Anindita R
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan
Pada orang normal, bayangan benda
oleh media penglihatan:
- Kornea setelah melalui media penglihatan
- Cairan mata dibiaskan tepat di daerah macula
- Lensa lutea. Mata normal disebut
- Panjangnya bola mata emetropia
- Pungtum remotum
ttik terjauh dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas
Emetropia
Mata dengan sifat ametropia adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar mata dan
berfungsi normal
Pada mata ini sinar jauh difokuskan sempurna di daerah macula lutea tanpa bantuan
akomondasi. Mata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau 6/6 atau 100%
Kornea
Kelainan kornea
Mempunyai daya pembiasan sinar terkuat
Sinar normal tidak dapat terfokus pada macula.
dibanding bagian mata lainnya
Kelainan lensa
Lensa
Biasanya gangguan perubahan kecembungan
Berperan membiaskan sinar terutama pada saat
akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga
melakukan akomondasi atau bila melihat benda
terjadi gangguan akomondasi
dekat
Presbiopia
Gangguan akomondasi pada usia lanjut terjadi akibat kelemahan otot akomondasi dan lensa mata
tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa
Keluhan pasien berupa mata lelah,berair, dan sering panas setelah membaca
Pada pasien presbiopi, kacamata atau addisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuatan
tertentu, biasanya:
• +1,0 D untuk usia 40 tahun
• +1,5 D untuk usia 45 tahun
• +2,0 D untuk usia 50 tahun
• +2,5 D untuk usia 55 tahun
• +3,0 D untuk usia 60 tahun
Miopia
Miopia menurut derajatnya :
Mipoia ringan (sampai 3 dioptri)
Miopia sedang (3 - 6 dioptri)
Miopia berat ( lebih dari 6 dioptri)
Tatalaksana:
• Koreksi non bedah
Kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal agar memberikan
istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi
• Koreksi bedah
Fotorefraktif keratektomi (PRK), Laser in situ keratomileusis (LASIK
Hipermetropia
Dapat disebabkan:
• Hipermetropia sumbu/aksial
Kelainan refraksi akibat bola mata pendek, atau sumbu anteroposterior yang pendek
• Hipermetropia kurvatur
Dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang, sehingga bayangan difokuskam di belakang retina
• Hipermetropia refraktif
Dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optic mata
Bentuk-bentuk hipermetropia
• Hipermetropia manifest
Dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal
• Hipermetropia absolut
Kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomondasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh
• Hipermetropia fakultatif
Kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomondasi ataupun dengan kaca positif
• Hipermetropia laten
• Hipermetropia total
Manifestasi klinik:
• Penglihatan kabur bila melihat dekat dan jauh
• sakit kepala, mata cepat lelah, cepat mengantuk sesudah membaca dan menullis
Tatalaksana:
• Koreksi non bedah
Koreksi dengan lensa sferis terbesar yang memberikan visus terbaik dan dapat melihat dekat yanpa
kelelahan
• Koreksi bedah
Fotorefraktif keratektomi (PRK), Laser in situ keratomileusis (LASIK), dan Laser sebepithelial
keratomileusis (LASEK)
Astigmat
Astigmat merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan sama pada semua
meridian dan berkas cahaya difokuskan pada 2 garis titik yang seling tegak lurus akibat
kelainan kelengkungan kornea.
Bentuk Astigmat
• Astigmat regular
Memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari
satu meridian ke meridian berikutnya
• Astigmat irregular
Dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan
menjadi irreguler
Manifestasi klinik:
• Tampak garis vertikal, horizontal atau miring yang tidak jelas
• Memegang bahan bacaan dari dekat
• Sakit kepala, mata berair dan cepat lelah
• Memiringkan kepala agar dapat melihat jelas