Anda di halaman 1dari 32

KELAINAN

REFRAKSI
Andetyorani Utami 62922001
MIOPIA
suatu kedaan refraksi mata di mana mata dalam keadaan
istirahat (tanpa akomodasi), berkas cahaya tidak jatuh tepat
pada retina namun didepan retina.
Bentuk Miopia
Miopia Refraktif Miopia Aksial
lensa menjadi lebih diakbitkan oleh
cembung sehingga panjangnya sumbu bola
pembiasan lebih kuat dari mata,namun lengkung
normal. kornea dan lensa normal
Perjalanan Miopia
miopia stasioner : menetap
setelah dewasa
miopia progresif : terus
Derajat Miopia bertambah pada usia dewasa

Miopia ringan : < 1- 3 D akibat panjangnya bola mata

Miopia sedang : 3 - 6 D miopia maligna : > 6 D, biasanya

Miopia berat/tinggi : > 6 D terdapat kelainan pada fundus


oculi dan panjangnya bola
mata sampai terbentuk
stafiloma postikum
Tanda & Gejala

Sakit Kepala Juling

celah kelopak mata


Sulit melihat jarak jauh
yang sempit
Tatalaksana

kacamata sferis LASIK (Laser in situ PRK (photo


negatif terkecil keromileusis) revractive
keratoctomy)
SMILE (Small incision
penanaman IOL
lenticule extraction)
HIPERMETROPIA
terjadi ganggun apada pembiasan mata dimana sinar sejajar
tidak cukup dibiaskan, sehingga titk fokusnya jatuh pada
belakang retina.
Bentuk Hipermetropia
Hipermetrpia Hipermetropia
Kongenital Simple
biasanya terjadi karena lanjutan
diakibatkan panjang bola
dari hoipermetropi anak yang tidak
mata pendek atau
berkurang pada perkembangannya
berbentuk kecil
(<5D)

Hipermetropia diapat setalh pengambilan lensa pada


didapat katarak (afakia)
Penyebab Hipermetropia
Hipermetropia akibat bola mata yang pendek, atau sumbu
aksial anteroposterior yang pendek

Hipermetropia kelenkukngan korea atau lensa lemah sehingga


kurvatur bayangan difokuskan ke belakang retina

Hipermetropia terdapat ingeks bias yang lemah kurang pada


refraktif sistem optik mata
Tingkatan berdasarkan Dioptri
Hipermetropia ringan : Spehris + 0.25 D s/d Spheris + 3.00 D
Hipermetropia sedang : Spehris + 3.25 D s/d Spheris + 6.00 D
Hipermetropia berat/tinggi :>+ 6.25 D
Tanda & Gejala

Pengelihatan dekan dan Juling / pandangan


jauh kabur ganda mata lelah

Camera Okuli Anterior (COA) Dangka


Akomodasi terus-menerus 🡪 hipertrofi
Sakit Kepala mm.ciliaris 🡪 iris terdorong ke depan
Pemberian kacamata dengan lensa sferis positif terbesar yang menghasilkan visus terbaik.
Contoh :
1. Pasien dengan visus 6/10 (dikoreksi tanpa menggunakan sikloplegik)
2. Dikoreksi dengan S + 0,50 D 🡪 menghasilkan visus 6/7,5
3. Dikoreksi dengan S + 0,75 D 🡪 menghasilkan visus 6/6 (Hipermetropia manifes fakultatif)
4. Dikoreksi dengan S + 1,00 D 🡪 menghasilkan visus 6/6 (Hipermetropia manifes absolut)
5. Dikoreksi dengan S +1,25 D 🡪 menghasilkan visus 6/7,5
6. Maka pada pasien diberikan koreksi : Lensa Sferis + 1,00 D
Maka pada pasien diberikan koreksi : Lensa Sferis + 1,00 D
ASTIGMATISMA
sinar - sinar sejajar tidak dibiaskan pada satu titik
Hal ini disebabkan karena kelengkungan (kurvatura) dan
kekuatan refraksi permukaan kornea dan atau lensa
berbeda-beda di antara berbagai meridian, sehingga
terdapat lebih dari satu titik fokus
Astigmatisma Regular
Meridian utama sistem optik mata mempunyai orientasi
yang konstan sepanjang pupil dan perbedaan kekuatan
refraksinya konstan di setiap titiknya
mata mempunyai dua meridian utama yang terletak saling
tegak lurus, dan meridian-meridian utama ini adalah
meridian yang mempunyai kekuatan pembiasan terkuat
dan terlemah. .
Astigmatisma Regular
Meridian utama sistem optik mata mempunyai orientasi
yang konstan sepanjang pupil dan perbedaan kekuatan
refraksinya konstan di setiap titiknya
mata mempunyai dua meridian utama yang terletak saling
tegak lurus, dan meridian-meridian utama ini adalah
meridian yang mempunyai kekuatan pembiasan terkuat
dan terlemah. .
Klasifikasi Astigmatisma
Astigmatisma miop Astigmatisma miop
simpleks (simple myopic kompositus (compound
astigmatism) myopic astigmatism)
dengan satu garis fokus
apabila kedua garis fokus berada
pada retina, sedangkan
di depan retina.
garis fokus lain terletak di
depan retina.
Klasifikasi Astigmatisma
Astigmatisma astigmatisma dengan satu garis fokus pada
hipermetrop simpleks
retina, sedangkan garis fokus lain terletak di
(simple hypermetropic/
hyperopic astigmatism) belakang retina.
Tatalaksana

Kaca mata
Kaca mata merupakan pilihan pertama untuk koreksi astigmatisma.
Lensa silinder mempunyai tambahan kekuatan pembiasan pada meridian
tertentu. Koreksi astigmatisma menggunakan lensa silinder
Presbiopia
keadaan berkurang hingga hilangnya akomodasi lensa,
yang berhubungan dengan usia, sehingga mengakibatkan
kesulitan melihat jarak dekat .
bertambahnya usia lensa mata menjadi bertambah kaku,
berkurang elastisitasnya dan lebih sulit dicembungkan,
sehingga gaya elastis kapsul lensa lebih kecil dibandingkan
dengan resistensi masa lensa. Lensa menjadi cenderung
semakin mendekati bentuk tak berakomodasi.
Keluhan, Tanda & Gejala
Keluhan presbiopia biasanya dimulai setelah umur 40 tahun:
Dengan perkiraan pemberian kaca mata baca:
Umur 40 tahun : S + 1,00 D
Umur 50 tahun : S + 2,00 D
Umur 60 tahun : S + 3,00 D
Keluhan, Tanda & Gejala
sakit kepala dan kelelahan mata.
Mereka akan semakin menjauhkan objek bahan bacaannya
saat membaca atau memundurkan kepalanya. Kesulitan
membaca ini pertama-tama dirasakan sore hari atau saat
penerangan redup
Tatalaksana
Lensa negatif
Lensa positif
Lensa cylinder
Berdasarkan fokusnya PRK
kacamata Lensa Single Vision (SV) LASIK
kontak lensa Lensa Relex SMILE
Bifocal/Bifocus
Lensa
Multifocus/
progressife
Orthokeratology
Orthokeratology
Orthokeratology adalah suatu prosedur penggunaan lensa
kontak rigid gas permeable yang di-desain khusus
penggunaannya untuk malam, hari saat tidur yang bertujuan
membentuk ulang permukaan kornea dengan tujuan
menghilangkan kelainan refraksi (mata minus dan silindris)
dan menghambat kenaikan minus pada anak anak yang
minusnya cepat bertambah.
Orthokeratology
PRK
PRK atau sering disebut
Lasek merupakan generasi
pertama Laser Vision
Correction (LVC). Prosedur
PRK dilakukan dengan
ablasi atau dilepasnya
permukaan kornea.
LASIK
Femto LASIK (Laser Assisted In-Situ
Keratomielusis) dengan pembentukan
flap dan pengikisan kornea menggunakan
laser.
minim rasa sakit dan pemulihannya cepat.
Dampak pasca operasi lebih nyaman
daripada PRK, dan efek terjadinya mata
kering pasca operasi juga lebih ringan
RELEX SMILE
kepanjangan dari Refractive Lenticule Extraction, Small Incision
Lenticule Extraction
Prosedur RELEX SMILE ini dilakukan dengan cara melibatkan
pembuatan lenticule intrastromaldan sayatan perifer menggunakan
laser femtosecondkemudian diikuti oleh pemotongan dan
pelepasan lenticule stroma
Prosedur dilakukan menggunakan anastesi topical tiga tetes
oxybuprocaine tetrachloride bebas pengawet yang dilakukan 2 –3
menit sebelum operas
RELEX SMILE
Setelah itu, pasien menggunakan alat penahan mata agar tidak
mengedip. Mata pasien dipakaikan alat Visumax, pasien diminta
untuk berkonsentrasi pada satu titik yang ditunjukkan oleh alat
selama operasi dilakukan.
Laser Visumax dengan frekuensi denyut 200 kHz menghasilkan
ultra-short pulses cahaya inframerah yang menghasilkan pola
planar gelembung mikroaktivasi secara spiral, sehingga terjadi
pembelahan bidang jaringan
RELEX SMILE
Setelah itu, pasien menggunakan alat penahan mata agar tidak
mengedip. Mata pasien dipakaikan alat Visumax, pasien diminta
untuk berkonsentrasi pada satu titik yang ditunjukkan oleh alat
selama operasi dilakukan.
Laser Visumax dengan frekuensi denyut 200 kHz menghasilkan
ultra-short pulses cahaya inframerah yang menghasilkan pola
planar gelembung mikroaktivasi secara spiral, sehingga terjadi
pembelahan bidang jaringan
RELEX SMILE
Setelah permukaan depan lentikula dipotong, jaringan dipisahkan
secara manual.
Lapisan tipis jaringan kornea (lentikula) kemudian dijepit dengan
forsep dan dipindahkan. Ketebalan flap 120m, diameter flap dipilih
7,0-8,5 mm tergantung diameter lentikula. Diameter lentikula
bervariasi antara 6,2-7,6 mm sesuai dengan diameter pupil mesopic
pasien.
Obat pasca operasi: antibiotic topical dan obat antiinflamasi steroid
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata, edisi 5. Jakarta:Badan


Penerbit FKUI;2015.
2. Ilyas S. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
3. Indriani, R.P. and Puspitaningrum, R. (2022) ‘Kajian Komplikasi
Operasi Refraksi Mata Menggunakan Relex-Smile’, 6, p. 8.

Anda mungkin juga menyukai