Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PENGKAJIAN

Nama Pasien / Keluarga : Tn.K


Hari/Tanggal : Senin/8 Juni 2020

PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
2. Diagnosa Keperawatan :
3. Tujuan Keperawatan : Mengidentifikasi masalah yang dialami
4. Tindakan Keperawatan : Membantu klien mengidentifikasi masalah yang dialami

STRATEGI KOMUNIKASI TERAUPETIK


1. Orientasi
a. Salam terpeutik (perkenalan untuk pertemuan pertama)
“Assalamu’alaikum mas, perkenalkan nama saya Revi Permata Sari, panggil saja Perawat
Revi, nama mas siapa? mas lebih suka dipanggil siapa? Baik mas tujuan saya berkunjung
ke sini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan mas K.”
b. Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan mas pagi ini? Apa yang mas rasakan sekarang?”
c. Kontrak saat ini (topik, waktu,tempat)
“Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berbincang – bincang tentang perasaan yang
mas rasakan? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana mas? Baiklah kita akan berbincang-bincang di ruang ini
saja. Baik kita berbincang selama 20 menit ya mas.”

2. Kerja
“Mas hari ini hanya dia di rumah saja? Kenapa mas tidak pernah keluar rumah? Jadi mas
merasa takut bertemu orang – orang apalagi tetangga? Kenapa mas takut? Karena di usia mas
yang seharusnya cukup untuk menikah ini tapi mas belum juga menikah? Belum mendapat
pekerjaan juga? Hanya menganggur di rumah? Itu yang membuat mas tidak mau bertemu
orang lain? Bisa mas ceritakan lebih lanjut apa yang mas pikirkan mengenai bertemu orang
lain dan perasaan mas K seperti apa? Jadi mas juga sering mendengar suara atau bisikan?
Suara seperti apa mas? Suara seorang wanita yang mengajak mas berhubungan intim? Mas
sudah memastikan memang tidak ada siapapun saat mas mendengar suara itu? Karena mas
sering melamun banyak tetangga bergosip tentang kesehatan mental mas K? dan itu semakin
membuat mas K takut beinteraksi dengan orang lain? Benar begitu mas?”

3. Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien setelah berbincang-bincang
“Bagaimana perasaan mas setelah kita ngobrol tentang masalah yang mas rasakan?”
b. Evaluasi isi materi yg sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“Apakah mas sudah mengetahui permasalahan yang mas alami? Bagus sekali mas.”
c. Rencana Tindak lanjut (dalam bentuk kalimat langsung)
“Apakah mas sudah memiliki jadwal kegiatan harian? Bagaimana kalau kita membuatnya?
Bagaimana jika kita memulainya dengan kegiatan latihan untuk belajar bersosialisasi
kembali dan mengatasi perasaan mas yang mendengar bisikan? Baik, Kita akan membuat
jadwalnya ya mas?”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Besok kita bertemu lagi ya mas untuk belajar bersosialisasi kembali dan mengatasi
perasaan mas yang mendengar bisikan? Jam 8 pagi bagiamana? Baik mas, kita bertemu di
sini ya. Saya permisi, Assalamu’alaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN ISOLASI SOSIAL DAN HALUSINASI SP-1

Nama Pasien / Keluarga : Tn.K


Hari/Tanggal : Selasa/9 Juni 2020

PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Isolasi Sosial
DS :
Klien mengatakan merasa takut berinteraksi dengan orang lain.
Klien mengatakan takut dicemooh lagi
DO :
Klien menyendiri di rumah.
Komunikasi verbal kurang
Kontak mata kurang
Klien tidak pernah memulai pembicaraan
Klien sering menyendiri

Halusinasi
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga
kea rah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara
menyuruh melakukan hubungan intim.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
b. Halusinasi
3. Tujuan Keperawatan
Isolasi Sosial
a. Klien mampu mengetahui keuntungan mempunyai teman dan bercakap – cakap.
b. Klien mampu mengetahui kerugian tidak mempunyai teman dan tidak bercakap –
cakap.
c. Klien mau berkenalan

Halusinasi
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut
1. Ekspresi wajah bersahabat
2. Menunjukkkan rasa senang
3. Klien bersedia diajak berjabat tangan
4. Klien bersedia menyebutkan nama
5. Ada kontak mata
6. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi

4. Tindakan Keperawatan
Isolasi Sosial
a. Jelaskan keuntungan punya teman dan bercakap – cakap
b. Jelaskan kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap – cakap
c. Latihan berkenalan dengan anggota keluarga
d. Masukan ke jadwal untuk latihan berkenalan

Halusinasi
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi,
situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
STRATEGI KOMUNIKASI TERAUPETIK
1. FASE ORIENTASI
08.00 WIB (Isolasi Sosial)
a. Salam terpeutik (perkenalan untuk pertemuan pertama)
“Assalamu’alaikum mas, perkenalkan nama saya Revi Permata Sari, panggil saja
Perawat Revi, saya mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik, nama mas siapa?
mas lebih suka dipanggil siapa? Baik mas K, tujuan saya berkunjung ke sini adalah
untuk mengetahui kondisi kesehatan mas. Saya akan berkunjung sebanyak 2 kali
mulai dari pukul 8 pagi, untuk berapa lama nanti bisa kita bicarakan.”
a. Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan mas pagi ini?”
b. Kontrak saat ini (topik, waktu,tempat)
“Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berbincang – bincang lagi sebentar
selama 10 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana mas? Baiklah kita akan berbincang-bincang di
ruang ini saja. Baik kta berbincang selama 10 menit ya mas.”

10.0 IB (Halusinasi)
a. Salam terpeutik (perkenalan untuk pertemuan pertama)
“Assalamu’alaikum mas, bertemu lagi dengan saya perawat Revi, jam 8 pagi tadi
saya sudah kemari ya mas.”
b. Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan mas pagi ini?”
c. Kontrak saat ini (topik, waktu,tempat)
“Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berbincang – bincang lagi sebentar
selama 10 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana mas? Baiklah kita akan berbincang-bincang di
ruang ini saja. Baik kta berbincang selama 10 menit ya mas.”
2. FASE KERJA
08.00 WIB (Isolasi Sosial)
“Mas mengatakan lebih suka menyendiri di rumah? Tidak mau bertemu banyak orang ya
mas? Kalau boleh tau alasannya mengapa seperti itu mas? Ah, jadi begitu.”
“Mas tau tidak keuntungan jika kita memiliki teman? Jadi jika kita memiliki teman, mas
punya banyak hal yang bisa dilakukan bersama, tidak merasa jenuh dan kesepian seperti
saat sendiri.”
“Sekarang kita mulai berkenalan ke anggota keluarga mas dulu ya.”
“Bagaimana mas setelah kita berkenalan tadi? Apa yang mas rasakan? Mas merasa
senang?”

10.00 WIB (Halusinasi)


“Apakah mas mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?
Apakah mas melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk? Seperti apa yang
kelihatan? Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering mas melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut? Berapa kali
sehari mas mengalaminya? Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri? Apa yang mas
rasakan pada saat melihat sesuatu? Apa yang mas lakukan saat melihat sesuatu? Apa
yang mas lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang? Bagaimana kalau kita
belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul? Mas ada
empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara
tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal. Keempat, minum obat dengan teratur. Bagaimana kalau
kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini, saat suara-suara itu muncul, langsung mas bilang dalam hati, “Pergi
Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu…………..
bagus! Coba lagi! Ya bagus mas sudah bisa.”
3. FASE TERMINASI
08.00 WIB (Isolasi sosial)
a. Evaluasi perasaan klien setelah berbincang-bincang
“Bagaimana perasaan mas setelah kita berlatih berkenalan?”
b. Evaluasi isi materi yg sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“Coba mas ulangi lagi siapa – siapa saja yang sudah berkenalan dengan ibu tadi. Wah
betul sekali.”
c. Rencana Tindak lanjut (dalam bentuk kalimat langsung)
“Sekarang kita masukkan ke jadwal harian ya mas untuk latihan berkenalan ini.”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Bagaimana jika besok kita bertemu lagi? Kita akan berlatih berkenalan sambil
melakukan kegiatan? Jam 8 pagi seperti tadi ya mas. Baik di sini saja. Kalau begitu
saya permisi. Assalamu’alaikum.”

10.0 WIB (Halusinasi)


a. Evaluasi perasaan klien setelah berbincang-bincang
“Bagaimana perasaan mas setelah kita berlatih menghardik?”
b. Evaluasi isi materi yg sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“Coba mas ulangi lagi jika mas mendengar suara bisikan apa yang mas lakukan. Wah
betul sekali.”
c. Rencana Tindak lanjut (dalam bentuk kalimat langsung)
“Sekarang kita masukkan ke jadwal harian ya mas untuk latihan berkenalan ini.”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Bagaimana jika besok kita bertemu lagi? Kita akan berlatih cara kedua yaitu dengan
bercakap - cakap? Jam 10 pagi seperti tadi ya mas. Baik di sini saja. Kalau begitu saya
permisi. Assalamu’alaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN ISOLASI SOSIAL DAN HALUSINASI SP-2

Nama Pasien / Keluarga : Tn.K


Hari/Tanggal : Rabu/10 Juni 2020

PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Isolasi Sosial
DS :
Klien mengatakan sudah mau berinterasksi dengan orang lain.
Klien mengatakan lebih suka mengobrol dengan anaknya.
DO :
Klien ditemani keluarga

Halusinasi
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas

2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
b. Halusinasi

3. Tujuan Keperawatan
Isolasi Sosial
a. Klien mampu berbicara saat melakukan kegiatan harian.
b. Klien mau berkenalan dengan banyak orang.

Halusinasi
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Isolasi Sosial
a. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan (latih 2 kegiatan)
b. Latihan berkenalan dengan 2-3 orang.

Halusinasi
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.

STRATEGI KOMUNIKASI TERAUPETIK


1. FASE ORIENTASI
8.0 IB (Isolasi Sosial)
a. Salam terpeutik (perkenalan untuk pertemuan pertama)
“Assalamu’alaikum mas, masih ingat dengan saya? Saya Perawat Revi, Baik mas K,
tujuan saya berkunjung ke sini adalah sesuai kontrak kita kemarin kita akan
melakukan kegiatan kedua yaitu berkenalan sambil melakukan kegiatan.”
b. Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan mas pagi ini?”
c. Kontrak saat ini (topik, waktu,tempat)
“Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berbincang – bincang lagi sebentar
selama 10 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana mas? Baiklah kita akan berbincang-bincang di
ruang ini saja. Baik kta berbincang selama 10 menit ya mas.”
10.0 WIB (Halusinasi)
a. Salam terpeutik (perkenalan untuk pertemuan pertama)
“Assalamu’alaikum mas, bertemu lagi dengan saya perawat Revi, jam 8 pagi tadi
saya sudah kemari ya mas.”
b. Evaluasi/validasi
”Bagaimana perasaan mas pagi ini?”
c. Kontrak saat ini (topik, waktu,tempat)
“Baiklah mas, bagaimana kalau sekarang kita berbincang – bincang lagi sebentar
selama 10 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana mas? Baiklah kita akan berbincang-bincang di
ruang ini saja. Baik kta berbincang selama 10 menit ya mas.”

2. FASE KERJA
08.00 WIB (Isolasi Sosial)
“Mas, boleh saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Bagus sekali mas, ternyata masih ingat
cara mengisi jadwalnya. Apakah mas sudah siap untuk kegiatan kita hari ini? Wah..
bagus mas. Baiklah sekarang kita mulai praktekkan cara berkenalan yang benar seperti
yang sudah suster ajarkan kemarin ya? Hebat… hebat mas. Nah.. serukan mas bisa
banyak kenal nama teman-teman? Jadi kepada siapapun yang kita temui jangan sungkan
untuk mengajak kenalan, kan mas sudah pinter. Okay mas?”
“Nah… sekarang tinggal dimasukkan ke jadwal kegiatan harian mas ya? Jangan lupa ya
mas selalu masukan ke jadwal kegiatan harian ini, setiap setelah mas melakukan
perkenalan sama teman yang mas ajak kenalan, okay mas?”

10.0 IB (Halusinasi)
”Kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan membuat mas
jengkel. Apa yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin
apakah sudah dilakukan? Betul sekali.”
”Cara kedua adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat bahwa mas
mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak mas mengobrol sehingga suara itu hilang
dengan sendirinya. Tidak hanya dengan saya, ketika mas di rumah dan mendengar suara
– suara lagi mas cepat cari keluarga atau teman untuk diajak mengobrol, jangan larut
dalam suara itu.”

3. FASE TERMINASI
08.00 WIB (Isolasi sosial)
a. Evaluasi perasaan klien setelah berbincang-bincang
“Bagaimana mas, setelah melakukan perkenalan ke beberapa orang? Apa yang mas
rasakan sekarang?”
b. Evaluasi isi materi yg sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“Bisakah mas ulangi sekali lagi cara berkenalan tadi?”
c. Rencana Tindak lanjut (dalam bentuk kalimat langsung)
“Sekarang kita masukkan ke jadwal harian ya bu untuk latihan berkenalan ini.”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Mas, bagaimana kalau besok kita berkenalannya di depan teman-teman? Jadi
bergantian, setelah itu tetap harus selalu memasukkan ke jadwal kegiatan harian mas
ya? Besok mas mau berkenalan dengan teman-temannya dimana? Bagaimana kalau di
saung depan situ? Besok mas mau jam berapa aja kita praktek berkenalan depan
teman-temannya? Bagaimana kalau jam 8 wib?”

11.0 WIB (Halusinasi)


a. Evaluasi perasaan klien setelah berbincang-bincang
“Bagaimana perasaan mas setelah kita berlatih cara kedua?”
b. Evaluasi isi materi yg sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“Coba mas ulangi lagi jika mas mendengar suara bisikan apa yang mas lakukan. Wah
betul sekali.”
c. Rencana Tindak lanjut (dalam bentuk kalimat langsung)
“Sekarang kita masukkan ke jadwal harian ya mas untuk latihan berkenalan ini.”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang (topik, waktu, tempat)
“Bagaimana jika besok kita bertemu lagi? Kita akan berlatih cara ketiga dengan
kegiatan? Jam 10 pagi seperti tadi ya mas. Baik di sini saja. Kalau begitu saya permisi.
Assalamu’alaikum.”

Anda mungkin juga menyukai