Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN ANAK

ASMA BRONCHIAL

DISUSUN OLEH :
1. Helen Yossrantika (1614301021)
2. Lidia Elvana Dewi (1614301022)
3. Putri Finka Novia (1614301023)
4. Nadila Okti Fariza (1614301024)
5. Indana Zulfa (16140301025)

POLITEKIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN
TA 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga asuhan keperawatan ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Asuhan keperawatan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar lampung 18 oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH


Asma bronkial adalah suatu kelainan inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang
menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala
episodik berulang berupa mengi , batuk, sesak nafas, dan rasa berat di dada terutama pada 
malam hari danatau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau
tanpa pengobatan.
Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang
disebabkan oleh penyempitan saluran napas.Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat
yang tidak terdiagnosis, yangsudah terdiagnosis pun belum tentu mendapatkan pengobatan
secara baik.
Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan
tungaunya, bulu binatang, asap rokok,asap obat nyamuk, dan lain-lain.Penyakit ini merupakan
penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua,kakek atau nenek anak
menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI,
Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, “penyakitasma bukan penyakit menular tapi penyakit
keturunan.”
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini
hanya berfungsi menghilangkan gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita
penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggusehingga dapat menjalani
aktivitas hidup sehari-hari.Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas
pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik
inidiharapkan dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit
asma),menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan
meningkatkankualitas hidup pasien.
B.       RUMUSAN  MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengkajian pada klien dilakukan dengan asma bronchial?
2. Bagaimana diagnosa keperawatan yang dilakukan pada asma bronchial?
3. Bagaimana rencana tindakan yang dilakukan pada asma bronchial

C.      TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1 Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronchial
2 Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan asma bronchial.
3 Mampu menentukan masalah atau diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma
bronchial.
4 Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma bronchial.
5 Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma bronchial.
BAB II
KONSEP DASAR

A.       PENGERTIAN

Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi
dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai stimulan.

Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibeldimana


trakheobronkhial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial adalah
suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon tracheadan bronkhus terhadap berbagai
rangsangandengan manifestasi adanya penyempitan jalannafas yang luas dan derajatnya dapat
berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil daripengobatan. ( The American Thoracic
Society ).

B.       ETIOLOGI

 Faktor ekstrinsik : reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-
bulu binatang).
 Faktor intrinsik;

–           infeksi : para influenza virus, pneumonia,Mycoplasma..

–          Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperatur.

–          Iritan; kimia.Polusi udara (CO, asap rokok, parfum).

–          Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor
pencetus.
C.       PATOFISIOLOGI
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.

Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat
antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE di muculkan
pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan
zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.

Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam
dan terus-menerus 2-5 jam lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan 
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.

Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara
dingin.Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan sekresi
mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan
resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distres pernafasan

Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena
edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran
gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02,
sehingga terjadi penurunan P02 (hipoxia).Selama serangan astmatikus, CO2 tertahan dengan
meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkanacidosis
respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi
dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

D.       MANIFESTASI KLINIS


Auskultasi :

–          Wheezing, ronki kering musikal, ronki basah sedang.


–          Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori      pernafasan, cuping
hidung, retraksi dada,dan stridor.Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan lumen
jalan nafas sempit.

–          Tachypnea, orthopnea.

–          Diaphoresis

Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.

–          Fatigue.

Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara.Kecemasan, labil dan
perubahan tingkat kesadaran.

Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest) akibat ekshalasi yang sulit karena
udem bronkus sehingga kalau diperkusi hipersonor.Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.Bila
serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.X foto dada : atelektasis
tersebar, “Hyperserated”

E.       PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

–          Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik

–          Foto rontgen

–          Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya
meningkat dalam darah dan sputum

–          Pemeriksaan alergi

–          Pulse oximetri

–          Analisa gas darah.


 

Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

–          Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

eosinopil.

–          Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.

–          Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

–          Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

2. Pemeriksaan darah

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi

hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan
LDH.

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan


terdapatnya suatu infeksi.Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

F.        PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :

1.Pengobatan dengan obat-obatanSeperti :
•Beta agonist (beta adrenergik agent)

•Methylxanlines (enphy bronkodilator)

•Anti kolinergik (bronkodilator)

•Kortikosteroid

•Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)

2.Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :

•Oksigen 4-6 liter/menit.

•Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atauterbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan
pemberiannya dapat diulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atauterbutalin 0,25
mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.

•Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakanobat ini dalam 12 jam.

•Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak adarespon segera atau klien sedang
menggunakan steroid oral ataudalam serangan sangat berat.

3.Pemeriksaan Penunjang :Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :

•Spirometri :Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

•Tes provokasi :

1)Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.

2)Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewattes spirometri.

3)Tes provokasi bronkial seperti :Tes provokasihistamin, metakolin, alergen, kegiatan


jasmani,hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasidengan aqua destilata.

4)Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi IgE yang spesifik dalam tubuh.
•Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalamserum.

•Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.

•Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.

•Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.

•Pemeriksaan sputum.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
KASUS
An. S umur 7 tahun seorang pelajar SD , suku Gorontalo , warna kulit sawo
matang di bawa kerumah sakit karena mengalami sesak napas , batuk-batuk dan
nyeri dada dengan dignosa medis asma bronchial. Awal mulanya klien sesak napas
karena klien mengambil mainan lamanya yang sudah lama tersimpan dan maina
tersebut sangat berdebu, lalu klien memainkan permaian itu. Beberapa saat
kremudian klie megalami bersin dan pilek, akan tetapi klie megeluh sesak nafas
saat berbaring terlentang di tempat tidur. Sesak ini semakin berat dirasaka pada
waktu malam hari disertai dengan nyeri pada bagian dada, gelisah, batuk kering,
da keringat dingin. Hasil pemeriksaan TTV menunjukan RR 120x/mnt , Nadi
60x/mnt , Suhu 39°C , BB20 Kg , TB 90cm

A. IDENTITAS
a. Biodata
Nama Klien : An. S
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Gorontalo
Dx. Medis : Asma Bronkhial
Tanggal Masuk RS : 15 Maret 2016
Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2016
b. Biodata Penanggug Jawab
Nama : Ny. Z
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : ibu kandung
B. PENGKAJIAN
1 Riwayat Penyakit
 Keluhan utama : Batuk-batuk dan sesak napas, nyeri dada
 Riwayat Penyakit Sekarang : Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
 Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mengatakan anaknya menderita penyakit
asma sejak berumur 4 tahun. Ibu klien juga mengatakan anaknya mempuyai alergi
terhadap asap rokok , debu dan beberapa jenis makanan seperti udang , coklat dan
es. Jika klien mengkonsumsi makanan atau menghirup asap rokok maka klien
akan mengalami flu dan sesak nafas.

2 Pemeriksaan umum
 Kesadaran :
 Tanda – Tanda Vital
RR : 120x/mnt
Nadi : 60x/mnt
Suhu : 39°C
BB : 20 Kg
TB : 90cm

3 Pemeriksaan Fisik
 Kulit : temperature hangat , berkeringat
 Kepala : betuk mesocephal
 Rambut : rambut lembab , berwarna hitam
 Mata :tidak ada edema
 Hidung : fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau
Karena hidug tersumbat , adanya secret kental
 Telinga :fungsi pendengaran normal
 Mulut : tidak ada stomatitis , mukosa mulut kering
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroidd
 Dada : jalan nafas sempit
 Abdomen : nyeri karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
 Genetalia : bersih , secret tidak ada
 Ekstermitas : gerakan tidak terlalu aktif karena An. S lebih sering
terbangun ditempat tidur

4 Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan Nutrisi Ibu klien mengatakan An.S sebelum sakit
selera makan baik , namun sejak klien
menderita asma nafsu makan An.S
menurun bahkan tidak mau makan.
Makannya hanya bubur dan hanya bisa
menghabiskan 3 sendok saja.
Kebutuhan Cairan & Elektrolit Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya
minum air putih saja , dibantu dengan
infuse.
Kebutuhan Eliminasi Ibu klien mengatakan saat sakit BAB
tetap berjalan normal , hanya BAK nya
saja yang tidak normal
Kebutuhan Personal Hygiene Ibu klien mengatakan saat sakit An. S
hanya di lap basah 2x/hari dengan
menggunkan air hangat dan menggosok
gigi 1x/hari yaitu pagi , tidak pernah
mencuci rambut , belum pernah
menggunting kuku dan semua kegiatan
dibantu leh Ny.Z
Istirahat & Tidur Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya
tidur siang hanya 1 jam sedangkan pada
malam hari 5-7 jam karena sering
terbangun dan gelisah
Aktifitas & Mobilitas Ibu klien mengatakn saat sakit anaknya
tidak mampu melakukan aktifitas karena
sulit bernafas

C. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan Etiologi
1 DS : orang tua klien mengatakan tidak efektifnya kebersihan  Terlibatnya
bahwa klien sesak nafas , nyeri jalan nafas berhubungan otot abdomen
dada , gelisah , keringatan , batuk dengan akumulasi mukus dalam
tidak mampu melakukan peernapasan
aktivitas , afsu makan menurun ,  Sulitya
produksi urine menurun bernafas
DO : klien tampak sesak nafas ,  Secret kental
klien memegang dadanya , dan lumen
ekspresi wajah gelisah , klien jalan napas
tampak berkeringat , TTV BB sempit
20kg , Nadi 60x/mnt , RR  Kurang minum
120x/mnt , suhu 39°C , TB 90cm. akibat sesak
nafas
2. DS: Ibu klien mengatakan klien Fatique berhubungan  Kesulitan
susah bernafas dan selalu dengan hipoksia dan bernafas karena
kelelahan karena tersumbatya meningkatnya usaha nafas. tertutupnya jalan
jalan nafas. nafas oleh
DO: Muka klien tampak pucat, penumpukan
nafas tampak sulit dan tidak secret.
teratur.
3. DS: Ibu klien mengatakan pasien Resiko kurangnya volume  Karena
kurang minum karena sulit cairan berhubungan tertupupnya jalan
bernafas. dengan meningkatnya nafas karena
DO: badan tampak lemah, kulit pernafasan dan penumpukan
terlihat pucat, bibir kering menurunnya intake cairan secret

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
1 Gangguan pertukaran gas tidak 16 Maret 2016 17 Maret 2016
efektif pola nafas berhubungan
dengan edema mukosa dan
menigkatya produksi sekret
2 Fatique berhubungan dengan 16 maret 2016 17 maret 2016
hipoksia dan meningkatnya usaha
nafas.

3 Resiko kurangnya volume cairan 16 maret 2016 17 maret 2016


berhubungan dengan
meningkatnya pernafasan dan
menurunnya intake cairan

E. INTERVENSI
No Tanggal Diagnosis Tujuan Renacana Rasional
Keperawatan dan Data Tindakan
Penunjang
1. 18 maret Gangguan pertukaran Anak Kaji Untuk
2016 gas tidak efektif pola menunjukkan pemeriksaan mengetahui
nafas berhubungan pertukaran gas pernafasaan : keefektifan
dengan edema mukosa yang normal,  -mengkaji jalan nafas da
dan menigkatnya bersihan jalan gejala awal megetahui
produksi sekret nafas  yang gangguan jumlah
efektif dan pernafasan pengeluaran
pola nafas dan sekret
dalam batas menghitung
normal. pengeluaran
secret.
2. 18 maret Fatique berhubungan Anak tidak -ajarkn pola Untuk
2016 dengan hipoksia dan tampak nafas mengetahui
meningkatnya usaha fatigue. diagfragma. perkembangan
nafas. -ajarka pola dan perubahan
nafas pola nafas
relaksasi pada anak.
3. 18 maret Resiko kurangnya Status -mengajarkan Untuk
2016 volume cairan dehidrasi klien untuk meningkatkan
berhubungan dengan adekuat minum 6/8 volume
meningkatnya gelas sehari. cairan, agar
pernafasan dan tidak terjadi
menurunnya intake dehidrasi yang
cairan. adekuat.

Anda mungkin juga menyukai