Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan judul “Asuhan keperawatan TB dan asma“. Dimana makalah
ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan medical bedah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa selama menyusun makalah ini belum sempurna
dikarenakan masih dalam tahap pembelajaran tingkat awal. Dengan adanya kendala dan
keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing individu dari kelompok, maka kami dari
kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini dengan sebaik
mungkin.
Dalam kesempatan ini terimakasih kami ucapkan semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembacanya. Apabila terdapat kesalahan atau kekurangan mohon dimaafkan.
Sebagai manusia, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi perbaikan yang lebih baik untuk kedepannya.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tuberculosis adalah penyakit yng disebabkan Mycobacterium tuberculosis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat terangsang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, UI).
Tuberculosis adalah penykit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dengn gejala yang sangat bervariasi (Mansjoer, 1999).
Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian
dunia karena angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium
tuberculosis ini tinggi hingga saat ini belum ada negara pun yang bebas TB.
Indonesia sendiri menempati peringkat ke-3 setelah india dan cina yang menjadi
negara degan kasus TB tertinggi. Hasil survey TB prevalensi TB di Indonesia pada
tahun 2009. 1,7 juta orang meninggal karena TB (600.000 diantaranya perempuan)
sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan) (Depkes,
2011).
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh
spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan
penurunan ventilasi alveolus. (Huddak & Gallo, 1997).Asma adalah penyakit jalan
nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer, 2002 :611).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang gambaran asuhan keperawatan dengan TB paru dan
asuhan keperawatan tentang asma bronkial dan juga mampu
mengaplikasikannya pada penderitanya.
2. Tujuan khusus
A. Pengertian
Batuk darah (hemoptisis)adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan
berasal dari saluran pernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glottis kearah distal,
batuk darah akan berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas,
sehingga penutupan luka dengan cepat terjadi (Hood Alsagaff, 1995, hal 301).
Tuberculosis adalah penyakit yng disebabkan Mycobacterium tuberculosis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat terangsang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, UI).
Tuberculosis adalah penykit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dengn gejala yang sangat bervariasi (Mansjoer, 1999).
B. Etiologi
Agen infeksius utama, Mycobacetrium tuberculosis adalah batang aerobik
tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar
ultraviolet.
Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium pernah, pada kejadian yang
jarang, berkaitan dengan terjadinya infeksi tuberculosis.
C. Klasifikasi
Klasifakasi TB Paru dibuat berdasarkan gejala klinik, bakteriologik, radiologik
dan riwayat pengobatan sebelumnya. Klasifikasi ini penting karena merupakan salah
satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi.
Sesuai dengan program Gerdunas P2TB klasifikasi TB Paru dibagi sebagai berikut:
a. TB Paru BTA Positif dengan kriteria:
-Dengan atau tanpa gejala klinik
-BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kah dlsokong
biakan positif 1 kali atau disokong radiologik positif 1 kali.
-Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru.
b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria:
-gejala klinik dan gambaran radiologik sesuai dengan TB Paru aktif
-BTA negatif, biakan negatif tetapl radiologik positif.
c. Bekas TB Paru dengan kriteria:
-Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif
-gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
-Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto yang
tidak berubah.
-Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung).
D. Patofisiologi
E. Gejala Klinis
Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejal flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. (Mansjoer, 1999)
Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan berat badan (Luckman dkk, 93)
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala
umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak
jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik. Gambaran klinik TB
paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
a. Gejala respiratorik, meliputi:
>Batuk : Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur
darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
> Batuk darah : Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak
berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah
sangat banyak.
Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
> Sesak napas : Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain.
> Nyeri dada : Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila sistem Persarafan di pleura terkena.
b. Gejala sistemik, meliputi:
> Demam : Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip demam influeza, hilang timbul dan makin lama makin panjang
serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
> Gejala sistemik lain : Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan serta malaise.
> Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul
menyerupai gejala pneumonia.
Tuberkulosis Paru termasuk insidius. Sebagian besar pasien menunjukkan
deman tingkat rendah, keletihan, anorexia, penurunan BB, berkeringat malam, nyeri
dada dan batuk menetap. Batuk pada awalnya mungkin non produktif, tetapi dapat
berkembang ke arah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis.
Tuberkulosis dapat mempunyai manisfestasi atipikal pada lansia, seperti perilaku
tiada biasa dan perubahan status mental, demam, anorexia dan penurunan BB. Basil
TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman.
H. Medikamentosa
Jenis obat yang dipakai :
- Obat primer
1. Isoniazid (H)
2. Rifampisin (R)
3. Pirazinamid (Z)
4. Streptomisin
5. Etambutol (E)
- Obat sekunder
1. Ekonamid
2. Protionamid
3. Sikloserin
4. Kanamisin
5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6. Tiasetazon
7. Viomisin
8. Kapreomisin
1. Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
- Kelelahan
- Nafas pendek karena kerja
- Kesulitan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat
- Mimpi buruk
- Takhikardi, takipnea/dyspnea pada kerja
- Kelelahan otot, nyeri, dan sesak
b. Integritas Ego
- Adanya / factor stress yang lama
- Masalah keuangan, rumah
- Perasaan tidak berdaya / taka da harapan
- Menyangkal
- Ansetas, ketakutan, mudah terangsang
c. Makanan / cairan
- Kehilangan nafsu makan
- Tidak dapat mencerna
- Penurunan berat badan
- Turgor kulit burut, kering/kulit bersisik
- Kehilangan otot/hilang lemak sub kutan
d. Kenyamana
- Nyeri dada
- Berhati-hati pada daerah yang sakit
- Gelisah
e. Pernafasan
- Nafas pendek
- Batuk
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Pengembangan pernafasan tak simetris
- Perkusi pekak dan penurunan fremitus
- Defiasi trekeal
- Bunyi nafas menurun/taka da secara bilateral atau unilateral
- Karakteristik : hijau /kurulen, kuning atau bercak darah
f. Keamanan
- Adanya kondisi penekanan imun
- Test HIV positif
- Demam atau sakit panas akut
g. Interaksi sosial
- Perasaan isolasi atau penolakan
- Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab
a. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultul sputum
2. Zeihl-Neelsen
3. Tes kulit
4. Foto thorak
5. Histologi
6. Biopsy jarum pada jaringan paru
7. Elektrosit
8. DGA
9. Pemeriksaan fungsi paru
b. Diagnosa keperawatan
1. Risiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
- Pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia
- Kerusakan jaringan
- Penurunan ketahanan
- Malnutrisi
- Terpapar lingkungan
- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan pathogen
Kriteria hasil :
- Pasien menyatakan pemahaman penyebab/factor risiko individu
- Mengidentifikasi untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi
- Menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk peningkatan
lingkungan yang aman
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi:
Intervensi :
A. Pengertian
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (Silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA Pa O kurang dari 80%
i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik(Halim Danukusumo,
2000)
D. Patofisiologi/Pathways
Intervensi :
DP : kurang pengetahuan
Intervensi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberculosis adalah penyakit yng disebabkan Mycobacterium tuberculosis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat terangsang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, UI).
Tuberculosis adalah penykit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dengn gejala yang sangat bervariasi (Mansjoer, 1999).
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut
otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan
ventilasi alveolus. (Huddak & Gallo, 1997)
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer, 2002
:611)
B. Saran
Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan kepada:
1. Pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan hal-hal
yang menyimpang dari petunjuk dokter dan perawat
2. Keluarga senantiasa memotivasi pasien dan keluarga untuk selalu menjaga
pola hidup dan kesehatan pasien.
3. Perawat sebagai tim kesehatan sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan agar mampu merawat pasien secara komprehensif dan optimal.
4. Institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung terciptanya
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Daftar Pustaka
Lynda Juall Carpenito, 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi
2, EGC, Jakarta.