Oleh :
Nama : Febriani Izmi
NIM : B1A017088
Rombongan : II
Kelompok :1
Asisten : Persona Gemilang
A. Latar Belakang
Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang
merupakan salah satu sistem organ terbesar dalam tubuh makhluk hidup. Tiga
jenis sel darah utama adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan trombosit. Cairan plasma membentuk 45%-60% dari volume darah total, sel
darah merah menempati sebagian besar volume sisanya (Sacher & Richard, 2000).
Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk
cairan. Fungsi utama darah adalah sebagai media transportasi, memelihara suhu
dan keseimbangan cairan, asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya secara efektif
mampu mengangkut oksigen tanpa meninggalkan pembuluh darah (Arifin et al.,
2013). Sel darah merah (eritrosit) merupakan komponen darah yang jumlahnya
paling banyak dalam susunan komponen darah manusia. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang merupakan representasi warna merah dalam darah.
Kelainan eritrosit biasanya adalah keadaan dimana eritrosit tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Setiawan et al., 2014).
Darah sendiri merupakan tipe sel yang begitu rentan terhadap kondisi
osmosis, yaitu perubahan media mengakibatkan sel darah menjadi abnormal. Hal
ini dikaitkan dengan kecenderungan sel dalam aliran materi dan media
lingkungan, dimana aliran air terhadap gradien konsentrasi akan mengakibatkan
sel pecah maupun sebaliknya (Bryon & Doroth, 1973). Pembekuan darah terjadi
jika terjadi luka, hal ini dikarenakan faktor enzim trambokinase, vitamin k, dan
ion kalsium, dimana trombokinase mampu mengubah fibrinogen menjadi benang
fibrin yang akan menutup darah (Campbell, 2009).
B. Tujuan
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, object
glass, cover glass, tabung kapiler, pipet hisap, alat bedah, lancet, syring, beaker
glass, dan stopwatch.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah darah segar manusia
dan katak sawah (Fejervarya cancrivora), larutan NaCl (0,2%, 0,4%, 0,6%,
0,9%, 1%), alkohol 70%, EDTA, dan kapas atau tissu.
B. Cara Kerja
1. Darah katak diambil dengan cara yang sama seperti prosedur pengambilan
darah katak untuk pengamatan konsentrasi darah yaitu diisap langsung dari
jantungnya.
2. Darah diletakkan pada object glass yang bersih dan kering kemudian ditetesi
dengan larutan NaCl 0,6%.
3. Campuran darah dan larutan NaCl 0,6% dihomogenkan dan ditutup dengan
cover glass kemudian diamati menggunakan mikroskop.
4. Sampel darah manusia diambil dengan cara ujung jari praktikan dibersihkan
terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% kemudian diutusuk menggunakan
lancet steril dan darah diteteskan pada object glass.
5. Darah ditetesi larutan NaCl 0,9% dan dihomogenkan kemudian ditutup dengan
cover glass.
6. Campuran darah tersebut diamati menggunakan mikroskop dan dibandingkan
dengan struktur darah pada katak.
B. 3 Waktu Beku Darah
1. Jari dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditusuk dengan lancet steril
dan darah diambil secukupnya menggunakan pipa kapiler.
2. Dengan interval satu menit, pipa kapiler dipotong sedikit demi sedikit sampai
terbentuk fibrin yang ditandai dengan potongan kapiler yang tetap
menggantung setelah dipatahkan.
3. Waktu yang diperlukan darah untuk membeku dicatat, yaitu waktu sejak jari
dilukai sampai kapiler yang dipatahkan tetap menggantung
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kelompok Waktu
1 > 7 menit
2 6 menit 4 detik
3 6 menit 11 detik
4 4 menit 9 detik
5 4 menit 9 detik
Ob
Kalibrasi : x 10 = 100 x = 9,8 µm
Ok
1. Sel darah pada manusia NaCl 0,2%
E1 = 3 x 9,8 E4 = 3 x 9,8
= 29,4 µm = 29,4 µm
E2 = 4 x 9,8 E5 = 3 x 9,8
= 39,2 µm = 29,4 µm
E3 = 5 x 9,8
= 49 µm
Rata-rata = E1 + E2 + E3 + E4 + E5
5
= 29,4 + 39,2 + 49 + 29,4 + 29,4
5
= 35,28 µm
2. Sel darah pada katak NaCl 0,2 %
E1 = 4+ 4 x 9,8 = 39,2 µm E4 = 4 + 6 x 9,8 = 39,2 µm
2 2
E2 = 3 + 3 x 9,8 = 29,4 µm E5 = 3 + 8 x 9,8 = 34.3 µm
2 2
E3 = 5 + 7 x 9,8 = 39,2 µm
2
Rata-rata = E1 + E2 + E3 + E4 + E5
5
= 39,2 + 29,4 + 39,5 + 39,2 + 3,43
5
= 36,26 µm
B. Pembahasan
Kamen, B., & Rossenbaum, M., 2004. Alcohol-vitamin and nutrient “effect of
alcohol on nutrient absorption generally”. New York: June Russell’s health
fact.
Lesson, T., 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC.
Lessy, A., Darus S. P., & G. Gerung., 2013. Uji Aktivitas Antikoagulan Pada Sel
Darah Manusia dari Ekstrak Alga Coklat Turbinaria Ornata. Jurnal Pesisir
dan Laut Tropis. 2(1), pp. 21-27.
Schmidt, K., 1997. Animal Physiology: Adaptation and Environment Book. USA:
Cambridge University Press.
Setiawan, A., Esti, S., & Wiharto., 2014. Segmentasi Citra Sel Darah Merah
Berdasarkan Morfologi Sel Untuk Mendeteksi Anemia Defisiensi Besi. Jurnal
ITSMART, 3(1), pp. 1-8.
Siswanto, Sulabda, I. N. & Soma, I. G., 2014. Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi Bali.
Jurnal Veteriner, 15(1), pp. 64-67.
Srikini., 2000. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Pretorius, E., Janette, B., Natasha, V., & Boguslaw, L., 2013. Oxidation Inhibits
Iron-Induced Blood Coagulation. Current Drug Targets. (14), pp 13-19.
Rousdy, D. W., & Riza, L., 2018. Hematologi Perbandingan Hewan Vertebrata: Lele
(Clarias batracus), Katak (Rana sp.), Kadal (Eutropis multifasciata), Merpati
(Columba livia), dan Mencit (Mus musculus). Bioma, 7(1), pp. 1-13.
Sacher, Ronald, A., & Richard, A. McPherson., 2000. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Lanoratorium. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wei, J., Yan, Y. L., Li, W., Guo, H. D., Xiao, L. F., & Zhi, H. L., 2015. Evolution of
erythrocyte morphology in amphibians (Amphibia: Anura). ZOOLOGIA, 32(5),
pp. 360–370.
Wiguna, I. Komang., 2009. Aplikasi Ilmu Fisiologi Sistem Darah Dan Cairan Tubuh
Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Denpasar: Universitas Udayana.