Anda di halaman 1dari 7

KELAINAN REFRAKSI DAN AKOMODASI – dr.

Bramantha
• Pemeriksaan visus → dapat memperkirakan kelainan refraksi, kelainan media refrakta,
maupun saraf.
• Kelainan refraksi → kelainan pembiasan cahaya, bayangan tdk focus tepat di retina →
penglihatan kabur. Kuncinya :
o Myopia Kelainan refraksi akibat usia
o Hypermetropy Atau
o Astigmatisme Kelemahan refraksi akomodasi
o Presbiopia

1. MYOPIA
Rabun jauh, paling sering dialami usia anak-anak karena mengalami pertumbuhan
bola mata dari kecil → besar/lonjong, axial length berubah ke myopia.
Fase nya : bola mata kecil hypermetrop → astigmatisme → myopia disertai
astigmatisme/silinder
Ketidakmampuan melihat objek jauh dengan jelas, dan tidak akan pernah mengalami
gangguan penglihatan dekat.
Sinar sejajar memasuki bola mata → jatuh didepan retina
sejarah myopia : Aristoteles melihat objek jauh buram, dan suka menyipitkan
mata/mengernyit, tidak tahan thd cahaya.
Mengapa ketika melihat objek jauh harus menyipitkan mata ?
o agar terbentuk DEPTH of FOCUS di dalam bola mata → agar sinar yg masuk lebih
sedikit dan tepat di macula → seakan-akan dapat melihat dengan jelas.
kacamata banyak lubang untuk mengurangi efek inhole

➔sinar jatuh didepan retina

➔dengan kacamata lensa minus →


terbentuk depth of focus

Kebiasaan menyipitkan mata pada saat melihat obyek jauh merupakan suatu upaya
agar terbentuk depth of hocus dalam bola mata. Upaya tersebut mengakibatkan
bayangan obyek yang awalnya di depan retina, bergeser menyentuh retina.
Faktor resiko myopia :
o Memanjangnya sumbu bola mata (sumbu orbita) (Plempius, 1632).
o Tekanan otot saat konvergensi/berakomodasi (Donders, 1864).
o Gravitasi, karena bola mata menggantung sehingga menyebabkan suatu regangan
(Levinsohn, 1925).
Myopia Axial
o Jarak focus media refrakta normal (22.6 mm)
o Sumbu orbita >22.6 mm akan terjadi pergeseran sinar yang jatuh ke macula →
anak yg mengalami pertumbuhan akan mengalami myopia uncontrol.
Myopia Refraktif
o Jarak focus media refrakta <22.6 mm
o Sumbu orbita normal (22.6 mm)
o Kelainan di konus kornea

KONSEP DASAR PENANGGULANGAN MYOPIA


o Menggunakan lensa koreksi konkaf (lensa minus) dan konvek (plus).
o Lensa koreksi berupa lensa kontak/kacamata.
2. HYPERMETROP
sinar sejajar memasuki bola mata → jatuh dibelakang retina/makula
Hypermetropia Absolut
o Besarnya derajat refraksi anomaly tidak dapat dikompensasi oleh akomodasi.
o Tanda : VSC tidak bisa 6/6 walaupun sudah diberi pinhole.
Hypermetropia Fakultatif
o Besar derajat refraksi anomaly masih bisa dikompensasi oleh akomodasi.
o Sering temukan pada mata anak-anak.
o Tanda : VSC 6/6
Menurut David D. Michaels mengklasifikasikan hypermetropia menjadi 2 :
o Hypermetropia axial
o Hypermetropia refraktif

Penyebab hypermetropia axial :


o Hambatan pertumbuhan organ
o Macula oedema
o Desakan masa tumor pada belakang orbita
Penyebab hypermetropia refraktif :
o Kornea plana
o Paska bedah katarak (apakia)
o Sub luksasio lentis
Menurut Irvin M. Borish :
o Hypermetropia ringan → (+0.25D sampai -3.00D)
o Hypermetropia sedang → (+3.00D sampai +5.00D)
o Hypermetropia tinggi → (+5.00D atau lebih)
Pada umumnya, bayi baru lahir memiliki status refraksi hypermetropia karena bola
mata masih kecil. Tapi berubah sejalan dengan peningkatan usia dan pertumbuhan
organ bola mata.

3. ASTIGMATISME
Sinar yang datang pada mata lalu dibiaskan → mempunyai beberapa titik fokus
Astigmatisme Iregular
o Menggunakan koreksi kacamatan berapapun tidak berubah menjadi jelas
o pembiasan cahaya di dalam bola mata tidak beraturan
astigmatisme Reguler
o bisa dikoreksi
o pembiasan cahaya beraturan
Astigmatismus Myopicus Symplex
o Silinder murni : myopia simplex
o silinder hanya satu
o Sferis tidak muncul

Astigmatismus Myopicus Compusitus


o Sinar jatuh di depan macula semua.
o ada 2 titik didepan macula : compositus
Astigmatismus Hypermetropicus Symplex

Astigmatismus Hypermetropicus Compusitus

Astigmatismus Mixtus
o gabungan di depan & belakang
4. PRESBIOPIA
Berkurangnya kemampuan melihat
Karena proses penuaan
Penanganan : diberi lensa sferis positif baca
Pemeriksaan jarak 30cm.
Berusia minimal 40thn.
Acuan pemeriksaan :

❖ Akomodasi mata → kemampuan lensa menebal dan menipis, agar bisa melihat objek
dengan kontraksi otot siliaris.
❖ Batas daya akomodasi :
o Titik dekat mata (punctum proximum) → jarak benda terdekar yg masih dapat
dilihat mata
o Titik jauh mata (punctum remotum) → jarak benda terjauh yang masih dapat
dilihat mata. Terjauh : tak terhingga.
❖ Kelelahan akomodasi :
o Keluhan : sakit kepala berulang, mata tidak nyaman sering berair, kucek tdk bisa
bagus.
❖ Spasme Akomodasi
o Spasme : otot siliaris
o Akibatnya: pseudo miopia
o Keluhan pasien: Visus turun saat melihat jauh, Sakit kepala, Ketidaknyamanan, Mata
sakit, Diplopia (ekses konvergen)
o Titik dekat saat akomodasi lebih dekat dari yang diharapkan
o Refraksi : melihat jauh menjadi miopik, hipermetrop ringan
o Penatalaksanaan: Cari penyebab dan diobati, Menghilangkan spasme dg tetes mata
atropin 1% selama 1-2 mg, Terapi ortoptik setelah spasme hilang, untuk menstabilkan
akomodasi dan konvergensi

Anda mungkin juga menyukai