Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA PASIEN DENGAN CHF (Congestif Heart Failure)

DosenPembimbing : Ns. Tutur Kardiaturn, M. Kep

DisusunOeh:
EFI WIDYAWATI
NIM. RP23320067

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH KALIMANTAN
BARAT
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN KMB


TENTANG : CHF

OLEH :

EFI WIDYAWATI
NIM. RP23320067

Telah dilakukan pemeriksaan dihadapan pembimbing tugas individu,


Program Studi Ners Tahap Profesi
Institut Teknologi Dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat
Tanggal : 2 Juni 2023
Disetujui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

M. Separia Russanto, S.Kep., Ns. Lestari Makmuriana, Skep.,Ns., M.Pd., M.Kep.


NIP. 197009101998031007

Mahasiswa

EFI WIDYAWATI
NIM. RP23320067
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah kondisi saat
jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup. Terutama untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi. Namun gagal jantung bukan berarti jantung
berhenti bekerja. Sebaliknya, jantung bekerja secara kurang efisien dari biasanya. Karena
berbagai kemungkinan penyebab, darah bergerak melalui jantung dan tubuh pada kecepatan
yang lebih lambat, dan tekanan di jantung meningkat. Akibatnya, jantung tidak dapat
memompa cukup oksigen dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Rizal, 2023).
Congestive Heart Failure/gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi kebutuhan metabolic dan
kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena adekuat (AHA, 2022).

B. Etiologi
Menurut Rizal (2023), Gagal jantung kongestif terjadi akibat banyak kondisi yang
merusak otot jantung, antara lain:
 Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner yang memasok darah dan oksigen ke jantung, menyebabkan
penurunan aliran darah ke otot jantung. Jika arteri tersumbat atau sangat sempit, maka
jantung akan kekurangan oksigen dan nutrisi.
 Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika arteri koroner tiba-tiba tersumbat, sehingga
menghentikan aliran darah ke otot jantung. Adapun kondisi serangan jantung akan
merusak otot jantung dan menghasilkan area bekas luka yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
 Kardiomiopati
Kerusakan otot jantung dari penyebab selain arteri atau masalah aliran darah, seperti
dari infeksi atau alkohol atau penyalahgunaan obat.
 Kondisi yang membuat Jantung Bekerja Terlalu Keras
Ada sejumlah kondisi yang dapat membuat jantung bekerja terlalu keras. Mulai dari
tekanan darah tinggi, penyakit katup, penyakit tiroid, penyakit ginjal, penyakit gula,
hingga cacat jantung sejak lahir. Selain itu, gagal jantung dapat terjadi ketika
beberapa penyakit atau kondisi hadir sekaligus.

Rizal (2023), juga menyampaikan kalau Faktor risiko dari gagal jantung dapat
meningkat akibat beberapa hal, seperti:
 Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
 Konsumsi garam berlebih.
 Kurang olahraga atau obesitas (yang menyertai berbagai penyakit koroner).
 Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi bagi masalah jantung ringan.
C. Tanda dan Gejala
Rizal (2023), Gejala awal CHF mungkin tidak terlalu terlihat. Berikut beberapa tanda
awal yang bisa segera dosadari:
 Kelebihan cairan di jaringan tubuh, seperti pergelangan kaki, kaki, tungkai, atau perut.
 Batuk atau mengi.
 Sesak napas.
 Penambahan berat badan yang tidak dapat berkaitan dengan kondisi lain.
 Kelelahan umum.
 Peningkatan denyut jantung.
 Kurang nafsu makan atau mual.
 Merasa bingung atau disorientasi.
Selain gejala di atas, pada pengidap CHF, hampir selalu memiliki:
 Gejala gangguan pada paru yang bisa berupa: dyspnea, orthopnea, dan paroxysmal
nocturnal dyspnea.
 Indikasi atau gejala sistemik berupa: lemah, cepat lelah, oliguria, nokturia, mual,
muntah, asites, hepatomegali, dan edema perifer.
 Gejala susunan saraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai
delirium.
Efek samping atau komplikasi dari CHF, antara lain:
 Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena (trombosis vena dalam atau deep
venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi, terutama
pada CHF berat.
 Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan
perburukan dramatis. Hal tersebut merupakan indikasi pemantauan denyut jantung.
 Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan obat diuretic dengan dosis
ditinggikan.
 Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden cardiac
death (25-50 persen kematian CHF).
D. PathWay

E. Pemeriksaan Penunjang
Rizal (2023), Dengan memperhatikan setiap gejala yang muncul dan dari pemeriksaan
fisik, dokter sudah dapat mencurigai bahwa seseorang memiliki kondisi ini. Namun, untuk
memastikan hal itu, dokter memerlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
 EKG atau rekam jantung yang dapat mendeteksi kelistrikan jantung, pembesaran
jantung, dan otot-otot jantung.
 Rontgen Dada: Pemeriksaan ini dapat menunjukkan pembesaran jantung.
 Kateterisasi Jantung: dapat dokter gunakan untuk mengukur tekanan di dalam ruang
jantung. Tekanan abnormal merupakan sebuah pertanda dan membantu membedakan
gagal jantung kanan atau kiri, stenosis atau insufisiensi, juga mengkaji potensi arteri
koroner.
 Pemeriksaan Elektrolit: Untuk mendeteksi perubahan elektrolit dalam tubuh akan
terlihat perubahan karena adanya perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal.

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Rizal (2023), CHF dapat membaik dengan obat atau operasi, seperti
penjelasan sebelumnya. Namun, prospek keberhasilan terapi tergantung pada seberapa
parah kondisi pengidapnya miliki dan apakah ada penyakit lain yang menyertai,
seperti penyakit gula atau hipertensi. Semakin awal penyakit ini terdiagnosis dan
tertangani, maka akan semakin baik pula prospek keberhasilan terapi. Selain itu,
rencana perawatan yang tepat tergantung pada stadium dan jenis gagal jantung,
kondisi yang mendasari, dan kondisi kesehatan pengidapnya secara individu. Berikut
ini perawatan yang umumnya dokter rekomendasikan:
 Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer, mengurangi gejala volume
berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural peroksimal, menurunkan
volume plasma selanjutnya menurunkan preload untuk mengurangi beban
kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan juga menurunkan afterload agar
tekanan darah menurun.
 Antagonis aldosteron
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.
 Obat inotropik
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung.
 Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penurunan
volume distribusi.
 Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi pembuluh darah
vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan
kapasitas vena.
 Inhibitor ACE
Mengurangi kadar angiostensin II dalam sirkulasi dan mengurangi sekresi
aldosteron sehingga menyebabkan penurunan sekresi natrium dan air.
Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler vena dan tekanan darah yg
menyebabkan peningkatan curah jantung.
 Perawatan gaya hidup yang lebih sehat.
Penderita dianjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan
seperti: diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak,
mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur.
 Prosedur operasi.
Dilakukan tindakan iperasi untuk memasang alat bantu jantung yang dapat
membuat jantung bekerja lebih baik dari sebelumnya, ataubisa transpalansi
jantung jika memungkinkan.
2. Penatalaksanaan Secara SDKI dan SIKI :
Penatalaksanaan keperawatan harus disesuaikan dengan diagnosa keperawatan pada
CHF. Diagnosa keperawatan dan intervensi yang muncul pada pasien dengan CHF
antara lain adalah:
 Penurunan Curah jantung

 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif


 Hipervolemia

 Intoleransi Aktifitas
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI.
Rizal Fadli. 2023. Gagal Jantung Kongestif atau CHF. HaloDoc.
https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-jantung-kongestif.
AHA. 2022. Heart Failure.
https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIR.0000000000001063.

Anda mungkin juga menyukai