TINJAUAN PUSTAKA
dosen, ataupun peneliti. Pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas
yang mempunyai fungsi signifikan sehingga harus dikelola agar dapat berfungsi
2. Kaku (rigid)
4. Mempunyai titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh terutama pada
pemanasan biasa
3
4
1. Gelas kimia
memanaskan larutan.
2. Erlenmeyer
membiakkan mikroba.
3. Tabung reaksi
Tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan dua atau lebih larutan dalam
4. Pipet tetes
Pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah yang kecil
5. Pipet ukur
volume.
6. Pipet volum
volume.
7. Buret
peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan lain
yang dapat menggantikan fungsinya. Namun demikian, peralatan non gelas harus
(Khamidinal, 2016:76).
2. Rak tabung
Rak tabung digunakan untuk meletakkan tabung reaksi pada saat praktikum
mereaksikan bahan kimia. Tabung reaksi biasanya terbuat dari kayu, walaupun
3. Bulb
4. Kaki tiga
spiritus dan kawat kasa. Di atas kaki tiga diletakkan kawat kasa atau kawat segitiga.
Gelas kimia atau erlenmeyer berisi larutan yang akan dipanaskan diletakkan di atas
kawat kasa.
6
5. Kawat kasa
Kawat kasa digunakan sebagai alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat
pemanasan.
C. Teknik Dasar Penyaringan, Penimbangan, Pemanasan, dan Pengukuran
Volume
Teknik dasar laboratorium adalah sesuatu yang dilakukan untuk mengetahui
a. Teknik Penyaringan
residu dengan filtratnya menggunakan kertas saring. Kertas saring dilipat sedemikian
rupa, sehingga tetap mempunyai luas permukaan yang semaksimal mungkin. Luas
permukaan kertas saring yang dapat kontak dengan larutan maka proses penyaringan
yang telah dilipat sesuai prosedur, dimasukkan ke dalam corong penyaring. Supaya
kertas saring dapat menempel pada dinding corong maka setelah kertas saring
dimasukkan ke corong kemudian dibasahi dengan sedikit air. Setelah kertas saring
dapat menempel pada dinding corong penyaring, maka corong penyaring siap
b. Teknik Penimbangan
berat suatu sampel sesuai dengan takaran yang telah ditentukan dengan menggunakan
7
neraca analitik. Pertama gelas arloji kosong ditimbang terlebih dahulu, kemudian
dicatat massa kosong gelas arloji. Kristal yang akan ditimbang dituangkan ke dalam
gelas arloji kira-kira sejumlah massa yang diinginkan. Kemudian gelas arloji yang
sudah berisi Kristal dimasukkan ke dalam neraca, misalnya neraca digital. Kemudian
jika massa kristal masih kurang dari yang diinginkan, maka tambahkan kristal dengan
bantuan sendok sungu. Jika kristal yang sudah ada masih berlebihan maka dapat
diambil dengan bantuan sendok sungu juga. Kemudian dicatat massa gelas arloji
berisi kristal. Massa kristal dalam massa arloji berisi kristal dikurangi massa arloji
c. Teknik pemanasan
bahan. Alat yang digunakan berupa tabung reaksi, gelas kimia, kawat kasa, dan
spiritus. Cara menyalakan dan mematikan lampu spiritus pertama untuk menyalakan,
tutup pembakar spiritus dibuka terlebih dahulu, baru dinyalakan menggunakan api
yang bersumber dari korek api. Untuk mematikan, tutupkan penutup pembakar
spiritus langsung ke dalam api yang masih menyala. Otomatis nyala api akan padam
d. Teknik Titrasi
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini, suatu larutan
secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi
kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna (Achmad dan Hendra,
2012: 2).
8
mengukur volume suatu larutan dengan menggunakan alat seperti gelas ukur, pipet
volume, dan pipet skala. Pipet volume digunakan untuk mengambil dan
menambahkan larutan sesuai dengan volume yang tertera pada badan pipet volume.
tanda batas yang melingkar di pipa atas badan pipet volume. Kemudian pindahkan
pipet volume ke wadah yang baru. Tempelkan ujung pipet volume ke dinding gelas
beker atau wadah tempat larutan akan ditambahkan. Larutan dari pipet volume
dikeluarkan dengan cara melepas pro-pipet dari ujung atas. Larutan dibiarkan secara