Anda di halaman 1dari 16

Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
CHF atau sering disebut gagal jantung yaitu penyakit yang dapat menimpa
siapa saja dan kapan saja, apabali dengan gaya hidup yang tidak baik,
sehingga menyebabkan seseorang berisiko terkena penyakit ini. Kenapa bisa
disebut gagal jjantung? Karena pada dasarnya jantung tidak dapat memompa
dengan baik ini adalah efek dari ketidak elastisan otot pada jantung untuk
memompa darah keseluruh tubuh (Price, 2006). Kemudian, Universitas Jambi
(2016) pun mengamati tentang Risiko CHF, dan Universitas tersebut
mengatakan “Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia)
karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi
kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit
katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi
akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.”
Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung di
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang,
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/ gejala sebesar 0,3% atau
diperkirakan sekitar 530.068 orang. Kemudian sesuai pada data bahwa jumlah
penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur,
yaitu sebanyak 54.826 orang (0,19%), sedangkan Provinsi Maluku Utara
memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 144 orang (0,02%)
dan berdasarkan diagnosis/ gejala, estimasi jumlah penderita penyakit gagal
jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang
(0,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Kep.
Bangka Belitung, yaitu sebanyak 945 orang (0,1%) (InfoDatIn KemKes RI,
2013). Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5-10 % per
tahun pada kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada
gagal jantung berat. Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang
didiagnosis menderita CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Kowalak,
2011).
Berdasarkan masalah tersebut, kami sebagai mahasiswa keperawatan
STIKes Faletehan perlu memahami dan mengetahui konsep teoritis dan
keterampilan profesional yang harus dimiliki dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pasien dengan penyakit
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung, maka kelompok 2 dari
kelompok besar 2 membuat makalah mengenai Congestive Heart Failure
(CHF) dan Asuhan Keperawatan klien dengan Congestive Heart Failure
(CHF).

1
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latarbelakang yang ada, maka menurut kelompok kami,

sepakat untuk yang menjadi pokok permasalah adalah: bagaimana cara

penanganan pasien yang sudah terdiagnosa CHF?

1.3 Tujuan

Kami memiliki tujuan untuk penulisan ini, yaitu tujuannya adalah untuk

mengetahui seperti apa tindakan yang seharusnya kita lakukan terhadap

pasien yang sudah terdiagnosa CHF, apalagi untuk kita yang masih menjadi

mahasiswa Ilmu Keperawatan dan ini adalah ladang untuk kita mencari lebih

lanjut mengenai penyakit CHF.

2
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Gagal jantung kongestif merupakan kongesti akibat disfungsi miokardium.

Tempat kongesti bergantung pada ventrikel yang terlibat. Disfungsi ventrikel

kiri atau gagal jantung kiri, menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis,

sedangkan disfungsi ventrikel kanan atau gagal jantung kanan mengakibatkan

kongesti vena sistwmik. Kegagalan pada kedua ventrikel disebut kegagalan

biventricular. Gagal jantung kiri merupakan komplikasi mekanis yang paling

sering terjadi setelah infark miokardium.

Infark miokardium mengganggu fungsi miokardium karena menyebabkan

menurunnya kekuatan kontraksi, menimbulkan abnormalis gerakan dinding,

dan mengubah daya kembang ruang jantung. Dengan berkurangnya

kemampuan ventrikel kiri untuk mengosongkan diri, maka besar volume

sekuncup berkurang sehingga volume sisa ventrikel meningkat. Hal ini

menyebabkan peningkatan tekanan jantung sebelah kiri. Kenaikan tekanan ini

disalurkan kebelakang vena pulmonalis. Bila tekanan hidrostatis dalam

kapiler paru melebihi tekanan osmotic maka akan terjadi proses transudasi ke

ruang instisial. Bila kasus ini terus meningkat, maka akan terjadi edema paru.

Penurunan curah jantung didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan

metabolism tubuh (Wilkinson & Ahern, 2012). Pada pasien dengan diagnosis

medis CHF, akan adanya penurunan curah jantung, karena jantungnya tidak

3
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

kuat untuk memompa (tidak elastis). Dengan adanya ciri-ciri ini dapat

menimbulkan efek yang membahayakan tubuh, seperti acites (adanya cairan

berlebih pada abdomen) kondisi abdomen disini cembung dan ketika

dilakukan tindakan keperawatan ini teraba atau terasa air, yang seharusnya

pada abdomen itu cairan sesuai dengan kebutuhan organ yang ada. Sehingga

pada kelebihan cairan disebut juga Hipervolemia di organ yang bersangkutan.

2.2 Gejala

Gejala yang ditimbulkan pada pasien yang menderita CHF adalah

dyspnea, oliguria, lemah, lelah, pucat, dan BB bertambah. Kemudian cepat

kaget dengan suara keras karena frekuensi tekanan pada jantung saat

merespon suara tersebut cukup ekstra, padahal pada kondisi ini jantung sangat

tidak elastis maka dari itu menyebabkan oksigen tidak kaya saat dialirkan

keseluruh tubuh. Pada saat pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, suara paru

terdengar ronki basah karena adanya secret yang berlebih pada paru, kemudian

bunyi jantung ketiga (tapi ada juga yang hanya cepat saja), saat diperiksa EKG

hasilnya adalah takikardia.

2.3 Pencegahan

Sebelum terkena CHF seharusnya pasien dapat pengetahuan mengenai

gaya hidup sehat guna meminimalisir terjadinya CHF, dengan cara tenaga

kesehatan memberikan pendidikan kesehatan atau pun dengan cara lainnya.

Kemudian, pasien seharusnya tidak terpapar oleh polutan-polutan yang dapat

berisiko penuh terhadap penyakit ini, tidak merokok dan lain sebagainya guna

menjalankan hidup sehat. Olahraga teratur, makan pun seperti itu

4
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

2.4 Penanganan

2.4.1 Terapi Trombolitik

Pengobatann yag dimulai dalam 3 hingga 6jam dari awitan gejala

telah banyak diterima sebagai faktor yang membatasi aplikasi terapi

trombolitik karena nekrosis miokardium akan terjadi jika perfusi ulang

coroner tidak dilakukan sebelum terjadi kerusakan ireversibel.

2.4.2 Terapi Angioplasti Primer

Pengobatan primer infark miokardium, tersedia dibeberapa rumah

sakit pendidikan utama. Terapi ini dapat menurunkan mortalitas

bermakna bila dibandingkan dengan terapi trombolitik.

5
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

BAB III

ASKEP

3.1 Deskripsi Klien

Tn. N berusia 72 Thn beralamat di domba levin lopang gede


serang,banten. Di diagnosa mengalami CHF. Klien di bawa ke rumah sakit
pada tanggal 4 nopember 2018 di ruang IGD. Namun sekarang pasien di
rawat di ruang mawar kamr no 6. Dengan penanggung jawab Ny. S yang
berumur 60 Thn berstatus istri klien. Pasien mengeluh sesak. 3 hari sebelum
masuk rumah sakit pasien mengatakan sesak yang dirasakan seperti beban
berat. Sesak dirasakan bertambah berat ketika melakukan aktivitas yang berat,
terlebih ketika mendengar suara keras. Pasien mengatakan sering keluar
masuk rumah sakit kurang lebih tiga kali terakhir pada bulan juli 2018 dengan
riwayat sakit yang sama. Keluarga pasien tidak memiliki penyakit genetik
yang sama seperti diabetes melitus,hipertensi,dan jantung. Pasien tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan sebelum masuk rumah sakit. Dan pasien
tidak pernah melakukan pengobatan alternatif, pasien hanya pergi ke rumah
sakit atau puskesmas. Riwayat pasien ke poli jantung. Pasien menjalani diet
natrium dan diberikan terapi cairan NACL 0,9% 500 ca /24 jam.

Hasil pengkajian kompos mentis, TD 150/100 mmHg, Nadi 50x/menit, RR


20x/menit, Suhu 36ºC, wajah tidak pucat,bibir lembab,warna bibir hitam,
bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik,bentuk hidung
simetris,tidak ada pernapasan cuping hidung,tidak ada sekret,mukosa mulut
lembab,lidah kotor dan kering, tidak ada peningkatan JVP. Bentuk dada
pasien simetris, tidak ada ruam, pengembangan dada simetris. Auskultasi
dada pada pulmonic terdengar berisik, bentuk dada funnel chest. Perkusi dada
pada ICS 6&7 masih terdengar suara dullnes. Palpasi dada nadi apikal teraba.

6
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

Crt 2 detik,nadi periper lemah, turgor kulit baik, akral dingin, tidak adanya
edema, dan skala kekuatan otot (5). Perut cembung, bernapas dengan
pernapasan perut, warna kulit sawo matang, palpasi perut adanya asites.

Pola aktivitas Di rumah Di rumah sakit


Pola kebiasaan terkait Makan: kalau laper Makan: 3x sehari
nutrisi makan Minum : 10 gelas sehari
Minum: 10 gelas
perhari,kopi setiap pagi
½ gelas
Pola kebiasaan terkait Bab : 3-4 kali Bab : 3-4 kali
eliminasi bab dan bak Bak : tergantung minum Bak : tergantung minum
Pola kebiasaan terkait Tidur malam : jarang Tidur malam : jarang
pola istirahat tidur Tidur siang: tidak pernah Tidur siang : tidak
pernah
Hygine diri Mandi : 2x sehari Mandi : di lap pagi dan
Keramas : jarang sore
Keramas : tidak pernah

3.2 Patoflow

1. Naiknya kadar natrium di tubuh mengakibatkan hipertensi. Ginjal


mengeluarkan enzim RAA sehingga terjadinya nasokontriksi pembuluh
darah sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun dan retensi H+
menurun dan tekanan pembuluh darah naik. Volume aliran pembuluh
darah menurun sehingga terjadinya hipertropi ventrikel kiri kemudian
elastisitas menurun yang mengakibatkan naiknya frekuensi jantung
sehingga penurunan curah jantung dan pasien merasa sesak.
2. Naiknya kadar natrium di tubuh mengakibatkan hipertensi. Ginjal
mengeluarkan enzim RAA sehingga terjadinya nasokontriksi pembuluh
darah sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun dan retensi H+
menurun dan tekanan pembuluh darah naik. Volume aliran pembuluh

7
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

darah menurun sehingga terjadinya hipertropi ventrikel kiri dan


mengakibatkan kelebihan cairan pada abdomen atau hipervolemia.

3.3 Analisa data

No Data Patoflow Diagnosa


keperawatan

8
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

Ds: Naiknya kadar Na di - Penurunan


- Pasien mengatakan tubuh curah
sesak jantung
Hipertensi
- Pasien mengatakan - hipervolemia
terkejut saat Pengeluaran enzim raa
mendengar suara keras Nasokontriksi pembuluh
- Pasien mengatakan darah

perut kembung.
Do : Suplai oksigen menurun

- TD 150/100 mmHg
Retensi H+ menurun
- RR 20x/ menit
- Suhu 36oc
Tekanan pembuluh darah
Perfis : naik
Dada : nadi apikal
Volume aliran pembuluh
teraba,kardiomegali,retraksi darah menurun
dada,frekuensi jantung
cepat,pulmonic berisik. Hipertropi ventrikel kiri
Abdomen : perut cembung Elastisitas kelebihan
adanya asites. Otot volume
Menurun cairan
/hipervolemi
Naiknya
Frekuensi
Jantung

Penurunan
Curah jantung

9
No Diagnosa Perencananaan
Tujuan (NOC) NIC (label) Aktivitas
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019
1 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen - Monitor
berhubungan dengan naiknya selama 1x24 jam penurunan curah hipervolemia hemodinamik,
frekuensi jantung. Ditandai jantung dapat teratasi, dengan kriteria (4170) denyut
dengan : hasil sebagai berikut: darah,MAP,CU
Ds : - menerima diagnosis di WP,CO,dan
Pasien mengtakan sesak dan bertahankan pada level 5 tersedia.
kaget jika mendengar suara - memantau denyut dan irama - Monitor perna
keras. jantung ditingkatkan pada level mengetahui ad
Do : 3 edema
TTV: - kecepatan nafas di stabilkan\ pulmonar(misa
TD 150/100 mmHg - memantau tekanan darah di sesak
NADI 50x/menit tingkatkan ke level 4 nafas,ortopnea
RR 20x/menit - mengikuti pembatasan cairan di hipnea,batuk,p
Suhu 36oC tingkatkan ke level 5 sputtum kenta
Perfis: - menghindarai asap roko di sesak).
Adanya retrakasi dada,nadi tingkatkan pada level 3 - Monitor sua
apikal - menyeimbangkan aktivitas dan abnormal
teraba,kardiomegali,pulmonic istirahat pada level 5 - Batasi intake
berisik,jantung cepat. - menyesuaikan kehidupan rutin pada pasie
untuk mencapai kesehatan yg hipnapremia d
optimal pada level 5 - Instruksikan
keluarga
intervensi
rencanakan
mrnangani hip
- Batasi asup
Bantuan sesuai indikasi
Ventilasi
(3390) - Pertahankan
jalan nafas

- Posisikan pa
menurangi dys

- Anjurkan
lambat yan
berbalik, dan b
10

- Monitor kele
pernafasan
Makalah ASKEP CHF Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

3.4 Intervensi

11
Makalah ASKEP CHF | Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

No Tanggal Jam Tindakan keperawatan Paraf


diagnoas
a
Penuruan 7 nopember 09.50- - Mengscrining pasien mengenai
curah 2018 10.30 kebiasaannya yang beresiko
jantung wib - Meninstruksikan pasien dan
keluarga mengenai tanda dan
gejala penyakit jantung dini dan
perburukan penyakit jantung
sebagai mestinya.
- Menginstruksikan pasien dan
keluarga mengenai modifikasi
resiko sebagai mestinya.
- Menginstruksikan pasien dan
keluarga untuk memonitor
tekanan darah dan denyut
jantung secara rutin dengan
berolahraga sebagaimana
mestinya.
- Menginstruksikan pasien dan
keluarga mengenai gejala
jantung yang mulai
mengganggu dimana
mengindikasikan akan
kebutuhan istirahat.
- Menginstruksikan pasien dan
keluarga pada terapi untuk
mengurangi resiko jantung
12
Makalah ASKEP CHF | Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

(misalnya,obaxxan,monitor
tekanan darah, dan pembatasan
cairan).
- Menginstruksikan pasien
mengenai diet jantung sehat
(misalnya,rendah
natrium,kolestrol,lemak).
- Pertahankan kepatenan jalan
nafas

- Posisikan pasien untuk


menurangi dyspnea

- Anjurkan pernafasan lambat


yang dalam, berbalik, dan batuk

- Monitor kelelahan otot


pernafasan
7 november
hipervole 2018 11.00- - Monitor pernafasan dan status
mia 11.40 oksigenasi
wib
- monitor status
hemodinamik,meliputi denyut
nadi,tekanan
darah,MAP,CUP,PAP,PCWP,C
O,dan CI, jika tersedia.
- Monitor pernafasan
untuk mengetahui adanya gejala

13
Makalah ASKEP CHF | Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

edema
pulmonar(misalnya,cemas,sesak
nafas,ortopnea,dispnea,trachipn
ea,batuk,produksi sputtum
kental dan nafas sesak).
- Monitor suara jantung
abnormal
- Batasi intake cairan
bebas pada pasien dengan
hipnapremia dilusi
- Instruksikan pasien dan
keluarga mengenai intervensi
yang di rencanakan untuk
mrnangani hipervolrmia.
- Batasi asupan natrium
sesuai indikasi.
3.5 Implementasi

3.6 Evaluasi

Tanggal No diagnosa Catatan perkembangan araf


07 november 1 S = klien mengatakan
2018 lebih tenang dan sesak
teratasi.
O = klien tanpak nyaman
14
Makalah ASKEP CHF | Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

dan tenang.
A = teratasi
P = intervensi di hentikan

2 S = klien mengatakan
perutnya mulai tidak
kembung.
O = klien tanpak perutnya
mulai mengecil
diameternya.
A = teratasi
P = intervensi di hentikan

15
Makalah ASKEP CHF | Kelompok 2 besar dan kelompok 2 kecil, Kelas 2A PSIK 2018/2019

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menurut kelompok kami, jantung adalah bagian terpenting bagi tubuh karena

nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu oksigen yang kaya, bila tidak bercukupi

oleh oksigen maka sistem seluruh tubuh lainnya tidak akan berfungsi dengan

baik. CHF yaitu penyakit yang amat berbahaya karena penyakit ini adalah

penyakit yang disfungsi pada miokardium. Penyakit ini dapat dicegah dengan

berbagai cara yaitu dengan gaya hidup yang sehat. Kemudian bila sudah terkena

maka dapat diatassi dengan berbagai terapi.

4.2 Saran

Menurut kelompok kami, untuk para perisiko dapat mencegah terlebih dahulu,

karena bilamana tidak ada pencegahan maka angka yang terkena CHF akan terus

bertambah.

16

Anda mungkin juga menyukai