I. PENGUMPULAN DATA
Lingkungan untuk mencapai proses manajerial keperawatan dan
kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi S1
Ilmu Keperawatan adalah ruang kadiologi kelas I, II dan III denngan kapasitas
tempat tidur 9 buah (kelas I = 5 tempat tidur dan kelas II = 4 tempat tidur, kelas
II wanita = 12 tempat tidur, kelas II laki-laki = 17 tempat tidur). Kasus penyakit
terbanyak pada ruangan kardiologi antara lain : penyakit jantung koroner,
kongenental dan hypertensi dengan dekompensasi kordis.
A. FASILITAS
1. Fasilitas untuk klien
Ruangan kelas I ada 5 tempat tidur, 5 buah meja pasien dan 5 buah kipas
angin, 5 buah kursi dan 5 tempat jemuran pakaian (masing-masing kamar
1 buah)
Ruang kelas II wanita ada 4 tempat tidur, 5 buah meja dan 4 buah kursi
(masing-masing tempat pasien 1 buah)
Ruang kelas III masing-masing punya 1 meja dan kursi untuk penunggu.
Kamar mandi dan WC untuk kelas I, II dan III terletak samping
dibelakang masing-masing ruangan.
Wastafel 2 buah yang terdapat di ruangan III wanita & pria, masing-
masing 1 buah.
2. Fasilitas petugas kesehatan
Fasilitas untuk petugas terdiri dari : ruang kantor/ nurse station, ruang
administrasi,/inventaris, ruang ganti pakaian, kamar kecil dan kamar mandi,
ruang kepala ruangan masing-masing 1 buah.
3. Alat-alat kesehatan
Ruang kardiologi mempunyai persediaan obat-obatan
emergensi, ECG 2 unit.
DC shock 2 unit, beberapa unit alat monitor.
Generator face maker 2 unit.
Infusion pump 2 buah dan syringe
PSA (unuk analisis jantung)
Emergency kid 1 unit
Tensio meter, stetoskop 2 buah
Bak ijeksi 4 buah
B. KETENAGAAN
1. Jumlah tenaga yang diruangan kardiologi 16 orang terdiri : 1
orang Sarjana Kesehatan Masyarakat, 9 orang lulusan D 3/AKPER, 5 orang
lulusan SPK dan 1 orang lulusan SPR, sedangkan perawat yang bertanggung
jawab di ruangan kelas I dan II, untuk dinas pagi adalah 1 orang dengan
jumlah pasien saat ini ) dan untuk dinas sore dan malam perawat yang
bertanggung jawab khusus tidak ada tetapi digabung dengan perawat ruangan
kelas III dan rata-rata perawat yang bertugas untuk shif sore dan malam
berjumlah 2 orang perawat dan dibantu oleh 2 orang pekarya kesehatan.
2. Dengan adanya mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang menggunakan ruang kardiologi sebagai lahan praktik,
terutama untuk ruangnan kelas I dan II untuk diterapkan model praktik
1
keperawatan primer dengnan jumlah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang praktik 8 orang dan 1 dari D 3 dan 1 orang SPK.
Berdasarkan hasil analisa situasi ruangan kardiologi yang diadakan dari tanggal 1
– 2 April 2002 yang berdasarkan tingkat ketergantungan klien dan kapasitas
tempat tidur yang ada maka sangat memungkinkan untuk dilaksanakan model
praktik keperawatan profesional dengan metode primery nursing.
2
b. Kebutuhan Tenaga Perawat (dari tanggal 1 – 2 April 2002)
1. Ruang Kardiologi secara umum
C. ANALISA SWOT
Model praktik keperawatan profesional .
1. Strength ( Kekutan )
Memiliki visi dan misi
SDM : 1 orang SKM, D 3 Keperawatan 9 orang, SPK = 5
orang, SPR = 1 orang.
Tempat PBK D III dan S 1 keperawatan
Punya protaf khusus perawatan kardiologi
Punya sarana dan prasarana penunjang untuk kasus kardiologi
Punya ruang pertemuan perawat/dokter
2. Weakness ( Kelamahan )
1. Kuantitas & kualitas SDM masih belum memadai
2. MPKP belum pernah dilaksanakan dengan sistem penugasan
primer
3. Tanggung jawab perawat & model penugasan yang dipakai
masih belum jelas.
3. Oppurtunity ( Kesempatan )
Program D 3 khusus, D IV dan S1 keperawatan
Sosialisasi, belajar bersama
3
Pelatihan dan seminar
4. Thretened ( Ancaman )
Persaingan antara rumah sakit
D. PERMASALAHAN
Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa
terdapat beberapa permasalahan yang belum adanya metode
penugasan yang jelas dalam praktik keperawatan profesional di
ruangan kardiologi.
E. RENCANA STRATEGIS
Melakukan penerapan model praktik keperawatan profesional
dengan metode penugasan Primer.
Metode Primer
Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab panuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk
sampai dengan keluar rumah askit. Metode ini mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana
asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan
tanggung gugat model praktik keperawatan primer sebagai berikut :
Keuntungan / Kelebihannya :
Kelebihan dari “primery Nursing adalah :
1. Sifatnya kontinyu dan komrehensif
2. Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil
dan kesempatan besar untuk mengembangkan diri.
3. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap
pengobatan
4. Tim kesehatan lain senantiasa akan mendapat informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
5. Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya
kebtuhan secara individu (Gillis, 1989)
Kelemahan :
Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan
pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil
4
keputusan yang tepat, menguasai keperaweatan klinik, akontable serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.
Tugas Perawat Primer :
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
4. Mengkomunikasikan dan koordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain/perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6. Menerima dan menyelesaikan rencana
7. Melakukan rujukan
8. Membuat perjanjian klinik
9. Mengadakan kunjungan rumah
Ketenagaan :
Setiap perawat primer adalah perawat bed side
Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat
Penugasan dilakukan oleh kepala bangsal
Perawat primer dibantu perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten.
TIMBANG TERIMA
5
7. Isi materi laporan masih kurang terarah pada masalah
keperawatan.
3. Oppurtunity ( Kesempatan )
Kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi
Tersedianya waktu untuk timbang terima
Adanya kesempatan pengembangnan tenaga keperawatan kejenjang yang
lebih tinggi dan pelatihan keperawatan baik di dalam dan luar negeri
4. Thretened ( Ancaman )
Masuknya perawat asing ke Indonesia.
Persaingan antar rumah sakit
PERMASALAHAN
Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa sistem timbang
terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang disampaikan
dalam timbang terima belum mencakup secara keseluruhan, antara lain :
Masalah keperawatan yang masih muncul
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan masih terlalu
umum.
Catatan yang ada pada buku timbang terima masih umum.
RENCANA STRATEGIS
Pelaksanaan timbang terima akan tetap dilaksanakan hanya saja perlu adanya
pembenahan agar dapat lebih optimal. Pembenahan kegiatan ini mulai pada minggu
kedua dengan menetapkan alur timbang terima serta format timbang terima yang
efektif dan efesien.
Timbang terima
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1. Persiapan
a) Kedua kelompok dinas sudah siap.
b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
a) Di Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara penuh menhenai masalah keperawatan pasien
serta segenap tindakan yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya selama masa perawatan ( tanya jawab ).
b) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
c) Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
Identitas klien dan diagnosa medis
Masalah keperawatan yang masih muncul.
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum)
Intervensi kolaboratif.
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang
lainnya, persiapan untuk konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin
dilaksanakan.
Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaorkan.
6
d) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
e) Sedapat dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan
padat.
f) Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
g) Timbang terima dilaksanakan oleh mahasiswa langsung dengan
perawat ruangan yang dinas shift berikutnya, meskipun mahasiswa dinas pagi
semua.
h) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku
laporan ruangan oleh mahasiswa yang berperan sebagai PP.
7
Alur timbang terima adalah sebagai berikut :
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN KEADAAN
PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM
3. SEBAGIAN
4. BARU
8
FORMAT TIMBANG TERIMA
Surabaya, ............................200
2
Petugas Yang Menerima Petugas Yang Menyerahkan
........................................ ........................................
Mengetahui,
Kepala Ruangan ........................
........................................
9
NIP...................................
RONDE KEPERAWATAN
Permasalahan :
Belum dilaksanakannya sistem ronde keperawatan
Perencanaan :
Menetapkan ronde keperawatan di ruangan kardiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Ronde Keperawatan.
adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
disamping pasien, membahas dan melaaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat
Assosiet) serta melibatkan seluruh anggota tim
10
5. Meningkatkan intervensikemampuan menilai hasil kerja
6. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana keperawatan
Peran PP dan PA
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
Menjelaskan masalah keperawatan utama klien
Menjelaskan intervensi yang beum dan sudah dilakukan
Menjelaskan tindakan selanjutnya
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
11
Alur pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
PERSIAPAN PASIEN :
INFORM CONSENT
HASIL
PENGKAJIAN
VALIDASI DATA
ANALISA DATA
12
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Sudah Pendokumentasian Adanya Tuntutan
tersedianya Asuhan mahasiswa S1 tanggung
format dari Keperawatan keperawatan jawab untuk
pengkajian belum optimal yang praktik meningkatkan
sampai Tidak semua klinik profesionalis
evaluasi status klien manajemen me
Adanya terdapat format keperawatan di keperawatan
kemauan dokumentasi yang ruangan Adanya
perawat untuk lengkap Kardiologi profesi lain
melakukan Sosialisasi yang
pendokumenta proses belajar berkepenting
sian antara an terhadap
mahasiswa dokumentasi
dengan ASKEP
perawat Persaingan
ruangan. antar rumah
sakit
Adanya
akriditasi
rumah sakit
Masalah
Pendukomentasian proses keperawatan belum dilaksanakan secara optimal.
Rencana Strategis
1. Pembenahan format dokumentasi asuhan keperawatan
2. Perlu adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap dokumentasi asuhan
keperawatan
3. Perlu adanya reward system terhadap dokumentasi keperawatan yang baik.
SENTRALISASI OBAT
Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Pengobatan Adanya tugas Sebagai Tidak semua
dapat diberikan tambahan bagi tanggunggugat bersedia
secara tepat, : perawat & tanggung obatnya untuk
o Tepat Adanya jawab perawat disentralisasi
klein tambahan dalam
o Tepat fasilitas melaksanakan
dosis Perlu fungsi
13
o Tepat pendekatan kolaborasi dgn
waktu khusus baik medis
o Tepat kepada pasien Melatih
cara dan keluarga perawat agar
Menghindari sebelum lebih teliti dan
penyalahguna dilakukan hati-hati dalam
an obat, oleh : sentralisasi obat segala tindakan
o Pasien Sentralisasi Melatih
o Orang obat pernah perawat untuk
lain dilakukan tetapi lebih
Memudahkan tidak meningkatkan
pengecekan berlangsung perannya dalam
obat oleh lama komunikasi
petugas Tidak semua terapeutik
Adanya petugasber secara optimal
dukungan dari sikap jujur
kepala ruangan Tidak semua
petugas
komitmen
Masalah
Tidak ada sentralisasi obat
Perencanaan Strategis
Perlu pelaksanaan sentralisasi obat di ruangan kardiologi pada minggu ke –2
Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan, karena dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi
farmakologi ( pengobatan ) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat
dilaksanakan pada ruang kelas IRNA Brdah Mata dengan jumlah tempat tidur 16
buah.
1. Persiapan
a) Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu lemari
obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat
b) Mngadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan
tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien
melalui informed concent.
2. Pelaksanaan
a) Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Bedah Mata kelas I dan II mulai
minggu I hari ke 4 sampai dengan minggu IV
b) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.
c) Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pad lembar
daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
d) Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa
dan perawat ruangan dinas shift berikutnya.
14
e) Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut
DOKTER
PENDEKATAN PERAWAT
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
KELUARGA/ PASIEN
SURAT PERSETUJUAN
PP / PERAWAT YANG
MENERIMA
PENGATURAN / PENGELOLAAN
OLEH PERAWAT
15
SUPERVISI
Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Kepala ruangan Fungsi Memantapkan Persaingan
sebagai supervisor kemampuan antar rumah
pelaksana belum kemandirian sakit dalam
supervisor diuraikan perawat meningkatkan
Kepala ruangan secara jelas Mengurangi mutu pelayanan
adalah melalui kekeliruan
pimpinan petunjuk Menghindari
tertinggi di peraturan kesalahan yang
ruangan Belum adanya parah
Kepala ruangan laporan tertulis
bertanggung yang baku dari
jawab terhadap supervisor
fungsi Perawat merasa
manajemen tertekan
ruangan Tidak semua
perawat
menerima
sengan senang
hati
Masalah
Supervisor belum dilaksanakan secara optimal
Perencanaan Strategis
Menerapkan supervisor keperawatan yang lebih optimal (efesien dan efektif )
Supervisi Keperawatan
Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian
tujuan..
16
3. Evaluasi
a) Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan
supevisi.
b) Melakukan evaluasi ulang setelah supervisi setelah waktu yang ditetapkan.
17