TINJAUAN PUSTAKA
A. Osmosis
Osmosis merupakan fenomena pencapaian kesetimbangan antara dua larutan
yang memiliki perbedaan konsentrasi zat terlarut, dimana kedua larutan ini berada
pada satu bejana dan dipisahkan oleh lapisan semipermeabel. Kesetimbangan terjadi
akibat perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut rendah
konsentrasi dicapai maka terdapat perbedaan tinggi larutan yang dapat didefinisikan
konsentrasi di antara dua larutan di kedua sisi membran permeabel selektif, maka
semakin besar tekanan osmotik yang diperlukan untuk menghentikan perpindahan air
secara osmosis. Tekanan osmotik sering juga disebut sebagai tarikan osmotik karena
terlihat seperti menarik air melalui membran (James, dkk., 2006: 29).
Jika sel darah manusia dimasukkan dalam air murni, maka molekul air akan
berdifusi ke dalamnya. Osmosis ini terjadi karena di luar sel (100%) terdapat
konsentrasi air yang lebih tinggi daripada di dalam sel. Air di sekitar sel itu disebut
hipotonik terhadap sitoplasma sel. Dinding sel dari sel darah merah sangat rapuh dan
tidak tahan akan peningkatan tekanan di dalam sel. Akibatnya sel itu pecah. Bila sel
darah merah ditempatkan di dalam air laut, maka air akan keluar dari sel dengan cara
osmosis dan sel mengerut. Hal ini disebabkan karena suatu volume tertentu air laut
mengandung jumlah molekul air yang lebih kecil daripada volume yang sama dari
3
4
sitoplasma sel darah merah. Air laut disebut hipertonik terhadap sitoplasma sel. jika
sel darah merah itu ditempatkan di dalam media dengan konsentrasi air yang sama
dengan sitoplasmanya (plasma darah atau larutan garam 0,9%) sel darah itu tidak
akan dapat tambahan atau kehilangan air dengan cara osmosis sehingga larutan
B. Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berada dalam konsistensi cair, beredar
dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan
darah sebagai suatu jaringan didasarkan atas definisi jaringan, yaitu sekelompok sel
atau beberapa jenis sel yang mempunyai bentuk yang sama dan menjalankan fungsi
tertentu. Sel darah berbeda dengan jaringan lain, sel-sel yang terdapat dalam darah
dan dinamai sebagai sel-sel darah tidaklah terikat satu sama lain membentuk suatu
struktur yang bernama organ, melainkan berada dalam keadaan suspensi dalam suatu
cairan (Sadikin, 2001: 2). Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbon
dioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru, tetapi juga mengangkut bahan
lainnya di seluruh tubuh seperti macam-macam garam (Na+, Cl-, dan HCO3-)
Menurut Sadikin (2001: 11), fungsi darah secara umum adalah sebagai
berikut.
1. Alat transport makanan yang diserap dari saluran pencernaan dan diedarkan
ke seluruh tubuh.
2. Alat transpor O2 yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke
seluruh tubuh.
5
3. Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-
paru (gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan
ke empedu dan saluran pencernaan sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut
dalam air).
4. Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu
jaringan dibuat oleh jaringan lain. Hal ini tampak jelas, misalnya dalam
transpor lipoprotein.
6. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah ialah sebagai sarana
transport, alat homeostatis dan alat pertahanan. Ketika fungsi tersebut dijalankan
dalam berbagai bentuk dan cara (Sadikin, 2001: 11). Darah terdiri dari sel-sel dan
fragmen-fragmen sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti
air. Sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsur-unsur darah yang terdiri dari
sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan keeping-keping
Sel-sel darah merah (eritrosit) yang paling banyak jumlahnya diantara ketiga
tipe tersebut. Karena sel ini mengandung senyawa yaitu hemoglobin, maka dengan
sendirinya darah berwarna merah. Sel ini dengan mudah dapat dilihat dengan mudah
dengan bantuan mikroskop pada sediaan hapus darah. Pada sediaan hapus dengan
6
pewarnaan MGG, sel darah merah tampak sebagai sel-sel bulat dengan cirri khas
tidak berinti yang memenutup lapangan pandangan. Bila dilihat dari satu arah, sel
darah merah tampak sebagai lingkaran. Bila dilihat dalam arah yang tegak lurus dari
arah pertama akan tampak bentuk penanpang dwicekung atau bikonkaf dari sel darah
Sel darah merah memiliki diameter 7,5 µm dan ketebalan tepi 2 µm. Jangka
hidup sel-sel ini kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan
oleh sel-sel fagositosik yang terdapat dalam hati dan dalam suatu struktur berbentuk
kantung yang disebut limpa. Sebagian besar besi dari hemoglobin didapatkan kembali
untuk digunakan lagi. Sisa molekul hemoglobin dipecah. Beberapa dari hasil
pemecahan ini, pigmen empedu diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Telah
ditaksir bahwa setiap detik tiga juta sel darah meraj mati dan dibersihkan oleh hati
terhadap penyusupan benda asing seperti bakteri yang selalu dipandang mempunyai
(Sadikin, 2001: 43). Sel-sel darah putih (leukosit) jumlahnya jauh lebih kurang dari
pada sel-sel darah merah dan rasio antara kedua tipe tersebut kira-kira 1:700.
Ukurannya berkisar dari limfosit yang tidak jauh lebih besar (10 µm) daripada sel
darah merah, sampai monosit-monosit yang mungkin tiga kali lebih besar (25 µm).
Bentuk sel darah putih sangat bervariasi terutama bila sel-sel ini sedang melalui
fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakarsiosit) dalam sumsum
7
tulang. Keping-keping darah berbentuk seperti cakera dan jauh lebih kecil (2 µm) dari
pada sel darah merah. Secara normal, dalam setiap kubik millimeter darah terdapat
Umur trombosit setelah terpecah dari sel asalnya dan masuk darah ialah antara
8 sampai 14 hari. Konsentrasi trombosit di dalam darah ialah antara 105 sampai
15.106/mL darah. Perubahan dalam jumlah trombosit umumnya ialah penurunan oelh
karena sering terjadi pada beberapa penyakit dan keadaan patologi tertentu.
jaringan bila terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka sehingga
tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau
disebut plasma. Komponen terbesar dari plasma darah adalah air. Dalam plasma
darah larut molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka ragam. Ini meliputi glukosa
yang bekerja sebagai sumber utama energi untuk sel-sel dan asam amino. Kira-kira
C. Larutan
elektrolit pada cairan ekstraseluler, contohnya adalah larutan ringer laktat (serupa
vivo menghasilkan bikarbonat. Larutan ini juga mengandung sejumlah kecil elektrolit
lain seperti kalium, magnesium dan kalsium (Rehatta, dkk., 2019: 365).
8
Sukrosa adalah disakarida yang paling mudah kita kenal yakni gula tebu. Satu
molekul sukrosa terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sukrosa
memiliki rumus umum C12H22O11 dengan massa molekul relatif 342,30 g/mol. sukrosa
diperoleh dari tanaman dan tidak diperoleh dari sumber lain. Sukrosa dalam bentuk
padatan kristal berwarna putih dan memiliki tingkat kelarutan dalam air sebesar 2000
g/L (25 ºC). Glukosa dan fruktosa terhubung dengan sukrosa melalui ikatan antara
karbon pertama (C1) pada sub unit glukosa dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa.
Sukrosa akan meleleh pada suhu 186 ºC (367 ºF) dan membentuk karamel jika
Aquades atau air kondensat merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari
zat-zat pengotor sehingga bersifat murni. Aquades biasa digunakan sebagai pelarut
dan untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Aquades diperoleh
dengan cara penyulingan (destilasi) dengan tujuan untuk memperoleh cairan murni
dari cairan yang telah tercemari zat terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang