1.1 Pendahuluan
Corpus alienum adalah benda asing yang terdapat pada mata seperti serpihan logam, serpihan
kaca, atau serpihan benda-benda organik. Apabila suatu benda asing masuk ke dalam mata maka
biasanya terjadi reaksi infeksi yang hebat. Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola
mata tergantung besarnya corpus alienium, kecepatnya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi
jenis bendanya sendiri. Corpus alienum pada bagian mata dibagi menjadi 2 yaitu intraokular dan
ekstraokular (konjungtiva).
Corpus alienum pada konjungtiva lebih sering terjadi karena berkaitan dengan posisi anatomi
konjungtiva yang letaknya diluar. Corpus alienum sering terjadi pada usia dewasa dan laki-laki
pemotong rumput merupakan kelompok pekerja yang beresiko tinggi terkena corpus alienum.
Corpus alienum yang mengenai mata dengan kecepatan yang lebih tinggi beresiko lebih tinggi
menimbulkan kerusakan/ trauma yang lebih berat, bahkan dapat terjadi perforasi dan bersifat
intraokular.
Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata ,maka akan terjadi salah satu dari ketiga
perubahan berikut:
1. Efek Mekanik
Benda yang masuk ke dalam bola mata dapat melalui cornea ataupun sclera. Setelah
benda ini menembus kornea maka ia masuk kedalam kamera oculi anterior dan mengendap
ke dasar . Bila benda ini terus masuk, maka ia akan menembus irIs dan kalau mengeai lensa
mata akan terjadi cataract traumatica. Benda ini juga bisa juga tinggal di dalam corpus
vitreus. B ila benda ini melekat di retina, biasanya kelihatan sebagai bagian yang
di kelilingi oleh eksudat yang berwana keputihan serrta adanya endapan sel-sel darah
Infeksi, dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata , maka kemungkinan akan
timbul infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media yang
baik untuk prtumbuhan kuman sehingga sering timbul infeksi supuratif dan juga kita tidak
Reaction of ocular tissue, reaksi bola mata terhadap corpus alienum adalah bermacam-
mcam dan ini ditentukan oleh sifat kimia dari benda tersebut. Non organized
granulasi. Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga
orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya reflex memejam atau
mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar. Trauma dapat
mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita.
1.2 Patofisiologi
Benda asing dapat memicu radang inflamasi, menghasilkan pelebaran pembuluh di sekitarnya
dan edema kelopak, konjungtiva, dan kornea berikutnya. Sel darah putih juga dapat dibebaskan,
menghasilkan reaksi ruang anterior dan / atau infiltrasi kornea. Jika tidak dibuang, benda asing
Erosi ini timbul apabila benda asing yang masuk tidak sampai menembus bola mata tetapi hanya
2. Trauma tembus
Trauma tembus adalah suatu trauma dimana sebagian atau seluruh lapisan kornea dan sclera
mengalami kerusakan. Trauma ini dapat terjadi apabila benda asing melukai sebagian lapisan
kornea tau sclera dan benda tersebut tertinggal di dalam lapisan tersebut. Pada keadaan ini tidak
terjadi luka terbuka sehingga organ di dalam bola mata tidak mengalami kontaminasi. Benda
asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan sclera atau kornea serta jaringan
lain dalam bola mata kemudian bersarang di dalam bola mata ataupun dapat menimbulkan
perforasi ganda sehingga akhirnya benda tersebut bersarang di dalam rongga orbita bahkan
dapat mengenai tulang orbita. Dalam hal ini akan ditemukan suatu luka terbuka dan biasanya
3. Pendarahan
Pendarahan intraocular dapat terjadi jika trauma mengenai jaringan uvea, berupa hifema
(pendarahan dalam bilik mata depan) atau perdarahan dalam badan kaca.
Reaksi yang ditimbulkan tergantung jenis benda tersebut apakah inert atau raktif. Pada
benda inert, tidak akan menimbulkan reaksi ataupun kalu ada hanya ringan saja. Benda yang
Bentuk reaksinya tergantung macam serta letak benda asing tersebut dalam mata. Benda
organik kurang diterima oleh jaringan mata dibandingkan benda anorganik. Benda logam degan
sifat bentuk reaksi yang merusak adalah besi berupa “siderosis” dan tembaga. Timah hitam dan
a. Siderosis
Reaksi jaringan mata akibat penyebaran ion besi keseluruh mata dengan konsenrasi
terbanyak pada jaringan yang mengandung epitel, yaitu: epitel kornea, epitel pigmen iris,
epitel kapsul lensa, epitel pigmen retina. Timbulnya siderosis sebenarnya sangat dini tetapi
tidak memberikan gejala klinik yang jelas samapai beberapa waktu lamanya. Gejala
siderosis tampak 2 bulan sampai 2 tahun setelah trauma. Gejala klinik berupa: gangguan
penglihatan yang mula-mula berupa buta malam kemudian penurunan tajam penglihatan
yang semakin hebat dan penyempitan lapang pandang. Pada mata tampak endapat karat
besi pada kornea berwarna kuning kecoklatan, pupil lebar reaksi lambat, bintik-bintik bulat
Reaksi jaringan mata akibat pengendapan ion tembaga di dalam jaringan terutama jaringan
yang mengandung membrane seperti membrane Descement kapsul anterior lensa, iris,
badan kaca, dan permukaan retina. Tembaga dapat memberikan reaksi purulen. Gejala
klinik kalkosis timbul lebih dini dari pada siderosis yaitu beberapa hari setelah trauma.
Tembaga dalam badan kaca dapat menimbulkan ablasio retina sebagai akibat jaringan ikat
1.3 Etiologi
Benda asing yang data masuk mata dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu benda logam
dan bukan logam. Contoh benda logam: emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel alumunium,
tembaga, besi. Benda logam ini terbagi lagi menjadi : benda logam magnit dan benda logam bukan
magnit. Benda bukan logam contonya: batu, kaca, porselen, karbon, tumbuh-tumbuhan, bahan
pakaian dan bulu mata. Benda inert yaitu benda yng terdiri dari bahan-bahan yang tidak
meimbulkan reaksi jarigan mata kalau ada reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi
mata. Contoh : emas, perak, platina, batu kca, porselen, macam-macam plastic tertentu.
Kadangkadang benda inert memberikan reaksi mekanik yang mungkin dapat menggangu fungsi
mata. Sebagai contoh: pecahan kaca di dalam sudut bilik mata depan akan menimbulkan kerusakan
pda endotel kornea sehingga mengakibatkan edema kornea yang menggangu fungsi penglihatan.
Benda reaktif yaitu benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata shingga menggangu fungsi
mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembag, kuningan, besi, tumbuhtumbuhan,
- Sensasi benda asing (biasanya berkurang secara signifikan dengan anestesi topikal)
- Fotofobia
- Mata merah
- Injeksi konjungtiva
- Injeksi siliaris
- Terbentuk cincin karat, terutama jika benda asing dari logam telah tertanam selama berjam-
- Defek epitel
- Edema kornea
Para pasien mungkin asimtomatik jika benda asing berada di bawah permukaan epitel atau
konjungtiva. Selama beberapa hari, epitel sering tumbuh di atas benda asing kornea yang kecil,
dengan pengurangan rasa sakit yang diakibatkannya. Jika infiltrasi kornea hadir, penyebab
infeksi perlu dipertimbangkan. Benda asing dapat menyebabkan reaksi peradangan steril kecil
di sekitar benda asing. Namun, jika infiltrasi besar, ulserasi kornea apapun, reaksi ruang
anterior yang signifikan, atau nyeri yang signifikan hadir, itu harus dikelola sebagai infeksi.
1.4 Diagnosis
Untuk dapat menentukan ada tidaknya benda asing serta lokalisasinya di dalam mata
diperlukan:
masuk dengan kecepatan yang tinggi dan biasanya benda tersebut dapat mencapai segmen
posterior. Trauma waktu sedang menggunakan palu dan pahat selalu harus dipikirkan
kemungkinan benda tersebut terdapat pada segmen posterior. Trauma karena pecahan kaca
waktu kecelakaan mobil atau pecahnya kaca mata waktu jatuh, bila pecahan kaca dapat
masuk biasanya akan berada di segmen anterior yang mempunyai kemungkinan jatuh di
3. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik diperlukan suatu lamu dengan
penerangan yang baik (sentelop) dan kaca pembesar (loupe), lebih baik lagi kalau ada slit-
lamp. Hal ini penting karena trauma perforasi yang sangat kecil bila tanpa penerangan
lampu yang baik serta loupe mungkin luka kecil akan luput dari pengamatan. Haruslah
diingat bahwa pada setiap luka perforasi sebagaimanapun kecilnya, kmungkinan suatu
benda asing di dalam bola mata tidak dapat disingkirkan. Benda asing yang tidak sampai
menembus bola mata, sudah dapat langsung diliat. Bila pada konjungtiva bulbi kornea,
sclera tidak tampak benda asing atau luka perforasi, selalu harus dicari kemungkinan
adanya benda asing pada forniks atau konjungtiva palbebra. Untuk itu haruslah kelopak
4. Pemeriksaan Oftalmoskop
Dengan oftalmoskop dapat diperiksa keadaan badan kca dan retina sehingga dapat juga
dilihat bila ada benda asing di badan kaca atau retina. Benda asing tersebut dapat dilihaat
dengan oftalmoskop, bila tidak ada kekeruhan badan kaca. Dengan ofalmoskop kita dapat
kurang baik
4. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi ini dengan melakukan Plane X-Rays dari pada orbita dengan posisi
postero anterior dan lateral, yang mana penting untuk mengetahui ada tidaknya suatu benda
asing yang “radioopak” serta letaknya benda asing tersebut dalam mata. Apabila dengan cara
ini dapat dipastikan ada benda asing raioopaque di dalam orbita tahap selanjutnya adalah
menentukan apakah benda tersebut intraocular atau ekstraokular. Untuk hal ini dibutuhkan
teknik khusus, seperti metode Sweet, metode Comberg dengan menggunakan lensa kontak.
untuk menentukan letaknya. Pemeriksaan yang teliti namun mahal adalah CT scan orbita.
Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut apakah pada bilik mata depan, lensa,
Apabila dengan cara ini dapat dipastikan ada benda asing raioopaque di dalam orbita
tahap selanjutnya adalah menentukan apakah benda tersebut intraocular atau ekstraokular.
Untuk hal ini dibutuhkan teknik khusus, seperti metode Sweet, metode Comberg dengan
menggunakan lensa kontak. Bila benda asing tersebut adalah non-adioopaque dibuthkan
mahal adalah CT scan orbita. Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut apakah
pada bilik mata depan, lensa, segmen posterior, retina, retrobulbar, ekstraokuler atau
ektraorbital.
1.5 Terapi
Tujuan manajemen termasuk menghilangkan rasa sakit, menghindari infeksi, dan mencegah
ciprofloxacin [Ciloxan] qid) harus diresepkan sampai epitel Cacat menyembuhkan untuk
mencegah infeksi.
- Patch tekanan atau lensa kontak perban sebaiknya dihindari (kecuali cacat epitel adalah>
10 mm2 dan kemudian lensa kontak perban mungkin menjadi pilihan yang lebih baik.
Jangan menambal jika ada kemungkinan perforasi bola mata ada, infiltrat kornea hadir.
Mata tersebut ditetes dengan anestetik tetes mata. Benda lunak biasanya hanya menempel
saja pada permukaan mata sehingga unuk mengeluarkannya cukup dengan kapas steril.
Benda yang keras biasanya mengakibatkan suatu luka. Pengeluarannya memakai jarum
sentik secara hati-hati untuk menghindari perforasi. Setelah benda asing dikeluarkan, mata
dibilas dahulu degan larutan fisiologik sampai bersih. Kemudian mata diberi tetes
midriatika ringn berupa skopolamin 0,25% atau homatropin 25 disusul dengan antibiotic
local. Mata ditutup dengan beban kain ksa smpai tidak terdapat tanda-tanda erosi kornea.
Setiap benda asing di dalam bola mata pada dasarnya harus dikeluarkan. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan: 1. Jenis benda asing tersebut, apakah inert atau benda reaktif 2. Akibat
yang timbul apabila benda tersebut tidak dikeluarkan 3. Akibat yang dapat timbul waktu
mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila benda asing tersebut inert, mka haruslah
dilihat apakah benda tersebut menimbulkan reaksi mekanik yang menggangu fungsi mata
atau tidak. Bila tidak menimbulkan reaksi mekanik yang menggangu, maka sebaiknya
dibiarkan saja dan perhatian ditunjukan pada perawatan luka perforasi yang
Pertama-tama adalah pemberian tetes nestetik, kemudian pembersihan luka dengan larutan
garam fisiologik. Bila ada jaringn iris atau badan kaca yang prolaps, bgian yang prolaps
dipotong (jangan diresopsi kembali kecuali bila yakin tidak ada infeksi). Bila benda asing
dapt diliat langsung, maka mungkin dapat dikeluarkan dengan pinset atau mgnet melalui
luk perforasi. Luka perforasi dijhit dengan jarum dan benang yang halus.Apabila fasilitas
tidak memungkinkan untuk melakukan penjahitan luka, maka penderita dirujuk ke rumah
banyak isi bola mata yang prolaps melalui luka perforasi, maka mata tersebut ditutup kain
kasa steril msih harus ditutup lagi dengan semacam penutup (dop) yang sedemikian rupa
sehingga bola mata terlindung dari tekanan atau sentuhan.Penderita juga diberi obat
penenang, obat analgesic, bila perlu ditambahkan obat antiemetic bila penderita muntah-
muntah karena akan menambah banyak isi bola mata yang prolaps. Dalam perjalanan ke
Pengeluaran benda asing sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan fasiitas yang
Benda asing tersebut berada dibilik mata depan dan dapat dilihat, dapat
Benda asing di segmen posterior yang disertai kerusakan lensa dan luka perforasi
kornea yang besar, dikeluarkan melalui luk perforasi kornea. Jalan anterior
- Jalan Posterior, pemilihan jalan posterior dilakukan bila benda asing berada di segmen
posterior tanpa disertai kerusakan lensa. Pengeluaran melalui jalan posterior dapat
Keuntungan melalui jalan ini dalah retina melekat kuat pada tempat ini sehingga
bahaya ablasi kecil. Daerah ini mengandung sedikit pembuluh darah sehingga
Melalui tempat dimana saja benda asing berada, jalan ini ditempuh bila benda asing
berada di retin. Bahaya yang ditakutkan dengan jalan ini adalah ablasio retina dan
dan keterampilan yang kusus sehingga hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis
mata.
1.6 Komplikasi
Komplikasi pada benda asing di mata, ini tergantung dari jenis benda yang masuk (inert/tdr
inert) dan arah, kecepatan, serta besarnya benda yang masuk ke mata.
1.7 Prognosis
Pada trauma dimana benda asing berada dipermukaan mata tanpa adanya perforasi, umunya
prognosis baik karena benda tersebut dapat langsung dikeluarkan dan kibtnya sangat ringan
tanpa meninggalkan bekas ataupun hanya berupa nebula bila pada kornea. Pada trauma dim
ana benda asing menyebabkan luka perforasi sehingga benda asing tersebut berada didalam
bola mata, maka prognosisnya tergantung jenis-jenis benda asing. Benda inert bila tidak
menimbulkan reaksi mekanik yang menggangu fungsi mata, prognosisnya baik. Benda reaktif
pada umumnya prognosisnya tidak baik. Hal ini tergantung dari benda reaktif tersebut, apakah
magnit atau non magnit. Pada benda yang magnit berhubug mengeluarkan mudah maka
Sasono W, Sasmito S, Rohmah M, 2008, Intralenticular Foreign Body In Penetrating Injury, Jurnal