ASMA BRONCHIAL
DISUSUN OLEH :
1. Helen Yossrantika (1614301021)
2. Lidia Elvana Dewi (1614301022)
3. Putri Finka Novia (1614301023)
4. Nadila Okti Fariza (1614301024)
5. Indana Zulfa (16140301025)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga asuhan keperawatan ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Asuhan keperawatan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1 Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronchial
2 Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan asma bronchial.
3 Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
4 Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma bronchial.
5 Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma bronchial.
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi
dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai stimulan.
B. ETIOLOGI
Faktor ekstrinsik : reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-
bulu binatang).
Faktor intrinsik;
– Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor
pencetus.
C. PATOFISIOLOGI
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat
antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE di muculkan
pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan
zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam
dan terus-menerus 2-5 jam lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara
dingin.Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan sekresi
mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan
resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distres pernafasan
Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena
edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran
gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02,
sehingga terjadi penurunan P02 (hipoxia).Selama serangan astmatikus, CO2 tertahan dengan
meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkanacidosis
respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi
dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).
– Tachypnea, orthopnea.
– Diaphoresis
– Fatigue.
Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara.Kecemasan, labil dan
perubahan tingkat kesadaran.
Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest) akibat ekshalasi yang sulit karena
udem bronkus sehingga kalau diperkusi hipersonor.Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.Bila
serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.X foto dada : atelektasis
tersebar, “Hyperserated”
– Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya
meningkat dalam darah dan sputum
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
eosinopil.
– Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
– Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2. Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan
LDH.
F. PENATALAKSANAAN
1.Pengobatan dengan obat-obatanSeperti :
•Beta agonist (beta adrenergik agent)
•Kortikosteroid
•Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atauterbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan
pemberiannya dapat diulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atauterbutalin 0,25
mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.
•Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakanobat ini dalam 12 jam.
•Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak adarespon segera atau klien sedang
menggunakan steroid oral ataudalam serangan sangat berat.
•Tes provokasi :
1)Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.
4)Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi IgE yang spesifik dalam tubuh.
•Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalamserum.
•Pemeriksaan sputum.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
KASUS
An. S umur 7 tahun seorang pelajar SD , suku Gorontalo , warna kulit sawo
matang di bawa kerumah sakit karena mengalami sesak napas , batuk-batuk dan
nyeri dada dengan dignosa medis asma bronchial. Awal mulanya klien sesak napas
karena klien mengambil mainan lamanya yang sudah lama tersimpan dan maina
tersebut sangat berdebu, lalu klien memainkan permaian itu. Beberapa saat
kremudian klie megalami bersin dan pilek, akan tetapi klie megeluh sesak nafas
saat berbaring terlentang di tempat tidur. Sesak ini semakin berat dirasaka pada
waktu malam hari disertai dengan nyeri pada bagian dada, gelisah, batuk kering,
da keringat dingin. Hasil pemeriksaan TTV menunjukan RR 120x/mnt , Nadi
60x/mnt , Suhu 39°C , BB20 Kg , TB 90cm
A. IDENTITAS
a. Biodata
Nama Klien : An. S
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Dx. Medis : Asma Bronkhial
Tanggal Masuk RS : 15 Maret 2016
Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2016
b. Biodata Penanggug Jawab
Nama : Ny. Z
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : ibu kandung
B. PENGKAJIAN
1 Riwayat Penyakit
Keluhan utama : Batuk-batuk dan sesak napas, nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang : Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mengatakan anaknya menderita penyakit
asma sejak berumur 4 tahun. Ibu klien juga mengatakan anaknya mempuyai alergi
terhadap asap rokok , debu dan beberapa jenis makanan seperti udang , coklat dan
es. Jika klien mengkonsumsi makanan atau menghirup asap rokok maka klien
akan mengalami flu dan sesak nafas.
2 Pemeriksaan umum
Kesadaran :
Tanda – Tanda Vital
RR : 120x/mnt
Nadi : 60x/mnt
Suhu : 39°C
BB : 20 Kg
TB : 90cm
3 Pemeriksaan Fisik
Kulit : temperature hangat , berkeringat
Kepala : betuk mesocephal
Rambut : rambut lembab , berwarna hitam
Mata :tidak ada edema
Hidung : fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau
Karena hidug tersumbat , adanya secret kental
Telinga :fungsi pendengaran normal
Mulut : tidak ada stomatitis , mukosa mulut kering
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroidd
Dada : jalan nafas sempit
Abdomen : nyeri karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
Genetalia : bersih , secret tidak ada
Ekstermitas : gerakan tidak terlalu aktif karena An. S lebih sering
terbangun ditempat tidur
C. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan Etiologi
1 DS : orang tua klien mengatakan tidak efektifnya kebersihan Terlibatnya
bahwa klien sesak nafas , nyeri jalan nafas berhubungan otot abdomen
dada , gelisah , keringatan , batuk dengan akumulasi mukus dalam
tidak mampu melakukan peernapasan
aktivitas , afsu makan menurun , Sulitya
produksi urine menurun bernafas
DO : klien tampak sesak nafas , Secret kental
klien memegang dadanya , dan lumen
ekspresi wajah gelisah , klien jalan napas
tampak berkeringat , TTV BB sempit
20kg , Nadi 60x/mnt , RR Kurang minum
120x/mnt , suhu 39°C , TB 90cm. akibat sesak
nafas
2. DS: Ibu klien mengatakan klien Fatique berhubungan Kesulitan
susah bernafas dan selalu dengan hipoksia dan bernafas karena
kelelahan karena tersumbatya meningkatnya usaha nafas. tertutupnya jalan
jalan nafas. nafas oleh
DO: Muka klien tampak pucat, penumpukan
nafas tampak sulit dan tidak secret.
teratur.
3. DS: Ibu klien mengatakan pasien Resiko kurangnya volume Karena
kurang minum karena sulit cairan berhubungan tertupupnya jalan
bernafas. dengan meningkatnya nafas karena
DO: badan tampak lemah, kulit pernafasan dan penumpukan
terlihat pucat, bibir kering menurunnya intake cairan secret
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
1 Gangguan pertukaran gas tidak 16 Maret 2016 17 Maret 2016
efektif pola nafas berhubungan
dengan edema mukosa dan
menigkatya produksi sekret
2 Fatique berhubungan dengan 16 maret 2016 17 maret 2016
hipoksia dan meningkatnya usaha
nafas.
E. INTERVENSI
No Tanggal Diagnosis Tujuan Renacana Rasional
Keperawatan dan Data Tindakan
Penunjang
1. 18 maret Gangguan pertukaran Anak Kaji Untuk
2016 gas tidak efektif pola menunjukkan pemeriksaan mengetahui
nafas berhubungan pertukaran gas pernafasaan : keefektifan
dengan edema mukosa yang normal, -mengkaji jalan nafas da
dan menigkatnya bersihan jalan gejala awal megetahui
produksi sekret nafas yang gangguan jumlah
efektif dan pernafasan pengeluaran
pola nafas dan sekret
dalam batas menghitung
normal. pengeluaran
secret.
2. 18 maret Fatique berhubungan Anak tidak -ajarkn pola Untuk
2016 dengan hipoksia dan tampak nafas mengetahui
meningkatnya usaha fatigue. diagfragma. perkembangan
nafas. -ajarka pola dan perubahan
nafas pola nafas
relaksasi pada anak.
3. 18 maret Resiko kurangnya Status -mengajarkan Untuk
2016 volume cairan dehidrasi klien untuk meningkatkan
berhubungan dengan adekuat minum 6/8 volume
meningkatnya gelas sehari. cairan, agar
pernafasan dan tidak terjadi
menurunnya intake dehidrasi yang
cairan. adekuat.