Anda di halaman 1dari 22

KELAINAN REFRAKSI

Pembimbing : dr. Santi Wuriyani, Sp.M

Yosua Fernanda
112020034
Stase Mata Rs. Panti wilasa dr cipto Semarang
Periode 19 April 2021 – 22 Mei 2021
ANATOMI MEDIA
REFRAKSI
ISTILAH

AKOMODASI

EMETROPIA

AMETROPIA
• Ametropia Aksial
• Ametropia Refraktif ( kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata)
• Ametropia kurvatur (Ametropia dapat disebabkan kelengkungan kornea atau lensa yang tidak normal )
MIOPIA

• = Rabun jauh
• Definisi : kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk
ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan
dibias membentuk bayangan di depan retina.
Axial (Panjang Bola mata)
Refraktif (dimana lensa menjadi
lebih cembung sehingga pembiasan
lebih kuat)

Sumber :Riordan-Eva P dan Whitcher JP.Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology ed 17. Mc-Graw
Hill.2007
Klasifikasi

MIOPIA

Berdasarka Miopi ringan = < 3 dioptri


n
keparahan Miopi sedang = 3-6
dioptri Miopi berat = 6-9
dioptri
Berdasarka Miopi sangat
Miopia berat
Stasioner = >10
(menetap setelah dewasa)
n klinis : dioptri
Miopia Progresif (bertambah terus pada usia dewasa akibat
bertambah panjangnya bola mata)

Miopia Maligna (Biasanya pada miopia diopti >6, disertai kelainan fundus okuli
dan panjang bola mata, yang terletak di bagian temporal papil disertai atrofi
korioretina, dan ruptur membran branch yang menyebabkan neovaskularisasi
subretina )
GEJALA
KLINIS DIAGNOSIS
• Pengelihatan kabur saat melihat jauh, jelas • Anamnesis
pada jarak tertentu/dekat
• Pemeriksaan fisik
• Nyeri kepala
 Trial and error
• Cenderung memicingkan mata (efek pinhole)
• Pemeriksaan Penunjang
• Astenopia konvergensi (kelelahan mata)
 Retinoskop
 Autorefraktometer
(Komputer)
KOMPLIKASI

• Ablasio retina terutama pada miopia tinggi (karena didahului dengan


timbulnya hole pada daerah perifer retina akibat proses-proses degenerasi di daerah ini)

• Strabismus (Pada pasien myopia memiliki pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu
dalam atau kedudukan konvergensi)

• Ambliopia terutama pada miopia dan anisometropia (Beda


kekuatan refraksi antara D&S menyebabkan bayangan pada satu retinanya tidak focus)
• Koreksi non bedah
- Kaca mata sferis negatif terkecil yang memberikan
ketajaman pengelihatan maksimal
- Lensa kontak
• Bedah Refraktif
- Bedah refraktif kornea (merubah kurvatura
permukaan anterior kornea)
-Bedah refraktif lensa (tindakan ekstraksi lensa
TATALAKSAN jernih, biasanya diikuti dengan implantasi lensa
intraokuler.)

A EDUKASI
- Gunakan kacamata setiap saat
- Kontrol setiap 6 bulan
- Kurangi aktivitas yang menggunakan kerja mata dengan
jarak dekat
• = rabun
dekat
• Definisi : Jika sinar sejajar masuk terfokus
dibelakang retina dengan mata dalam
keadaan istirahat (tidak berakomodasi)
HIPERMETROP - Aksial (Ukuran bola mata)
- Kurvatura (Bentuk lensa)
- Refraktif (Indeks bias)
HIPERMETROPIA

• KETERANGAN GAMBAR

A.Hipermetropi Laten – dapat diimbangi dengan akomodasi (diukur dengan


pemberian sikloplegik)

B.Hipermetropi Manifes – dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal


yang memberikan tajam pengelihatan normal
 Hipermetropia absolut : memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh

 Hipermetropia fakultatif : dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan


kacamata positif
GEJALA
KLINIS DIAGNOSIS
• Pengelihatan dekat kabur • Anamnesis

• Sakit kepala • Pemeriksaan


fisik
• Mata sensitif terhadap sinar  Trial and error

• Kadang rasa juling atau lihat ganda  Visus dengan pinhole


• Pemeriksaan Penunjang
 Retinoskop
 Autorefraktometer (Komp)
• Diberikan kacamata sferis positif terkuat atau
lensa positif terbesar yang masih memberikan
tajam pengelihatan maksimal

TATALAKSA N EDUKASI
A • Gunakan kacamata setiap saat kecuali saat mandi
dan tidur
• Kontrol setiap 6 bulan
KOMPLIKASI

• Esotropia (Juling ke dalam 1 atau 2 mata)


• Ambliopia terutama hipermetropia dan
anisometropia.
ASTIGMATISMA

• Definis
i
Keadaan ketika berkas cahaya mengalami refraksi yang berbeda bergantung pada meridian
mana sinar tersebut memasuki mata

• Etiologi
 Perubahan lengkung pada kornea (kongenital atau akuisita akibat kecelakaan,
peradangan kornea ataupun operasi
 Kelainan lensa : kekeruhan lensa biasanya katarak insipien atau imatur.
Pembiasan sinar pada mata tidak sama pada semua bidang atau meridian
ASTIGMATISMA
• Klasifikasi berdasarkan letak titik
vertikal dan horizontal pada
retina :
 Astigmatisme Miopia Simpleks
 Astigmatisme Miopia Kompositus
 Astigmatisme Hiperopia Simpleks
 Astigmatisme Hiperopia
Kompositus
 Astigmatisme Mixtus
• PENGOBATAN - koreksi
 Lensa Silinder
 Lensa silinder positif (Jangan di gunakan bisa bikin pusing)
 Lensa silinder negatif
 Bedah Refraktif (LASIK)
ASTIGMATISMA • EDUKASI
 Gunakan kacamata setiap saat kecuali saat mandi dan
tidur
 Kontrol setiap 6 bulan
 Cara penggunaan lensa kontak dan jaga higienitas lensa
kontak
• Presbiopia adalah kehilangan kemampuan
mata untuk berakomodasi akibat
pertambahan usia. Disebabkan oleh lensa
yang tidak elastis lagi sehingga sulit untuk
PRESBIOPIA akomodasi saat melihat dekat.

•ETIOLOGI
Proses
penuaan
• Anamnesis
Sulit mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat
terutama malam hari sering memerlukan sinar yang
lebih terang untuk membaca seperti mata lelah, berair
PRESBIOPIA dan sering terasa pedas

• Pemeriksaan Fisik
Jaeger chart : pasien sulit membaca dengan jarak 30
cm
PRESBIOPIA

• TATALAKSANA
Kacamata sferis positif (S+) yang besarnya tergantung dari umurnya, yaitu :
+ 1.00 D untuk usia 40 tahun
+ 1.50 D untuk usia 45 tahun
+ 2.00 D untuk usia 50 tahun
+ 2.50 D untuk usia 55 tahun
+ 3.00 D untuk usia 60
tahun EDUKASI
Gunakan kacamata untuk
membaca atau melakukan
pekerjaan dengan melihat
dekat.
PROGNOSIS

Prognosis dari kelainan refraksi akan baik bila dapat terkoreksi dengan lensa yang tepat.
Koreksi pada kelainan refraksi dilakukan sedini mungkin untuk mengindari penurunan
kualitas hidup seseorang. Selain menggunakan kecamata dapat menggunakan metode
lain baik penggunaan kontak lens maupun dilakukan terapi pembedahan (LASIK).
KESIMPULAN

 Kelainan refraksi atau ametropia merupakan suatu kondisi defek optis yang mengganggu proses
terbentuknya sebuah focus di retina oleh berkas-berkas cahaya yang masuk ke mata, kelainan ini terbagi
menjadi myopia, hyperopia atau hypermetropia dan astigma. Kelainan refraksi ini dapat terjadi karena
kelainan atau gangguan pada media refraksi mata, bentuk bola mata, maupun bawaan lahir, bisa di
diagnosis dan diatasi, mulai dari pengecekan anamnesis, pemeriksaan visus, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan, dan cara penatalaksanaannya serta edukasi dan prognosis.
Dengan pendiagnosisan dan penatalaksanaan yang tepat dan cepat prognosis pada pasien biasanya baik
atau Bonam, karena kelainan refraksi merupakan proses yang akan semakin memburuk (Progresif) jika
tidak di diagnosis dan di tatalaksana dengan cepat dan baik, pada penatalaksanaan biasanya di berikan
gunakan kaca mata, kontak lens dan operasi mata.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai