Anda di halaman 1dari 2

Tabung Konsentrasi Absorban % hemolisis

1 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 0,1 % 0,76 92,68


2 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 0,2 % 0,85 100
3 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 0,3 % 0,78 91,6
4 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 0,4 % 0,85 100
5 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 0,8 % 0,015 1,8
6 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 0,9 % 0 0
7 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 2 % 0,07 8,24
8 0,4 ml darah + 3,6 Nacl 3 % 0,02 2,35

Darah merupakan komponen metabolisme makhluk hidup yang berperan sebagai media
transportasi oksigen dan sari makanan ke dalam jaringan dan mengangkut sisa metabolisme
jaringan dan karbon dioksida untuk selanjutnya diekskresikan. Selain itu, sistem sirkulasi darah
dapat juga berperan sebagai sarana penyaluran sekresi kelenjar endokrin menuju organ target.
Menurut Dellman dan Brown (1989), volume total darah mamalia berkisar antara 7 -8 % dari
bobot badan dengan komposisi plasma sebesar 75-85% dan sisanya merupakan benda-benda
darah sebanyak 25-35 % yang terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih),
dan platelet (keping darah), sedangkan plasma darah itu sendiri tersusun atas 91-92% cairan dan
8-9% padatan (Swenson 1984).
Sel darah merah yang matang sangat mudah dikenali disebabkan oleh morfologinya yang
unik. Pada keadaan normal, bentuk sel darah merah adalah dwi cekung dengan diameter purata
8µm, ketebalan 2µm dan volumenya sekitar 90fL. Ia tidak mempunyai nukleus atau mitokondria,
dan 33% daripada kandungannya terdiri daripada protein tunggal yaitu hemoglobin. Hampir
kesemua kebutuhan tenaga intrasellular didapat lewat metabolisme glukosa, yang bertujuan
untuk mengekalkan hemoglobin dalam kondisi larut dan reduksi, menyediakan sejumlah 2,3-
difosfogliserat (2,3-DPG) yang mencukupi dan untuk menghasilkan adenosine triphosphate
(ATP) bagi mempertahankan fungsi membran (Hillman et al. 2005). NaCl mmerupakan suatu
senyawa yang mengandung ion- ion yang terdapat normal di ekstraseluler maupun intraseluler.
Aliran molekul-molekul sangat ditentukan oleh permeablitas membran. Membran sel merupakan
bagian struktur sel yang memisahkan sitoplasma dengan lingkungan luarnya. Membran sel
dibentuk oleh dua lapisan lipid (fosfolipid) bagian kepala yang bersifat hidrofilik dan bagian kaki
yang bersifat hidrofobik, protein yang tersusun seperti mozaik pada lapisan lipid (bagian dalam,
luar dan menembus dari luar ke dalam membran/ transmembran), kolesterol jumlahnya
menentukan permeabilitas membran terhadap air. Sehingga dengan adanya susunan tersebut
pada membran sel maka molekul yang dapat melewatinya menjadi terbatas. Gas, molekul
hidrofobik, dan molekul polar kecil dapat melewati membran secara langsung. Molekul polar
besar dan molekul bermuatan tidak dapat melewati membran sel begitu saja (Campbell 2009).
Transport yang terjadi pada membran dapat berlangsung secara aktif dengan membutuhkan
energi (transport aktif primer dan transport aktif sekunder) dan secara pasif tanpa membutuhkan
energi (difusi sederhana, difusi dipermudah, dan osmosis). Mekanisme Transport merupakan
transport pasif yang searah dengan gradient elektro kimia (tinggi ke rendah) dengan bantuan
carrier protein. Perpindahan yang dilakukan dengan cara difusi bergantung dari kelarutan
molekul tersebut dalam lemak. Osmosis adalah mekanisme transport membran pasif yang
molekul-molekulnya melewati membran semipermeabel. Mekanisme ini terjadi jika terdapat
konsentrasi yang berbeda pada larutan atau solvent. Jika konsentrasi di dalam tinggi maka cairan
cenderung mengalir dari luar ke dalam, sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran sel. Jika
proses ini berlanjut maka akan berakhir dengan lisisnya sel. Sebaliknya, jika konsentrasi di
dalam rendah, maka cairan cenderung mengalir ke luar sehingga sel menjadi mengkerut (tidak
lisis) (William 1999). Hemolisis maksimum eritrosit terjadi pada konsentrasi NaCl yang sama
dan hasilnya menunjukkan bahwa eritrosit merespon dengan solusi hipotonik sebelum dilakukan
transportasi (Damanik et al. 2014).
Pada praktikum kali ini darah yang diberikan konsentrasi Nacl 0,1 , 0,2 , 0,3 , 0,8
mengalami hipotonik yang menyebabkan air masuk atau osmosis kedalam darah yang
mengakibatkan hemolysis. Lalu pada darah yang diberikan konsentrasi Nacl 0,9 bersifat isotonis
yang tidak berakibat apa apa terhadap persen hemolysis. Pada konsentrasi Nacl 2% dan 3%
mengalami hipertonik sehingga sel darah akan mengalami krenasi atau mengkerut sehingga
terjadi hemolysis.

Daftar Pustaka

Damanik MNV, Siswanto, Sulabda IN. 2014. Hemolisis eritrosit babi Landrace sp. jantan yang
dipotong di rumah pemotongan hewan pesanggaran Denpasar. Indonesia Medicus
Veterinus. 3 (3): 237-243.
Campbell R. 2009. Biology. Erlangga: Jakarta.
Dellman HD, Brown EM. 1989. Histologi Veteriner. Edisi ketiga. Jakarta (ID): UI Press.
Hillman RS, Ault KA, Rinder, Henry M. 2005. Hematology in Clinical Practice. 4th ed. New
York (US): McGraw-Hill Companies.
Swenson MJ. 1984. Duke’s Physiology of Domestic Animals. Edisi ke-10. Ithaca and London
(UK): Publishing Assciattes a Division of Conall University.
William FG. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai