Suatu kelompok
hormone steroid yg
Berperan pada banyak dihasilkan di bag.
sistem fisiologis pd Korteks kel. Adrenal,
tubuh sebagai tanggapan atas
hormone ACTH yg
dilepaskan o/ kel.
Hipofisis
Pendahuluan
Glukokortikoid Sistemik
Mineralokortikoid Topikal
Mekanisme Kerja Kortikosteroid Topikal
glukokortikoid
fasikulata
Korteks mineralokortikoid
glomerulosa
adrenal
medulla
◦ Banyak kemasan yang dapat dipilih : krem, salep, semprot (spray), gel,
Glukokortikid masuk
ke dalam inti sel2 lesi losion, salep berlemak (fatty ointment).
Berikatan dengan
kromatin gen tertentu
Kortikosteroid topical berhubungan dengan 4
hal :
◦ Vaskonstriksi pembuluh darah kurangi eritema
◦ Efek anti proliferasi diperantarai dengan inhibisi dari sintesis dan mitosis DNA
enzim2 yang dapat merusak jaringan tidak dikeluarkan
◦ Anti inflamasi menginhibisi pembentukan PG dan derivate lain pada jalur asam
arakidonik, menginhibisi proses fagositosis dan menstabilisasi membrane lisosom dari sel2
fagosit
I Super poten Betamethasone dipropionate 0,05%
Diflurasone diacetate 0,05%
Clobetasol propionate 0,05%
Halobetasol propionate 0,05%
II Potensi tinggi Amcionide 0,1%
Betamethasone dipropionate 0,05%
Mometasone fuorate 0,01%
Diflurasone diacetate 0,05%
Halcinonide 0,01%
Fluocinonide 0,05%
Desoximetasone 0,05% dan 0,25%
III Upper Mid-strength Corticosteroids Triamcinolone acetonide 0,1%
Fluticasone propionate 0,005%
Amcinonide 0,1%
Betamethasone dipropionate 0,05%
Diflurasone diacetate 0,05%
Fluocinonide 0,05%
Desoximetasone 0,05%
Betamethasone valerate 0,01%
IV Mid-Strength Corticosteroids Triamcinolone acetonide 0,1%
Flurandrenolide 0,05%
Mometasone furoate 0,1%
Fluacinolone acetonide 0,025%
Hydrocortisone valerate 0,2%
V Lower Mid-strength Corticosteroids Flurandrenolide 0,05%
Fluticasone propionate 0,05%
Prednicarbate 0,1%
Betamethasone dipropionate 0,05%
Triamcinolone acetonide 0,1%
Hydrocortisone butyrate 0,1%
Fluocinolone acetonide 0,025%
Desonide 0,05%
Betamethasone valerate 0,1%
Hydrocortisone valerate 0,2%
◦ Kelas 2 : peradangan kronis, ketebalan, pigmentasi/skuama lebih kecil dari lesi di atas
Dermatitis subakut, eksim infeksi, dermatitis seboroik cukup parah, psoriasis, dermatitis atopic, alopesia areata.
◦ Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40 gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama
dari 2 minggu. Bila lesi sudah membaik, pilihlah salah satu dari golongan sedang dan bila perlu
diteruskan dengan hidrokortison asetat 1%.
Kontraindikasi Kortikosteroid Topikal
◦ Pada kontraindikasi absolut :
◦ tidak boleh diberikan pada keadaan infeksi jamur yang sistemik, herpes simpleks keratitis,
hipersensitivitas terhadap kortikosteroid.
Kortikosteroid diberikan disertai dengan monitor yang ketat pada keadaan hipertensi, tuberkulosis aktif,
gagal jantung, riwayat adanya gangguan jiwa, depresi berat, diabetes, ulkus peptik, katarak, osteoporosis,
kehamilan.7
Efek Samping Kortikosteroid Topikal
◦ Secara umum : atrofi, telangiektasis, purpura, dermatosis akneformis, hipertrikosis setempat,
hipopigmentasi, dan dermatitis perioral.
◦ Efek epidermal
◦ Efek dermal
◦ Efek vaskular
Efek Epiermal
◦ Penipisan epidermal yang disertai dengan peningkatan aktivitas kinetik dermal, suatu penurunan
ketebalan rata-rata lapisan keratosit, dengan pendataran dari konvulsi dermo-epidermal.
◦ Efek ini bisa dicegah dengan penggunaan tretinoin topikal secara konkomitan.
◦ Komplikasi ini muncul pada keadaan oklusi steroid atau injeksi steroid intrakutan.
Efek Dermal
◦ Terjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar.
◦ Menyebabkan terbentuknya striae dan keadaan vaskulator dermal yang lemah akan menyebabkan mudah
ruptur jika terjadi trauma atau terpotong.
◦ Pendarahan intradermal yang terjadi akan menyebar dengan cepat untuk menghasilkan suatu blot
hemorrhage.
◦ Ini nantinya akan terserap dan membentuk jaringan parut stelata, yang terlihat seperti usia kulit prematur.
Efek Vaskular
◦ Vasodilatasi yang terfiksasi.
◦ Kortikosteroid pada awalnya menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah yang kecil di superfisial.
◦ Vasokontriksi yang lama akan menyebabkan pembuluh darah yang kecil mengalami dilatasi berlebihan,
yang bisa mengakibatkan edema, inflamasi lanjut, dan kadang-kadang pustulasi
Pencegahan Efek Samping
◦ Bayi KT lemah karena kulit masih tipis
◦ Jika mau pakai cara oklusi jangan >12 jam sehari, dan pemakaian terbatas pada lesi yanbg resisten saja
◦ KT jangan digunakan pada infeksi bacterial, infeksi mikotik, infeksi virus dan scabies
◦ Terapi intralesi dibatasi 1mg pada satu tempat, dosis maksimum 10 mg/kali
Terima Kasih