Anda di halaman 1dari 22

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

WAHAM

Oleh:kelompok 11
Diah Wulandari
Edi Wahyudi
Fina Rohmatil Ummah
Sarifah Annisa
Sulistya Nova Pradana
Muhammad Ali Napiah
Gustiar Risky Anugrah
Yulia Ango
Yuliana

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHMMADIYAH
PONTIANAK
2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social.
Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain
atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang
lain dan kebutuhan pernytaan diri.

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan


dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif
dan mengurangi perilaku maladaptive.

Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi


aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga
meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan
orientasi realitas ( Birckhead, 1989). Terapi aktifitas kelompok sering
digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas
kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam
keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.

Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai


realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan
orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing
dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi
kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten
kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus
tentang realitas lingkungan, yaitu dirisendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
B. Topik
Waham
Sesi 1 : Pengenalan Orang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan
kenyataan
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
b. Klien mengenal waktu dengan tepat.
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya
dengan tepat
BAB II LANDASAN TEORI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA

Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah


upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri,
orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
A. Konsep Waham
1. Definisi

Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien


yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011). Waham curiga adalah
keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan (Kelliat, 2009).

2. Klasifikasi
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :

Jenis Pengertian Perilaku


Waham klien
Waham Keyakinan secara berlebihan bahawa “Saya ini pejabat di
kebesaran dirinya memiliki kekuatan khusus atau kementrian
kelebihan yang berbeda dengan orang semarang!”
lain, diucapkan berulang-ulang tetapi “Saya punya
tidak sesuai perusahaan paling
dengan kenyataan besar lho “.

Waham Keyakinan terhadap suatu agama secara “ Saya adalah tuhan


agama berlebihan, diucapkan berulang-ulang yang bisa menguasai
tetapi tidak sesuai dan mengendalikan
dengan kenyataan. semua makhluk”.
Waham Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau “ Saya tahu mereka mau
curiga merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan menghancurkan saya,
berulang-ulang karena iri dengan
tetapai tidak sesuai dengan kesuksesan saya”.
kenyataan.

Waham Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian “ Saya menderita


somatik tubuhnya terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang kanker”. Padahal hasil
tetapi tidak pemeriksaan lab tidak
sesuai dengan kenyataan. ada sel kanker pada
tubuhnya.”

Waham Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal “ ini saya berada di alam
nihlistik dunia, diucapkan berulangulang kubur ya, semua yang
tetapi tidak sesuai dengan ada disini adalah roh-roh
nya”
kenyataan.

3. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama
fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :

a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan


menilai dan menilik terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan
kemampuan berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal
(ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan
hubungan sosial).
c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
d. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi,
efek, ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
e. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
4. Manifestasi Klinik
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu
a. gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
b. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi.
c. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.
d. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan
yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang
jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu : Tanda dan gejala
pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak
ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang
lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan
keagamaan secara berlebihan.

B. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling
bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu.
Individu dalam kelompok saling mempengaruhi dan bertukar informasi
melalui komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi
perubahan perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok ini di
desain secara sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku maladaptif
menjadi perilaku adaptif atau dapat difungsikan sebagai terapi. Terapi
menggunakan aktifitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi Aktivitas
Kelompok/kien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang
ditandai dengan perilaku pasien maladptif, tidak umum, aneh, tidak lazim, dan
menimbulkan distres serta gangguan dalam pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Terapi menggunakan aktivitas dalam kelompok ini disebut sebagai
Terapi Aktivitas Kelompok. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok
sebagai bagian dari terapi kelompok sangat penting diterapkan dalam
penanganan pasien gangguan jiwa dimasyarakat.

Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapi pada


sekelompok pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas
tertentu untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Lama
pelaksanan TAK adalah 20-40 menit untuk kelompok yang baru terbentuk.
Untuk kelompok yang sudah kohesif, TAK dapat berlangsung selama 60-120
menit (Budi Ana Keliat, 2007).

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan


sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan
pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan Karlina (2009)
adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata
(realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK
orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.
C. Klien
1. Karakteristik/kriteri Klien
a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi)
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
2. Proses Seleksi
a. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
b. membuat kontrak dengan klien
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
e. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas
kelompok
f. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
3. Data Klien
Nama klien peserta TAK:
NO NAMA MASALAH KEPERAWATAN

D. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada: Hari/tanggal: kamis, 1
september 2022
Waktu: 08:00-09:00 WIB
Tempat: lab stikmuhptk
2. Tim Terapis dan Tugasnya
a. Leader:
b. Co. Leader:
c. Fasilitator:
d. Observer:
a. Peran dan Fungsi Tugas Terapi
1) Tugas Leader
- Menyusun rencana TAK
- merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya
TAK
- Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan,
memimpin jalannya TAK
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik
- Sebagai role model
- Memberi motivasi anggota untuk mengemukakan pendapat
dan memberi reinforcement positif
- Evaluasi tindak lanjut
2) Tugas Co. Leader
- Membantu leader dalam pengorganisasian anggota kelompok
- Mengingatkan pemimpin bila diskusi menyimpang
- Bersama leader menjadi contoh bentuk kerja sama yang baik
3) Tugas fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota
kelompok untuk aktif mengikuti berlangsungnya TAK.
- Mengikuti arahan dari leader dalam mengikuti kegiatan
kelompok
4) Tugas Observer

- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format


yang tersedia), dinamika jalannya TAK, keadaan peserta
(aktif, pasif, kooperatif)
- Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses
hingga penutupan
- Memberikan umpan balik kepada leader, co-leader, fasilitator

5) Setting tempat
P P
P P

Keterangan
F MEJA F Gambar L :
leader
CL : co
leader F :
fasilitator P
L
: pasien
O : observer

CL

E. Antisipasi Masalah
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok

a. Memanggil pasien

b. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan


perawat atau pasien yang lain

2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit :

a. Panggil nama pasien

b. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan

c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan


pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah
itu pasien boleh kembali lagi
F. Proses Pelaksanaan
Sesi I : Pengenalan Orang
1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
b. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
c. Klien mampu mengenal dirinya.
2. Kriteria Anggota
a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi)
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
3. Nama Klien dan Ruangan
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah:
Berikut adalah nama-nama klien yang mengikuti pelaksanaan terapi
aktivitas kelompok yakni:
a. Ny. A
b. Tn. R
c. Ny. S
d. Ny. U
4. Alat
a. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
b. Spidol
c. Bola tenis
d. Tape recorder
e. Kaset “ dangdut “
5. Metode dan Media
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
6. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dan terapis pada klien
2) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
d) Lama kegiatan 45 menit
e) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing – masing klien.
2) Terapis meminta masing – masing klien menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, dan asal
3) Terapis meminta masing – masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang dibagikan.
4) Terapis meminta masing – masing klien memperkenalkan diri
secara berurutan, ssearah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
5) Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu
klien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal, Dan hobi dari klien yang lain ( minimal nama
panggilan
6) terapis memutar tape recorder dan menghentikan. Saat musik
berhenti klien sedang memegang bola tenis menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan,nama asal, dan hobi dari klien yang lain.
7) Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran
8) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien lain untuk bertepuk tangan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien mnyapa orang lain sesuai dengan
nama panggialannya
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang,
yaitu “ mengenal tempat”
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluai dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan
klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan,
asal, dan hobi klien lain. Formulir evaluasi sebagai berikut
kemampuan mengenal orang lain
Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama klien
2. Menyebutkan nama panggilan klien
Lain
3. Menyebutkan asal klien lain
4. Menyebutkan hobi klien lain

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui
nama,panggilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda  jika klien mampu
dan tanda  jika klien tidak mampu.
2) Dokumentasi
Dokumentasi pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh :
klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu
menyebutkan nama panggilan, asal, dan hobi klien lain di sebelahnya.
Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan
Sesi 2 : Pengenalan Tempat
1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
c. Klien mengenal kamar tidur.
d. Klien mengenal tempat tidur.
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan,
kamar mandi, dan WC.
2. Setting
a. Terpis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan tempat perawatan klien.
3. Alat
a. Tape recorde
b. Kaset lagu “ dangdut “
c. Bola tenis
4. Metode dan Media
a. diskusi kelompok
b. Orientasi lapangan
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta sesi 1 TAK
orientasi realitas.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Terapis dank lien memakai papan nama.
c. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih ingat nama – nama klien
yang lain
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat
yang biasa dilihat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tahap kerja
1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan ; klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang mampu menjawab dengan tepat.
2) Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu
dangdut,sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta
kepeserta lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang
sedang memegang bola tenis akan diminta menyebutkan nama rumah
sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat.
3) Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu, dan
meminta klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan
nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang
sampai semua peserta mendapat giliran.
4) Terapis memberikan pujian saat klien menyebutkannya dengan
benar.
5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat,kamar ,mandi, WC,
ruang istirahat,ruang TAK,dan ruangan lainnya.
f. Tahap terminasi
1) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama – nama
tempat
3) Kontrak yang aka nada datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang yaitu
mengenal waktu
2. Menyepakati waktu dan tempat
g. Evaluasi dan dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khusunya
pada tahap kerja.Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita
tempat,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di
rumah sakit.
Kemampuan mengenal tempat dirumah sakit
No Nama klien
Aspek yang dinilai
.
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
Perawat
4. Menyebutkan letak kamar
mandi dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien , beri penilainan tentang kemampuan mengenal tempat –
tempat diruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda  jika klien
mampu dan tanda  jika klien tidak mampu.

2) Dokumentasi
Dokmentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien
mengikuti sesi 2, TAK orientasi realitas tempat. Klien mampu
menyebutkan nama ruangan dan letak kamar tidur yang lain
belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di
ruangan

Sesi 3 : Pengenalan Waktu


1. Tujuan
a. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat
b. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
c. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
d. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat
2. Setting
a. terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Klien berada diruangan yang ada kalender dan jam dinding
3. Alat
a. Kalender
b. Jam dinding
c. Tape recorder
d. Kaset lagu “ dangdut”
e. Bola tenis
4. Metode dan Media
a. Diskusi
b. Tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien peserta sesi 2 TAK
orientasi realitas
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Terapis dank lien memakai papan nama
c. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama
ruangan yang sudah dipelajari
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
2) Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder,
sedangkan bola tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada
saat music berhenti, klien yang memegang bola tenis menjawab
pertnyaan dari terapis
3) Terapis menghidupkan music, dan mematikan music. Klien
mengedarkan bola tenis secara bergantian searah jarum jam. Saat
music berhenti, klien yang memegang bola siap menjawab
pertanyaan terapis tentang, tanggal,bulan,tahun,hari,dan jam saat
itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien mendapat giliran
4) Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberikan
jawaban dengan tepat
f. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan tentang perasaan klien
setelah mengikuti TAK.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok


b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien member tanda / mengganti kalender
setiap hari
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan
indikasi klien
2. Menyepakati waktu dan tempat
g. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas
waktu,kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal
waktu, hari,tanggal,bulan, dan tahun. Formulir evaluasi sebagai

Kemampuan mengenal waktu


No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan mengenal waktu,
hari,tanggal,bulan,dan tahun. Beri tanda  jika klien mampu dan beri tanda
 jika klien tidak mampu
2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat
TAK, pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh :
klien mengikuti sesi 3, TAK OR waktu. Klien mampu
menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang belum mampu.
Orientasikan klien terhadap waktu secara intensif.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah , Lilik Ma’rifatul.2011.Keperawatan Jiwa Aplikasi


Praktek Klinik.Yogyakarta: Graha Ilmu

Damaiyanti, M.2010.Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan .


Bandung: Rafika Aditama
Iyus , Yosep.2010.Keperawatan Jiwa.Bandung: Rafika Aditama.
Keliat , Budi.2009.Model praktik Keperaawatan Profesionak Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat , Budi,dkk.2004.Keperawatan JIwa Terapi Aktifitas Kelompok.Jakarta:
EGC
Koplan, Hardo,dkk.1998.Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta : Widya Medika
Maratih , Ayu.2008.Psikiatri Komprehensif.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai