Dermatologi
Pembimbing: dr. Veronica, M.Biomed, SpKK
Anjani Ramadhani
112018099
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
RSUD Cengkareng – Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Alur Diagnosis
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang
Fisik
atau tidak
Penatalaksaan Diagnosis
ANAMNESIS
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat Perjalanan Penyakit (Onset, kapan mulai muncul, lokasi, bentuk, kronologi,
Pola Penyebaran, Evolusi, Faktor Memperberat atau memperingan dan Riwayat
Pengobatan serta respon )
Keluhan Penyerta
Tahapan :
Inspeksi (warna kulit dan lesi atau dengan alat yaitu loop)
Palpasi (tekstur, kelembaban, suhu)
Uji Diagnosis
UJI KLINIS
1. Tanda Nikolsky
3. Fenomena Koebner
4. Pitting nails
5. Dermografisme
6. White Dermographisme
7. Darrier sign
9. Uji Saraf Motorik (saraf ulnaris, saraf medianus dan saraf radialis)
https://www.youtube.com/watch?v=xj5svjANaIE
Uji Tetesan Lilin
Skuama pada psoriasis ketika digores beda agak tajam maka seperti lilin yang digores
Fenomena Koebner
Timbulnya lesi setelah dilakukan goresan atau garukan berulang ulang, maka setelah
kurang lebih 3 minggu akan muncul lesi yang serupa dengan lesi asal
Fenomena Auspitz
Mengerok skuama pada pasien psoriasis, sampai mencapai dermis lalu nampak titik – titik
perdarahan pada skuamanya terkupas
Fenomena Auspitz
5.Uji Gores (Dermografism)
Menggoreskan benda tumpul di kulit kemudian timbul urtika sesuai dengan goresan tersebut
https://www.youtube.com/watch?v=m0fnAZwXSkc
5.Uji Gores (Dermografism)
Menggoreskan benda tumpul di kulit kemudian timbul urtika sesuai dengan goresan tersebut
6.Uji White dermographisme
Kulit yang telah digoreskan tidak timbul urtika namun hanya garis putih saja. Hal ini terjadi pada
dermatitis atopik
7. Darrier sign
Merupakan salah satu ciri yang digunakan untuk membedakan lesi pigmentasi di
kulit dengan mastositosis atau urtikaria pigmentosa.
Darier (+) jika muncul urtika linier ketika pasien UP digores dengan benda tumpul
8. Fenomena button hole
1. Diaskopi 6. Fluoresensi
2. Dermoskopi 7. Uji Tempel
3. Uji Sensibilitas (raba, nyeri, suhu) 8. Uji Tusuk
4. Uji saraf otonom (pensil 9. Ekstraksi Komedo
gunawan)
10. Uji TEWL
5. Tzanck smear
11. Uji aceto - white
1. Diaskopi
Berperan untuk membedakan eritema dengan purpura
https://www.youtube.com/watch?v=x_Wt95OGlMc
2. Dermoskopi
Merupakan alat gabungan antara loupe dan sinar sehingga dapat menilai lesi kulit
secara lebih rinci
Sensitif guna menilai perubahan warna dan relief kulit pada lesi melanostik
dibandingkan dengan lesi non-melanostik
Perhatikan
Simetris atau Asimetris
Batas tegas atau Tidak
Perubahan Warna
Ukuran
Lesi meninggi atau tidak
3. Uji Saraf Sensorik perifer pada kulit
Menilai gangguan sensibilitas kulit terutama pada lesi kulit lepra
Rasa Raba (menggunakan kapas runcing) Rasa Nyeri (ujung tajam dan tumpul)
Dilakukan pada pasien yang mengarah dengan Kusta untuk menilai hipohidrosis
atau anhidrosis pada lesi kusta
Pensil digoreskan mulai dari bagian tengah lesi kusta menuju kulit sehat sekitar lesi,
kemudian diminta untuk bergerak gerak (exercise)
6. Tzank Smear
Berguna untuk mendiagnosis cepat kelainan kulit vesiko bulosa pada saat keraguan
7. Fluoresensi
Pemeriksaan dengan Lampu wood
Kehijauan = Pseudomonas
8. Uji Tempel
Uji kulit menggunakan perangkat alergen, dan jarum untuk uji kulit. Serta alat guna
ukur diameter dengan diameter kontrol. Dibaca setelah 30 menit
10. Ekstraksi Komedo
Digunakan untuk melihat langsung kulit atau mukosa yang terinfeksi virus human papilloma virus
(HPV). Larutan asam asetat 5% dioleskan di permukaan kulit atau mukosa yang diduga terinfeksi
HPV
2. Pada IMS pus pada wanita dapat diambil dari bagian endoserviks, forniks posterior dan uretra
sedangkan pada laki – laki sengkelit dimasukkan 1-2 cm sampai mencapai fosa navikularis
Pemeriksaan langsung pus dioleskan tipis di kaca objek kemudian dipulas dengan pewarnaan Giemsa
atau gram. Dapat juga disiapkan untuk kultur dan resistensi dengan memasukkan bahan ke media
transport
3. Bahan pemeriksaan 4. Pemeriksaan serologik
pada infeksi treponema dengan bahan serum darah
kulit dan genitalia atau organ Tes flokulasi atau VDRL ( venereal disease research
laboratory)
lainnya. Untuk ulkus genital
diperlukan pemeriksaan secara Rapid plasma regain (RPR)
Skabies Jamur
1. Memilih lesi
2. Biopsi Kulit
3. Penyimpanan dan pengiriman jaringan biopsi
Sumber
Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2015. h.47-62
Habif TP. Clinical Dermatology. Sixth Ed. USA: Geisel School of Medicine at Dartmouth; 2016.
Heinzerling et al. The skin prick test European standard. Available at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3565910/
Aisyah I, Zulkarnaen I, Sawitri. Profil Nilai pH dan Transepidermal Water Loss (TEWL) Pada Pasien
Dermatitis Atopik Anak. Tersedia di
https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/12480/pdf
Wiyono S, Iskandar M, Suprijono S. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Untuk Deteksi Dini Lesi Prakanker
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmi/article/view/3828