SNAKE BITE
Oleh:
Arista Devy Apriana
Pembimbing :
dr. Taufiek Hikmawan Yuliarto Benni Sembada, Sp. B
• Nama : Tn. P
• Umur : 35 thn
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Krajan 03/01 Kaligubug, Padurejo,
Kebumen
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Status : Menikah
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
Primary survey
Airway Clear
Breathing
Snoring (-), Clear
Spontan, Circulation
gurgling (- RR 20x/m, Clear
), Disability
dada Sianosis (-), Clear
wheezing simetris pucat (-), TD Exposure
statis dan GCS 15 Clear
(-) 131/87 (E4V5M6), Menjaga
dinamis mmHg,
retraksi (-), pupil isokor, kehangatan
Nadi reflex
takipnea(-), 72x/menit, , T=36,7C
nafas cahaya
peningkata (+/+)
cuping n JVP(-),
hidung (-), akral dingin
SpO2 100% (-)
KELUHAN UTAMA
Obat-Obatan
Yang Sedang • Tidak ada
Dikonsumsi
Ekstremitas
•Superior
•Dextra : Pada regio manus terdapat fang mark
(+), oedem (+) eritema (-), sianosis (-), capillary
refill <2 detik, akral hangat, tonus otot cukup.
•Sinistra : oedem (-), eritema (-), sianosis (-),
capillary refill <2 detik, akral hangat, tonus otot
cukup.
•Inferior : oedem (-/-), sianosis (-/-), capillary refill
<2 detik, akral hangat, tonus otot cukup.
Hematologi 08 Desember 2018 jam 01.26 WIB
Rawat inap
Terapi Medikamentosa
•Drip ABU 1 vial dalam D5% 40 gtt/menit
•Inj. Metil Prednisolon 62,5 Amp Iv/12jam
•Inj. Ketorolac 30 mg Iv/12jam
•Inj. Ranitidine 50mg Iv/12jam
•Inj Ceftriaxone 1 Gram/12jam
Tanggal S O A P
IGD Jari tangan kanan di KU: CM Snake Bite Drip ABU 1 vial dalam
gigit ular berwarna TD : 131/87 mmHg Regio 500cc D5% 40 gtt/menit
08/12/18 hijau. Nyeri (+), HR: 72x/menit Manus Inj. Metil Prednisolon
00.50 wib bengkak (+) di RR : 20x/menit Derajat 1 62,5 Amp Iv/12jam
tempat gigitan T : 36,7oC Inj. Ketorolac 30 mg
hingga pergelangan Iv/12jam
tangan, perdarahan di Status lokalis : pada Inj. Ranitidine 50mg
tempat gigitan (+) ekstremitas superior Iv/12jam
tidak aktif. Mual (-), dextra region manus Inj. Ceftriaxone 1
muntah (-), pusing (- digiti II terdapat fang Gram/12jam
), perdarahan (-). mark (+), edema (+),
eritema (-).
02. 00 wib Konsul dr. Taufieq Sp. B. Advice :
Pasang spalk
Drip ABU 1 vial dalam 500cc D5% 20 gtt/menit
Inj. Metil Prednisolone 125mg/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg Iv/12jam
Inj. Ranitidine 50 mg Iv/12jam
Inj. Ceftriaxone 1 Gram/12jam
FOLLOW UP
09/12/18 Nyeri (+), bengkak KU: CM Snake Bite Konsul dr. Taufiek Sp. B.
09.00 wib (+) di tempat gigitan TD : 100/70 mmHg of the right advice :
hingga lengan atas. HR: 67x/menit hand Drip ABU 1 vial dlm
Post ABU 3 vial RR : 20x/menit 500cc RL habis dalam
T : 37oC. 24 jam
Gambar 2. Perbandingan ular berbisa dan ular tidak berbisa dapat terlihat
pada
KLASIFIKASI WHO
•Gigi taring pendek di depan (proteroglyph
•Panjang, kurus,
•Warna seragam dengan sisik simetrikal besar halus pada
Elapidae puncak kepala
Elapidae Viperidae
Toksin non-enzimatik polipeptida Ikatan dengan reseptor asetilkolin pada motor end
(neurotoksin) a-bungarotoxin, plate. Mencegah pelepasan neurotransmitter.
cobrotoxin, crotoxin, taipoxin
Manifestasi klinis
Faktor Efeknya terhadap hasil akhir
Ukuran tubuh korban Semakin besar ukuran, hasil akhir semakin baik karena jumlah toksin
yang lebih sedikit per kg berat badan.
Komorbiditas Predisposisi terhadap efek membahayakan bisa ular
Lokasi gigitan Gigitan pada tubuh, wajah, dan secara langsung ke aliran darah memiliki
prognosis buruk
Latihan fisik Latihan fisik setelah gigitan ular memiliki hasil akhir buruk karena
peningkatan absorpsi sistemik toksin.
Sensitivitas individual terhadap bisa mempengaruhi gambaran klinis
Sensitivitas individual
Karakteristik gigitan Jumlah; kedalaman; “gigitan kering”; gigitan melalui pakaian, sepatu, atau
perlindungan lain; jumlah bisa yang diinjeksi; kondisi gigi taring; dan
durasi ular melekat pada korban mempengaruhi hasil akhir.
Spesies ular Spesies yang berbeda memiliki dosis, periode mematikan dan agresifitas
berbeda
Infeksi sekunder Ada atau tidaknya organisme patogenik pada mulut ular.
Pengobatan Adanya bantuan dasar diberikan dan waktu yang berlalu sebelum dosis
Pengobatan pertama antivenom.
Manifestasi klinis
Derajat Venerasi Luka Nyeri Edema/ eritema Sistemik
• Kardiovascular (Viperidae)
Kelainan penglihatan, pusing, kolaps, syok hipotensi, aritmia kordis, udem
pulmo, udem konjungtiva.
• Kelainan perdarahan dan pembekuan darah (Viperidae) : Perdarahan dari
luka gigitan, perdarahan sitemik spontan – dari gusi, epistaksis, hemopteu,
hematemesis, melena, hematuri, perdarahan per vaginam perdarahan pada
kulit seperti petechiae, purpura, ekimosis dan pada mukosa seperti pada
konjungtiva, perdarahan intracranial
• Neurologik (Elapidae): Kelemahan, parestesia, abnormalitas dari penciuman
dan perabaan. kelopak mata berat, ptosis, oftalmoplegia eksternal, paralisis
otot wajah dan otot lain yang diinervasi nervus kranialis, afoni, susah
menelan, paralisis flaksid umum dan sistem respirasi.
• Otot rangka (Hidrophidae)
Nyeri menyeluruh, kaku dan nyeri otot, trismus, myoglobinuria,
hyperkalaemia, serangan jantung, gagal ginjal akut
• Ginjal (Viperidae, ular laut)
LBP (lower back pain), haematuria, haemoglobinuria, myoglobinuria,
oliguria/anuria, tanda dan gejala dari uraemia (nafas asidosis, hiccups, mual,
nyeri perut pleuritis)
• Endokrin (insufisiensi pituari dan adrenal akut)
Fase akut: syok, hypoglikemia Fase kronik (beberapa bulan sampai tahun
setelah gigitan): lemah, kehilangan rambut pubis sekunder, amenorea, atrofi
testikuler, hipotiroidisme. (Warrel, 2016)
Sumber : WHO, Warrel 2016
Pemeriksaan dan penegakan diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis fisik penunjang
1. Bagian mana yang Perkembangannya dilihat 20WBCT
terkena setiap 12 jam
2. kapan tergigit, apakah 1. Status lokalis : adanya nyeri ELISA
segera sebelum di bawa tekan edema, penyebaran ke Konsentrasi HB
ke rs /sudah berapa lama limfonodi regional, gambaran
trombosis intravaskuler dan HT
3. Dimana pasien digigit
(edema, dingin, imobil, pulsasi
ular karena dapat
arterial tidak terpalpasi), Hitung leukosit
menentukan jenis
ularnya. gambaran nekrosis (kulit gelap Abnormanalitas
dengan batas jelas,
4. Apakah ularnya di penurunan sensasi, dan bau biokimiawi
tangka setelah menggigit daging yang membusuk)
pasien, karena dapat Sistem
membantu 2. Pengukuran tekanan darah koagulasi
mengidentifikasi jenis respirasi. Pemeriksaan kulit
ular. dan membran mukosa untuk Urinalisis
melihat petekhia, purpura,
5. apakah yang dirasakan ekimosis. Pemeriksaan sulcus Radiografi
sekarang , nilai urin yang gingivalis menunjukkan
keluar setelah tergigit perdarahan spontan. Nyeri EKG
ular, penurunan kelopak perut mungkin iskemia renalis
mata, padangan kabur, akut. Perdarahan intrakranial
penglihatan ganda, dan ditandai dengan lateralisasi
perdarahan (warrell gejala neurologis, konvulsi,
2016). penurunan kesadaran)
(Warrell 2016).
PENATALAKSANAAN
PERTOLONGA Transport to Treatment di
N PERTAMA hospital RS
• 1) Airway.
• 2) Breathing (pergerakan nafas).
• 3) Circulation (pulsasi arteri).
• 4) Disability nervous system (kesadaran).
• 5) Exposure and Enviromental Control (perlindungan dari
dingin, risiko tenggelam).
• Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril
• Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban
katun elastis dengan lebar 10-15 cm, panjang 4,5m, yang
dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, namun
tidak boleh terlalu kuat karena dapat menekan pulsasi perifer
yang nantinya akan terjadi iskemik.
Terapi spesifik (Pemeberian SABU atas
indikasi) :
• Abnormalitas hemostasis: terdapat manifestasi perdarahan
secara klinis dan koagulopati (PT dan PTT abnormal,
trombosit < 100.000).
• Tanda neurotoksik (ptosis, optalmoplegia, paralisis).
• Abnormalitas kardiovaskular (hipotensi, syok, aritmia, EKG
abnormal).
• Gagal ginjal akut: oliguria/ anuria, peningkatan BUN dan
kreatinin.
• Hemoglobinuria/ mioglobinuria; produk urin kecoklatan,
nyeri hebat pada otot.
• Pembengkakan lokal yang melibatkan lebih dari setengah
ekstremitas yang tergigit dalam 48 jam atau
pembengkakan setelah gigitan pada jari.
• Penambahan bengkak yang cepat, dalam beberapa jam.
• Pembesaran limfonodi dan nyeri tekan limfonodi yang
menjadi drainase tempat gigitan.
Derajat Terapi
0-1 Tidak diperlukan antivenom, dilakukan
evaluasi dalam 12 jam, bila derajat
meningkat maka diberikan antivenom.
2 3-4 vial antivenom
3 5-15 vial antivenom
4 Berikan penambahan 6-8 vial
antivenom
Respon ABU
1. Umum: pasien mengalami perbaikan. Nausea, sakit kepala dan nyeri menyeluruh
berkurang secara cepat. Hal ini juga dapat sebagian peran dari efek plasebo.
3. Koagulabilitas darah: biasanya kembali normal dalam 3-9 jam. Perdarahan dari
luka baru dan lama biasanya berhenti lebih cepat.
4. Pada pasien syok: tekanan darah meningkat dalam 30-60 menit pertama dan
aritmia mengalami perbaikan.
ANALGETIK
ANTITETANUS
Anamnesis
1. Pasien mengelukan 1. WHO mengklasifikasikan jenis gigitan ular
digigit ular yang berdasarkan keluhan yang muncul pada
menggigit berwarna penderita. Berdasarkan keluhan tersebut
hijau namun tidak tau kemungkinan ular yang mengigit adalah ular
secara jelas jenis berbisa jenis viperidae (all species)
ularnya, bengkak pada
bagian yang tergigit (+), 2. Pada kasus ini pasien mengikat tangannya
nyeri (+), mual (+), begitu kencang, pertolongan dengan mengikat
perdarahan (+) namun sangat tidak di perbolehkan karena dapat
tidak aktif. menyebabkan oklusi pada pulsasi perifer
iskemik. Penanganan pertama yang
2. Pasien mengikat pada direkomendasikan adalah membuat penderita
bagian tangan yang tetap tenang, menjaga agar tempat gigitan
tergigit ular berada lebih rendah dari posisi jantung ,
mengimobilisasi bagian yang tergigit ular, dan
rujuk penderita ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Pemeriksaan Fisik
1. Pada primary survey A=
clear, B= spontan RR 1. Hal ini menandakan tidak terjadi komplikasi
20x/m, SpO2 100%, C= paralisis otot-otot pernafasan akibat pengaruh
TD 131/87 mmHg, Nadi bisa neurotoksik, maupun di temukan tanda-
72x/menit, syok (-). tanda syok pada pasien
D=GCS 12. Kesimpulan
no life threatening.