Anda di halaman 1dari 31

KASUS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Sistem Hematologi
Dosen Pengampu:
Devia Putri Lenggogeni, M.Kep., Ns. Sp.Kep. MB

Oleh:
Anggea Pahmareza 2011311048 Nurul Sakinah 2011311024

Adinda Tri Kurnia Putri Rahmadoni Saputra 2011311012


2011313001
Rahmi Dwi Syaputri 2011312064
Muhammad Usamah Prasetiyo
Reni Wahyuni 2011311033
2011311027
Robiatul Adawiyah 2011311006
Mutia Salsabilla 2011311018
Roza Armayuni 2011311051
Najma Kemala 2011312010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022

KASUS 1

Gusi Ny.E sering berdarah

Ny E, 35 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak pada sendi siku tangan kanan
dan mata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk tidak berdahak dan
pilek 1 minggu. Badan sering terasa lemah dan cepat lelah, pusing dan sering pucat. Perut
membesar secara perlahan sejak 2 tahun terakhir, gusi sering berdarah saat menyikat gigi,
timbul benjolan di daerah leher yang tidak nyeri.

Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran E4M6V5, tanda vital dalam batas normal, pasien
tampak anemis, pembesaran kelenjar getah bening di auricular posterior, submandibula,
supraclavicula sinistra ukuran 6x8 cm, multiple, berbenjol-benjol, konsistensi padat, batas
tidak tegas. Batas mediastinum yang melebar, abdomen tampak cembung, hepatomegali,
splenomegali, pembesaran kelenjar getah bening inguinal, ekstremitas tampak anemis, edema
pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila digerakkan.

Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan hemoglobin 6,6 gr/dl,


leukositosis231.600/mm3, trombositopenia 24.000/mm3. Elektrolit dalam batas normal,
ureum dan kreatini normal, urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit,
leukosituria. Pemeriksaan radiologis foto thoraks didapatkan adanya massa di mediastinum.

Selama perawatan telah dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap yaitu, hapusan darah
tepi, kultur darah, kultur urin, uji kepekaan antibiotik, bone marrow punction, dan evaluasi
terhadap cairan serebrospinal.

Pasien didiagnosa Akut Limfoblastik Leukemia (Tipe L2) dengan Gizi Kurang dan sedang
menjalani terapi minggu keempat.

Hasil Evaluasi Darah Tepi

Eritrosit : Normositik normokrom

Leukosit : Jumlah sangat meningkat, didominasi oleh sel-sel dengan gambaran


limfositic series blast > 50%,

Trombosit : Jumlah menurun


Kesan : Akut Leukemia suspek Akut limfoblastik leukemia

Saran : Bone Marrow Punction

Hasil pemeriksaan Bone Marrow Punction

 Selularitas : Hiperseluler
 M:E Ratio :Sukar dievaluasi karena M dan E sangat
sedikit/menurun
 Sistem Eritropoietik :Aktivitas sangat menurun, sukar ditemukan normoblast
 Sistem Granulopoietik : Aktivitas sangat menurun, sukar ditemukan granulosit
 Sistem Trombopoietik : Aktivitas sangat menurun, tidak ditemukan megakariosit
 Tampak sediaan didominasi oleh sel-sel seri limfosit. Limfoblast ± 72,33%, ukuran
besar dan kecil, dinding sel irregular, sitoplasma relative lebar

Kesan:

Akut limfositik leukemia

Suspek type L2

Dengan penekanan sel eritropoietik, granulopoietik, dan trombopoietik.

Terapi spesifik:

 Methotrexate 12 mg/intrathecal
 Vincristine 1,3 mg/intravena
 Dexametason 5 mg/hari per oral

Terapi suportif:

 IVFD D5% 0,45% NS 8 tetes  Paracetamol tab 3x 250 mg, per


makro/menit oral,
 Drip Natrium Bicarbonat 20 cc  Ibuprofen 3x1 tab,
dalam D5% 0,45% NS 22 tetes  Ondancentron 3x2 mg, a.c,
makro/menit  Ranitidine 3x20 mg, intravena
 Cotrimoxazole 2x mg, per oral  Antasida sirup 2x1 sdm
 Gentamycin 2x100 mg, intravena  Trombosit Konsentrat 6 unit
 Packed Red cells 400 cc

Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini

TUGAS 2

6. Buatlah 3 asuhan keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada Tn P. gunakan


pendekatan 3N atau 3S (mulai dari pengkajian sampai intervensi)
7. Apa pendididikan kesehatan yang dapat diberikan pada pasien yang menjalani
kemoterapi
JAWAB :
6. Buatlah 3 asuhan keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada NyE. gunakan
pendekatan 3N atau 3S (mulai dari pengkajian sampai intervensi)
JAWAB :
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Akut Limfoblastik Leukemia (Tipe L2)

B. Keluhan Utama
 Bengkak pada sendi siku tangan kanan danmata kaki kiri sejak lebih dari 1
minggu, demam 1 minggu, batuk tidak berdahak dan pilek 1minggu.

C. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak pada sendi siku tangan
kanan danmata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk
tidak berdahak dan pilek 1minggu. Badan sering terasa lemah dan cepat lelah,
pusing dan sering pucat. Gusi sering berdarah saat menyikat gigi, timbul
benjolandi daerah leher yang tidak nyeri.
 Riwayat Kesehatan Masa lalu
Perut klien membesarsecara perlahan sejak 2 tahun terakhir.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
-
D. Pola kebutuhan dasar
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan :
Ds : pasien mengatakan keluhan bengkak pada sendi siku tangan kanan dan
mata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk tidak
berdahak dan pilek 1 minggu serta ia mengatakan perut membesar sejak 2
tahun terakhir , gusi sering berdarah saat menyikat gigi, timbul benjolan di
daerah leher yang tidak nyeri.
Do : -
2. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum Sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
3. Pola Eliminasi
a. BAB
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
b. BAK
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : dari hasil urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit,
leukosituria.
4. Pola aktivitas dan Latihan
a. Aktivitas
Ds : -
Do : -
b. Latihan
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
5. Pola kognitif dan persepsi :
Ds : -
Do : -
6. Pola persepsi-konsep diri :
Ds : -
Do : -
7. Pola tidur dan istirahat
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
8. Pola peran hubungan :
Ds :
Do :
9. Pola seksual-reproduksi :
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
10. Pola toleransi stress-koping
Ds : -
Do : -
11. Pola nilai kepercayaan
Ds : -
Do : -

E. Pengkajian fisik :
1) Kesadaran = kesadaran E4M6V5
2) Tanda-tanda vital = tanda vital dalam batas normal,
3) Keadaan Fisik
 Kepala dan Leher
a) pasien tampak anemis,
b) pembesaran kelenjar getah bening di auricular posterior, submandibula,
supraclavicula sinistra ukuran 6x8 cm, multiple, berbenjol-benjol,
konsistensi padat, batas tidak tegas.
c) pembesaran kelenjar getah bening inguinal,
 Dada
a) Batas mediastinum yang melebar
 Payudara dan Ketiak = -
 Abdomen
a) abdomen tampak cembung, hepatomegali, splenomegali,
 Genitalia = -
 Ekstremitas
a) ekstremitas tampak anemis,
b) edema pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri
bila digerakkan
 Neurologis = -

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1) Hb: 6,6 gr/dl
2) Leukositosis : 231.600/mm3
3) Trombositopenia : 24.000/mm3
4) Elektrolit dalam batas normal
5) Ureum dan kranitin normal
6) urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit, leukosituria
7) Hapusan Darah Tepi
 Hasil Evaluasi Darah Tepi
a. Eritrosit : Normositik normokrom
b. Leukosit : Jumlah sangat meningkat, didominasi oleh sel-sel
dengan gambaran limfositic series blast > 50%,
c. Trombosit : Jumlah menurun
d. Kesan : Akut Leukemia suspek Akut limfoblastik leukemia
e. Saran : Bone Marrow Punction
8) kultur darah
9) kultur urin
10) uji kepekaan antibiotic
11) Bone Marrow Punction
 Hasil pemeriksaan Bone Marrow Punction

a. Selularitas : Hiperseluler

b. M:ERatio : Sukar dievaluasi karena M dan E sangat sedikit /


menurun

c. Sistem Eritropoietik : Aktivitas sangat menurun, sukar ditemukan


normoblast

d. Sistem Granulopoietik : Aktivitas sangat menurun, sukar ditemukan


granulosit

e. Sistem Trombopoietik : Aktivitas sangat menurun, tidak ditemukan


megakariosit

f. Tampak sediaan didominasi oleh sel-sel seri limfosit. Limfoblast


±72,33%, ukuran besar dan kecil, dinding sel irregular, sitoplasma
relative lebar
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologis foto thoraks didapatkan adanya massa di mediastinum.
G. Terapi
1. Terapi spesifik:
 Methotrexate 12 mg/intrathecal
 Vincristine 1,3 mg/intravena
 Dexametason 5 mg/hari per oral
2. Terapi Suportif
 IVFD D5% 0,45% NS 8 tetes makro/menit
 Drip Natrium Bicarbonat 20 cc dalam D5% 0,45% NS 22 tetes makro/menit
 Cotrimoxazole 2x mg, per oral
 Gentamycin 2x100 mg, intravena
 Paracetamol tab 3x 250 mg, per oral,
 Ibuprofen 3x1 tab,
 Ondancentron 3x2 mg, a.c,
 Ranitidine 3x20 mg, intravena
 Antasida sirup 2x1 sdm
 Trombosit Konsentrat 6 unit
 Packed Red cells 400 cc

H. Pengelompokan data
Data Subjektif Data Objektif
1) Keluhan bengkak
1) didapatkan kesadaran E4M6V5,
pada sendi siku
tangan kanan dan 2) tanda vital dalam batas normal,
mata kaki kiri sejak 3) pasien tampak anemis
lebih dari 1minggu,
demam 1 minggu, 4) pembesaran kelenjar getah bening di auricular postrior,

batuk tidak submandibula, supraclavicula, sinistra ukuran 6x8cm, multiple,

berdahak dan pilek berbenjol-benjol, konsistensi padat, batas tidak tegas. Batas

1 minggu. mediastinum yang melebar,

2) Badan sering terasa 5) abdomen tampak cembung, hepatomegali, splenomegali,


lemah dan cepat
6) pembesaran kelenjar getah bening inguinal
lelah, pusing dan
sering pucat. 7) ektremitas tampak anemis edema pada siku tangan kanan dan
3) Perut membesar
daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila digerakkan.
secara perlahan
sejak 2 tahun 8) Hb: 6,6 gr/dl
terakhir 9) Leukositosis : 231.600/mm3
4) gusi sering
10) Trombositopenia : 24.000/mm3
berdarah saat
menyikat gigi, 11) Elektrolit dalam batas normal
5) timbul benjolan 12) Ureum dan kranitin normal
didaerah leher
13) urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit, leukosituria
yang tidak nyeri.
14) Hapusan Darah Tepi

15) kultur darah

16) kultur urin

17) uji kepekaan antibiotic

18) Bone Marrow Punction

19) Pemeriksaan radiologis foto thoraks didapatkan adanya massa di


mediastinum.

I. Analisa data

DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

DS : Penurunan Perfusi perifer tidak


 Badan sering terasa lemah dan konsentrasi efektif
cepat lelah hemoglobin
 Pusing dan sering pucat.
DO :
 Hb : 6,6 gr/dl
 Pasien tampak anemis
 Edema pada siku tangan
kanan dan daerah calcaneal
kiri disertai nyeri bila
digerakkan.
DS : Kelemahan Intoleransi aktivitas
 Badan sering terasa lemas dan
cepat lelah
 Pusing dan sering pucat
 Demam 1 minggu

DO :
 Edema pada siku tangan
kanan dan daerah calcaneal
kiri disertai nyeri bila
digerakkan.
DS : Gangguan koagulasi Risiko Perdarahan
 Gusi sering berdarah saat ( trombositopenia),
menyikat gigi gangguan fungsi hati
DO : (hepatomegaly)
 Pembesaran kelenjar getah
bening pembesaran kelenjar
getah bening di auricular
posterior, submandibula,
supraclavicula sinistra ukuran
6x8 cm, multiple, berbenjol-
benjol, konsistensi padat,
batas tidak tegas.
 Hasil pemeriksaan abdomen
adanya hepatomegaly
 Hb rendah : 6,6 gr/dl
 Trombosit rendah
(tromositopenia) =
24.000/mm3.
J. DIAGNOSA
1. Perkusi perifer tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan badan sering terasa lemah, cepat lelah, pusing,
sering pucat, Hb : 6,6 gr/dl, pasien tampak anemis, edema pada siku tangan
kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila digerakkan.
2. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan badan
sering terasa lemah, cepat lelah, pusing, sering pucat, demam 1 minggu, dan
edema pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila
digerakkan.
3. Resiko Perdarahan dibuktikan dengan gangguan koagulasi ( trombositopenia)
dan gangguan fungsi hati (hepatomegaly)

K. Tabel SLKI dan SIKI

NO Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Perkusi perifer 1. Perfusi Perifer 1. Perawatan Sirkulasi
Definisi : Mengidentifikasi dan
tidak efektif Setelah dilakukan
merawat ara lokal dengan
yang tindakan keperawatan keterbatasan sirkulasi perifer.
berhubungan selama 3 x 24 jam Tindakan :
dengan diharapkan perfusi  Observasi
- Periksa sirkulasi perifer (mis.
penurunan perifer tidak efektif
Nadi perifer, edema,
konsentrasi kembali efektif pengisian kapiler, warna,
suhu, angkle branchial index)
hemoglobin ditandai dengan :
- Identifikasi faktor resiko
ditandai dengan  Warna kulit pucat gangguan sirkulasi
badan sering cukup meningkat - Monitor panas, kemerahan,
nyeri atau bengkak pada
terasa lemah,  Edema perifer ekstermitas.
cepat lelah, sedang
 Terapeutik
pusing, sering  Nyeri ekstremitas - Hindari pemasangan infus dan
pucat, Hb : 6,6 pengambilan darah di area
cukup meningkat
keterbatasan perfusi
gr/dl, pasien  Kelemahan otot - Hindari pengukuran tekanan
tampak anemis, darah pada ekstermitas
cukup meningkat
dengan batasan perfusi
edema pada siku
tangan kanan dan  Edukasi
daerah calcaneal - Anjurkan olahraga rutin
kiri disertai nyeri - Anjukan perawatan merawat
kulit yang tepat.
bila digerakkan. - Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi.

2. Manajemen Sensari Perifer


Definisi : mengidentifikasi dan
mengelola ketidaknyamanan pada
perubahan sensasi perifer

Tindakan
 Observasi
- Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
- Monitor perubahan kulit
 Terapeutik
- Hindari pemakaian benda-
benda yang berlebihan
suhunya.
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu.
2 Intoleransi 1. Toleransi 1. Manajemen Energi
Definisi : Mengidentifikasi dan
aktivitas yang Aktivitas
mengelola penggunaan energi untuk
berhubungan Setelah dilakukan mengatasi atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan proses
dengan tindakan keperawatan
pemulihan
kelemahan selama 3 x 24 jam
Tindakan :
ditandai dengan diharapkan intoleransi
 Observasi
badan sering aktivitas kembali - Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
terasa lemah, normal ditandai
kelelahan
cepat lelah, dengan : - Monitor kelelahan fisik dan
pusing, sering emosional
 Keluhan lelah
- Monitor pola dan jam tidur
pucat, demam 1 cukup menurun - Monitor lokasi dan
minggu, dan  Perasaan lemah ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
edema pada siku cukup menurun  Terapeutik
tangan kanan dan  Warna kulit cukup - Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
daerah calcaneal membaik (misalnya : cahaya, suara,
kiri disertai nyeri kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
bila digerakkan. pasif dan aktif
- Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
 Edukasi
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawta jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurnagi kelelahan.
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

2. Terapi Aktivitas
Definisi : Menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan frekuensi atau durasi
aktivitas individu atau kelompok.
Tindakan :
 Observasi
- Identifikasi defisit tingkat
aktivitas.
- Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas
tertentu
- Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan.

 Terapeutik
- Fasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang dialami
- Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis
dan sosial.
- Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
- Faslitasi makna aktivitas
yang dipilih
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
 Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas
sehari-hari, jika perlu
- Anjurkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
- Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktivitas kolaborasi

3 Risiko 1. Tingkat 1. Pencegahan Perdarahan


Perdarahan perdarahan Definisi: Mengidentifikasi dan
dibuktikan Setelah dilakukan menurunkan risiko atau komplikasi
dengan tindakan keperawatan stimulus yang menyebabkan
gangguan selama 3 x 24 jam perdarahan atau risiko perdarahan.
koagulasi diharapkan Risiko Tindakan
( trombositopeni perdarahan berkurang  Observasi:
a) dan gangguan ditandai dengan : - Monitor tanda dan gejala
fungsi hati  Kelembapan perdarahan
(hepatomegaly) membrane mukosa - Monitor nilai
cukup meningkat hematokrit/hemoglobin
 Hemoglobin sedang sebelum dan setelah
kehilangan darah’
- Monitor koagulasi
 Terapeutik
- Batasi tindakan invasive
 Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan
- Kolaborasi pemberian
produk darah

7. Apa pendididikan kesehatan yang dapat diberikan pada pasien yang menjalani
kemoterapi?
Pendididikan kesehatan yang dapat diberikan pada pasien yang menjalani
kemoterapi adalah dengan membantu nya dalam meningkatkan pengetahuan, motivasi
dan kesempatan untuk membuat suatu keputusan tentang kesehatannya. Penetapan
strategi pembelajaran digunakan untuk memastikan bahwa seseorang mendapatkan
perawatan kesehatan yang sesuai dengan masalah yang mereka hadapi (Edelman, &
Mandle, 2010). Pendidikan kesehatan meliputi perawatan diri, pemberdayaan diri, dan
menurunkan tingkat ketergantungan dengan sistem perawatan kesehatan. Tujuan
pendidikan kesehatan adalah membantu seseorang, keluarga dan komunitas mencapai
derajat kesehatan melalui inisiatif dan tindakan mereka sendiri, dengan cara
memberikan informasi yang positif tentang gaya hidup untuk mencegah penyakit akut
dan kronik, menurunkan kecacatan, serta meningkatkan kesejahteraan (Edelman, &
Mandle, 2010). Saat Ny E. menjalani kemoterapi perlu semangat dan motivasi dari
keluarga, orang terdekat,perawat serta dari dirinya sendiri.Ny. E juga harus tetap
merawat dan memperhatikan keadaan dirinya seperti gaya hidupnya yang tidak
semakin buruk saat kemoterapi.Perawat bisa memberikan arahan bagaimana
seharusnya gaya hidup Ny.E saat kemoterapi,seperti memberi peringatan terhadap
makanan yang harus dihindari.

8.
KASUS 2
Ny. S lemas

Ny, S , 35 tahun, dirawat dengan keluhan lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah lelah
meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun sudah beristirahat. Keluhan
lemas mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi
terus menerus sepanjang hari. Lemas tidak membaik dengan istirahat. Pasien tidak dapat
melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja. Hal ini
menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Pasien mengeluhkan
batuk dan tubuh agak hangat dalam dua hari terakhir dan mudah lebam atau memar. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes melllitus. Namun pasien memang
didiagnosa oleh dokter dua tahun yang lalu dengan kondisi Anemia.

Saat dilakukan pengkajian pasien tidak mengalami stres mengenai keuangan, keluarga, dan
pekerjaan. Keluarga pasien saling mendukung dalam hal apapun. Pasien mengatakan
lingkungan sekitar rumah dalam keadaan bersih, bebas dari polusi dan bahaya. Pasien
membuka usaha laundry dan mengatakan usahanya cukup maju dan banyak pelanggan,
sehingga sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika sedang banyak pekerjaan.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum tampak sedang, kesadaran


komposmentis. BB pasien 45 kg, TB 163 cm. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di
dapatkan tekanan darah:90/70 mmHg, frekuensi denyut nadi: 94x/menit, pernapasan:
28x/menit dan suhu: 37,8°C, capillary refill time (CRT) 4 detik. Konjungtiva mata anemis,
sklera anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral
hygiene cukup. Pemeriksan leher dalam batas normal. Pemeriksaan jantung, dan paru dalam
batas normal. Pemeriksaan abdomen dudapatkan distensi (-), bising usus normal, timpani (+),
nyeri tekan (-), hepar dan lien todak teraba. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas
normal, tidak sianosis, tidak oedem, dan akral hangat. Status neurologis: reflek fisiologis
normal, reflek patologi(‐).

Pasien juga mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam pasien
mengatakan sulit tidur, mudah terbangun, tidak puas tidur, tampak lesu serta klien tampak
mengantuk pada siang hari.
Hasil pemeriksaan labor: Hemoglobin 4,60 gr/dl: Jumlah Lekosit : 6.900 /l, Hematokrit 18
%, Trombosit 494.000 sel/ l , Golongan Darah O+ , Ureum 26 mg/dl , Kreatinin 0.70 mg/dl,
Gula Darah Sewaktu 97 mg/d

Saat ini pasien terpasang infus Nacl 20 tetes permenit. Terapi pengobatan: Omeprazol2x20
mg Emibion 2x500 mg Asam folat 3x500 mg Curcuma 3x500 mg Paracetamol 1x500 mg.
Pasien direncanakan untuk tranfusi PRC.

Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini

TUGAS 2

8. Buatlah 3 asuhan keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada Tn P. Gunakan


pendekatan ( 3N atau 3S )mulai dari pengkajian sampai intervensi
9. Jelaskan intervensi yang akan dilakukan dalam mengatasi kondisi yang dialami pasien
JAWAB :
8. Buatlah 3 asuhan keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada Tn P. Gunakan
pendekatan 3N atau 3S )mulai dari pengkajian sampai intervensi
JAWAB :
A. Identitas
1) Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa Medis : Anemia
2) Identitas penanggung jawab
-
B. Keluhan Utama
Keluhan lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah lelah meskipun hanya
jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun sudah beristirahat.
C. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluhkan keluhan lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah
lelah meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun sudah
beristirahat. Keluhan lemas mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS. Lemas
dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi terus menerus sepanjang hari.
Lemas tidak membaik dengan istirahat. Pasien mengeluhkan batuk dan tubuh
agak hangat dalam dua hari terakhir dan mudah lebam atau memar.
2) Riwayat kesehatan dahulu
 Pasien didiagnosa oleh dokter dua tahun yang lalu dengan kondisi
Anemia.
3) Riwayat kesehatan keluarga
-
D. Pola Kebutuhan Dasar
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan :
Ds : Keluhan lemas mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS..
Do : -
2. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum Sakit
Ds : sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika sedang
banyak pekerjaan.
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : BB 45 kg
3. Pola Eliminasi
a. BAB
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
b. BAK
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do :-
4. Pola aktivitas dan Latihan
a. Aktivitas
Ds : mudah lelah meskipun hanya jalan dari kamar mandi, Pasien tidak
dapat melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-
duduk saja.
Do : -
b. Latihan
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
5. Pola kognitif dan persepsi :
Ds : -
Do : -
6. Pola persepsi-konsep diri :
Ds : -
Do : -
7. Pola tidur dan istirahat
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : Pasien mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam
pasien mengatakansulit tidur, mudah terbangun, tidak puas tidur, tampak
lesu serta klien tampak mengantuk pada siang hari.
Do : -
8. Pola peran hubungan
Ds : Keluarga pasien saling mendukung dalam hal apapun.
Do :-
9. Pola seksual-reproduksi
 Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
 Saat sakit
Ds : -
Do : -
10. Pola toleransi stress-koping
Ds : pasien tidak mengalami stres mengenai keuangan, keluarga, dan
pekerjaan.
Do : -
11. Pola nilai kepercayaan
Ds : -
Do : -

E. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran = tampak sedang, kesadaran komposmentis
2. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah:90/70 mmHg
 frekuensi denyut nadi: 94x/menit
 pernapasan: 28x/menit
 suhu: 37,8°C
 capillary refill time (CRT) 4 detik.
3. Keadaan Fisik
 Kepala dan Leher
a. Konjungtiva mata anemis
b. sklera anikterik
c. Telinga dan hidung dalam batas normal.
d. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup.
e. Pemeriksan leher dalam batas normal.
 Dada
a. Pemeriksaan jantung, dan paru dalam batas normal
 Payudara dan Ketiak = -
 Abdomen
a. Pemeriksaan abdomen dudapatkan distensi (-), bising usus normal,
timpani (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien todak teraba.
 Genitalia = -
 Ekstremitas
a. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis,
tidak oedem, dan akral hangat.
 Neurologis
a. reflek fisiologis normal
b. reflek patologi(‐).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
 Hemoglobin 4,60 gr/dl
 Jumlah Lekosit : 6.900 /l
 Hematokrit 18 %
 Trombosit 494.000 sel/l
 Golongan Darah O+
 Ureum 26 mg/dl
 Kreatinin 0.70 mg/dl
 Gula Darah Sewaktu 97 mg/dl
G. Terapi
 Omeprazol 2x20 mg
 Emibion 2x500 mg
 Asam folat 3x500 mg
 Curcuma 3x500 mg
 Paracetamol 1x500 mg

H. Pengelompokkan Data

Data Subjektif Data Objektif


1) Keluhan lemas, mual, mata 1. Kesadaran = tampak sedang,
berkunang-kunang, mudah Lelah kesadaran komposmentis
meskipun hanya jalan dari kamar 2. Tanda-tanda vital
mandi dan tetap lesu meskipun  Tekanan darah:90/70 mmHg
sudah beristirahat.  frekuensi denyut nadi: 94x/menit
2) Pasien mengeluhkan batuk dan  pernapasan: 28x/menit
tubuh agak hangat dalam dua hari
 suhu: 37,8°C
terakhir dan mudah lebam atau
 capillary refill time (CRT) 4 detik.
memar.
3. Konjungtiva mata anemis
3) Pasien mengatakan tidak memiliki
4. sklera anikterik
riwayat hipertensi, diabetes
5. Telinga dan hidung dalam batas
melllitus. Namun pasien memang
normal.
didiagnosa oleh dokter dua
6. Pada mulut tampak gigi dan oral
tahunyang lalu dengan kondisi
hygiene cukup.
Anemia.
7. Pemeriksan leher dalam batas
4) Pasien tidak mengalami stres
normal.
mengenai keuangan, keluarga,
8. Pemeriksaan jantung, dan paru dalam
danpekerjaan.
batas normal
5) Keluarga pasien saling mendukung.
9. Pemeriksaan abdomen dudapatkan
6) Pasien mengatakan lingkungan
distensi (-), bising usus normal,
sekitar rumah dalam keadaan bersih,
timpani (+), nyeri tekan (-), hepar dan
bebas dari polusi dan bahaya.
lien todak teraba.
7) Pasien membuka usaha laundry dan
10. Ekstremitas superior dan inferior
mengatakan usahanya cukup maju
dalam batas normal, tidak sianosis,
dan banyak pelanggan, sehingga
tidak oedem, dan akral hangat.
sering terlambat makan dan hanya
11. reflek fisiologis normal
makan seadanya jika sedang banyak
12. reflek patologi(‐).
pekerjaan.
13. Hemoglobin 4,60 gr/dl
8) Pasien juga mengatakan selama
14. Jumlah Lekosit : 6.900 /l
sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu
15. Hematokrit 18 %
malam pasien mengatakan sulit
16. Trombosit 494.000 sel/l
tidur, mudah terbangun, tidak puas
17. Golongan Darah O+
tidur, tampak lesu serta klien
18. Ureum 26 mg/dl
tampak mengantuk pada siang hari.
19. Kreatinin 0.70 mg/dl
20. Gula Darah Sewaktu 97 mg/dl
I. Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS: Perkusi perifer tidak Penurunan
 Klien mengeluhkan lemas, efektif konsentrasi
mata berkunang-kunang, hemoglobin
mudah lelah meskipun hanya
jalan dari kamar mandi dan
tetap lesu meskipun sudah
beristirahat.
 Keluhan lemas mulai dirasakan
sejak 4 hari SMRS.
 Lemas dirasakan pada seluruh
tubuh dan terjadi terus menerus
sepanjang hari.
 Lemas tidak membaik dengan
istirahat.
DO:
 Konjugtiva mata anemis
 CRT 4 detik
 Pernapasan 28×/menit
 Hemoglobin 4,60 gr/dl
 Hematokrit 18%
2 DS: Defisit nutrisi Faktor psikologis
 Sering terlambat (keenganan untuk
makan dan hanya makan makan)
seadanya jika sedang banyak
pekerjaan
 Klien mengatakan mual
DO:
 BB = 45 kg
3 DS: Intoleransi aktivitas Kelemahan,
 keluhan lemas, mata ketidakseimbangan
berkunang-kunang, mudah antara suplai dan
lelah kebutuhan oksigen.
meskipun hanya jalan dari
kamar mandi
 tetap lesu meskipun sudah
beristirahat.
 Keluhan lemas mulai
dirasakan sejak 4 hari SMRS.
 Lemas dirasakan pada seluruh
tubuh dan terjadi terus
menerus sepanjang hari.
 Lemas tidak membaik dengan
istirahat.
 Pasien tidak dapat melakukan
aktivitas sehingga hanya bisa
berbaring dan duduk-duduk
saja.
DO:
 Konjungtiva mata anemis
 Frekuensi pernapasan
28×/menit

J. Diagnosa
1. Perkusi perifer tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin dibuktikan dengan klien mengeluhkan lemas, mata berkunang-kunang,
mudah lelah meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun
sudah beristirahat. Konjugtiva mata anemis, CRT 4 detik, pernapasan 28×/menit,
hemoglobin 4,60 gr/dl, dan hematokrit 18%
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keenganan untuk
makan)dibuktikan dengan sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika
sedang banyak pekerjaan, klien mengatakan mual, BB = 45 kg
3. Intoleren Aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.dibuktikan dengan keluhan lemas, mata
berkunang-kunang, mudah lelah meskipun hanya jalan dari kamar mandi tetap lesu
meskipun sudah beristirahat, pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehingga
hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja, konjungtiva mata anemis, dan
frekuensi pernapasan 28×/menit
K. Tabel SLKI dan SIKI

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


1. Perkusi perifer tidak 1. Perfusi Perifer 1. Perawatan Sirkulasi
Tidak Efektif Definisi : Mengidentifikasi dan
efektif yang
merawat ara lokal dengan
berhubungan dengan Setelah dilakukan keterbatasan sirkulasi perifer.
asuhan keperawatan
penurunan selama 3 x 24 jam Tindakan :
konsentrasi diharapkan perfusi  Observasi
perifer kembali efektif - Periksa sirkulasi perifer
hemoglobin ditandai dengan: (mis. Nadi perifer, edema,
dibuktikan dengan  Warna kulit pucat pengisian kapiler, warna,
cukup menurun suhu, angkle branchial
klien mengeluhkan
 Kelemahan otot index)
lemas, mata cukup menurun - Identifikasi faktor resiko
berkunang-kunang,  Tekanan darah gangguan sirkulasi
diastolic cukup
mudah lelah membaik  Terapeutik
meskipun hanya jalan - Hindari pemasangan infus
dan pengambilan darah di
dari kamar mandi dan area keterbatasan perfusi
tetap lesu meskipun - Hindari pengukuran
tekanan darah pada
sudah beristirahat. ekstermitas dengan batasan
Konjugtiva mata perfusi

anemis, CRT 4 detik,  Edukasi


pernapasan - Anjurkan olahraga rutin
- Anjukan perawatan
28×/menit, merawat kulit yang tepat.
hemoglobin 4,60 - Anjurkan progra diet untuk
memperbaiki sirkulasi.
gr/dl, dan hematokrit
18% 2. Manajemen Sensari Perifer
Definisi : mengidentifikasi dan
mengelola ketidaknyamanan pada
perubahan sensasi perifer

Tindakan
 Observasi
- Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
- Monitor perubahan kulit
 Terapeutik
- Hindari pemakaian benda-
benda yang berlebihan
suhunya. .

2. Defisit nutrisi 1. Status Nutrisi 1. Manajemen Nutrisi


Definisi: Mengidentifikasi dan
berhubungan dengan Setelah dilakukan mengelola asupan nutrisi yang
faktor psikologis tindakan asuhan seimbang
keperawatan selama 3 x Tindakan
(keenganan untuk 24 jam diharapkan  Observasi
makan)dibuktikan asupan nutrisi cukup - Identifikasi status nutrisi
untuk - dentifikasi alergi dan
dengan sering memenuhi kebutuhan intoleransi makanan
terlambat makan dan metabolism dengan - Identifikasi makanan yang
kriteria hasil: disukai
hanya makan
 Porsi makanan yang - Monitor asupan makanan
seadanya jika sedang dihabiskan cukup - Monitor berat badan
meningkat - Monitor hasil pemeriksaan
banyak pekerjaan,
 Verbalisasi laboratorium
klien mengatakan keinginan untuk
meningkatkan nutrisi  Terapeutik
mual, BB = 45 kg
cukup meningkat - Lakukan oral hygiene
 Perasaan cepat sebelum makan jika perlu
kenyang sedang - Fasilitasi menentukan
 Berat badan sedang pedoman diet (mis.
 Frekuensi makan Piramida makanan)
cukup membaik - Sajikan makanan secara
 Nafsu makan cukup menarik dan suhu yang
membaik sesuai
- Berikan makanan tinggi
kalori tinggi protein
- Berikan suplemen makanan,
jika perlu

 Edukasi
- Ajarkan diet yang
diprogramkan

 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untukmenentukan
jumlah kalori
3 Intoleransi aktivitas 1. Toleransi Aktivitas 1. Manajemen Energi
adalah ketidk Definisi : Mengidentifikasi dan
cukupan energi untuk Setelah dilakukan mengelola penggunaan energi
tindakan keperawatan untuk mengatasi atau mencegah
melakukan aktivitas
kelelahan dan mengoptimalkan
sehari-hari b.d selama 3 x 24 jam proses pemulihan
ketidakseimbangan
diharapkan intoleransi
antara suplai dan Tindakan :
kebutuhan oksigen aktivitas kembali normal  Observasi
d.d Mengeluh lelah ditandai dengan : - Identifikasi gangguan
Merasa lemah fungsi tubuh yang
 Kemudahan dalam mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan
emosional
sehari-hari sedang - Monitor pola dan jam tidur
 Jarak berjalan sedang - Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
 Keluhan lelah cukup melakukan aktivitas
menurun  Terapeutik
- Sediakan lingkungan
 Perasaan lemah cukup nyaman dan rendah
menurun stimulus (misalnya :
cahaya, suara, kunjungan)
 Warna kulit cukup - Lakukan latihan rentang
membaik gerak pasif dan aktif
 Edukasi
 Frekuensi napas - Anjurkan melakukan
sedang aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawta jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurnagi
kelelahan.
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

2. Terapi Aktivitas
Definisi : Menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan frekuensi atau durasi
aktivitas individu atau kelompok.

Tindakan :
 Observasi
- Identifikasi defisit tingkat
aktivitas.
- Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan
- Monitor respons emosional,
fisik, sosial dan spiritual
terhadap aktivitas.

 Terapeutik
- Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis dan sosial.
- Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
- Fasilitasi aktivitas motorik
untuk merelaksasi otot.
 Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas
sehari-hari, jika perlu
- Anjurkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
- Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktivitas kolaborasi.

9. Jelaskan intervensi yang akan dilakukan dalam mengatasi kondisi yang dialami pasien
JAWAB : Intervensi Keperawatan (Edukasi)

A. Perawatan Sirkulasi
1. Anjurkan berolahraga rutin
2. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
3. Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
4. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
B. Manajemen nutrisi
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Rasional : Meningkatkan Informasi dan Kemandirian dalam menjaga asupan
makanan
C. Manajemen Energi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Anda mungkin juga menyukai