Anda di halaman 1dari 2

Kecelakaan Lalu Lintas dalam UU No.

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan (“UU LLAJ”) digolongkan menjadi 3, yakni (Pasal 229):
a.      Kecelakaan Lalu Lintas ringan, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan
Kendaraan dan/atau barang,
b.      Kecelakaan Lalu Lintas sedang, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan
dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.
c.      Kecelakaan Lalu Lintas berat, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban
meninggal dunia atau luka berat.
Pasal 235 ayat (2) UULLAJ diatur bahwa jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan
korban akibat kecelakaan lalu lintas sedang atau kecelakaan lalu lintas berat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (1) huruf b dan huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau
Perusahaan Angkutan Umum wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya
pengobatan dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.
Pasal 231 ayat (1) huruf c dan Pasal 232 huruf b UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”) bahwa setiap orang baik yang terlibat kecelakaan lalu
lintas maupun yang mendengar, melihat dan/atau mengetahui terjadinya kecelakaan lalu lintas
wajib melaporkan kecelakaan tersebut ke Kepolisian terdekat untuk kemudian dilakukan
penyidikan terhadap kecelakaan tersebut. 
  Sesuai Pasal 227 UU LLAJ, dalam hal terjadi Kecelakaan Lalu Lintas, petugas
Kepolisian wajib melakukan penanganan Kecelakaan Lalu Lintas dengan cara:
a.      mendatangi tempat kejadian dengan segera;
b.      menolong korban;
c.      melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
d.      mengolah tempat kejadian perkara;
e.      mengatur kelancaran arus Lalu Lintas;
f.       mengamankan barang bukti; dan
g.      melakukan penyidikan perkara.

Jika kecelakaan lalu lintas tersebut mengakibatkan meninggalnya pejalan kaki. Dengan
demikian, berlakulah ketentuan Pasal 310 ayat (4) UU LLAJ;
“Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”

Untuk ahli waris korban, Pasal 235 UU LLLAJ menentukan bahwa jika korban meninggal
dunia akibat Kecelakaan Lalu Lintas baik kecelakaan lalu lintas ringan, sedang maupun berat,
pihak yang menyebabkan kecelakaan wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban
berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan
perkara pidana. Jumlah ganti kerugian yang harus dibayarkan oleh pihak yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan ditentukan berdasarkan putusan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai