Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID TOPICAL


UNTUK TERAPI PADA PEYAKIT KULIT
Pembimbing : dr.Yari Castilani,Sp.KK

Zaneta Fajar S.G


112018019
Definisi Kortikosteroid

Suatu kelompok
hormone steroid yg
Berperan pada banyak dihasilkan di bag.
sistem fisiologis pd Korteks kel. Adrenal,
tubuh sebagai tanggapan atas
hormone ACTH yg
dilepaskan o/ kel.
Hipofisis
Pendahuluan

Glukokortikoid Sistemik

Mineralokortikoid Topikal
Mekanisme Kerja Kortikosteroid Topikal
glukokortikoid
fasikulata

Korteks mineralokortikoid

glomerulosa
adrenal

medulla

◦ bekerja dengan pengaruhi kecepatan sintesis protein


Khasiat glukokortikoid
◦ Anti radang setempat
◦ efek anti radang yang cukup memadai (dalam konsentrasi relative
◦ Antiploriferatif
rendah)
◦ imunosupresif
◦ Jarang terjadi dermatitis kontak alergik maupun toksik

◦ Banyak kemasan yang dapat dipilih : krem, salep, semprot (spray), gel,
Glukokortikid masuk
ke dalam inti sel2 lesi losion, salep berlemak (fatty ointment).

Proses Aktivitas sel2 tersebut Sel2 ini dapat hasilkan


mengalami perubahan protein baru
penetrasi

Berikatan dengan
kromatin gen tertentu
Kortikosteroid topical berhubungan dengan 4
hal :
◦ Vaskonstriksi pembuluh darah  kurangi eritema

◦ Efek anti proliferasi  diperantarai dengan inhibisi dari sintesis dan mitosis DNA 
enzim2 yang dapat merusak jaringan tidak dikeluarkan

◦ Imunosupresan  pengurangan sel mast pada kulit

◦ Anti inflamasi  menginhibisi pembentukan PG dan derivate lain pada jalur asam
arakidonik, menginhibisi proses fagositosis dan menstabilisasi membrane lisosom dari sel2
fagosit
I Super poten Betamethasone dipropionate 0,05%
Diflurasone diacetate 0,05%
Clobetasol propionate 0,05%
Halobetasol propionate 0,05%
II Potensi tinggi Amcionide 0,1%
Betamethasone dipropionate 0,05%
Mometasone fuorate 0,01%
Diflurasone diacetate 0,05%
Halcinonide 0,01%
Fluocinonide 0,05%
Desoximetasone 0,05% dan 0,25%
III Upper Mid-strength Corticosteroids Triamcinolone acetonide 0,1%
Fluticasone propionate 0,005%
Amcinonide 0,1%
Betamethasone dipropionate 0,05%
Diflurasone diacetate 0,05%
Fluocinonide 0,05%
Desoximetasone 0,05%
Betamethasone valerate 0,01%
IV Mid-Strength Corticosteroids Triamcinolone acetonide 0,1%
Flurandrenolide 0,05%
Mometasone furoate 0,1%
Fluacinolone acetonide 0,025%
Hydrocortisone valerate 0,2%
V Lower Mid-strength Corticosteroids Flurandrenolide 0,05%
Fluticasone propionate 0,05%
Prednicarbate 0,1%
Betamethasone dipropionate 0,05%
Triamcinolone acetonide 0,1%
Hydrocortisone butyrate 0,1%
Fluocinolone acetonide 0,025%
Desonide 0,05%
Betamethasone valerate 0,1%
Hydrocortisone valerate 0,2%

VI Potensi ringan Aclometasone 0,05%


Triamcinolone acetonide 0,1%
Hydrocortisone butyrate 0,1%
Fluocinolone acetonide 0,01%
Desonide 0,05%
Betamethasone valerate 0,1%

VII Potensi lemah Obat topikal dengan hidrokortison, deksametason, prednisolon, dan metilprednisolon


Indikasi Kortikosteroid Topikal
◦ Kelas 1 : peradangan kronis pada kulit, dimana kulit alami likenifikasi, pigmentasi/tebal bersisik

◦ Kelas 2 : peradangan kronis, ketebalan, pigmentasi/skuama lebih kecil dari lesi di atas

Lichen planus, neurodermatitis, psoriasis vulgaris cukup parah, eksim kronis

◦ Kelas 3 : peradangan sub akut kulit

Dermatitis subakut, eksim infektif, psoriasis, dermatitis seboroik berat

◦ Kelas 4 : peradangan akut dan subakut kulit

Dermatitis subakut, eksim infeksi, dermatitis seboroik cukup parah, psoriasis, dermatitis atopic, alopesia areata.

◦ Kelas 5 : peradangan akut dan subakut kulit

Eksim infeksi, dermatitis seboroik, psoriasis ringan


◦ Kelas 6 : peradangan akut dan subakut pada kulit
Dermatitis akut dan subakut, dermatitis seboroik ringan
◦ Kelas 7 : peradangan akut ringan dan sub akut pada kulit
Penyakit kulit pada wajah, flexura dan napkin area
Untuk menghindari kerusakan pada kulit

Pemilihan Kortikosteroid Topikal


Dipilih berdasarkan ES sedikit, harga, jenis penyakit kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit, stadium penyakit,
luas/tidaknya lesi, dalam/dangkalnya lesi, lokalisasi lesi, umur
Dosis pemberian Kortikosteroid
Topikal
◦ Lama pemakaian KT sebaiknya tidak lebih dari 4-6 minggu u/ potensi lemah

◦ <2 minggu untuk potensi kuat

◦ kortikosteroid topikal poten tidak dibenarkan pada bayi dan anak.

◦ Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40 gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama
dari 2 minggu. Bila lesi sudah membaik, pilihlah salah satu dari golongan sedang dan bila perlu
diteruskan dengan hidrokortison asetat 1%.
Kontraindikasi Kortikosteroid Topikal
◦ Pada kontraindikasi absolut :

◦  tidak boleh diberikan pada keadaan infeksi jamur yang sistemik, herpes simpleks keratitis,
hipersensitivitas terhadap kortikosteroid.

◦ Kontraindikasi relatif kortikosteroid :

 dapat diberikan dengan alasan sebagai obat pertolongan pertama.

 Kortikosteroid diberikan disertai dengan monitor yang ketat pada keadaan hipertensi, tuberkulosis aktif,
gagal jantung, riwayat adanya gangguan jiwa, depresi berat, diabetes, ulkus peptik, katarak, osteoporosis,
kehamilan.7
Efek Samping Kortikosteroid Topikal
◦ Secara umum : atrofi, telangiektasis, purpura, dermatosis akneformis, hipertrikosis setempat,
hipopigmentasi, dan dermatitis perioral.

Efek samping kortikosteroid dapat dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu:

◦ Efek epidermal

◦ Efek dermal

◦ Efek vaskular
Efek Epiermal
◦ Penipisan epidermal yang disertai dengan peningkatan aktivitas kinetik dermal, suatu penurunan
ketebalan rata-rata lapisan keratosit, dengan pendataran dari konvulsi dermo-epidermal.

◦ Efek ini bisa dicegah dengan penggunaan tretinoin topikal secara konkomitan.

◦ Inhibisi dari melanosit, suatu keadaan seperti vitiligo, telah ditemukan.

◦ Komplikasi ini muncul pada keadaan oklusi steroid atau injeksi steroid intrakutan.
Efek Dermal
◦ Terjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar.

◦ Menyebabkan terbentuknya striae dan keadaan vaskulator dermal yang lemah akan menyebabkan mudah
ruptur jika terjadi trauma atau terpotong.

◦ Pendarahan intradermal yang terjadi akan menyebar dengan cepat untuk menghasilkan suatu blot
hemorrhage.

◦ Ini nantinya akan terserap dan membentuk jaringan parut stelata, yang terlihat seperti usia kulit prematur.
Efek Vaskular
◦ Vasodilatasi yang terfiksasi.

◦ Kortikosteroid pada awalnya menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah yang kecil di superfisial.

◦ Vasokontriksi yang lama akan menyebabkan pembuluh darah yang kecil mengalami dilatasi berlebihan,
yang bisa mengakibatkan edema, inflamasi lanjut, dan kadang-kadang pustulasi
Pencegahan Efek Samping
◦ Bayi  KT lemah karena kulit masih tipis

◦ Kelainan subkutan  KT sedang, jika kronis dan tebal  KT kuat

◦ Gejala sudah membaik frekuensi pengolesan harus dikurangi/ganti dengan KT sedang/lemah

◦ Dosis jangan >30 gram sehari tanpa oklusi

◦ Jika mau pakai cara oklusi jangan >12 jam sehari, dan pemakaian terbatas pada lesi yanbg resisten saja

◦ Daerah lipatan dan wajah  KT lemah/sedang

◦ KT jangan digunakan pada infeksi bacterial, infeksi mikotik, infeksi virus dan scabies

◦ Hati2 penggunaan di sekitar mata  u/ menghindari glaucoma dan katarak

◦ Terapi intralesi dibatasi 1mg pada satu tempat, dosis maksimum 10 mg/kali
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai