Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peralatan Gelas Untuk Mereaksikan Zat


Secara umum laboratorium diartikan sebagai tempat atau ruangan yang

dilengkap dengan peralatan untuk tujuan mengadakan riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran, pengujian ataupun pelatihan ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa,

dosen, ataupun peneliti. Pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas

kerja yang merupakan sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek

percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara

terkontrol dan terkendali. Laboratorium merupakan unit pendidikan dan penelitian

yang mempunyai fungsi signifikan sehingga harus dikelola agar dapat berfungsi

mendukung penelitian dan pendidikan (Baharuddin dan Azis, 2013:1-2).

Menurut Baharuddin dan Aziz (2013:25) peralatan laboratorium kimia yang

terbuat dari gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, diantaranya:

1. Tembus cahaya atau tembus pandang (opaque)

2. Kaku (rigid)

3. Tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia

4. Mempunyai titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh terutama pada

pemanasan biasa

5. Tahan terhadap perubahan suhu khususnya tahan panas yang ditandai

dengan Pyrex (merek dagang perusahaan pembuat alat gelas).

3
4

Menurut Khamidinal (2016:38) alat-alat gelas yang umum digunakan untuk

mereaksikan zat antara lain:

1. Gelas kimia

Gelas kimia digunakan untuk melarutkan padatan, mencampurkan cairan,

memanaskan larutan.

2. Erlenmeyer

Erlenmeyer digunakan untuk menampung larutan yang akan dititrasi dan

membiakkan mikroba.

3. Tabung reaksi

Tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih larutan dalam

jumlah yang kecil.

4. Pipet tetes

Pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah yang kecil

dengan ketelitian yang kurang.

5. Pipet ukur

Pipet ukur digunakan untuk memindahkan cairan dengan berbagai ukuran

volume.

6. Pipet volum

Pipet volum digunakan untuk memindahkan cairan dengan satu ukuran

volume.

7. Buret

Buret digunakan untuk menambahkan larutan pereaksi pada proses titrasi

(dirancang dengan ketelitian tinggi).


5

B. Peralatan Non Gelas

Peralatan non gelas merupakan peralatan yang biasanya digunakan dalam

percobaan di laboratorium kimia. Peralatan non gelas ini bukanlah merupakan

peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan lain

yang dapat menggantikan fungsinya. Namun demikian, peralatan non gelas harus

sedapat mungkin diusahakan keberadaannya agar percobaan dan kegiatan di

laboratorium kimia dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan

(Khamidinal, 2016:76).

Menurut Khamidinal (2016:76) beberapa peralatan non gelas antara lain:

1. Lumpang dan alu

Lumpang dan alu digunakan untuk menghaluskan bahan organik dan

anorganik sebelum dilakukan perlakuan.

2. Rak tabung

Rak tabung digunakan untuk meletakkan tabung reaksi pada saat praktikum

mereaksikan bahan kimia. Tabung reaksi biasanya terbuat dari kayu, walaupun

sekarang ada juga yang terbuat dari stainless steel.

3. Bulb

Bulb digunakan untuk membantu mengambil larutan ke dalam pipet.

Bentuknya seperti bola yang terbuat dari karet.

4. Kaki tiga

Kaki tiga digunakan dalam proses pemanasan dengan menggunakan lampu

spiritus dan kawat kasa. Di atas kaki tiga diletakkan kawat kasa atau kawat segitiga.

Gelas kimia atau erlenmeyer berisi larutan yang akan dipanaskan diletakkan di atas

kawat kasa.
6

5. Kawat kasa

Kawat kasa digunakan sebagai alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat

pemanasan.
C. Teknik Dasar Penyaringan, Penimbangan, Pemanasan, dan Pengukuran
Volume
Teknik dasar laboratorium adalah sesuatu yang dilakukan untuk mengetahui

bagaimana cara dasar-dasar memasuki namanya laboratorium. Adapun teknik-teknik

dasar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teknik Penyaringan

Teknik penyaringan merupakan teknik yang digunakan untuk memisahkan

residu dengan filtratnya menggunakan kertas saring. Kertas saring dilipat sedemikian

rupa, sehingga tetap mempunyai luas permukaan yang semaksimal mungkin. Luas

permukaan kertas saring menentukan kecepatan proses penyaringan. Semakin luas

permukaan kertas saring yang dapat kontak dengan larutan maka proses penyaringan

juga akan cepat (Khamidinal, 2016: 108).

Corong gelas biasanya digunakan untuk penyaringan endapan. Proses

penyaringan sebenarnya adalah menggunakan kertas saring. Pertama, kertas saring

yang telah dilipat sesuai prosedur, dimasukkan ke dalam corong penyaring. Supaya

kertas saring dapat menempel pada dinding corong maka setelah kertas saring

dimasukkan ke corong kemudian dibasahi dengan sedikit air. Setelah kertas saring

dapat menempel pada dinding corong penyaring, maka corong penyaring siap

digunakan untuk melakukan penyaringan endapan (Khamidinal, 2016: 109-110).

b. Teknik Penimbangan

Teknik penimbangan merupakan teknik yang dilakukan untuk mendapatkan

berat suatu sampel sesuai dengan takaran yang telah ditentukan dengan menggunakan
7

neraca analitik. Pertama gelas arloji kosong ditimbang terlebih dahulu, kemudian

dicatat massa kosong gelas arloji. Kristal yang akan ditimbang dituangkan ke dalam

gelas arloji kira-kira sejumlah massa yang diinginkan. Kemudian gelas arloji yang

sudah berisi Kristal dimasukkan ke dalam neraca, misalnya neraca digital. Kemudian

jika massa kristal masih kurang dari yang diinginkan, maka tambahkan kristal dengan

bantuan sendok sungu. Jika kristal yang sudah ada masih berlebihan maka dapat

diambil dengan bantuan sendok sungu juga. Kemudian dicatat massa gelas arloji

berisi kristal. Massa kristal dalam massa arloji berisi kristal dikurangi massa arloji

kosong (Khamidinal, 2016: 119-120).

c. Teknik pemanasan

Teknik merupakan teknik yang dilakukan untuk memanaskan sampel atau

bahan. Alat yang digunakan berupa tabung reaksi, gelas kimia, kawat kasa, dan

spiritus. Cara menyalakan dan mematikan lampu spiritus pertama untuk menyalakan,

tutup pembakar spiritus dibuka terlebih dahulu, baru dinyalakan menggunakan api

yang bersumber dari korek api. Untuk mematikan, tutupkan penutup pembakar

spiritus langsung ke dalam api yang masih menyala. Otomatis nyala api akan padam

karena tidak ada aliran oksigen ke api (Khamidinal: 2016, 129).

d. Teknik Titrasi

Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan

larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini, suatu larutan

yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti (larutan standar), ditambahkan

secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi

kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna (Achmad dan Hendra,

2012: 2).
8

e. Teknik Pengukuran Volume

Teknik pengukuran volume merupakan teknik yang dilakukan untuk

mengukur volume suatu larutan dengan menggunakan alat seperti gelas ukur, pipet

volume, dan pipet skala. Pipet volume digunakan untuk mengambil dan

menambahkan larutan sesuai dengan volume yang tertera pada badan pipet volume.

Penyedotan larutan dilakukan dengan menggunakan propipet (bulb) sampai pada

tanda batas yang melingkar di pipa atas badan pipet volume. Kemudian pindahkan

pipet volume ke wadah yang baru. Tempelkan ujung pipet volume ke dinding gelas

beker atau wadah tempat larutan akan ditambahkan. Larutan dari pipet volume

dikeluarkan dengan cara melepas pro-pipet dari ujung atas. Larutan dibiarkan secara

alami (Khamidinal, 2016: 127)

Anda mungkin juga menyukai