Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Termodinamika

Termodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang membahas tentang

energi. Energi biasa didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Semua

bentuk energi mampu melakukan kerja. Kimiawan mendefinisikan kerja sebagai

perubahan energi yang langsung dihasilkan oleh suatu proses (Ratulani, 2017: 115).

Temodinamika juga membahas perubahan antar kalor dan bentuk-bentuk energi yang

lain (Chang, 2004: 162).

Termodinamika mempelajari perubahan-perubahan dalam keadaan sistem

(state a system), yang didefinisikan sebagai nilai-nilai semua sifat makroskopis yang

relevan, seperti susunan, energi, suhu, tekanan, dan volume. Energi, tekanan, volume,

dan suhu dikatakan sebagai fungsi keadaan (state function), yaitu sifat-sifat yang

ditentukan oleh keadaan sistem, terlepas bagaimana keadaan tersebut dicapai. Besar

perubahan dalam setiap fungsi keadaan hanya bergantung pada keadaan awal dan

keadaan akhir sistem dan tidak bergantung pada bagaimana perubahan itu dilakukan

ketika keadaan suatu sistem berubah (Chang, 2004: 162-163).

Sistem adalah bagian tertentu dari alam yang menjadi pusat perhatian untuk

dipelajari. Disamping ada sistem ada lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu

yang berada di luar sistem. Saat mempelajari reaksi kimia dalam tabung reaksi maka

zat kimia yang ada dalam tabung disebut sistem, sedangkan yang diluar zat kimia

termasuk tabung reaksi dan udara di atas permukaannya adalah lingkungan

(Ratulani, 2017: 115-116).

3
4

Batas antara sistem dan lingkungan disebut dinding yang bersifat diatermal

(tembus energi) atau adiatermal (tidak tembus energi). Akibatnya ada sistem terbuka,

tertutup dan tersekat (terisolasi). Terdapat tiga jenis sistem. Sistem terbuka adalah

sistem yang dapat mengadakan pertukaran materi dan energi dengan lingkungannya.

Contoh sistem terbuka dapat terdiri dari sejumlah air dalam wadah terbuka seperti

ditunjukkan gambar 2.1 a . Saat wadah terbuka tersebut ditutup seperti gambar 2.1b

sedemikian rupa sehingga tidak ada uap air ynag dapat lepas dari atau mengembun ke

wadah maka tercipta sistem tertutup. Sistem tertutup mempunyai dinding diatermal

sehingga hanya terjadi pertukaran energi tetapi bukan massanya. Air yang

ditempatkan dalam wadah yang disekat seluruhnya, maka mambuat sistem terisolasi.

Sistem terisolasi tidak mengadakan pertukaran materi dan energi dengan lingkungan

karena mempunyai dinding adiatermal seperti gambar 2.1c.

Gambar 2.1 Tiga sistem yang diwakili oleh air dalam botol.

(Sumber : Ratulani, 2017: 116)

Sistem disebut dalam keadaan setimbang jika tidak terjadi perubahan yang

berarti antara sistem dengan lingkungannya, bila keduanya mengadakan kontak satu

sama lain. Kesetimbangan ada tiga macam yaitu (Ratulani, 2017: 116-117) :
5

1. Keadaan mekanik

Keadaan mekanik merupakan sistem yang tidak mempunyai energy mekanik

karena resultan gaya terhadap sistemnya nol. Contohnya, sebuah pompa yang

pistonnya diam karena tekanan gas dalam pompa sama dengan tekanan luar.

2. Kesetimbaangan termal

Kesetimbaangan termal terjadi bila energi yang masuk dan keluar sistem sama

jumlahnya dalam saat bersamaan. Hal ini terjadi jika suatu sistem dan lingkungan

sama.

3. Kesetimbangan listrik

Keadaan sistem dan lingkungan yang mempunyai potensial listrik yang sama

sehingga tidak terjadi perpindahan muatan.

B. Termokimia

Penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia disebut

termokimia, yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. Reaksi kimia

termasuk proses isothermal dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor reaksi.

qp = ΔH (2.1)

akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi:

q = ΔHreaksi = Hhasil reaksi – Hpereaksi (2.2)

Supaya terdapat keragaman harus ditetapkan keadaan standar, yaitu 250C

dan tekanan 1 atm. Dengan demikian, perhitungan termokimia pada keadaan standar

yaitu, contoh:

AB + CD → AC + BD ΔH0 = x kJ mol-1 (2.3)

ΔH0 adalah lambang (notasi) perubahan entalpi reaksi pada keadaan standar

(Ratulani, 2017: 130).


6

C. Entalpi

Keadaan volume-konstan seringkali merepotkan dan kadangkala tidak

mungkin untuk dilakukan. Kebanyakan reaksi kimia terjadi pada keadaan tekanan

konstan (biasanya tekanan atmosfer). Jika reaksi itu menghasilkan peningkatan total

jumlah mol gas, maka sistem itu melakukan kerja pada lingkungan (pemuaian).

Berdasarkan fakta bahwa agar gas yang terbentuk dapat memasuki atmosfer, gas

tersebut harus menekan lingkungannya. Sebaliknya jika lebih banyak molekul gas

yang bereaksi daripada yang dihasilkan, kerja dilakukan pada sistem oleh lingkungan

(pemampatan). Akhirnya, tidak ada kerja yang dilakukan jika tidak terdapat

perubahan total jumlah mol gas dari reaktan menjadi produk (Chang, 2004: 167-168).

Karena sebagian besar reaksi adalah proses tekanan-konstan, pertukaran

dalam kasus ini dapat disamakan dengan perubahan entalpi. Untuk setiap reaksi

Reaktan → produk

didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang disebut entalpi reaksi, ΔH, sebagai

selisih antara entalpi produk dan entalpi rektan:

ΔH = H(produk) – H(reaktan) (2.4)

Entalpi reaksi dapat bernilai positif atau negatif, bergantung pada prosesnya.

Untuk proses endotermik (kalor diserap oleh sistemdari lingkungan), ΔH bernilai

positif (yaitu, ΔH > 0). Untuk proses eksotermik (kalor dilepaskan oleh sistem ke

lingkungan), ΔH negatif (yaitu, ΔH < 0) (Chang, 2004: 168).


7

Menurut Baharuddin, dkk, (2013: 110) ada beberapa macam entalpi

diantaranya:

1. Entalpi Pembentukan Standar (∆Hfo)

Entalpi pembentukan standar adalah perubahan entalpi yang menyertai

pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya, diberi simbol. Disepakati bahwa

perubahan entalpi semua zat yang diukur pada suhu 298,15 k (untuk mempersingkat

selanjutnya, ditulis 298 K ) dan tekanan 1atm dinyatakan sebagai perubahan entalpi

standar. Berdasarkan perjanjian, entalpi standar unsur dalam bentuknya yang paling

stabil pada 298 K dan 1 atm sama dengan nol.

2. Entalpi Pembakaran Standar (∆Hco)

Kalor yang terjadi pada reaksi pembakaran/oksidasi sempurna satu mol zat

pada suhu dan tekanan yang tetap didefinisikan sebagai perubahan entalpi

pembakaran.

3. Perhitungan Entalpi dan Hukum Hess

Hukum hess sangat bermanfaat untuk menentukan entalpu reaksi yang sulit

ditentukan secara eksperimen. Hukum hess menyatakan bahwa, entalpi reaksi adalah

jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya dengan kata lain kalor reaksi itu

hanya bergantung ada keadaan awal (pereaksi) dan pada keadaan akhir (produk).

D. Kalor

Kalor biasanya dilambangkan dengan q atau Q. Kalor merupakan salah satu

bentuk energi yang dapat dipertukarkan oleh sistem dan lingkungan karena adanya

perbedaan temperatur. Menurut perjanjian, q bernilai positif apabila sistem menerima

kalor dari lingkungan. Sebaliknya, q bernilai negatif apabila sistem melepaskan kalor

ke lingkungan. Kerja, w atau W adalah setiap bentuk energi yang bukan kalor yang
8

dipertukarkan antara sistem dan lingkungan. Untuk beberapa buku, perjanjian nilai

kerja yang digunakan berbeda-beda, tergantung dari sudut mana tinjauannya. W

diberi nilai negatif apabila sistem melakukan kerja. Sedangkan apabila sistem

menerima kerja, W diberi tanda positif (Baharuddin, dkk., 2013: 108).

Kapasitas kalor C didefinisikan sebagai jumlah energi yang harus

ditambahkan ke sistem untuk meningkatkan suhu sebesar 1 K. kapasitas kalor adalah

sifat dari sistem secara keseluruhan dan mempunyai satuan J.K -1. Suatu percobaan

dimana dua sistem sistem yang mengandung zat bermassa sama dipanaskan untuk

menghasilkan perubahan suhu yang sama sistem 1 dipertahankan pada volume

volume tetap dan sistem 2 pada tekanan tetap. Semua energi yang diperoleh pada

sistem 1 digunakan untuk menaikkan suhu gas dan dengan kata lain kecepatan

molekul gas dalam volume yang tetap. Tetapi dalam sistem 2, sebagian dari energi

kalor dari lingkungannya dibandingkan dengan sistem 1 untuk mendapatkan sampel

gas yang sama dengan perubahan suhuyang sama. Kedua fungsi kapasitas kalor harus

didefinisikan. Cp sebagai kapasitas kalor pada tekanan tetap dan Cv pada volume

tetap. Untuk sistem tertentu Cp lebih besar dari Cv. Perbedaan ini bisa menjadi cukup

besar untuk gas, tetapi biasanya diabaikan untuk zat padat dan cair, di mana satu-

satunya perubahan volume yang terjadi pada tekanan tetap hanyalah ekspansi atau

kontraksi kecil, masing-masing selama pemanasan atau pendinginan

(Oxtoby, 1986: 198-199).

E. Integrasi Ayat

Q.S Az-Zalzalah ayat 7-8 :

          
  
9

Terjemahan:
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya.
8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula.
Bila ayat tersebut dikaitkan dengan termokimia artinya kita akan menuai

kebaikan jika kita mengerjakan (bahkan walau hanya berniat) kebaikan(energi positif)

dan bila kita menanam (berniat) kejahatan (energy negatif) maka kita akan menuai

kejahatan (untuk diri kita sendiri).

Anda mungkin juga menyukai