OLEH:
KELOMPOK 2
5. Fiziola 2011312031
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVESITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Puji
syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga
penulis dapat meyelesaikan makalah”Keperawatan Medikal Bedah I" ini dalam waktu yang telah
ditentukan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dengan adanya
penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa menyelesaikan
masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup Keperawatan Medikal Bedah I.
Disamping itu kami menyadari bahwa mungkin terdapat banyak kesalahan baik dari penulisan
ataupun dalam penyusunannya yang tidak penulis ketahui.
Penulis pun menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai hasil
yang sempurna. Oleh karena itu, kritika dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat membantu
pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan tentang " Konsep Dasar Penyakit(CHF)".
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah..…………..………………………………………………………..5
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………...…………….5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...6
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gagal jantung diklasifikasikan menjadi gagal jantung kronik dan akut, gagal jantung kiri
dan kanan, dan gagal jantung berdasarkan derajatnya. Tanda dan gejala yang sering terjadi
adalah sesak nafas, batuk, mudah lelah, kegelisahan yang diakibatkan gangguan oksigenasi dan
disfungsi ventrikel. Terapi yang dapat dilakukan untuk pasien CHF meliputi terapi fisik, terapi
okupasi, terapi pernapasan, dan nutrisi. Jika CHF tidak segera ditangani maka akan menurunkan
cara kerja jantung dan darah tidak akan berfungsi dengan baik saat memompa darah. Masalah
keperawatan yang muncul pada pasien dengan gagal jantung adalah aktual/ resiko tinggi
penurunan curah jantung, nyeri dada, aktual/resiko tinggi gangguan pertukaran gas, aktual/
resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas, aktual/ resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran,
aktual/ resiko tinggi kelebihan volume cairan, dan intoleransi aktivitas (Mutaqqin, 2009).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari CHF
2. Apa etiologi dari CHF
3. Bagaimana manifestasi klinis dari CHF
4. Bagaimana dengan patofisiologi dari CHF
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi dari CHF
2. Untuk mengetahui etiologi dari CHF
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari CHF
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari CHF
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari fungsi struktural jantung atau
sebagai kegagalan jantung dalam mendistribusikan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan pada
metabolisme jaringan, meskipun tekanan pengisian normal atau adanya peningkatan tekanan
pengisian (Mc Murray et al., 2012). Gagal jantung kongestif adalah sindrom klinis progresif
yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (Dipiro et al., 2015).
Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menjadi penyebab gagal jantung dapat berupa :
a. Meningkatnya beban awal karena regurgitasi aorta dan adanya cacat septum ventrikel
b. Meningkatnya beben akhir karena stenosis aorta serta hipertensi sistemik
c. Penurunan kontraktibilitas miokardium karena infark miokard, ataupun kardiomiopati
Selain ketiga mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung, ada faktor fisiologis lain
yang dapat pula mengakibatkan jantung gagal kerja sebagai pompa. Faktor-faktor yang
mengganggu pengisian ventrikel seperti stenosis katup antrioventrikular dapat menyebabkan
gagal jantung. Penyebab gagal pompa jantung secara menyeluruh :
a. Kelainan mekanisme
1. Peningkatan beban tekanan
2. Sentral (stenosis aorta)
3. Perifer (hipertensi sistemik)
4. Peningkatan beban volume (regurgitasi katup, peningkatan beban awal)
5. Obstruksi terhadap ventrikel (stenosis mitralis atau trikupidalis)
6. Tamponade pericardium
7. Restruksi endokardium atau miokardium
8. Aneurisma ventrikel
9. Dis-sinergi ventrikel
b. Kelainan miokardium
1. Primer
a) Kardiomiopati
b) Miokarditis
c) Kelainan metabolik
d) Toksisitas (alcohol, kobalt)
e) Preskardia
2. Kelainan dis-dinamik sekunder (skunder terhadap kelainan mekanis)
a) Kekurangan O2
b) Kelainan metabolik
c) Inflamasi
d) Penyakit sistemik
e) Penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)
3. Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi
a) Henti jantung
b) Fibrilasi
c) Tachycardia atau bradicardia yang berat
d) Asim kronis listrik, gangguan konduksi
B. Menifestasi klinis
Manifestasi klinis gagal jantung dapat diperhatikan secara relatif dari derajat latihan fisik
yang diberikan. Pada pasien gagal jantung, toleransi terhadap latihan fisik akan semakin
menurun dan gejala gagal jantung akan muncul lebih awal dengan aktivitas yang ringan. Gejala
awal yang umumnya terjadi pada penderita gagal jantung yakni dyspnea (sesak napas), mudah
lelah dan adanya retensi cairan. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) yaitu kondisi mendadak
bangun karena dyspnea yang dipicu oleh timbulnya edema paru interstisial. PND merupakan
salah satu manifestasi yang spesifik dari gagal jantung kiri. Backward failure pada sisi kanan
jantung dapat meningkatkan tekanan vena jugularis. 35 Penimbunan cairan dalam ruang
interstisial dapat menyebabkan edema dan jika berlanjut akan menimbulkan edema anasarka.
Forward failure pada ventrikel kiri menimbulkan tanda-tanda berkurangnya perfusi ke organ
tubuh seperti kulit pucat dan kelemahan otot rangka. Makin menurunnya curah jantung dapat.
Pingsan disertai insomnia, kegelisahan, dan kebingungan.Bahkan pada gagal jantung kronis
yang berat, dapat terjadi kehilangan berat badan yang progresif..
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari gagal jantung dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
Bagian ventrikel kiri jantung kiri tidak dapat memompa dengan baik sehingga keadaan tersebut
dapat menurunkan aliran dari jantung sebelah kiri keseluruh tubuh. Akibatnya, darah akan
mengalir balik ke dalam vaskulator pulmonal (Berkowitz, 2013). Pada saat terjadinya aliran balik
darah kembali menuju ventrikular pulmonaris, tekanan kapiler paru akan meningkat (>10
mmHg) melebihi tekanan kapiler osmotik (>25 mmHg). Keadaan ini akan menyebabkan
perpindahan cairan intravaskular ke dalam interstitium paru dan menginisiasi edema (Porth,
2007).
Disfungsi ventrikel kanan dapat dikatakan saling berkaitan dengan disfungsi ventrikel kiri pada
gagal jantung apabila dilihat dari kerusakan yang diderita oleh kedua sisi jantung, misalnya
setelah terjadinya infark miokard atau tertundanya komplikasi yang ditimbulkan akibat adanya
progresifitas pada bagian jantung sebelah kiri. Pada gagaljantung kanan dapat terjadi
penumpukan cairan di hati dan seluruh tubuh terutama di ekstermitas bawah (Acton, 2013).
b. Mekanisme neurohormonal
Istilah neurohormon memiliki arti yang sangat luas, dimana neurohormon pada gagal jantung
diproduksi dari banyak molekul yang diuraikan oleh neuroendokrin (Mann, 2012). Renin
merupakan salah satu neurohormonal yang diproduksi atau dihasilkan sebagai respon dari
penurunan curah jantung dan peningkatan aktivasi sistem syaraf simpatik.
Pelepasan renin sebagai neurohormonal oleh ginjal akan mengaktivasi RAAS. Angiotensinogen
yang diproduksi oleh hati dirubah menjadi angiotensin I dan angiotensinogen II.Angiotensin II
berikatan dengan dinding pembuluh darah ventrikel dan menstimulasi pelepasan endotelin
sebagai agen vasokontriktor. Selain itu, angiotensin II juga dapat menstimulasi kelenjar adrenal
untuk mensekresi hormon aldosteron. Hormon inilah yang dapat meningkatkan retensi garam
dan air di ginjal, akibatnya cairan didalam tubuh ikut meningkat. Hal inilah yang mendasari
timbulnya edema cairan pada gagal jantung kongestif (Mann, 2012).
d. Cardiac remodelingCardiac remodeling merupakan suatu perubahan yang nyata secara klinis
sebagai perubahan pada ukuran, bentuk dan fungsi jantung setelah adanya stimulasi stress
ataupun cedera yang melibatkan molekuler, seluler serta interstitial (Kehat dan Molkentin, 2010).
Patofisiologi gagal jantung amat kompleks dan melibatkan jejas kardiak dan ekstrakardiak yang
memicu respons neurohormonal seluler dan molekuler serta remodelisasi jantung. Aktivasi
neurohormonal yang pada mulanya bersifat adaptif kemudian berlanjut secara kronik disertai
remodelisasi yang buruk semakin memperberat jejas jantung dan di luar jantung (misalnya
vaskuler, pulmoner, dan renal).
Perubahan Miokardium
Perubahan terkait miokardium pada kondisi gagal jantung dapat meliputi perubahan volume
miosit jantung serta perubahan pada volume dan komposisi matriks ekstraseluler. Pada gagal
jantung, miosit jantung pada miokardium dapat mengalami nekrosis, apoptosis, serta kematian
sel secara autofagi yang berujung pada hilangnya jumlah miosit progresif, disfungsi jantung, dan
remodelisasi ventrikel kiri [8]. Sementara itu, matriks ekstraseluler menunjukkan perubahan
sintesis dan degradasi kolagen berserat, hilangnya penyangga kolagen yang menghubungkan
antar miosit, dan kerusakan anyaman kolagen[21].
Metaloproteinase matriks (matrix metalloproteinase/MMP) juga memiliki peran penting dalam
remodelisasi ventrikel sebab MMP teraktivasi dan meningkat pada kondisi gagal jantung.
Namun, progresivitas remodelisasi ventrikel sebenarnya lebih dipengaruhi oleh
ketidakseimbangan antara MMP dan glikoprotein regulatornya, yakni TIMP (tissue inhibitors of
matrix metalloproteinase). Evaluasi pada berbagai studi mengisyaratkan bahwa aktivasi MMP
memicu progresivitas dilatasi ventrikel kiri sedangkan ekspresi TIMP berperan pada fibrosis
miokard [22].
D. Asuhan Keperawatan
KASUS 1
Tn. K usia 42 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dipertengahan dada dan
menjalar ke lengan kiri dengan durasi 20-30 menit, nyeri dirasakan hilang timbul. Klien
mengeluh sesak nafas dengan RR: 30 kali/ menit. Saat dilakukan pengkajian Tn.R mengatakan
dada nyeri seperti tertindih benda berat, nyeri skala 4, tidak berkurang dengan istirahat dan ia
cemas terhadap penyakitnya. Tn.R tampak lemah dan berbaring di tempat tidur. Klien didiagnosa
CHF e.c CAD. Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, berobat tidak
teratur, hanya minum obat ketika merasakan gejala tidak nyaman saja. Klien tidak memiliki
riwayat penyakit DM, asma dan tidak memiliki riwayat alergi. Anggota keluarga tidak ada yang
memiliki penyakit yang sama dengan klien, tetapi orang tua klien menderita hipertensi dan DM.
Tn.K merupakan seorang sopir dan perokok berat, sehari menghabiskan rokok 1 bungkus (16
batang). Klien memiliki kebiasaan makan tinggi lemak dan kolesterol karena sering makan di
warung makan, jarang mengkonsumsi sayur dan buah. BB: 55 kg, TB: 163 cm. Tn.R juga
mengeluh sering terbangun dimalam hari dalam keadaan sesak, setelah itu ia sulit untuk tidur
lagi. Lama tidur 4-5 jam dalam sehari. Klien juga mengeluh sesak nafas saat melakukan
aktivitas, jika ia mengangkat beban berat sering merasa sesak napas disertai kelelahan. Gejala ini
hilang cukup lama, bisa sampai 2 atau 3 hari baru reda kembali.
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD; 82/65 mmHg, N: 69 kali/ menit, SaO2 : 98%,
Suhu 36,4oC, konjungtiva anemis, distensi vena jungularis, tidak ada edema ekstremitas, turgor
kulit baik, terdapat retraksi dinding dada dan penggunaan otot bantu pernafasan, auskultasi paru:
vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-), bunyi jantung regular, murmur (-), gallop (-).
Hasil EKG, Rate 69 x/I, axis normal, P wave normal, PR interval 0,14, Q wave V1-V4,
LVH (+), RVH (-). Hasil ronxent dada Tn.K menunjukan adanya kardiomegali, CTR : 65%.
Hasil pemeriksaan laboratorium Hb: 13,0 gr/dl, leukosit 15.120/ mm3, trombosit 572.000/ mm3,
Ht 38%, Na 128 Mmol/L, K 3,5 Mmol/L, Ca 7,5 mg/dl, Cl serum 96 Mmol/L. Klien
direncanakan akan dilakukan pemeriksaan echokardiografi. Terapi yang didapatkan saat ini
adalah IVFD RL 500 cc/24 jam, IVFD NaCl 0,3% 500 cc/24 jam, inj ranitidin 2x3 mg, drip
fasorbid 1x3 mg, meropenem 3x1 gr, Ca glukonas 2 gr, levofloxasin 1x750 mg.\
Asuhan Keperawatan
1. IDENTITAS
a. Identitas pasien
Nama : Tn. K
Umur : 42 Tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : laki-laki
Status : sudah menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : sopir
Suku bangsa : minang
Alamat : Padang
Tanggal masuk : 15 September 2021
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri dipertengahan dada dan menjalar ke
lengan kiri dengan durasi 20-30 menit, nyeri dirasakan hilang timbul.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit:
Klien memiliki kebiasaan makan tinggi lemak dan kolesterol karena sering
makan di warungmakan jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien merupakan
perokok berat yang sanggup menghabiskan 1 bungkus rokok (16 batang) dalam
sehari. Klien memiliki BB 55 Kg, TB: 163 cm.
Saat Sakit:
Riwayat penyakit: klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 5
tahun yang lalu, orangtua pasien menderita DM dan Hipertensi
Pasien kekurangan nutrisi yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan fisik:
konjungtiva anemis, namun turgor kulit pasien baik
Pemeriksaan penunjang:
Hb: 13,0 gr/dl, leukosit 15.120/mm3, trombosit 572.000/mm3, Ht 38%,
Na 128 Mmol/L, K 3,5 Mmol/L, Ca 7,5 mg/dl, Cl serum 96 Mmol/L.
Terapi: IVFD RL 500 cc/24 jam, IVFD NaCl 0,3% 500 cc/24 jam, inj
ranitidi 2x3 mg, drip fasorbid 1x3 mg, meropenem 3x1 gr, Ca glukonas 2
gr, levofloxasin 1x750 mg
c. Pola Eliminasi
BAB
Sebelum sakit : 1x sehari, konsistensi lunak, warna coklat, bau khas,
normal
Saat sakit : 1x sehari, konsistensi lunak, warna coklat, bau khas, normal
BAK
Sebelum sakit: 3-4x sehari, warna kuning muda, bau khas, normal
Saat sakit : 3-4x sehari, warna kuning muda, bau khas, normal
d. Pola aktivitas dan latihan
1. Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpidah
0: Mandiri. 1:alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
2. Latihan
Sebelum sakit:
Pasien bekerja sebagai seorang supir, pasien mengatakan sebelum
sakit pasien dapat beraktivitas dengan baik.
Saat sakit
1. Pasien mengeluh sesak nafas saat melakukan aktivitas sedang.
2. Ketika pasien mengangkat beban berat sering merasa sesak
nafas disertai kelelahan, gejala ini hiang cukup lama, bisa
samai 2 atau 3 hari baru reda kembali.
3. Pasien tampak lemah dan hanya berbaring ditempat tidur.
4. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD: 82/65 mmhg, N:69
kali/menit, SAO2: 98%, terdapat retraksi dinding dada dan
penggunaan otot bantu pernapasan.
5. Hasil EKG, rate 69x/i, axis normal, p wave normal, pr interval
0,14, Q wave v1-v4, lvh(+) rvh (-).
e. Pola Kognitif dan Persepsi
Pasie daat berkomunikasi dengan baik, pasien dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh perawat, pasien merasa cemas dengan keadaannya saat ini.
f. Pola Persepsi-Konsepdiri
Pasien tampak mengalamai penyangkalan dan ketidaktahuan mengenai
penyakitnya sehingga muncul rasa cemas pada pasien
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit
Sebelum sakit, waktu tidur pasie normal seperti biasanya dalam sehari(6-8
jam) dan pasien dapat beristirahat dengan baik.
Saat sakit
1. Pasien serig terbangun dimalam hari dalam keadaan sesak,
setelah itu pasien sulit untuk tidur kembali.
2. Lama tidur klirn adalah 4-5 jam dalam sehari.
3. Pasien terlihat lemah dan hanya berbaring di tempat tidur
4. Pasien diberikan terapi drip fasorbid 1x3 mg.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien memiliki seorang istri dan anak, sebelum sakit dia bekerja sebagai
supir untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum Sakit: Tidak Terkaji
Saat Sakit : Tidak Terkaji
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengalami stress yang disebabkan oleh dengan rasa cemas yang ia
rasaka terhadap penyakit yang dideritanya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama islam dan sebelum dirawat di RS, pasien menjalankan
ibadahnya, tetapi selama dirawat di RS pasien tidak melaksanakannya
4. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan umum: lemah dan sesak nafas
- tingkat kesadaran: composmentis
- GCS: verbal(5), psikomotorik(5), mata(5)
b. TTV
-TD: 82/65 mmhg
-detak jantung: 69 x/menit
-RR: 30 x/menit
-suhu tubuh: 36,4 C
c. Skala nyeri: 4
d. Keadaan fisik
Kepala dan leher
-kepala: normochepal
-leher: distensi vena jungularis, trakea tampak ditengah dan simetris
-mulut: bibir sianosis
-mata: konjungtiva anemis, sclera ikterik
-hidung: simetris, napas cuping hidung tidak ada
-telinga: batas normal
Dada
-paru : a. inspeksi: terdapat retraksi dinding dan penggunaan otot bantu
pernapasan
b.palpasi: massa(-), nyeri tekan
c. perkusi: sonor
d. auskultasi: vesikuler, rankhi(-), wheezing(-), murmur(-), gallop(-)
-jantung: bunyi jantung regular
e. Payudara dan ketiak: tidak dilakukan pemeriksaan
f. Abdomen: batas normal
g. Genetalia: tidak dilakukan pemeriksaan
h. Ekstremitas
tidak terdapat edema pada ekstremitas
tidak terdapat sianosis
tidak terdapat pembesaran kelenjer getah bening
nyeri skala 4, tidak berkurang dengan istirahat
i. Nyeri neurologis
status mental dan emosi: cemas dan lemah
pengkajian saraf cranial: konjungtiva tampak enemis
pemeriksaan reflex: baik
j. Pemeriksaan dermatologis: turgor kulit baik
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Data laboratorium yang berhubungan
2. Pemeriksaan radiologi
Kerusakan membran
Udara tercemar di alveolar
mycribacterium
Tuberculosis
Proses peradangan
Produksi sekret
berlebih
Sekret sukar di
keluarkan
Ketidak efektifan
bersihan jalan nafas
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan gaya hidup
kurang gerak, asupan garam tinggi dibuktikan dengan peningkatan tekanan darah,
kesemutan di bagian kaki, berat badan berlebih, ada sedikit pembesaran pada
ventrikel kiri, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi.
3) Intoleran Aktivitas
Intoleren Aktivitas yang berhubungan dengan fisik tidak bugar, gaya hidup kurang
gerak dibuktikan dengan tekanan darah tinggi, perubahan EKG (ada sedikit
pembesaran pada ventrikel kiri), sering mengeluhkan lemas, berat badan berlebih,
kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan kalium rendah.
4) Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dibuktikan dengan penambahan berat
badan berlebih,m, kurang pengetahuan tentang factor yang dapat diubah.
7. Jelaskan rencana intervensi keperawatan yang akan anda lakukan untuk mengatasi
masalah Tn.K?
Intervensi NIC
1. Evaluasi nyeri dada (Intesitas, lokasi,radiasi, durasi, factor pemicu, dan yang
mengurangi)
2. Intruksikan pasien akan pentingny melaporkan segera jika merasakan
ketidaknyamanan dibagian dada
3. Lakukan penilaian secara komprehensif terhadap status jantung termasuk didalamnya
adalah jaringan perifer
4. Sediakan diet jantung yang tepat (batasi masukan kafein, natrium, kolesterol, dan
makanan yang berlemak)
5. Ganti dengan garam buatan, jika tepat
Evaluasi
S : - Pasien mengatakan batuk yang disertai sekret yang sulit dikeluarkan - dahak berwarna
kekuningan Poltekkes Kemenkes Padang
O : - Pernafasan pasien 23 x/i - pasien tampak sesak - pasien menggunakan otot bantu
pernafasan - pasien tampak berusaha mengeluarkan dahak - auskultasi terdengar ronkhi
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Evaluasi
S : - Pasien mengatakan sesak nafas - pasien mengatakan nafas bertambah sesak seiring
dengan adanya aktifitas ringan
O : - Pernafasan pasien 23 x/i - pasien tampak sesak - pasien tampak menggunakan otot bantu
pernafasan
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
3) Intoleran Aktivitas
Evaluasi
S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa mengontrol pola makan .Pasien mengatkan sering
merasa haus . Pasien mengatakan buang air kecil ± 7 x / perhari. Klien mengatkan sudah
mulai bisa teratur minum obat
O : (Gula darah puasa ,250) Klien tampak sudah mulai bisa mengontrol pola makan Klien
tampak lelah
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Para mahasiswa program ilmu keperawatan dapat memanfaatkan makalah ini dengan
sebaik baiknya. Diharapkan agar para mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti serta
mencermati dengan baik isi dari makalah ini, sehingga dapat mengerti tentang konsep
Congestive Heart Failure (CHF)
Diharapkan pada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi
penulis. Kritik dan saran diharapkan untuk disampaikan oleh pembaca apabila ada
kekurangan di dalam makalah kami demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6350/BAB%20II.PDF?seque
%09nce=6&isAllowed=y
http://eprints.umpo.ac.id/5020/3/BAB%202.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6350/BAB%20II.PDF?seque
%09nce=6&isAllowed=y