Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN

KEPERAWATAN
PENYAKIT CHF

Dosen pengampu : Ns. Gusti Pandi Liputo M.Kep


KELOMPOK 1 :
1. FAJAR OKTAVIAN HULUKATI 841421077
2. MUHAMMAD FIRMANSYAH LATIEF 841421081
3. RAHMATIA SABRUN SALEH 841421029
4. WINARTI DIKUM 841421054
5. INDRIANI NURAINI DUPAMANA 841421057
6. DAMAI ANTAR SUKU PAKAYA 841421075
7. ASTRID DUNAYA 841421079
8. ISTI LIHAWA 841421082
9. ALYA NUR AZMI ANTULI 841421087
10. IMEL NAZLIA DAUD 841421088
11. SUKMA NURRIZKA MAHMUD 841421091
12. SRI WAHYUNI KASIM 841421096
Topik Pembahasan

01 02
Konsep
Konsep Medis
Keperawatan
01
Konsep Medis
1. Konsep Penyakit Gagal Jantung Kongestif

a. Definisi
Gagal jantung kongestif merupakan keadaan ketika jantung tidak mampu lagi untuk
mempomapakan darah yang cukup dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh.
Gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF) merupakan
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien dalam tubuh (Andra &
Saferi, 2013).
Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya
pengurangan pengisian ventrikel atau kontraktilitas miokrardial (Sudoyo Aru dkk,
2009).
b. Klasifikasi
Menurut Wijaya Saferi A dkk, (2013) klasifikasi pada penderita penyakit gagal jantung kongestif yaitu :
• Klasifikasi I
a. Gejala
1. Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, dan tidak ada kongesti pulmonal atau
hipotensi perifer.
2. Asimtomatik.
3. Kegiatan sehari-hari tidak terbatas.
b. Prognosa : baik
• Klasifikasi II • Klasifikasi IV
a. Gejala a. Gejala
1. Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas 1. Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea,
2. Gejala tidak ada saat istirahat palpitasi, dan tidak ada kongesti pulmonal atau
3. Ada bailer (krekles dan S3 murmur) hipotensi perifer
b. Prognosa : baik 2. Asimtomatik
• Klasifikasi III 3. Kegiatan sehari-hari tidak terbatas.
a. Gejala b. Prognosa : baik
1. Kegiatan sehari-hari terbatas
2. Klien merasa nyaman saat istirahat
b. Prognosa : baik
c. Etiologi
Menurut Kasron (2016), ada beberapa etiologi / penyebab dari gagal jantung kongestif yaitu :

1. Kelainan otot jantung


Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan karena menurunnya kontraktilitas
jantung. Kondisi inilah yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterisklerosis koroner, hipertensi atrial,
dan penyakit degeneratif atau inflmasi.
2. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner megakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal
Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya akan mengakibatkan hipertopi serabut otot jantung
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
  Hal ini sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, sehingga
menyebabkan kontraktilitas menurun.
5. Faktor sistemik
  Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme, hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia dan anemia dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
6. Penyakit jantung lain
 Gagal jantung bisa terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, secara langsung akan mempengaruhi jantung
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya. Namun dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Ortopnea, yaitu sesak saat berbaring.
2. Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak nafas secara tiba- tiba disaat malam hari yang disertai
dengan batuk.
3. Dyspnea On Effert(DOE), yaitu sesak apabila sedang beraktivitas.
4. Ronkhi.
5. Berdebar-debar.
6. Mudah lelah, hal ini disebabkan karena curah jantung yang kurang, sehingga menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta mnurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme.
7. Batuk-batuk, terjadi akibat oleh gagal ventrikel yang bisa terjadi batuk kering dan batuk tidak produktif,
tetapi yang sering terjadi yaitu batuk basah yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah yang
cukup banyak, yang terkadang disertai dengan bercak darah.
8. Gelisah dan cemas, terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan
pengetahuan bahwa jantung sudah tidak berfungsi dengan baik.
e. Patofisiologi
Patofisiologi gagal jantung kongestif menurut Wijaya Saferi A dkk (2013), adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme dasar
Pada gagal jantung kongestif mengalami kelainan kontraktilitas yang akan menganggu kemampuan
pengosongan ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi Cardiac Out Put (COP) dan
meningkatan volume ventrikel. Dalam meningkatnya EDV (volume akhir distolik ventrikel) juga akan meningkatkan
tekanan akhir diastolik kiri (LEDV). Dengan meningkatnya LEDV makan akan terjadi peningkatan pada tekanan
atrium (LAP), karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung kedalam anyaman vaskuler paru- paru. Jika
tekanan hidrostastik dari anyaman kaliper paru-paru melebihi tekanan osmotik vaskuler maka akan terjadi transudsi
cairan yang melebihi kecepatan drainase limfatik yang menybabkan edema intersitial. Sehingga peningkatan
tekanan yang lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembas ke alveoli dan terjadilah edema paru- paru.
2. Respon kompensentorik
a. Meningkatnya aktivitas adregnik simpatik
Dengan menurunya COP (Cardiac Out Put) akan meningkatkan aktivitas adregenik simpatik yang dengan
merangsang pengeluaran kateoklamin dan saraf-saraf adregenik jantung dan medula adrenal
b. Meningkatnya beban awal akibat aktivitas sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAA), aktivitas RAA dapat
menyebabkan retensi Na dan air oleh ginjal, dan meningkatkan volume ventrikel-ventrikel tegangan tersebut.
Sehingga peningkatan beban awal ini akan menambah kontraktibilitas miokardium
c. Atropi ventrikel
Respon kompesantorik terakhir pada gagal jantung yaitu hidrotopi miokardium akan bertambah tebalnya dinding.
f. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG
2. Sonogram
3. Scan Jantung
4. Katerisasi Jantung
5. Oksimetri Nadi
6. Rongthen Dada
7. Tes Laboratorium
a. Enzym hepar
b. Elektrolit
c. AGD (Analisa Gas Darah)
d. Albumin
e. HSD
g. Penatalaksanaan
Menurut Kasron (2012), penatalakasanaan gagal jantung kongestif meliputi :
1. Non Farmakologi
• CHF kronik
• CHF akut
2. Terapi Farmakologi
Tujuan : untuk mengurangi aftreload dan preload
3. Pendidikan kesehatan

h. Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013), komplikasi yang dapat muncul pada penderita gagal jantung meliputi :
1. Edema paru akut akibat gagal jantung kiri
2. Syok kardiogenik
3. Episode trombolitik
4. Efusi perikardial dan temponade jantung
02
Konsep Keperawatan
Pengkajian
Identitas
Pasien
Nama : Tidak terkaji
Jenis Kelamin : Tidak terkaji
Umur : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Suku Bangsa : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Penanggung jawab
Nama : Tidak terkaji
Umur : Tidak terkaji
Jenis kelamin : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Tanggal masuk : Tidak terkaji
Tanggal pengkajian : Tidak terkaji
Riwayat kesehatan
Kesehatan sekarang
Keluhan utama : Tidak terkaji
Keluhan menyertai : Tidak terkaji
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat keluarga
Pola aktivitas fisik sehari-hari
Nutrisi : Tidak terkaji
Eliminasi : Tidak terkaji
Istrahat dan tidur : Tidak terkaji
Aktivitas fisik : Tidak terkaji
Personal hygene : Tidak terkaji
Data Psikososial
Status emosi : Tidak terkaji
Konsep diri : Tidak terkaji
Interaksi Sosial : Tidak terkaji
Pengkajian fisik
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
Auskultasi : Tidak terkaji
Pemeriksaan penunjang
EKG : Tidak terkaji
Foto Rontgen dada : Tidak terkaji
USG : Tidak terkaji
Kateterisasi Jantung : Tidak terkaji
Oksimetri nadi : Tidak terkaji
Scan jantung : Tidak terkaji
Tes laboratorium : Tidak terkaji
Pathway
Diagnosa Keperawatan
Perfusi perifer tidak efektif
Penurunan curah jantung
Intoleransi aktivitas
Pola napas tidak efektif
Hipervolemia
Intervensi Keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI Rasional
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009) Perfusi perifer (L.02011) Perawatan sirkulasi Observasi :
Kategori : Fisiologis   (I.02079) 1. Untuk mengetahui sirkulasi
Subkategori : Sirkulasi Definisi :   perifer yang terdiri dari nadi
Keadekuatan aliran darah Observasi perifer, edema, pengisian
Definisi : pembuluh darah distal 1. Periksa sirkulasi kapiler, warna, suhu, brachial
Penurunan sirkulasi darah pada level untuk menunjang fungsi perifer (mis. nadi index
kapiler yang dapat mengganggu jaringan. perifer, edema, 2. untuk mengetahui faktor
metabolism tubuh. Kriteria hasil : pengisian kapiler, apa saja yang menggangu
Penyebab : Setelah dilakukan warna, suhu, brachial sirkulasi seperti diabetes,
1. Hiperglikemia tindakan keperawatan index) perokok orang tua, hipertensi
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin selama 3x24 jam masalah 2. Identifikasi faktor dan kadar kolestrol yang tinggi.
3. Peningkatan tekanan darah perfusi perifer dapat risiko gangguan 3. untuk memantau panas
4. Kekurangan volume cairan teratasi dengan sirkulasi (mis. kemerahan nyeri atau bengkak
5. Penurunan aliran arteri dan/atau diabetes, perokok, pada ekstremitas
vena orang tua, hipertensi
dan kadar kolesterol
tinggi)
6. Kurang terpapar informasi tentang indikator : 3. Monitor panas, Terapeutik :
faktor pemberat (mis. Merokok, gaya 1. kekuatan nadi kemerahan, nyeri, atau 1. untuk mencegah terjadinya
hidup monoton, trauma, obesitas, perifer meningkat bengkak pada ekstremitas infiltrasi
asupan garam, imobilitas) 2. warna kulit pucat   2. untuk menghindari rasa nyeri
7. Kurang terpapar informasi tentang menurun Terapeutik pada pasien
proses penyakit (mis. Diabetes 3. edema perifer 1. Hindari pemasangan infus 3. untuk mencegah
melitus, hiperlipidemia) menurun atau pengambilan darah di ketidaknyamanan pada pasien
8. Kurang aktivitas fisik 4. nyeri ekstramitas area keterbatasan perfusi 4. untuk mencegah terjadinya
menurun 2. Hindari pengukuran peradangan
Gejala dan Tanda Mayor 5. parastesia tekanan darah pada 5. untuk memberikan rasa
Subjektif menurun ekstremitas dengan nyaman dan mempertahakan
( tidak tersedia ) 6. kelemahan otot keterbatasan perfusi kebersihan kaki dan kuku pasien
 Objektif menurun 3. Hindari penekanan dan 6. agar keseimbangan dalam
1. Pengisian Kapiler >3 detik 7. kram otot pemasangan tourniquet tubuh terpenuhi
2. Nadi Perifer menurun atau tidak menurun pada area yang cedera
teraba 8. pengisian kapiler 4. Lakukan pencegahan
3. Akral teraba dingin membaik infeksi
4. Warna kulit pucat 9. akral membaik 5. Lakukan perawatan kaki
5. Turgor kulit menurun dan kuku
6. Lakukan hidrasi
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi
intermiten)
Objektif Edukasi :
Edema Edukasi 1. untuk menghindari penghambatan
Penyembuhan luka lambat 1. Anjurkan berhenti merokok dalam proses penyembuhan pasien
Indeks Ankle Brachial <0,90 2.Anjurkan berolahraga rutin 2. untuk mendukung proses
Bruit femolaris 3.Anjurkan mengecek air mandi untuk penyembuhan pasien
  menghindari kulit terbakar 3. untuk menghindari terjadinya iritas
Kondisi Klinis Terkait 4. Anjurkan menggunakan obat pada pasien
Tromboflebitis penurun tekanan darah, antikoagulan, 4. untuk menormalkan tekanan darah
Diabetes Melitus dan penurun kolesterol, jika perlu pasien
Anemia 5. Anjurkan minum obat pengontrol 5. untuk menstabilkan tekanan darah
Gagal Jantung Kongestif tekanan darah secara teratur pasien
Kelainan jantung Kongenital 6. Anjurkan menghindari penggunaan 6. Agar pasien dapat terhindar dari
Trombosis arteri obat penyekat beta penggunaan obat penyikat beta
Varises 7. Anjurkan melakukan perawatan kulit Agar pasien dapat melakukan
Trombosis vena dalam yang tepat (mis. melembabkan kulit perawatan kulit seperti
Sindrom kompartemen kering pada kaki) melembabkan kulit kering pada kaki
8. Anjurkan program rehabilitasi 7. Agar pasien dapat melakukan
vaskular perawatan kulit seperti
9. Ajarkan program diet untuk melembabkan kulit kering pada kaki
memperbaiki sirkulasi (mis. rendah 8. pasien dapat menjalani program
lemak jenuh, minyak ikan omega 3) rehabilitasi vaskular
10. Informasikan tanda dan gejala 9. Agar pasien dapat menjalani
darurat yang harus dilaporkan (mis. program diet yang benar guna
rasa sakit yang tidak hilang memperbaiki sirkulasi
10. Agar pasien mendaptkan
informasi tanda dan gejala darurat
2. Penurunan Curah Jantung (D.0008) Curah jantung (L.02008) Perawatan jantung (I.02075) Observasi :
Kategori : Fisiologis     1. Agar
Subkategori : Sirkulasi Definisi : Observasi penurunan
  Keadekuatan jantung 1. identifikasi tanda/gejala primer curah
Definisi : memompa darah untuk penurunan curah jantung (meliputi jantung
Ketidakadekuatan jantung memompa memenuhi kebutuhan dispnea, kelelahan, edema, dapat di
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh ortopnea, paroxysmal nocturnal identifikasi
metabolisme tubuh   dyspnea, peningkatan CVP) 2. melalui
 Penyebab : Kriteria hasil : Identifikasi tanda/gejala sekunder gejala yg
Perubahan irama jantung Setelah dilakukan tindakan penurunan curah jantung (meliputi muncul
Perubahan frekuensi jantung keperawatan selama 3x24 peningkatan berat badan, meliputi
Perubahan kontraktilitas jam masalah Curah jantung hepatomegali, distensi vena jugularis, dyspnea,
Perubahan preload dapat teratasi dengan palpitasi, ronkhi basah, oliguria, kelelahan,
Perubahan afterload indikator : batuk, kulit pucat) edema,
Gejala dan Tanda Mayor 1. kekuatan nadi perifer 3. Monitor tekanan darah (termasuk ortopnea,
Subjektif meningkat tekanan darah ortostatik, jika perlu) dan adanya
Perubahan irama jantung 2. ejection fraction 4. Monitor intake dan output cairan peningkatan
Palpitasi meningkat 5. Monitor berat badan setiap hari CVP
Perubahan preload 3. palpitasi menurun pada waktu yang sama 2. Agar
Lelah 4. bradikardia menurun 6. Monitor saturasi oksigen dapat
Perubahan afterload 5. takikardia menurun 7. Monitor keluhan nyeri dada (mis. mengidenti
Dispnea 6. gambaran EKG aritmia intensitas, lokasi, radiasi, durasi, fikasi gejala
Perubahan kontraktilitas menurun presivitasi yang sekunder
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) 7. Lelah menurun mengurangi nyeri) penurunan
Ortopnea 8. edema menurun 8. Monitor EKG 12 sadapan curah
Batuk jantung
Objektif 9. Monitor aritmia (kelainan irama dan 3. Untuk
1. Perubahan irama jantung 9. Distensi vena jugularis frekuensi) Monitor nilai laboratorium membantu
• Bradikardia/Takikardia menurun jantung (mis. elektrolit, enzim jantung, penegakan
• Gambaran EKG aritmia atau 10. dispnea menurun BNP, NTpro-BNP) diagnosa
gangguan konduksi 11. Pucat/sianosis  10. Monitor fungsi alat pacu jantung 4. Untuk
 2. Perubahan preload menurun 11. Periksa tekanan darah dan mengetahui
• Edema 12. paroxysmal nocturnal frekuensi nadi sebelum dan sesudah adanya
• Distensi vena jugularis dyspnea (PND) menurun aktivitas ketidakseimbanga
• Central venous pressure (CVP) 13. Ortopnea menurun 12. Periksa tekanan darah dan n cairan tubuh
meningkat/menurun 14. suara jantung S3 frekuensi nadi sebelum pemberian 5. Untuk
3. Perubahan afterload menurun obat (mis. beta blocker, ACE inhibitor, mengetahui
• Tekanan darah meningkat atau 15. suara jantung S4 calcium channel blocker, digoksin) keseimbangan dan
menurun menurun   kecukupan nutrisi
• Nadi perifer teraba lemah 16. tekanan darah Terapeutik pasien
• Capillary Refill Time >3 detik membaik 1. Posisikan pasien semi-Fowler atau 6. Untuk
• Oliguria 17. pengisian kapiler Fowler dengan kaki ke bawah atau mengukur
• Warna kulit pucat dan/atau Sianosis membaik posisi nyaman presentase
4. Perubahan Kontraktilitas 18. berat badan membaik 2. Berikan diet jantung yang sesuai hemoglobin yang
• Terdengar suara jantung S3 (mis. batasi asupan kafein, natrium, berkaitan dengan
dan/atau S4 kolesterol, dan makanan tinggi lemak) oksigen
• Ejection Fraction (EF) menurun 3. Gunakan stocking elastis atau 7. Untuk
  pneumatik intermiten, sesuai indikasi mengidentifikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk lokasi,
modifikasi gaya hidup sehat karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
nyeri dada
Gejala dan Tanda Minor 5. Berikan terapi relaksasi untuk 8. untuk melihat dan
Subjektif mengurangi stres, jika perlu mengevaluasi fungsi jantung.
1. Perubahan preload 6. Berikan dukungan emosional 9. Untuk mengetahui adanya
(Tidak tersedia) dan spiritual gangguan irama jantung
2. Perubahan afterload 7. Berikan oksigen untuk 10. Untuk mengetahui kondisi
(Tidak tersedia) mempertahankan saturasi jantung pasien
3. Perubahan kontraktilitas oksigen >94% 11. Untuk mengetahui tekanan
(Tidak tersedia) Edukasi darah dan frekuensi nadi pasien
4. Perilaku/Emosional 1. Anjurkan beraktivitas fisik sebelum dan sesudah melakukan
• Cemas sesuai toleransi aktivitas
• Gelisah 2. Anjurkan beraktivitas fisik 12. Untuk mengetahui kondisi
  secara bertahap pasien sebelum memberikan obat
Objektif 3. Anjurkan berhenti merokok  
1. Perubahan preload 4. Ajarkan pasien dan keluarga Terapeutik :
• Murmur jantung mengukur berat badan harian 1. Untuk membuat pasien
• Berat badan bertambah 5. Ajarkan pasien dan keluarga nyaman
• Pulmonary Artery Pressure (PAWP) mengukur intake dan output 2. Untuk menyesuaikan nutrisi
menurun cairan harian yang dibutuhkan pasien
2. Perubahan afterload Kolaborasi 3. Untuk membuat pasien lebih
• Pulmonary Vascular Resistance 1. Kolaborasi pemberian sehat dengan mengubah pola
(PVR) meningkat/menurun antiaritmia, jika perlu hidup sehat
• Systemic Vascular Resistance 2. Rujuk ke program rehabilitasi 4. Untuk mengurangi stress
meningkat/menurun jantung pasien
• Hepatomegali
3. Perubahan kontraktilitas 5. agar pasien merasa lebih rileks
• Cardiac Index (CI) menurun 6. memberikan rasa aman dan nyaman kepada
• Left Ventricular Stroke Work Index pasien
(LVSWI) menurun 7. memenuhi suplai oksigen pasien
• Stroke volume Index (SVI) menurun  
4. Perilaku/Emosional Edukasi :
(Tidak tersedia) 1. melatih pasien beraktifitas sesuai toleransi
2. melatih pasien beraktifitas secara bertahap
Kondisi klinis terkait 3. melatih pasien untuk gaya hidup sehat
1.Gagal Jantung Kongestif 4. agar pasien dan keluarga dapat mengukur
2.Sindrom Koroner Akut berat badan harian secara mandiri
3.Stenosis Mitral 5. agar pasien dan keluarga dapat mengukur
4.Regurgitasi Mitral intake dan output cairan secara mandiri
5.Stenosis Aorta  
6.Regurgitasi Aorta Kolaborasi :
7.Stenosis Trikuspidal 1. pemberian antiaritmia sesuai kebutuhan
8.Regurgitasi Trikuspidal pasien
9.Stenosis Pulmonal 2. agar pasien mendapatkan perawatan jantung
10.Regurgitasi Pulmonal yang lebih komprehensif
11.Aritmia
12.Penyakit Jantung Bawaan
3. Intoleransi Aktivitas ( D.0056 ) Toleransi aktivitas Manajemen energi (I.05178) Observasi :
Kategori : Fisiologis (L.05047)   1. untuk mengetahui
Subkategori : Aktivitas/istirahat   Observasi gangguan fungsi tubuh
  Definisi ; 1. Identifikasi gangguan fungsi yang dialami pasien
Definisi Respon fisiologis terhadap tubuh yang mengakibatkan akibat kelelahan
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas yang kelelahan 2. untuk mengetahui
aktivitas sehari-hari. membutuhkan tenaga 2. Monitor kelelahan fisik dan tingkat kelelahan dan
Penyebab   emosional emosional pasien
Ketidakseimbangan antara suplai dan Kriteria hasil : 3. Monitor pola dan jam tidur 3. untuk mengetahui
kebutuhan oksigen. Setelah dilakukan tindakan 4. Monitor lokasi dan pola tidur pasien
Tirah baring keperawatan selama 3x24 ketidaknyamanan selama apakah teratur atau
Kelemahan jam masalah Toleransi melakukan aktivitas tidak
Imobilitas aktivitas dapat teratasi   4. untuk mengetahui
Gaya hidup monoton dengan indikator : Terapeutik lokasi dan tingkat
Gejala dan Tanda Mayor 1. kemudahan melakukan 1. Sediakan lingkungan ketidaknyamanan
Subjektif aktivitas sehari hari nyaman dan rendah stimulus pasien selama
1. Mengeluh Lelah meningkat (mis. cahaya, suara, melakukan aktivitas
Objektif 2. kekuatan tubuh bagian kunjungan) Terapeutik :
Frekuensi jantung meningkat >20% dari atas meningkat 2. Lakukan latihan rentang 1. untuk memberikan
kondisi istirahat 3. kekuatan tubuh bagian gerak pasif dan/atau aktif rasa nyaman bagi
Gejala dan Tanda Minor bawah meningkat 3. Berikan aktivitas distraksi pasien
Subjektif 4. keluhan Lelah menurun yang menenangkan 2. untuk meningkatkan
1. Dispnea saat/setelah aktivitas 5. dispnea saat aktivitas 4. Fasilitasi duduk di sisi dan melatih masa otot
2. Merasa tidak nyaman setelah menurun tempat tidur, jika tidak dapat dan gerak ekstremitas
beraktivitas 6. dispnea setelah aktivitas berpindah atau berjalan pasien
3. Merasa lemah menurun
Objektif 7. aritmia saat Kolaborasi 3. untuk mengalihkan rasa
1. Tekanan darah berubah aktivitas menurun 1. Kolaborasi ketidaknyamanan yang dialami pasien
>20% dari kondisi istirahat 8. aritmia setelah dengan ahli gizi 4. untuk melatih grak mobilisasi pasien
2. Gambaran EKG menunjukan aktivitas menurun tentang cara selama dirawat
aritmia saat/setelah aktivitas 9. sianosis menurun meningkatkan  
3. Gambaran EKG menunjukan 10. perasaan lemah asupan Edukasi :
iskemia menurun makanan. 1. untuk memberikan kenyamanan
4. Sianosis 11. saturasi oksigen pasien saat beristirahat
Kondisi Klinis Terkait membaik 2. untuk menunjang proses kesembuhan
1. Anemia 12. frekuensi napas pasien secara bertahap
2. Gagal jantung kongestif membaik 3. agar perawat bisa dengan segera
3. Penyakit jantung koroner 13. EKG iskemia mengkaji dan merencanakan kembali
4. Penyakit katub jantung membaik tindakan keperawatan yang bisa
5. Aritmia diberikan
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 4. agar pasien dapat mengatasi
7. Gangguan metabolik kelelahannya secara mandiri dengan
8. Gangguan musculoskeletal mudah
 
Kolaborasi :
Untuk memaksimalkan penyembuhan
pasien.
4. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Pola napas (L.01004) Manajemen jalan napas Observasi :
Kategori : Fisiologis   (I.01011) 1. untuk mengetahui
Subkategori : Respirasi Definisi ;   pola napas
  Inspirasi dan/atau ekspirasi Observasi (frekuensi,
Definisi yang memberikan ventilasi 1. Monitor pola napas kedalaman, usaha
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak adekuat (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
memberikan ventilasi adekuat.   napas) 2. untuk memonitor
  Kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas bunyi napas
Penyebab Setelah dilakukan tindakan tambahan (mis. gurgling, mengi, tambahan (mis.
1. Depresi pusat pernapasan keperawatan selama 3x24 wheezing, ronkhi kering) Gurgling, mengi,
2. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri jam masalah Pola Napas 3. Monitor sputum (jumlah, wheezing, ronkhi
saat bernapas, kelemahan otot dapat teratasi dengan wama, aroma) kering)
pernapasan) indikator :   3. untuk mengetahui
3. Deformitas dinding dada 1. dispnea menurun Terapeutik jumlah, warna, serta
4. Deformitas tulang dada 2. penggunaan otot bantu 1. Pertahankan kepatenan jalan aroma sputum
5. Gangguan neuromuscular napas menurun napas dengan head-tilt dan Terapeutik :
6. Gangguan neurologis (mis. 3. pemanjangan fase chin-lift (jaw-thrust jika curiga 1. untuk
Elektroensofalogram [EEG] positif, ekspirasi menurun Terapeutik mempertahankan
cedera kepala, gangguan kejang) 4. ortopnea menurun trauma servikal)
7. Imaturitas Neurologis 5. pernapasan pursed-lip 2. Posisikan semi-Fowler atau kepatenan jalan
8. Penurunan energi menurun Fowler napas dengan
9. Obesitas 6. pernapasan cuping hidung 3. Berikan minum hangat head-tilt dan chin-
10. Posisi tubuh yang menghambat menurun 4. Lakukan fisioterapi dada, jika lift (jaw-thrust jika
ekspansi paru 7. frekuensi napas membaik perlu curiga Terapeutik
5. Lakukan penghisapan lendir trauma servikal)
kurang dari 15 detik
11. Sindrom hipoventilasi 8. kedalaman napas 6. Lakukan 2. agar dapat memposisikan
12. Kerusakan inervasi diafragma membaik hiperoksigenasi sebelum semi-Fowler atau Fowler demi
(kerusakan saraf C5 keatas) 9. ekskursi dada penghisapan kenyamanan pasien
13. Cedera pada medula spinalis endotrakeal 3. agar pasien dapat
14. Efek agen Farmakologis membaik 7. Keluarkan sumbatan mengkonsumsi minum hangat
15. Kecemasan 10. Tekanan ekspirasi benda padat dengan 4. agar dapat melakukan
  membaik forsep McGil fisioterapi dada
Gejala dan Tanda Mayor 11. Tekanan inspirasi 8. Berikan oksigen, jika 5. untuk mebersihkan dan
Subjektif membai perlu mengurangi lendir akukan
1. Dispnea   6. agar dapat menghindari
  Edukasi hipoksemia
Objektif 1. Anjurkan asupan 6. agar dapat mengeluarkan
1. penggunaan otot bantu pernapasan cairan 2000 ml/hari, jika sumbatan benda padat
2. Fase ekspirasi memanjang tidak kontraindikasi 7. agar dapat memberikan
3. Pola napas abnormal (mis. Takipnea, 2. Ajarkan teknik batuk oksigen
Bradipnea, Hiperventilasi, kussmaul, efektif Edukasi :
Cheyne-stokes)   1. agar pasien tidak mengalami
Kolaborasi kontraindikasi
Gejala dan Tanda Minor 1. Kolaborasi pemberian 2. agar pasien dapat batuk
Subjektif bronkodilator, secara efektif
1. Ortopnea ekspektoran, mukolitik,  
jika perlu. Kolaborasi :
Untuk memaksimalkan proses
pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter Thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas Vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah

Kondisi Klinis Terkait


9. Depresi sistem saraf pusat
10. Cedera kepala
11. Trauma thoraks
12. Gullian Barre Syndrome
13. Sclerosis multiple
14. Myasthenia gravis
15. Stroke
16. Kuadriplegia
17. Intoksikasi alcohol
5. Hipervolemia (D.0022) Keseimbangan cairan Manajemen Hipervolemia Observasi :
Kategori : Fisiologis (L.03020) (I.03114) 1. mengetahui adanya
Subkategori : Nutrisi dan Cairan     tanda dan gejala
  Definisi : Observasi hipervolemia pada
Definisi Ekuilibrium antara volume 1. Periksa tanda dan gejala pasien
Peningkatan volume cairan cairan di ruang intraseluler dan hipervolemia (mis. ortopnea, 2. mengetahui
intravaskuler, interstisiel, dan/atau ekstraseluler tubuh dispnea, edema, JVP/CVP penyebab
intraseluler   meningkat, refleks hepatojugular hipervolemia pada
Kriteria hasil : positif, suara napas tambahan) pasien
Penyebab Setelah dilakukan tindakan 2. Identifikasi penyebab 3. mengetahui status
1. Gangguan mekanisme regulasi keperawatan selama 3x24 jam hipervolemia hemoinamik pada
2. Kelebihan asupan cairan masalah Keseimbangan cairan 3. Monitor status hemodinamik pasien
3. Kelebihan asupan natrium dapat teratasi dengan indikator (mis, frekuensi jantung, tekanan 4. mengetahui
4. Gangguan aliran balik vena : darah, MAP, CVP, PAP, PCWP.CO, keseimbangan cairan
5. Efek agen farmakologis (mis. 1. asupan cairan meningkat CI), jika tersedia pasien
Kortikosteroid, 2. output urine meningkat 4. Monitor intake dan output 5. mengetahui adanya
chlorpropaminade, 3. asupan makanan meningkat cairan tanda
tolbutamide, vincristine, 4. edema menurun 5. Monitor tanda hemokonsentrasi pada
tryptilinescarbamazepine) 5. dehidrasi menurun hemokonsentrasi (mis. kadar pasien
natrium, BUN, hematokrit, berat 6. mengetahui tanda
Gejala dan Tanda Mayor jenis urine) peningkatan onkotik
Subjektif 6. Monitor tanda peningkatan plasma pada pasien
Ortopnea tekanan onkotik plasma (mis 7. memastikan cairan
Dispnea kadar jenis albumin meningkat) IV yang masuk sesuai
Paroxysmal nocturnal dyspnea 7. Monitor kecepatan infus secara kebutuhan pasien
(PND) ketat
 
  8. mengatahui adanya efek samping diuretic pada pasien
 
Terapeutik :
1. Mengetahui adanya penambahan atau pengurangan berat badan pasien
2. mengurangi asupan cairan dan garam agar keseimbangan cairan kembali
normal
3. mempertahankan kenyamanan, meningkatkan ekspansi paru, dan
memaksimalkan oksigenasi pasien
 
Edukasi :
1. agar haluaran urin pasientetap terpantau sehingga perfusi renal,
kecukupan penggantian cairan dan kebutuhan serta status cairan pasien
dapat segara ditangani jika terjadi ketidakseimbangan
2. agar BB pasien tetap terpantau sehingga, kecukupan penggantian cairan
dan kebutuhan serta status cairan pasien dapat segera ditangani jika terjadi
ketidakseimbangan
3. agar pasien mengetahui cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairannya secara mandiri
4. agar pasien dapat mengontrol intake dan output cairan secara mandiri
 
Kolaborasi :
1. untuk membantu mengeluarkan kelebihan garam dan air dalam tubuh
melalui urin .
2. mengatur keseimbangan cairan pasien dan membantu kerja ginjal
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Kode Implementasi Evaluasi
Diagnosa

(D.0009) Perawatan sirkulasi S:


Observasi
1. memeriksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian O:
kapiler, warna, suhu, brachial index) A:
2. mengidentifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis. diabetes, P:
perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
3. Memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
 
Terapeutik
1. menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2. menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. menghindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang
cedera
4. melakukan pencegahan infeksi
5. melakukan perawatan kaki dan kuku
6. melakukan hidrasi
 
Edukasi
1. menganjurkan berhenti merokok
2.menganjurkan berolahraga rutin
3.menganjurkan mengecek air mandi untuk menghindari
kulit terbakar
4. menganjurkan menggunakan obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
5. menganjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
6. menganjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
beta
7. menganjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit kering pada kaki)
8. menganjurkan program rehabilitasi vaskular
9. mengajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
(mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
10. menginformasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang

(D.0008) Observasi S:
1. mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, O:
paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP) A:
2. mengidentifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah P:
jantung (meliputi peningkatan
berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Memonitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik,
jika perlu)
4. Memonitor intake dan output cairan
5. Memonitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
6. Memonitor saturasi oksigen
7. Memonitor keluhan nyeri dada (mis. intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, presivitasi yang
mengurangi nyeri)
8. Memonitor EKG 12 sadapan
9. Memonitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) Monitor nilai
laboratorium jantung (mis. elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-
BNP)
10. Memonitor fungsi alat pacu jantung
11. memeriksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
12. memeriksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis. beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel
blocker, digoksin)
Terapeutik
1. memposisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
2. memberikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
3. menggunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten,
sesuai indikasi
4. memfasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
sehat
5. memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
6. memberikan dukungan emosional dan spiritual
7. memberikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
>94%
 
Edukasi
1. menganjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2. menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3. menganjurkan berhenti merokok
4. mengajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
harian
5. mengajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output
cairan harian

(D.0056) Manajemen energi S:


 
Observasi O:
1. mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan A:
kelelahan P:
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
 
Terapeutik
1. menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
cahaya, suara, kunjungan)
2. melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
 
Edukasi
1. menganjurkan tirah baring
2. menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4. mengajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
 
Kolaborasi
1. mengkolaborasikan dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
(D.0005) Manajemen jalan napas S:
 
Observasi O:
1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) A:
2. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, P:
wheezing, ronkhi kering)
3. Memonitor sputum (jumlah, wama, aroma)
 Terapeutik
1. mempertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga Terapeutik
trauma servikal)
2. memposisikan semi-Fowler atau Fowler
3. memberikan minum hangat
4. melakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. melakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
6. mengeluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGil
7. memberikan oksigen, jika perlu
 Edukasi
1. menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. mengkolaborasikan pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
(D.0022) Manajemen Hipervolemia S:
 
Observasi O:
1. memeriksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, dispnea, A:
edema, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular positif, suara napas P:
tambahan)
2. mengidentifikasi penyebab hipervolemia
3. Memonitor status hemodinamik (mis, frekuensi jantung, tekanan
darah, MAP, CVP, PAP, PCWP.CO, CI), jika tersedia
4. Memonitor intake dan output cairan
5. Memonitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis urine)
6. Memonitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis kadar
jenis albumin meningkat)
7. Memonitor kecepatan infus secara ketat
8. Memonitor efek samping diuretik (mis hipotensi ortortostatik,
hipovolemia, hipoka hiponatremia)

Terapeutik
1. menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
2. membatasi asupan cairan dan garam
3. meninggikan kepala tempat tidur 30-40
 
 Edukasi
1. menganjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6
jam
2. menganjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari
3. mengajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran
cairan
4. mengajarkan cara membatasi cairan
 
Kolaborasi
1. mengkolaborasikan pemberian diuretik Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretik
2. mengkolaborasikan pemberian continuous renal replacement
therapy (CRRT), jika perlu
Daftar Pustaka
Yulianti, Chanif, 2021. "Penerapan Perubahan Posisi Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada
Asuhan Keperawatan Pasien Congestive Heart Failure". Ners Muda, Vol 2 No 2,
 
Aspiani Yuli Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC.
 
Andre Saferi dkk, 2013. KMB 2 (Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori Dan Contoh Askep). Yogyakarta : Nuha Medika.
 
Wijaya Andra Saferi& Putri Yessie.2013. Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa 1).Yogyakarta: Nuha Medika.
Terima
Kasih
CRÉDITOS: Esta plantilla para presentaciones es una
creación de Slidesgo, e incluye iconos de Flaticon,
infografías e imágenes de Freepik

Anda mungkin juga menyukai