n banyak
istirahat dan kontrol jika merasa tidak enak badan.Tetapi sudah 2 bulan belum dapat
konterol lagi ke tempat pelayanan kesehatan untuk memeriksa kondisi
tubuhnya khususnya memeriksa kadar Hb(Kadar Hb terakhir sudah bagus
yaitu 14 gr %. Klien mengatakan tidak t a h u m e n g a p a k l i e n s e r i n g s a k i t -
s a k i t a n , b a t u k - b a t u k d a n b e r d a h a k serta sesak nafas dan pusing
PENGGUNAAN :
4. POLA NUTRISI/METABOLISME.
a. PolaMakan.
Di rumah
Frekuentasi :
19
2 x 1 hari
Makan Pagi : nasi goreng 1 porsi
Makan Siang : nasi putih
Makan malam : nasi putih 1 piring
Pantangan/Alergi :
telur
Makanan yang di sukai :
Bakso
Di rumah sakit
Diet/Suplemen Khusus :
NG tube : ( v ) tidak ( ) ya
b.Pola Minum
Di Rumah : Di Rumah Sakit :
20
Frekuensi : 5 gelas/hari Frekuensi : 6 gelas/hari
Jenis : air mineral Jenis : air mineral
Jumlah : 1 liter Jumlah : 1.5 liter
Pantangan :tidakada
Minuman kopi
Di sukai
5. POLA ELIMINASI
a.BAB
Di Rumah : Di Rumah Sakit :
Frekuensi :2x1 Frekuensi :2x1
konsistensi : padat Konsistensi :padat
Warna :kuning Warna :kuning
b.BAK
Di Rumah : Di Rumah Sakit :
Frekuensi : 5x 1 Frekuensi : 5x 1
Warna :kuning Warna :kuning
21
Jumlah : 130 cc Jumlah : 130 cc
0= mandiri 2=bantuan dari orang lain 3=bantuan peralatan dan orang lain
1=dengan alat bantu 4=tergantung/tdk mampu
b.kebersihan diri(x/sehari)
22
Potong kuku :1x7 Potong kuku :1x7
c.Alat bantu : ( v ) tidak ada ( ) kruk ( ) pispot di tempat tidur ( ) walker ( ) tongkat
( ) kursi roda
Tidak ada rekreasi dan aktivitas sehari-hari bekerja dan tidak ada keluhan
e. Olaraga : ( ) ya ( v ) tidak
f. kekuatan otot :
1
8.POLA KOGNITIF-PERSEPSI
status mental : ( v )sadar ( )afasia resptif ( )menginggat cerita buruk( )teriorintasi( )kelam fikir
( )kombatif( )tak responsif
Bicara : ( v )Normal( )tak jelas( )gagap( )afasia ekspresif
23
kemampuan memahami : ( v )bisa( )tidak
tingkat Aietas : ( )ringan( v )sedang( )berat( )Panik,sebab
:
Q=
Nyeri
R=
Bagian kepala
S=
5-7
T=
sering
penataleksanaan
Nyeri : meminum obat atau bawa tidur
24
status pekerjaan : ( v )bekerja( )ketidak mampuan jangka pendek( )ketidak mampuan jangka
panjang( )tidak bekerja
sistem pendukung : ( v )pasangan ( )tetangga/teman ( )tidak ada keluarga serumah
keluarga tinggal berjahuan
Masalah keluarga berkenan dengan perawatan di rumah sakit :tidakada
10.POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI
Tanggal mestruasi akhir(TMA) :
Masalah mestruasi : ( )ya,.................( ) tidak
Pap smear terakhir :
Pemeriksaan payudara/tensi mandiri bulanan : ( v )ya( )tidak
Masalah seksual berhubungan dengan penyakit :
11.POLA PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI.
a.body image/gambaran diri
( )cacat fisik
( )perubahan ukuran fisik
( v )fungsi alat tubuh terganggu
( )kekeluhan karena kon( )translantasi alat tubuh
( )pernah Operasi
( )Proses patologi penyakit
( )kegagalan fungsi tubuh
( )gangguan struktur tubuh
( )menolak berkaca
( )Prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
( )Perubahan fisiologis tumbuh kembang
25
Jelaskan : pasien tidak nyaman karena fungsi tubuh terganggu
b.Role/peran
( )overload peran
( )konflik peran
( )keraguan peran
( )transisi peran karna sakit
jelaskan : karena kondisi anemia membuat peran pasien terganggu sebagai wiraswasta
c.Identitas diri
( )kurang percaya diri
( )merasa terkekang
( )tidak mampu menerima perubahan
( )merasa kurang memiliki potensi
( )kurang mampu menentukan pilihan
( )menolak menjadi tua
jelaskan: karena terjadi atau terganggunya kondisi tubuh/fisik
26
( )menyalahgunakan zat
Jelaskan :pasien merasakan senang diperhatikan keluhan di beri dukungan untuk sembuh.
27
e.kedaan emosi dalm sehari-hari : v santai tegang
Gambaran
Tanda Vital Suhu : 36,8 C Lokasi : axila
Nadi : 78 x/i Irama : regular Pulsasi : normal
TD : 130/70 mmHg Lokasi : arteri brachialis
RR : 22 x/i Irama : normal
Tinggi badan 165 cm
Berat badan 50 kg
LILA 29,4 cm
Kepala :
Rambut Warna hitam, tidak kasar, dan tidak ada benjolan
Mata Kunjung tifa putih, tidak ada benjolan
Hidung Lubang hidung simetris dan tidak ada benjolan
Mulut Tidak ada karies, tidak ada stomatitis, tidak ada benjolan
Telinga Telinga simetris dan telinga elastis
Leher :
28
Trakea Berada ditengah dan ada benjolan
JVP Normal
Tiroid Tidak ada benjolan dan tidak ada gondok
Nodus limfe Tidak ada pembengkakan
Dada I : normal
Paru P : normal
P : normal
A : normal
Jantung I : normal
P : normal
P : normal
A : normal
Abdomen I : normal
A : normal
P : normal
P : normal
Ekstremitas Kekuatan otot : 4
Muskuloskeletal / Inspeksi : normal
sendi Palpasi :
Vaskular perifer : normal
Integumen Inspeksi : normal
Palpasi : normal
Neurologi
Status mental / GCS 13
Saraf cranial Normal
Reflek fisiologi Semuanya normal
Reflek patologis Normal
Payudara I : normal
P : normal
Genitalia I : normal
P : normal
29
Rectal I : normal
P : normal
Diagnostik
Laboratorium
Memeriksa kadar hb
16. TERAPI
B.ANALISA DATA
Do :
- TB 165,BB 50
- Tekanan darah 130/70
- Suhu 36,8 C
- RR 22/i
- Nadi 78x/i
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Kurangnya pemasukan dan proses penyakit anemia
- Nyeri akut berhubungan denganKurangnya dan ketidak seimbangan suplay oksigen
pada jaringan cerebral
31
yang menjadi
Tidak terganggu preferensi
hasrat untuk makan makanan bagi
Tidak terganggu klien
rangsangan untuk Tentukan
makan jumlah kalori
Tidak terganggu dan jenis nutrisi
menyenangi makanan yang
Outcome 3 : status nutrisi : dibutuhkan
Energy untuk
Dengan indikator: memenuhi
persyaratan gizi
Tidak menyimpang Ciptakan
dari rentang normal lingkungan
stamina yang optimal
Tidak menyimpang pada saat
dari rentang normal mengkonsumsi
daya tahan makanan.
Tidak menyimpang Lakukan atau
dari rentang normal bantu klien
kekuatan cengkraman terkait dengan
tangan perawatan
N mulut sebelum
makan
Anjurkan klien
terkait dengan
kebutuhan
makanan
tertentu
berdasarkan
perkembangan
32
atau usia
Monitor kalori
dan asupan
makanan
Berikan arahan
bila diperlukan
Intervensi 2:terapi nutrisi
Dengan aktivitas:
Lengkapi
pengkajian
nutrisi sesuai
kebutuhan
Monitor intake
makanan/cairan
dan hitung
masukan kalori
perhari
Kaji preferensi
makanan yang
sesuai dengan
budaya dan
agama klien
Sediakan
makanan dan
minuman
bernutrisi yang
tinggi
protein,kalori
dan mudah
dikonsumsi
sesuai
33
kebutuhan
Monitor hasil
lab yang sesuai
Intetvensi 3: monitor nutrisi
Dengan Aktivitas :
Timbang bb
pasien
Monitor adanya
mual dan
muntah
Identifikasi
perubahan nafsu
makan dan
aktifitas akhir-
akhir ini
Tentukan pola
Nyeri akut makan
2
berhubungan Outcome 1 : control nyeri Intervensi1:pemberian
denganKurangnya Dengan indicator: analgesic
dan ketidak Secara konsisten Dengan Aktivitas: pemberian
seimbangan menunjukkan analgesic
suplay oksigen mengenali kapan Tentukan
pada jaringan nyeri terjadi lokasi,karakteris
cerebral Secara konsisten tik,kualitas dan
menunjukkan keparahan nyeri
mengenali apa yang sebelum
terkait dengan gejala mengobati
nyeri pasien
Secara konsisten Cek adanya
menunjukkan riwayat alergi
Melaporkan nyeri obat
34
yang terkontrol Berikan
Outcome 2:tingkat nyeri kebutuhan
Dengan indicator: kenyamanan
Tidak ada panjangnya dan aktivitas
episode nyeri lain yang dapat
Tidak ada mengerang mmembantu
dan menangis relaksasi untuk
Tidak ada tidak bisa memfasilitasi
istirahat penurunan nyeri
Outcome 3: kepuasan klien: Dokumentasika
Manajemen nyeri n respon
Dengan indicator: terhadap
Sepenuhnya puas analgesic dan
nyeri terkontrol adanya efek
Sepenuhnya puas samping
Mengambil tindakan Intervensi:manajemen nyeri
untuk mengurangi Aktivitas:
nyeri Lakukan
Sepenuhnya puas pengkajian
mengambil tindakan nyeri
untuk memberikan komprehensif
kenyamanan. Pastikan
perawatan
analgesic bagi
paisen
dilakukan
dengan
pemantauan
yang ketat
Gali
pengetahuan
35
dan
kepercayaan
pasien
mengenai nyeri
Berikan
informasi
mengenai nyeri
Eliminasi factor
yang dapat
meningkatkan
nyeri
Ajarkan prinsip
prinsip
manajemen
nyeri
Ajarkan metode
farmakologi
untuk
menurunkan
nyeri
Dorong pasien
untuk
menggunakan
obat obatan
penurun nyeri
yang adekuat
Dukung
istirahat/tidur
yang adekuat
untuk
membantu
36
penurunan nyeri
Intervensi:Terapi music
Definisikan
perubahan
spesifik
perilaku dan
fisiologi seperti
yang diinginkan
Pertimbangkan
minat klien
pada music
Identifikasi
music yang
disukai pasien
Informasikan
mengenai
tujuan
Pastikan
volume music
adekuat dan
tidak terlalu
keras
Hindari
menghidupakan
music dan
dibiarkan dalam
waktu yang
lama
37
N HARI/ NO. IMPLEMENTASI HARI/ EVALUASI TT
O TGL/ DIAG TGL/ D
JAM NOSA JAM
Kep
Rabu/7 1 Menajemen nutrisi Rabu/7 Diagnosa kep:
1 septemb september Ketidakseimbanga
er/2018 2018/08:0 n nutrisi kurang
Mengkaji pola
08:00 0 dari kebutuhan
kebiasaan tubuh
makan klien
S:
Mengukur bb -klien mengatakan
biasanya klien
klien dan ttv
makan 3x sehari
menentukan dengan porsi
sedang akhir akhir
status gizi
ini klien merasa
pasien dan nafsu makannya
menurun.
kemampuan
untuk O:
-tb 165 cm bb 50
memenuhi
kg
kebutuhan gizi -tekanan darah
100?70 mmHg
mengidentifik
-nadi 78x/i
asi alergi atau -rr 22x/i
-Suhu 36,5 C
intoleransi
A :masalah belum
makanan yang teratasi
dimiliki
P: intervensi
pasien dilanjutkan
menciptakan
lingkungan
yang optimal
Rabu/7 2
2 septemb pada saat Rabu/7
er/2018 september
mengkonsums
08:00 2018/08:0
i makanan. 0 S:
-pasien
menentukan
mengatakan bahwa
lokasi,karakter kepalanya sudah
baikan setelah
38
istik,kualitas mengkonsumsi
obat analgesic,dan
dan keparahan
saat diberikan
nyeri sebelum terapi music pasien
mengatakan lebih
mengobati
merasa tenang
pasien -pasien
mengatakan skala
memberikan
nyeri berkurang
kebutuhan menjadi 2-3
O:
kenyamanan
-pasien
dan aktivitas mengungkapkan
secara verbal nyeri
lain yang
berkurang
dapat -klien
mendengarkan
membantu
music dalam
Kamis/ 3 relaksasi mengurangi rasa
8 nyerinya
untuk
septemb Kamis/8 A:masalah teratasi
er 2018 memfasilitasi september P:intervensi
10.00 2018 dihentikan
penurunan
10.00
nyeri
mengali
pengetahuan S:
-Klien mengatakan
dan
jika badannya
kepercayaan terasa
lemas,kepalanya
pasien
pusing serta
mengenai pandangan kabur
terasa seperti akan
nyeri
jatuh
-klien mengatakan
dirumahnya
menganjurkan
terdapat pegangan
pada klien sehingga bisa
digunakan untuk
untuk tidak
4 berpegangan jika
Kamis/ melakukan berjalan
8 Kamis/8 O:
aktivitas jika
septemb september -klien kooperatif
er 2018 badannya 2018 dan mau diajak
39
12.00 merasa lemas 12.00 berdiskusi dalam
penanganannya
dan kepalanya
A:masalah teratasi
pusing serta P:intervensi
dihentikan
pandangan
kabur S:
-Klien mengatakan
untuk tadi malam
menjelaskan
sudah
kepada klien menghabiskan
makanan satu porsi
cara
dan banyak
penanganan cemilan
O:
anemia
- tb 165 cm bb 55
kg
-tekanan darah
mengkaji pola 110/80 mmHg
-nadi 80x/i
pemasukan
-rr 20x/i
nutrisi klien -Suhu 37,1 C
- klien kooperatif
menganjurkan
dan mau diajak
klien makan berdiskusi tentang
masalah nutrisi
makanan
A:Masalah teratasi
hangat P:intervensi
dihentikan
melakukan
pengukuran
ttv
40
DAFTAR PUSTAKA
Fandi wahyu widyanto 2014, Artritis Gout Dan Perkembangannya, Vol 10,No 2 ,pp 145-152
Nur Fadhilatu R,Alwiyah M, Safarudin 2014, GALENIKA journal of pharmacy, Vol 2,No
2,pp118-123
Ida Untari dan Titin Wijayanti 2017, The 5 thUrecol Proceeding Hubungan Antara Pola Makan
Dengan penyakit Gout, ISBN 978-979-3812-42-7
Rotschild, BM 2013, Gout and Pseudogout, Emedicine Medscape, diakses 2 August 2013
Tambayong dr jan 2000 patofisioligi untuk keperawatan Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC
The process for delelopment and implementation of institutional antiemetic guidelis at Memorial
Sloan-Kettering Cancer center.journal of Clinical Oncology ,16 (2),771-778
https://www.academia.edu/11048873/Askep_Tn_S_anemia
https://www.scribd.com/doc/261341265/laporan-pendahuluan-dan-askep-anemia
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia?gclid=EAIaIQobChMIza3XuKuR4wIVmbrACh13
TwpSEAAYASAAEgLBRfD_BwE
41