Disusun Oleh:
Citra Utami Viollety
Pembimbing:
AKBP. dr. H. M. El Yandiko, Sp.An, M.M
dr. Hj. Zaitun Rahmawati
dr. Herawati
STATUS PASIEN
Identitas
Nama : An. A
Umur : 1 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Rt. 24, Selincah
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. A
Agama : Islam
Tanggal MRS : 09 Juli 2019
ANAMNESIS
Pemeriksaan Anjuran
CT scan kepala
Lumbal pungsi
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG)
• Kejang Demam Kompleks
Diagnosis ec ISPA
Banding • Ensefalitis
• Meningitis
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal S O A P
10-07-2019 Batuk (+) HR: 128 x/menit Kejang Demam - IVFD KAEN 3B 12 tpm makro
Demam (+) RR: 25 x/menit Kompleks ec. ISPA - Inj. Ceftriaxone 1x500 mg dalam Nacl
Kejang (-) T: 37,9 oC 100ml habis dalam 1 jam
- Paracetamol syrup 3 x 1 cth
- Ambroxol syrup 2x ½ cth
11-07-2019 Batuk (+) HR: 125 x/menit Kejang Demam - IVFD KAEN 3B 12 tpm makro
Demam (+) RR: 26 x/menit Kompleks ec. ISPA - Inj. Ceftriaxone 1x500 mg dalam Nacl
Kejang (-) T: 37,2 oC 100ml habis dalam 1 jam
- Paracetamol syrup 3 x 1 cth
- Ambroxol syrup 2x ½ cth
12-07-2019 Batuk (+) HR: 115 x/menit Kejang Demam - IVFD KAEN 3B 12 tpm makro
Demam (-) RR: 25 x/menit Kompleks ec. ISPA - Inj. Ceftriaxone 1x500 mg dalam Nacl
Kejang (-) T: 36,5 oC 100ml habis dalam 1 jam
- Paracetamol syrup 3 x 1 cth
ACC PULANG - Ambroxol syrup 2x ½ cth
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang demam bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(> 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Demam harus terjadi mendahului kejang.
Usia 6 bulan sampai 5 tahun, puncaknya pada usia 14-18 bulan
Bila anak berumur <6 bulan atau >5 tahun mengalami kejang didahului
demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang
kebetulan terjadi bersama demam
KLASIFIKASI
KDS KDK
1. Kejang < 15 menit, dan
umumnya akan berhenti sendiri. 1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang berbentuk umum tonik 2. Kejang fokal atau parsial
dan atau klonik, tanpa gerakan satu sisi, atau kejang umum
fokal. didahului kejang parsial
3. Kejang tidak berulang dalam
waktu 24 jam. 3. Berulang atau lebih dari
1 kali dalam 24 jam
ETIOLOGI Kejang Demam
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Otitis Media Akut
Roseola
Infeksi saluran Kemih
Infeksi saluran cerna
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEM. FISIK
PEM. PENUNJANG
ANAMNESIS
Waktu terjadi kejang durasi, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang, sifat
kejang (fokal atau umum)
Bentuk kejang (tonik, klonik, tonik-klonik)
Kesadaran sebelum dan sesudah kejang
Riwayat demam
Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)
Riwayat kejang sebelumnya
Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi)
Trauma kepala
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran: apakah terdapat penurunan kesadaran
Tanda vital terutama suhu
Manifestasi kejang yang terjadi, misal: pada kejang multifokal yang berpindah-pindah atau kejang
tonik, yang biasanya menunjukkan adanya kelainan struktur otak
Kesadaran tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan hipoventilasi, henti nafas,
kejang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil terhadap cahaya negative, dan terdapatnya
kuadriparesis flasid mencurigakan terjadinya perdarahan intraventrikular
Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh
trauma
Ubun-ubun besar yang tegang dan menonjol menunjukkan adanya peninggian tekanan
intracranial yang dapat disebabkan oleh pendarahan subarachnoid atau subdural.
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah rutin, kadar elektrolit dan gula darah
Pungsi lumbal
EEG
Pencitraan : X ray kepala, Ct scan atau MRI
DIAGNOSIS BANDING
No Kriteria Kejang demam Epillepsi Meningitis
banding Ensefalitis
1 Demam Pencetusnya demam Tidak berkaitan Salah satu gejalanya
(Peningkatan suhu dengan demam demam (Demam
tubuh secara cepat terjadi bersamaan atau
diikuti oleh kejang) setelah kejang)
Antikonvulsan
Diazepam oral : 0,3 mg/kgBB 3x1
Diazepam rectal : 0,5 mg/kgBB 3x1
Pengobatan rumatan
Indikasi :
Kejang >15 menit
Kejang fokal
Kelainan neurologis nyata sebelum/sesudah kejang : hemiparesis, cerebral palsy,
retardasi mental, hidrosefalus
Dipertimbangkan apabila :
Kejang >2x/24 jam
Kejang pada bayi <12 bln
Kejang demam >4x/tahun
Terapi
Asam valproat : 15-40mg/kgBB/hari 2-3x1
Fenobarbital : 3-4 mg/KgBB/hr 1-2x1
Lama terapi:
1 tahun bebas kejang, dihentikan bertahap selama 1-2 bulan
PROGNOSIS
Prognosis kejang demam secara umum sangat baik.
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal.
Kelainan neurologis dapat terjadi pada kasus kejang lama atau kejang berulang, baik
umum maupun fokal
ANALISA KASUS
KASUS TEORI
An. A, laki-laki berusia 1 tahun 2 bulan, pada kejang demam terjadi kenaikan suhu
dari anamnesis didapatkan keluhan berupa tubuh (>38oC) disebabkan oleh suatu
kejang selama ± 15 menit sebanyak 2 kali proses ekstrakranial.
SMRS. Kejang didahului oleh demam Pada KDK didapatkan kejang > 15
tinggi. Menurut ibu os, os kejang seluruh menit, kejang berulang atau lebih dari 1
tubuh dan setelah kejang os sadar kali dalam 24 jam, kejang bersifat parsial
atau kejang umum yang didahului oleh
kejang parsial.
Kejang demam biasanya terjadi pada bayi
dan anak biasanya terjadi antara umur 3
bulan - 5 tahun
KASUS TEORI
os sebelumnya batuk ± 3 demam yang memicu kejang
hari yang lalu, batuk berasal dari proses ekstrakranial,
berdahak, berwarna paling sering disebakan karena
kehijauan infeksi saluran napas akut, otitis
media akut, roseola, infeksi saluran
kemih, dan infeksi saluran cerna.
Diagnosis Banding dan pem. anjuran
KASUS TEORI
DD DD
Meningitis Meningitis : kaku kuduk dan defisit
Ensefalitis neurologis
Ensefalitis : penurunan kesadaran
setelah kejang
Pem. Anjuran
Ct scan
Pem. Anjuran
Pungsi lumbal
ct scan : menyingkirkan kelainan
EEG
neurologi
Pungsi lumbal : menyingkirkan
meningitis
EEG : melihat fokus kejang diotak
Terapi
KASUS TEORI
IVFD KAEN 3B 12 tpm makro KAEN3B : memenuhi kebutuhan
Inj. Ceftriaxone 1x500 mg harian air, kalori dan elektrolit untuk
Paracetamol syrup 3 x 1 cth, jika T >
mengganti ekskresi harian pada
37,5◦c kondisi asupan oral terbatas
Antibiotik : leukosit meningkat
Ambroxol syrup 2x ½ cth
PCT : antipiretik
Diazepam IV ½ ampuljika kejang
Ambroxol : batuk
Diazepam : jika kejang berulang
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer., d.k.k,. Kejang Demam di Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI. Jakarta: 2000
Ismail S,dkk. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta: 2016
Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/Smf Ilmu Kesehatan Anak. Edisi III. Jakarta:
Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo; 2008
Vestergaard M, Pedersen MG, Ostergaard JR, Pedersen CB, Olsen J, Christensen J. Death in children with febrile
seizures: a population-based cohort study. Lancet.2008;372(9637):457-63
Pudjiadi AH, Latief A, penyunting. Buku Ajar Pediatric Gawat Darurat. Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2008
Hardiono DP, Dwi PW, Sofyan I, penyunting. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan penerbit IDAI;
2006
Widyasari J. Kejang. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah; 2010
Punjiadi AH, Hegar B, Hardyastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, penyunting. Pedoman Pelayanan Medis
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2011
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO, IDAI, dan Bakti Husada; 2008
Wastoro DD, Muryawan M, Anindita. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang: Fakultas kedokteran UNDIP; 2011
Karen JM, Robert MK, Hal BJ, Richard EB. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi keVI. Jakarta: Saunders
Elsevier; 2011
WHO based childgrowth http://www.who.int/childgrowth/standars/