Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran dan perubahan panas
yang terjadi dalam suatu reaksi kimia. Termokimia memiliki hubungan yang sangat erat
dengan Termodinamika. Termokimia adalah cabang dari termodinamika karena tabung
reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi, kita dapat mengukur energi yang dihasilkan oleh
reaksi sebagai kalor yang dikena lsebagai q, bergantung pada kondisinya apakah dengan
perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Untuk mendefinisikan kondisi panas suatu
reaksi kimia, maka dibuatlah batasan yang disebut dengan sistem dan lingkungan.
Sistem tertutup adalah kondisi dimana tidak mungkin terjadi pertukaran materi dari
sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya, tetapi masih mungkin terjadi pertukaran
energi dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.
Ketika kamu memasak sup dengan bagian atas tertutup rapat, maka ini termasuk
dalam sistem tertutup. Sebab materi di dalam panci tidak dapat bertambah ataupun
berkurang. Sementara itu energi dapat bertambah ataupun berkurang melalui radiasi
maupun induksi panas.
Ketika kamu menyimpan sup di dalam termos yang tertutup rapat, maka ini
termasuk dalam sistem terisolasi (sangat populer di negara 4 musim). Sebab pada
kondisi ini materi dan energi di dalam termos sup tidak akan dapat berkurang maupun
bertambah. Seperti yang kalian ketahui bahwa panas di dalam termos tidak akan
berkurang walaupun lingkungannya dingin pun tidak akan bertambah ketika
temperatur di luar tinggi. Walaupun pada kenyataanya tidak ada sistem yang terisolasi
sempurna, namun di dalam ilmu kimia (dan fisika), kondisi dimana minimum energi
yang keluar-masuk seperti pada termos diasumsikan sebagai terisolasi.
Konsep Sistem dan Lingkungan sebenarnya tidak asing kita jumpai di dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh yang sudah kita bahas di atas merupakan kejadian
yang ada di sekitar kita. Penerapan dari konsep sistem dan lingkungan yang sederhana
dapat kita lihat pada termometer. Pada termometer, bagian dalamnya yang berisi merkuri
(Hg) atau Alkohol merupakan bagian yang diamati (sistem), sedangkan bagian luarnya
merupakan lingkungan. Meningkatnya temperatur di lingkungan dapat menyebabkan
perubahan pada kondisi merkuri (volume meningkat), sehingga dapat disimpulkan bahwa
energinya bertambah. Maka ini merupakan sistem tertutup, dimana pertukaran energi dapat
terjadi namun pertukaran materi tidak dapat terjadi.Jika termometer di desain dengan
sistem terbuka ataupun sistem terisolasi, maka pengukuran temperatur tidak akan akurat
lagi. Hal inilah yang menyebabkan saintis mendesain termometer seperti yang bisa kalian
lihat saat ini
Kerja adalah suatu bentuk pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar
kalor. Salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-
volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem.
Jika kita membahas termokimia, maka kita akan mengenal entalpi. Perubahan
entalpi adalah besarnya perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia pada tekanan tetap.
Entalpi dibedakan menjadi 5, yaitu: entalpi pembentukkan, entalpi penguraian, entalpi
pembakaran, entalpi netralisasi dan entalpi reaksi. Kalor adalah perpindahan energi termal.
Kalor pada suatu reaksi kimia dalam sistem terbagi atas dua, eksoterm dan endoterm.
Reaksi dikatakan eksoterm bila sistem tersebut melepas panas atau kalor sehingga ΔH <0.
Sedangkan suatu reaksi dikatakan endoterm bila sistem menyerap kalor atau panas atau
energi dari lingkungannya untuk proses reaksi tersebut dan berarti ΔH>0.
Reaksi netralisasi adalah suatu reaksi asam dengan basa yang menghasilkan garam.
Umumnya reaksi netralisasi bersifa teksotermik. Perubahan entalpi netralisasi atau ΔHn
didefinisikan sebagai perubahan entalpi pada reaksi asam dan basa yang menghasilkan 1
mol air (H2O).
Kalor merupakan bentuk energi yang terjadi akibat adanya perubahan suhu. Jadi
perubahan kalor suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang
terjadi. Jumlah kalor yang diserap atau dilepas suatu sistem sebanding dengan massa, kalor
jenis zat dan perubahan suhunya. Jumlah perubahan kalor reaksi sebagai hasil kimia dapat
diukur dengan alat yang bernama kalorimeter dimana yang diukur pada alat ini adala
htemperaturnya. Prinsip kerja kalorimeter adalah dengan cara mengisolasi kalor dalam
sistem agar kalornya tidak berpindah kelingkungan (kalornya tetap terjaga).
Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Jika
dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan
melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai
tercapai kesetimbangan termal. Menurut azas Black :Kalor yang dilepas = kalor yang
diterima. Besarnya kalor yang menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penurunan
suhu) air yang terdapat di dalam kalorimeter dirumuskan sebagai:
q = m × c × ΔT
Hubungan antara kalor, usaha (kerja), dan perubahan energi dalam (ΔU) dapat
dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut:
ΔU = Q + W
Perubahan energi dalam (ΔU) adalah penjumlahan dari perpindahan kalor (Q) yang
terjadi antar sistem-lingkungan dan kerja yang dilakukan oleh-diberikan kepada sistem.
Perubahan energi yang terjadi bersifat kekal, artinya tidak ada energi yang hilang selama
reaksi berlangsung, melainkan berubah bentuk dari bentuk energi yang satu kebentuk
energi yang lain. Adanya kekekalan energi ini ditunjukkan oleh selisih penyerapan dan
pelepasan energi, yang disebut sebagai energi internal.Sebagai gambaran, jika pada suatu
sistem reaksi diberikan sejumlah energi dalam bentuk kalor (q), maka sistem akan
melakukan kerja(W) sebesar W = P x ∆V. Setelah melakukan kerja sistem masih
menyimpan sejumlah energi yang disebut sebagai energi internal (U). Secara matematis
perubahan energi dalam dapat dituliskan sebagai berikut :
∆U = ∆q ∆P ∆V
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada tekanan konstan (∆P =
0), maka perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan perubahan
entalpinya.
∆H = qp
Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem
kelingkungan selama reaksi berlangsung, maka
Aplikasi dari termokimia adalah penggunaan termos air panas, dimana termos air
panas selalu menjaga kalor/panas dari sistem agar perpindahan kalor/panas dari sistem
kelingkungan menjadi lambat dan air yang didalam termos menjadi tetap panas.