Disusun Oleh:
Preseptor :
dr. Kemala Sayuti, Sp.M (K)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Glaukoma Akut Sudut Tertutup”.
Makalah ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Kemala Sayuti, Sp.M (K) selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 2
1.3. Tujuan Penulisan 2
1.4. Metode Penulisan 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi 3
2.2 Anatomi Mata 3
2.3 Epidemiologi 5
2.4 Etiologi 5
2.5 Faktor Risiko 5
2.6 Patofisiologi 6
2.7 Klasifikasi 7
2.8 Gejala Klinis 9
2.9 Diagnosis 9
2.10 Pemeriksaan Penunjang 13
2.11 Diagnosis Banding 17
2.12 Tatalaksana 18
2.13 Komplikasi 19
2.14 Prognosis 20
BAB 3 KESIMPULAN 21
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I
PENDAHULUA
N
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Glaukoma sudut tertutup merupakan glaukoma yang sudah
menimbulkan kerusakan nervus optikus dan kehilangan lapang pandang.
Glaukoma primer sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak
dari tekanan intraokuler yang disebabkan oleh penutupan COA (Camera
Oculi Anterior) yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi
pengeluaran aquos humor melalui trabekula. Glaukoma sudut tertutup akut
terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata
depan oleh iris perifer. Ini akan menyebabkan terhambatnya aliran keluar
aquos dan tekanan intraocular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri
yang hebat, dan penglihatan kabur secara tiba – tiba disertai tanda kongesti
di mata seperti mata merah dan kelopak mata bengkak. Serangan akut
tersebut sering dipresipitasi oleh dilatasi pupil yang terjadi spontan saat
pencahayaan berkurang. Serangan juga dapat terjadi pada dilatasi pupil
akibat oftalmoskopi.1
2.2 Anatomi Mata
2.4 Etiologi
a. Genetik, ada beberapa gen tertentu yang menyebabkan perubahan pada
morfologis pada segmen anterior yang menyebabkan risiko terjadinya
glaucoma sudut tertutup. Penelitian menyebutkan bahwa ada tiga lokus
yang mempengaruhi terjadinya glaucoma sudut tertutup yaitu
rs11024102 pada PLEKHA7, rs3753841 pada COL11A1 dan
rs1015213 pada kromosom 8q.2
b. Kelainan anatomis dari mata.
2.6 Patofisiologi
Glaukoma yang berjalan secara progresif kronik seperti pada POAG
atau glaukoma sudut tertutup yang berulang atau tidak terkontrol ditandai
dengan meningkatnya tekanan intra-okuler yang disertai perubahan diskus
optikus dan pengecilan lapangan pandang. Namun, pada glaukoma akut
sudut tertutup yang baru terjadi, biasanya hanya berupa peningkatan TIO
yang menimbulkan gejala-gejala tertentu pada pasien namun belum disertai
dengan perubahan diskus optikus dan penurunan lapangan pandang Pada
sebagian besar kasus tidak terdapat penyakit mata lain (glaukoma primer).
Tekanan intra-okuler tersebut ditentukan oleh kecepatan pembentukan
humor akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya air mata.
Mekanisme peningkatan tekanan intra-okuler pada glaukoma adalah
gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut
kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor
akueus ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Patofisiologi
peningkatan tekanan intra-okuler-baik disebabkan oleh mekanisme sudut
terbuka atau sudut tertutup akan berhubungan dengan bentuk-bentuk
glaukoma.
Efek peningkatan tekanan intra-okuler di dalam mata ditemukan
pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya ditentukan oleh
perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intra-okuler. Mekanisme
utama pada penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion
difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam
retina dan berkurangnya akson di saraf optikus.
Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cekungan optik.
Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik, dan prosesus siliaris
memperlihatkan degenerasi hialin. Pada glaukoma sudut tertutup akut,
tekanan intra-okuler mencapai 60-80 mmHg, sehingga terjadi kerusakan
iskemik pada iris yang disertai edema kornea. Pada glaukoma sudut tertutup
yang akut terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan
sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor
akueus dan tekanan intra-okuler meningkat dengan cepat, menimbulkan
nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan.
Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah mengalami
penyempitan anatomik sudut kamera anterior (dijumpai terutama pada
hipermetropi). Sedangkan pada glaukoma sudut tertutup yang kronik,
sejumlah kecil pasien dengan predisposisi penutupan sudut kamera anterior
tidak pernah mengalami episode peningkatan akut tekanan intra-okuler
tetapi mengalami sinekia anterior perifer yang semakin luas disertai
peningkatan bertahap tekanan intra-okuler. Para pasien ini memperlihatkan
manifetasi yang diperlihatkan oleh pasien glaukoma sudut tertutup primer,
sering dengan pengecilan ekstensif lapangan pandang. Kadang-kadang para
pasien tersebut mengalami serangan-serangan penutupan sudut subakut.4
Jadi, glaukoma sudut tertutup baru akan menyebabkan perubahan
diskus optikus dan penurunan lapangan pandang jika telah terjadi berulang
dan tidak disertai dengan pengobatan yang adekuat.
2.7 Klasifikasi
Glaukoma sudut tertutup primer didefenisikan sebagai aposisi iris
perifer terhadap trabekular meshwork dan menghasilkan penurunan aliran
akuos humor melalui sudut bilik mata. Mekanisme terjadinya glaukoma
sudut tertutup dibagi dalam 2 kategori yaitu:
1. Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang
2. Mekanisme yang menarik iris ke depan dan kontak dengan trabecular
meshwork.
Blok pupil yang terjadi akibat iris yang condong kearah depan sering
menyebabkan glaukoma sudut tertutup. Aliran akuos humor dari posterior
ke anterior akan terhalang. Dengan diproduksinya akuos humor terus-
menerus sementara tekanan bola mata terus naik, maka akan sekaligus
menyebabkan terjadinya pendorongan iris menekan jaringan trabekulum
sehingga sudut bilik mata menjadi sempit.
2.9 Diagnosis
Pada pemeriksaan mata dengan lampu celah tampak injeksi
konjungtiva dan silier, kornea edema epitel, bilik mata depan dangkal,
uveitis ringan, pupil mid dilatasi, reflek cahaya menurun, lensa terlihat
katarak (katarak kapsul anterior) Gambar 2.4 (a) dan pemeriksaan
gonioskopi tidak terlihat anyaman trabekulum lebih dari 270° dan tampak
sinekia anterior perifer (SAP). Bilik mata depan dangkal dengan sudut bilik
mata bervariasi yang dilihat dengan gonioskopi, tidak nampak anyaman
trabekulum apabila pemeriksaan gonioskopi di lakukan statis, gunakan
teknik gonioskopi dinamis dengan menekan cerminnya, maka akan terlihat
tertutupnya anyaman trabekulum yang hanya berupa aposisional/menjadi
terbuka, tentukan tidak ada atau ada Sinekia anterior perifer, pada serangan
akut Tekanan intra okuler yang tinggi (umumnya TIO naik sampai
mencapai diatas 40 mmHg) dapat menyebabkan kerusakan serabut saraf
retina, sel ganglion dan papil optikus yang edema menjadi atrofi papil
glaukomatosa. Apabila keadaan tersebut masih berlangsung, makan akan
terjadi atrofi
sektoral iris, perubahan subkapsularis anterior lensa, dispersi pigmen iris
dan sinekia anterior perifer yang luas.6
Palpasi hanya dapat mendeteksi pada mata yang sangat keras atau
sangat lunak. Tekanan intraokuler diukur dengan tonometry. Tonometri
Aplanasi Goldmann merupakan gold standard pemeriksaan. Selain itu perlu
dilakukan penilaian diskus optikus, pemeriksaan lapang pandang, dan
gonioskopi.5
Gambar 2.4 (a) Glaukoma primer sudut tertutup akut, (b) COA
dangkal
Gambar 2.7 Pucat pada temporal Gambar 2.8 Cup-disc ratio pada diskus
optikus normal saraf optik
Gambar 2.9 Glaucomatous cupping. Gambar 3.0 Glaucomatous cupping.
0.8 cup-disc rasio 0,6 cup-disc ratio
Gonioskopi
Gonioskopi merupakan pemeriksaan dengan alat yang
menggunakan lensa khusus untuk melihat aliran keluarnya humor
aquos. Fungsi dari gonioskopi secara diagnostik dapat membantu
mengidentifikasi sudut yang abnormal dan menilai lebar sudut
kamera okuli anterior. Apabila keseluruhan anyaman trabekular, taji
sklera, dan prosesus iris dapat terlihat, sudut dinyatakan terbuka.
Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari anyaman
trabekular yang dapat terlihat, sudut dinyatakan sempit. Apabila
garis Schwalbe tidak terlihat, sudut dinyatakan tertutup. Mata
miopia yang besar memiliki sudut lebar, dan mata hyperopia kecil
memiliki sudut sempit. Pembesaran lensa seiring dengan usia
mempersempit sudut ini dan berperan pada beberapa kasus
glaucoma sudut tertutup.1
2.12 Tatalaksana
Tujuan dari terapi glaukoma adalah untuk mempertahankan fungsi
visual dengan menurunkan tekanan intraokuler untuk mencegah
kerusakan saraf optik lebih lanjut. Beberapa obat yang digunakan
adalah1,5 :
a. Menghambat pembentukan akueus humor
Penghambat beta adrenergik adalah obat yang paling luas
digunakan. Dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat
lain. Preparat yang tersedia antara lain Timolol maleat 0,25% dan 0,5%,
betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan
metipranolol 0,3%. Apraklonidin adalah suatu agonis alfa adrenergik
yang baru yang berfungsi menurunkan produksi akueous humor tanpa
efek pada aliran keluar. Epinefrin dan dipiferon juga memiliki efek
yang serupa. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik asetazolamid
digunakan apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan
pada glaukoma akut dimana tekanan intraokuler sangat tinggi dan perlu
segera dikontrol. Obat ini mampu menekan pembentukan humor
akueous sebesar 40-60%.
b. Fasilitasi aliran keluar akueous humor
Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar akueous
humor dengan bekerja pada jalinan trabekuler melalui kontraksi otot
siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan
beberapa kali sehari atau gel 4% yang dioleskan sebelum tidur. Semua
obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya
penglihatan, terutama pada pasien dengan katarak, dan spasme
akomodatif yang mungkin mengganggu bagi pasien muda.
c. Penurunan volume korpus vitreum
Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik
sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan
korpus vitreum. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam
pengobatan glaukoma akut sudut tertutup. Gliserin 1ml/kgBB dalam
suatu larutan 50% dingin dicampur dengan sari lemon, adalah obat yang
paling sering digunakan, tetapi pemakaian pada pasien diabetes harus
berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral atau manitol intravena.
2.13 Komplikasi
Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan
trabekular (sinekia anterior), sehingga menimbulkan sumbatan
ireversibel sudut kamera anterior yang memerlukan tindakan bedah
untuk memperbaikinya. Kerusakan saraf optikus sering terjadi.7
2.14 Prognosis
Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus
segera ditangani dalam 24 – 48 jam. Jika tekanan intraokular tetap
terkontrol setelah terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil
kemungkinannya terjadi kerusakan penglihatan progresif. Tetapi bila
terlambat ditangani dapat mengakibatkan buta permanen.1
BAB III
KESIMPULA
N