LIHAT PPT
Katabolisme merupakan proses kala tubuh mengolah makanan jadi molekul- molekul kecil di
dalam tubuh untuk digunakan sebagai energi. Molekul- molekul yang besar serta rumit dalam
tubuh itu setelah itu dipecah jadi yang lebih kecil serta simpel.
Anabolisme atau biosintesis atau disebut juga dengan asimilasi merupakan suatu proses
penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau pun juga molekul
kompleks.Senyawa komplek tersebut biasanya disebut dengan senyawa makromolekul.
Makromolekul yang terbentuk tersebut dapat atau bisa menjadi segala macam bentuk seperti
misalnya asam nukleat, lemak, karbohidrat serta juga protein.
LIHAT PPT
PENGERTIAN TERMODINAMIKA
1. Reaksi Eksoterm
Di dalam reaksi eksoterm, panas berpindah dari sistem ke lingkungan, karenanya panas
dalam sistem berkurang sehingga DH-nya bertanda negatif. Secara matematis, DH
dirumuskan sebagai berikut: DH = DH hasil reaksi – DH pereaksi Karena hasilnya negatif,
berarti DH hasil reaksi lebih rendah dari DH pereaksi, dan digambarkan dalam diagram
berikut:
Gambar 2.3. Diagram Reaksi Eksoterm. Arah panah ke bawah menunjukkan bahwa
energi semakin berkurang karena sebagian terlepas
Sumber: Lewis, 1989
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi ini, sistem
menyerap kalor dari lingkungan sehingga harga entalpi reaksinya bertambah besar dan DH-
nya berharga positif, atau DH hasil reaksi– DH pereaksi > 0. Karena hasilnya positif, berarti
DH hasil reaksi lebih tinggi dari DH reaksi, dan digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 2.4. Diagram Reaksi Endoterm. Arah panah ke atas menunjukkan bahwa
energi semakin bertambah karena sistem menyerap panas dari lingkungan
Sumber: Lewis, 1989
HUKUM TERMODINAMIKA
1. Hukum I Termodinamika
Hukum I termodinamika berbunyi, “Although energy assumes many forms, the total
quantity of energy is constant, and when energy disappears in one form it appears
simultaneously in other forms”(Smith, 2001). Dengan kata lain, energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan. Energi hanya akan dapat berubah bentuk, namun jumlahnya di dalam
alam ini adalah tetap. Biasanya kalimat pernyataan hukum I termodinamika sering juga
disebut sebagai hukum kekekalan energi atau hukum konservasi energi. Energi pada aplikasi
hukum I termodinamika meliputi energi yang terdapat pada sistem dan energi yang terdapat
pada lingkungan.
2. Hukum II Termodinamika
Pernyataan hukum II termodinamika merupakan observasi lebih lanjut terhadap proses
yang terjadi dalam hukum I termodinamika. Hukum II termodinamika dapat diekspresikan
dalam dua pernyataan berikut:
a. Statement I: tidak ada instrumentasi yang mampu bekerja sedemikian rupa hanya
untuk mengubah panas yang terserap oleh sistem seluruhnya menjadi kerja yang
dilakukan oleh sistem.
b. Statement II: tidak ada proses yang mungkin terjadi hanya terdiri dari perpindahan
panas dari level temperatur yang satu menuju level yang lebih tinggi.
Pada Statement I, tidak disebutkan bahwa panas tidak dapat dirubah menjadi kerja,
namun proses yang terjadi tidak dapat meninggalkan sistem atau lingkungan begitu saja,
keduanya harus diperhatikan. Sebagai contoh, ketika sebuah gas menyerap panas dari
lingkungannya, akan menghasilkan kerja yang sama nilainya dengan dikerjakannya pada
lingkungan. Pada awalnya mungkin agak berkontradiksi dengan Statement I, namun bahwa
proses yang terjadi tidak hanya meliputi sistem, tapi juga lingkungan. Dengan demikian,
ketika gas akan kembali ke kondisinya semula, ia akan memerlukan kerja yang digunakannya
untuk rekompresi kembali ke tekanan awalnya. Kerja ini memiliki nilai minimal yang sama
ketika gas mengalami ekspansi akibat panas yang diserapnya dari lingkungan. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada kerja yang dihasilkan sehingga Statement I dapat
dimodifikasi menjadi: Statement II: it is impossible by cyclic process to convert the heat
absorbed by a system completely into work done by the system (Smith, 2001).
3. Hukum III Termokimia
Lihat di ppt
Hukum ini menyatakan bahwa dalam reaksi larutan pada titik kesetimbangan, ada kondisi
(berdasarkan tetapan kesetimbangan) yang berhubungan dengan konsentrasi reaktan dan
produk. Bentuk reaksi umumnya adalah sebagai berikut.
Prinsip Le Chatelier
Prinsip ini menyatakan bahwa jika reaksi kimia pada kesetimbangan mengalami perubahan
konsentrasi, suhu, volume, atau tekanan total, kesetimbangan akan bergeser arah untuk
membatalkan efek perubahan yang diaplikasikan. Contohnya kalau kita menaikkan suhu,
posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang mencoba untuk mendinginkan sistem.
Kesetimbangan kimia akan memiliki efek yang berbeda-beda tergantung pengaruh yang
diberikan. Pengaruh tekanan hanya akan memengaruhi gas yang terlibat dalam proses
kesetimbangan. Peningkatan tekanan akan menggeser kesetimbangan ke jumlah molekul gas
yang lebih kecil, sementara penurunan tekanan akan menggeser kesetimbangan ke jumlah
molekul yang lebih besar.
Berbeda dengan tekanan, pengaruh suhu dapat menggeser kesetimbangan ke arah reaksi
ekstermik dan endotermik. Peningkatan suhu akan menggeser kesetimbangan ke reaksi
endotermik, sementara penurunan suhu akan menggeser kesetimbangan ke reaksi eksotermik.
Kesetimbangan kimia juga dapat dipengaruhi dengan penambahan gas inert. Ketika gas inert
ditambahkan ke sistem dalam kesetimbangan pada tekanan konstan, kesetimbangan akan
bergeser ke arah dengan jumlah mol gas lebih banyak. Tapi jika sistem memiliki volume
konstan, maka tidak akan ada pengaruhnya.
PENGERTIAN PENCERNAAN