Sistem Hematologi
Dosen Pengampu:
Devia Putri Lenggogeni, M.Kep., Ns. Sp.Kep. MB
Oleh:
Anggea Pahmareza 2011311048 Nurul Sakinah 2011311024
KASUS 1
Ny E, 35 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak pada sendi siku tangan kanan
dan mata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk tidak berdahak dan
pilek 1 minggu. Badan sering terasa lemah dan cepat lelah, pusing dan sering pucat. Perut
membesar secara perlahan sejak 2 tahun terakhir, gusi sering berdarah saat menyikat gigi,
timbul benjolan di daerah leher yang tidak nyeri.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran E4M6V5, tanda vital dalam batas normal, pasien
tampak anemis, pembesaran kelenjar getah bening di auricular posterior, submandibula,
supraclavicula sinistra ukuran 6x8 cm, multiple, berbenjol-benjol, konsistensi padat, batas
tidak tegas. Batas mediastinum yang melebar, abdomen tampak cembung, hepatomegali,
splenomegali, pembesaran kelenjar getah bening inguinal, ekstremitas tampak anemis, edema
pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila digerakkan.
Selama perawatan telah dilakukan pemeriksaan laboratorium lengkap yaitu, hapusan darah
tepi, kultur darah, kultur urin, uji kepekaan antibiotik, bone marrow punction, dan evaluasi
terhadap cairan serebrospinal.
Pasien didiagnosa Akut Limfoblastik Leukemia (Tipe L2) dengan Gizi Kurang dan sedang
menjalani terapi minggu keempat.
Selularitas : Hiperseluler
M:E Ratio :Sukar dievaluasi karena M dan E sangat
sedikit/menurun
Sistem Eritropoietik :Aktivitas sangat menurun, sukar ditemukan normoblast
Sistem Granulopoietik : Aktivitas sangat menurun, sukar ditemukan granulosit
Sistem Trombopoietik : Aktivitas sangat menurun, tidak ditemukan megakariosit
Tampak sediaan didominasi oleh sel-sel seri limfosit. Limfoblast ± 72,33%, ukuran
besar dan kecil, dinding sel irregular, sitoplasma relative lebar
Kesan:
Suspek type L2
Terapi spesifik:
Methotrexate 12 mg/intrathecal
Vincristine 1,3 mg/intravena
Dexametason 5 mg/hari per oral
Terapi suportif:
TUGAS 2
B. Keluhan Utama
Bengkak pada sendi siku tangan kanan danmata kaki kiri sejak lebih dari 1
minggu, demam 1 minggu, batuk tidak berdahak dan pilek 1minggu.
C. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak pada sendi siku tangan
kanan danmata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk
tidak berdahak dan pilek 1minggu. Badan sering terasa lemah dan cepat lelah,
pusing dan sering pucat. Gusi sering berdarah saat menyikat gigi, timbul
benjolandi daerah leher yang tidak nyeri.
Riwayat Kesehatan Masa lalu
Perut klien membesarsecara perlahan sejak 2 tahun terakhir.
Riwayat Kesehatan Keluarga
-
D. Pola kebutuhan dasar
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan :
Ds : pasien mengatakan keluhan bengkak pada sendi siku tangan kanan dan
mata kaki kiri sejak lebih dari 1 minggu, demam 1 minggu, batuk tidak
berdahak dan pilek 1 minggu serta ia mengatakan perut membesar sejak 2
tahun terakhir , gusi sering berdarah saat menyikat gigi, timbul benjolan di
daerah leher yang tidak nyeri.
Do : -
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum Sakit
Ds : -
Do : -
Saat sakit
Ds : -
Do : -
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
Saat sakit
Ds : -
Do : -
b. BAK
Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
Saat sakit
Ds : -
Do : dari hasil urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit,
leukosituria.
4. Pola aktivitas dan Latihan
a. Aktivitas
Ds : -
Do : -
b. Latihan
Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
Saat sakit
Ds : -
Do : -
5. Pola kognitif dan persepsi :
Ds : -
Do : -
6. Pola persepsi-konsep diri :
Ds : -
Do : -
7. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
Saat sakit
Ds : -
Do : -
8. Pola peran hubungan :
Ds :
Do :
9. Pola seksual-reproduksi :
Sebelum sakit
Ds : -
Do : -
Saat sakit
Ds : -
Do : -
10. Pola toleransi stress-koping
Ds : -
Do : -
11. Pola nilai kepercayaan
Ds : -
Do : -
E. Pengkajian fisik :
1) Kesadaran = kesadaran E4M6V5
2) Tanda-tanda vital = tanda vital dalam batas normal,
3) Keadaan Fisik
Kepala dan Leher
a) pasien tampak anemis,
b) pembesaran kelenjar getah bening di auricular posterior, submandibula,
supraclavicula sinistra ukuran 6x8 cm, multiple, berbenjol-benjol,
konsistensi padat, batas tidak tegas.
c) pembesaran kelenjar getah bening inguinal,
Dada
a) Batas mediastinum yang melebar
Payudara dan Ketiak = -
Abdomen
a) abdomen tampak cembung, hepatomegali, splenomegali,
Genitalia = -
Ekstremitas
a) ekstremitas tampak anemis,
b) edema pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri
bila digerakkan
Neurologis = -
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1) Hb: 6,6 gr/dl
2) Leukositosis : 231.600/mm3
3) Trombositopenia : 24.000/mm3
4) Elektrolit dalam batas normal
5) Ureum dan kranitin normal
6) urinalisa didapatkan adanya hemoglobinuria, eritrosit, leukosituria
7) Hapusan Darah Tepi
Hasil Evaluasi Darah Tepi
a. Eritrosit : Normositik normokrom
b. Leukosit : Jumlah sangat meningkat, didominasi oleh sel-sel
dengan gambaran limfositic series blast > 50%,
c. Trombosit : Jumlah menurun
d. Kesan : Akut Leukemia suspek Akut limfoblastik leukemia
e. Saran : Bone Marrow Punction
8) kultur darah
9) kultur urin
10) uji kepekaan antibiotic
11) Bone Marrow Punction
Hasil pemeriksaan Bone Marrow Punction
a. Selularitas : Hiperseluler
H. Pengelompokan data
Data Subjektif Data Objektif
1) Keluhan bengkak
1) didapatkan kesadaran E4M6V5,
pada sendi siku
tangan kanan dan 2) tanda vital dalam batas normal,
mata kaki kiri sejak 3) pasien tampak anemis
lebih dari 1minggu,
demam 1 minggu, 4) pembesaran kelenjar getah bening di auricular postrior,
berdahak dan pilek berbenjol-benjol, konsistensi padat, batas tidak tegas. Batas
I. Analisa data
DO :
Edema pada siku tangan
kanan dan daerah calcaneal
kiri disertai nyeri bila
digerakkan.
DS : Gangguan koagulasi Risiko Perdarahan
Gusi sering berdarah saat ( trombositopenia),
menyikat gigi gangguan fungsi hati
DO : (hepatomegaly)
Pembesaran kelenjar getah
bening pembesaran kelenjar
getah bening di auricular
posterior, submandibula,
supraclavicula sinistra ukuran
6x8 cm, multiple, berbenjol-
benjol, konsistensi padat,
batas tidak tegas.
Hasil pemeriksaan abdomen
adanya hepatomegaly
Hb rendah : 6,6 gr/dl
Trombosit rendah
(tromositopenia) =
24.000/mm3.
J. DIAGNOSA
1. Perkusi perifer tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan badan sering terasa lemah, cepat lelah, pusing,
sering pucat, Hb : 6,6 gr/dl, pasien tampak anemis, edema pada siku tangan
kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila digerakkan.
2. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan badan
sering terasa lemah, cepat lelah, pusing, sering pucat, demam 1 minggu, dan
edema pada siku tangan kanan dan daerah calcaneal kiri disertai nyeri bila
digerakkan.
3. Resiko Perdarahan dibuktikan dengan gangguan koagulasi ( trombositopenia)
dan gangguan fungsi hati (hepatomegaly)
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
- Monitor perubahan kulit
Terapeutik
- Hindari pemakaian benda-
benda yang berlebihan
suhunya.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu.
2 Intoleransi 1. Toleransi 1. Manajemen Energi
Definisi : Mengidentifikasi dan
aktivitas yang Aktivitas
mengelola penggunaan energi untuk
berhubungan Setelah dilakukan mengatasi atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan proses
dengan tindakan keperawatan
pemulihan
kelemahan selama 3 x 24 jam
Tindakan :
ditandai dengan diharapkan intoleransi
Observasi
badan sering aktivitas kembali - Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
terasa lemah, normal ditandai
kelelahan
cepat lelah, dengan : - Monitor kelelahan fisik dan
pusing, sering emosional
Keluhan lelah
- Monitor pola dan jam tidur
pucat, demam 1 cukup menurun - Monitor lokasi dan
minggu, dan Perasaan lemah ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
edema pada siku cukup menurun Terapeutik
tangan kanan dan Warna kulit cukup - Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
daerah calcaneal membaik (misalnya : cahaya, suara,
kiri disertai nyeri kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
bila digerakkan. pasif dan aktif
- Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawta jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurnagi kelelahan.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
2. Terapi Aktivitas
Definisi : Menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan frekuensi atau durasi
aktivitas individu atau kelompok.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi defisit tingkat
aktivitas.
- Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas
tertentu
- Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan.
Terapeutik
- Fasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang dialami
- Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis
dan sosial.
- Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
- Faslitasi makna aktivitas
yang dipilih
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas
sehari-hari, jika perlu
- Anjurkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
- Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktivitas kolaborasi
7. Apa pendididikan kesehatan yang dapat diberikan pada pasien yang menjalani
kemoterapi?
Pendididikan kesehatan yang dapat diberikan pada pasien yang menjalani
kemoterapi adalah dengan membantu nya dalam meningkatkan pengetahuan, motivasi
dan kesempatan untuk membuat suatu keputusan tentang kesehatannya. Penetapan
strategi pembelajaran digunakan untuk memastikan bahwa seseorang mendapatkan
perawatan kesehatan yang sesuai dengan masalah yang mereka hadapi (Edelman, &
Mandle, 2010). Pendidikan kesehatan meliputi perawatan diri, pemberdayaan diri, dan
menurunkan tingkat ketergantungan dengan sistem perawatan kesehatan. Tujuan
pendidikan kesehatan adalah membantu seseorang, keluarga dan komunitas mencapai
derajat kesehatan melalui inisiatif dan tindakan mereka sendiri, dengan cara
memberikan informasi yang positif tentang gaya hidup untuk mencegah penyakit akut
dan kronik, menurunkan kecacatan, serta meningkatkan kesejahteraan (Edelman, &
Mandle, 2010). Saat Ny E. menjalani kemoterapi perlu semangat dan motivasi dari
keluarga, orang terdekat,perawat serta dari dirinya sendiri.Ny. E juga harus tetap
merawat dan memperhatikan keadaan dirinya seperti gaya hidupnya yang tidak
semakin buruk saat kemoterapi.Perawat bisa memberikan arahan bagaimana
seharusnya gaya hidup Ny.E saat kemoterapi,seperti memberi peringatan terhadap
makanan yang harus dihindari.
8.
KASUS 2
Ny. S lemas
Ny, S , 35 tahun, dirawat dengan keluhan lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah lelah
meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun sudah beristirahat. Keluhan
lemas mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi
terus menerus sepanjang hari. Lemas tidak membaik dengan istirahat. Pasien tidak dapat
melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja. Hal ini
menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Pasien mengeluhkan
batuk dan tubuh agak hangat dalam dua hari terakhir dan mudah lebam atau memar. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes melllitus. Namun pasien memang
didiagnosa oleh dokter dua tahun yang lalu dengan kondisi Anemia.
Saat dilakukan pengkajian pasien tidak mengalami stres mengenai keuangan, keluarga, dan
pekerjaan. Keluarga pasien saling mendukung dalam hal apapun. Pasien mengatakan
lingkungan sekitar rumah dalam keadaan bersih, bebas dari polusi dan bahaya. Pasien
membuka usaha laundry dan mengatakan usahanya cukup maju dan banyak pelanggan,
sehingga sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika sedang banyak pekerjaan.
Pasien juga mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam pasien
mengatakan sulit tidur, mudah terbangun, tidak puas tidur, tampak lesu serta klien tampak
mengantuk pada siang hari.
Hasil pemeriksaan labor: Hemoglobin 4,60 gr/dl: Jumlah Lekosit : 6.900 /l, Hematokrit 18
%, Trombosit 494.000 sel/ l , Golongan Darah O+ , Ureum 26 mg/dl , Kreatinin 0.70 mg/dl,
Gula Darah Sewaktu 97 mg/d
Saat ini pasien terpasang infus Nacl 20 tetes permenit. Terapi pengobatan: Omeprazol2x20
mg Emibion 2x500 mg Asam folat 3x500 mg Curcuma 3x500 mg Paracetamol 1x500 mg.
Pasien direncanakan untuk tranfusi PRC.
TUGAS 2
E. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran = tampak sedang, kesadaran komposmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah:90/70 mmHg
frekuensi denyut nadi: 94x/menit
pernapasan: 28x/menit
suhu: 37,8°C
capillary refill time (CRT) 4 detik.
3. Keadaan Fisik
Kepala dan Leher
a. Konjungtiva mata anemis
b. sklera anikterik
c. Telinga dan hidung dalam batas normal.
d. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup.
e. Pemeriksan leher dalam batas normal.
Dada
a. Pemeriksaan jantung, dan paru dalam batas normal
Payudara dan Ketiak = -
Abdomen
a. Pemeriksaan abdomen dudapatkan distensi (-), bising usus normal,
timpani (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien todak teraba.
Genitalia = -
Ekstremitas
a. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis,
tidak oedem, dan akral hangat.
Neurologis
a. reflek fisiologis normal
b. reflek patologi(‐).
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin 4,60 gr/dl
Jumlah Lekosit : 6.900 /l
Hematokrit 18 %
Trombosit 494.000 sel/l
Golongan Darah O+
Ureum 26 mg/dl
Kreatinin 0.70 mg/dl
Gula Darah Sewaktu 97 mg/dl
G. Terapi
Omeprazol 2x20 mg
Emibion 2x500 mg
Asam folat 3x500 mg
Curcuma 3x500 mg
Paracetamol 1x500 mg
H. Pengelompokkan Data
J. Diagnosa
1. Perkusi perifer tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin dibuktikan dengan klien mengeluhkan lemas, mata berkunang-kunang,
mudah lelah meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun
sudah beristirahat. Konjugtiva mata anemis, CRT 4 detik, pernapasan 28×/menit,
hemoglobin 4,60 gr/dl, dan hematokrit 18%
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keenganan untuk
makan)dibuktikan dengan sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika
sedang banyak pekerjaan, klien mengatakan mual, BB = 45 kg
3. Intoleren Aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.dibuktikan dengan keluhan lemas, mata
berkunang-kunang, mudah lelah meskipun hanya jalan dari kamar mandi tetap lesu
meskipun sudah beristirahat, pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehingga
hanya bisa berbaring dan duduk-duduk saja, konjungtiva mata anemis, dan
frekuensi pernapasan 28×/menit
K. Tabel SLKI dan SIKI
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
- Monitor perubahan kulit
Terapeutik
- Hindari pemakaian benda-
benda yang berlebihan
suhunya. .
Edukasi
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untukmenentukan
jumlah kalori
3 Intoleransi aktivitas 1. Toleransi Aktivitas 1. Manajemen Energi
adalah ketidk Definisi : Mengidentifikasi dan
cukupan energi untuk Setelah dilakukan mengelola penggunaan energi
tindakan keperawatan untuk mengatasi atau mencegah
melakukan aktivitas
kelelahan dan mengoptimalkan
sehari-hari b.d selama 3 x 24 jam proses pemulihan
ketidakseimbangan
diharapkan intoleransi
antara suplai dan Tindakan :
kebutuhan oksigen aktivitas kembali normal Observasi
d.d Mengeluh lelah ditandai dengan : - Identifikasi gangguan
Merasa lemah fungsi tubuh yang
Kemudahan dalam mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan
emosional
sehari-hari sedang - Monitor pola dan jam tidur
Jarak berjalan sedang - Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
Keluhan lelah cukup melakukan aktivitas
menurun Terapeutik
- Sediakan lingkungan
Perasaan lemah cukup nyaman dan rendah
menurun stimulus (misalnya :
cahaya, suara, kunjungan)
Warna kulit cukup - Lakukan latihan rentang
membaik gerak pasif dan aktif
Edukasi
Frekuensi napas - Anjurkan melakukan
sedang aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawta jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurnagi
kelelahan.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
2. Terapi Aktivitas
Definisi : Menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan frekuensi atau durasi
aktivitas individu atau kelompok.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi defisit tingkat
aktivitas.
- Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan
- Monitor respons emosional,
fisik, sosial dan spiritual
terhadap aktivitas.
Terapeutik
- Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis dan sosial.
- Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
- Fasilitasi aktivitas motorik
untuk merelaksasi otot.
Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas
sehari-hari, jika perlu
- Anjurkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
- Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktivitas kolaborasi.
9. Jelaskan intervensi yang akan dilakukan dalam mengatasi kondisi yang dialami pasien
JAWAB : Intervensi Keperawatan (Edukasi)
A. Perawatan Sirkulasi
1. Anjurkan berolahraga rutin
2. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
3. Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
4. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
B. Manajemen nutrisi
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Rasional : Meningkatkan Informasi dan Kemandirian dalam menjaga asupan
makanan
C. Manajemen Energi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan