Anda di halaman 1dari 4

KESIMPULAN sirkulasi

1. Mikrosirkulasi yang terjadi pada mesentrium katak terdiri dari venula, arteriol dan
kepiler
2. Pembuluh darah yang memiliki aliran darah tercepat adalah arteriol lalu venula dan
yang paling lambat adalah kapiler.
3. Berbagai faktor dapat mempengaruhi laju aliran darah, baik oleh perlakuan fisik
maupun kimiawi
4. Penekanan sementara dan pembukaan kembali area pembuluh, peningkatan suhu, dan
pemberian asam cuka lemah dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
sehingga meningkatkan aliran laju aliran darah
5. Penurunan suhu dapat menurunkan aliran darah karena jari-jari pembuluh mengecil,
atau bervasokonstriksi

KESIMPULAN darah

1. Sel darah apabila diberi NaCl 0,4% akan mengalami deplasmolis


2. Sel darah apabila diberi NaCl 1% akan mengalami plasmolisis
3. Konsentrasi sel darah akan bertambah apabila diberikan larutan yang hipertonis
4. Sel darah akan menghasilkan kristal hemin dan benang-benang fibrin
5. Hewan bertubuh kecil dengan massa tubuh rendah akan memiliki denyut jantung yang lebih
cepat dari hewan yang berukuran dan berbobot tubuh rendah, sebagai korelasi atas semakin
tinggi laju metabolisme tubuhnya.
6. Tekanan darah memiliki sifat yang dinamis. Pada perubahan posisi tubuh dari duduk, dan
berdiri, tekanan darah mengadakan penyusaian untuk dapat tetap menunjang kegiatan tubuh.
PEMBAHASAN
1. Pengamatan Struktur Sel Darah

Komponen penyusun darah ada dua, yang pertama yaitu plasma darah yang
mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga
mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah, sedangkan yang kedua,
yaitu sel darah, yang merupakan 45 % dari volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

Berdasarkan pengamatan, dapat diamati bahwa sel darah merah merupakan sel yang
paling banyak dibandingkan dengan dua sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai
hampir separuh dari volume darah. Struktur sel darah merah (eritrosit) pada manusia
bentuknya cakram atau lempeng bikonkaf dan tidak terdapat inti sel. Hal ini sesuai dengan
literatur, bahwa Sebuah eritrosit manusia berbentuk cakram bikonkaf, yang bagian
tengahnya lebih tipis dibandingkan dengan bagian tepi. Eritrosit mamalia tidak mengandung
inti ( nukleus ), suatu karakteristik yang tidak umum pada sel hidup.

Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 m) juga sesuai dengan fungsinya
supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah.
Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma
dalam suatu volume darah. Bentuk bikonkaf sel darah merah juga bermanfaat untuk
menambah luas permukaannya sehingga sel tersebut lebih mudah dalam melakukan
transportasi antar sel. Bentuk bikonkaf ini berfungsi mempercepat pertukaran gas-gas antara
sel-sel dan plasma darah. Sel darah merah terutama dibentuk dalam sumsum tulang
rusuk, tulang dada, dan tulang belakang.

Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel ini mengandung sekitar 250
juta molekul hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung
besi. Hemoglobin ini jugan berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan
O2. Ketika sel darah merah lewat melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ
respirasi lainnya, oksigen akan berdifusi kedalam eritrosit dan hemoglobin akan berikatan
dengan O2 dan NO. Hemoglobin akan membongkar muatannya dalam kapiler sirkuit
sistemik. Disana oksigen akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. NO akan merelaksasikan
dinding kapiler, sehingga dapat mengembang. Hal tersebut mungkin berperan dalam
membantu mengirimkan O2 ke dalam sel.

Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam


sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Seperti sel-sel lain, sel
darah manusia mempunyai inti namun dalam perkembangannya pada sumsum tulang , sel
terisi oleh hemoglobin dan inti sel menyusut dan kemudian lenyap. Akibatnya, sel darah
merah dewasa, tidak mempunyai inti sel.

Bentuk eritrosit katak adalah elipsoid. Studi Coppola et al. (2005) dimensi eritrosit
katak (panjang x luas) adalah 24,2 - 16,2 mikro meter sedangkan pada mamalia lebih kecil
3,2-9,6 mikro meter. Eritrosit katak memiliki nukleus aveloid di tengah sel (Arserim dan
Memer, 2008). Nukleus katak ini terbentuk dari kondensasi kromatin seiring penambahan
usia sel. Inilah yang mengakibatkan eritrosit katak dewasa secara umum lebih luas daripada
burung, mamalia, reptil, dan vertebrata yg rendah (Campbell, 2004).
2. Kristal Hemin

Pada percobaan ini akan diamati Kristal hemin pada preparat darah manusia. Untuk
melihat adanya Kristal hemin, pada darah yang telah diteteskan diatas gelas objek
ditambahkan larutan KCl 0,1 , KI 0,1 dan asam asetat glacial 100ml. Penggunaan larutan
KCl bertujuan untuk membuat sel darah merah mengecil atau mengkerut hingga sel darah
merah lisis dan sitoplasma keluar. Lisisnya sel darah merah diakibatkan oleh transduksi
sinyal yang melibatkan ion K+. Penggunaan lrutan asam asetat glacial mengakibatkan
terjadinya denaturasi protein pada sitoplasma yang telah keluar dan membentuk Kristal
hemin. Sedangkan fungsi dari lugol atau KI adalah sebagai zat untuk mewarnai Kristal
hemin agar mudah diamati di mikroskop.

Pada preparat yang telah dibuat terlihat Kristal hemin yang terbentuk berwarna cokelat.
Kristal hemin adalah zat penyusun hemoglobin yang mengandung besi dan bukan protein
(kelompok heme). Sebuah molekul hemoglobin memiliki dua bagian: (1) globin, yang
terdiri dari 4 polipeptida yang masing-masing berikatan berpasangan dan (2) empat bagian
yang mengandung besi merupakan kelompok-kelompok non protein yang dikenal sebagai
kelompok heme yang masing-masing terikat pada satu molekul polipeptida (Sherwood,
2010).

Fungsi dari Kristal hemin ini adalah sebagai pengikat atom O2 . Karena O2 sukar larut
dalam plasma darah maka O2 berikatan dengan hemoglobin. 4 buah Kristal hemin dapat
mengikat 1 buah atom oksigen. Pada 1 molekul hemoglobin terdapat empat polipeptida
yang masing-masing mengikat 4 buah Kristal hemin sehingga dapat diketahui bahwa 1
molekul haemoglobin dapat berikatan dengan 4 atom oksigen.
Gambar molekul hemoglobin (sumber : Sherwood, lauralee. 2010. Human Physiology : from Cells
to System Seventh edition. Brooks/Cole Cengage Learning. Canada).

Anda mungkin juga menyukai