Anda di halaman 1dari 11

Nama: Mutia Mustikawati

Prodi S1 Keperawatan Stikes Perintis Bukittinggi

A. Farmakoterapi Sistem Integumen


1. Obat –Obat Topikal

Karena kulit mudah diakses sehingga mudah pula diobati ,maka obat-obat topikal sering
digunakan .Beberapa obat dengan konsentrasi yang tinggi dapat dioleskan langsung pada bagian
kulit yang sakit dengan sedikit absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga sedikit
.Namun demikian ,beberapa obat mudah diserap lewat kulit dan dapat menimbulkan efek
sistemik .Karena preparat topikal yang dapat memicu dermatitis kontak alergika pada orang yang
sensitif ,setiap respons yang tidak dikehendaki harus segera dilaporkan dan pemakaian obat-
obatan tersebut dihentikan .

Losion ,memiliki dua tipe :suspensi ang terdiri dari serbuk dalam air yang perlu dikocok
sebelum digunakan ,dan larutan jernih yang mengandung unsur-unsur aktif yang bisa dilarutka
sepenuhnya .Lotion biasanya dioleskan langsung pada kulit tetapi kasa yang dicelupkan kedalam
lotion dapat ditempelkan pada daerah yang sakit.Suspensi seperti kalamin akan memberikan efek
pendinginan yang cepat dan pengeringan ketika preparat tersebut mengevaporasi sehingga
terbentuk lapisan tipis bedak pada kulit yang sakit .Losion kerapkali dipakai untuk memperbarui
minyak kulit yang hilang atau meredakan pruritus .Lotion harus dioleskan setiap 3 hingga 4 jam
sekali untuk mendapatkan efek terapeutik yang dipertahankan .Jika dibiarkan ditempatnya untuk
waktu yang lama, losion dapat mengerak dan dapat mengendap pada kulit .Linimen ,losion yang
ditambahi minyak ,akan mencegah pergerakan dan dapat digunakan untuk tujuan ini
(MacKie,1991).Karena losion mudah dipakai ,kepatuhan pasien umumnya tinggi .

Bedak ,biasanya memiliki bahan dasar talk,zink oksida ,bentonit atau pati jagung dan
ditaburkan pada kulit dengan alat penggosok atau spons katun.Meskipun kerja medisnya singkat
,bedak merupakan preparat higroskopis yang menyerap serta menahan kelembapan kulit roskopis
yang menyerap serta menahan kelembapan kulit dan mengurangi gesekan antara permukaan kulit
dan seprei .

Krim,dapat berupa suspensi minyak dalam air atau emlsi air dalam minyak dengan
unsur –unsur untuk mencegah pertumbuhan bakteri serta jamur (MacKie,1991).Kedua bentuk
tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi seperti dermatitis kontak .Krim minyak –dalam –air
mudah dioleskan dan biasanya secara kosmetik paling dapat diterima pasien .Meskipun krim
dapat digunakan pada muka ,bentuk ini cendrung menimbulkan efek yang mengeringkan .Emulsi
air-dalam-minyak lebih terasa berminyak dan lebih disukai untuk mengeringkan serta
mengelupaskan dermatosis .Krim umumnya dioleskan pada kulit dengan tangan .Preparat ini
digunakan untuk memberikan efek pelembab dan emolien .

Jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketika dioleskan pada kulit .Bentuk
preparat topikal ini secara kosmetik dapat diterima oleh pasien kaena tidak terlihat setelah
dioleskan dan juga tidak terasa berminyak serta tidak menimbulkan noda .Sebagian besar
preparat topikal steroid diresepkan dalam bentuk jel karena jel tampaknya lebih efektif untuk
menembus kulit ketimbang preparat kulit yang lain .

Pasta merupakan campuran bedak dengan salep dan digunakan pada keadaan inflamasi
.Pasta melekat pada kulit tetapi sulit dihilangkan tanpa menggunakan minyak seperti minyak
zaitun atau minyak mineral .

Salep bersifat menahan kehilangan air dan melumas serta melindungi kulit ,bentuk
preparat topikal ini lebih disukai untuk kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi .Baik pasta
maupun salep dioleskan dengan spatel kayu atau dengan tangan yang memakai sarung tangan .

Preparat spray dan aerosol dapat digunakan untuk lesi yang luas .Bentuk ini akan
mengisat ketika mengenai kulit sehingga harus digunakan sering .

Pada semua tipe preparat topikal ,pasien diajarkan untuk mengoleskan atau
mengaplikasikan obat dengan perlahan-lahan tetapi seksama dan kalau perlu menutup obat yang
sudah dioleskan itu dengan kasa agar pakaian tidak dikotori .

Berikut beberapa preparat dan obat topikal yang lazim digunakan :


Preparat Mandi Alpha –Keri bath oil
Neutrogenia bath oil
Aveeno oatmeal beath powder
Oilated aveero bath powder
Balnetar
Lubath

Krim Aquacare
Acid Mantle Creme
Curel
Eucerin
Moisturel
Nutraderm

Losion Alpha –Keri Lotion


Dermassage
Lubriderm

Salep Aquaphor
Hydrophilic petrolatum
Vaseline Petroleum Jelly
White atau Yellow petrolatum

Anestesi Topikal Xylocain (lidocain)dengan berbagai


konsentrasi dalam bentuk spray ,salep,lotion

Antibiotik Topikal Salep Basitrasin


Salep Basitrasin dan polimiksin B
(Polysporin)
Klindamisin fosfat 1% (Cleocin T)
Larutan eritromisin 2% (Eryderm,Erymax,T-
Stat)
Krim atau salep gentalmisin sulfat 1%
Garamycin )
Mupirocin 2%
Krim silver sulfadiazin 1% (Silvadene)

Kortikosteroid ,banyak dipakai dalam pengobatan kelainan dermatologik untuk


meberikan efek anti-inflamasi ,antipruritus dan vasokontriksi (Litt,1993).Pasien diajarkan untuk
mengoleskan obat ini menurut pedoman pemakaian yang ketat ,menggunakanya dengan
seperlunya kendati harus digosokkan pada bagian yang sakit dengan seksama .Penyerapan
kortikosteroid topikal akan meningkat kalau kulit berada dalam keadaan hidrasi atau daerah yang
sakit ditutup dengan kasa penahan kelelembapan atau kasa oklusif.Penggunaan kortikosteroid
topikal yang tidak tepat dapat mengakibatkan efek-samping lokal maupun sistemik ,khususnya
kalau obat tersebut diabsorbsi lewat kulit yang mengalami inflamasi atau ekskoriasi dibawah
kasa oklusif,atau kalau digunakan untuk waktu yang lama pada daerah yang sensitif
(Litt,1993;MacKie ,1991).Efek samping yang lokal dapat berupa atropi dan penipisan kulit
,striae (guratan mirip sabuk ),dan telangiektasis(lesi kecil bewarna merah yang disebabkan oleh
pelebaran pembuluh darah).Penipisan kulit terjadi akibat kemampuan kortikosteroid untuk
menghambat sintesis kolagen kulit (Litt,1993).Proses penipisan tersebut dapat dibalikkan dengan
mengehentikan pemakaian obat ,terapi striae dan telangiektasis merupakan efek samping yang
pemanen(MacKie,1991).Efek samping dapat mencakup hiperglikemia dan gejala sindom
Chushing (Litt,1993).Pemakaian kortikosteroid topikal disekitar mata harus dilakukan dengan
hati-hati karena pemakaian jangka-panjang dapat menyebabkan kelainan seperti glaukoma atau
katarak .Disamping itu ,efek anti-inflamasi pada pemakaian kortikosteroid dapat mengaburkan
gejala pada infeksi virus atau jamur .

Preparat kortikosteroid yang kuat (flourinasi)harus dioleskan dengan hati-hati pada wajah
karena dapat menyebabkan dermatitis mirip akne yang dikenal sebagai dermatitis perioral
,rosasea karena steroid (yang ditandai oleh lesi disekitar hidung seperti pipi
),hipertrikosis(pertumbuhan rambut yang berlebihan ).Karena beberapa preparat kortikosteroid
topikal dapat dibeli tanpa resep dokter,penjelasan kepada pasien mengenai pemakaian yang lama
dan tidak tepat sangat penting .

Potensi Preparat Kortikosteroid Topikal yang lazim digunakan:

Potensi Preparat Kortikosteroid Topikal


Paling Rendah Deksamitason 0,1 (Decaderm)
Hidrokortison 0,25 -2,5 % (Hytone)
Nutraderm,Penecort,Synacort,Cortef)
Metilprednisolon asetat 0,25 atau 1,0%
(Medrol )

Rendah Betametason velerat 0,01% (Valisone)


Klokortolon 0,1% (Cloderm)
Desonide 0,05%(Tridesilon)
Fluosinolon asetonid 0,01% (synalar)
Flurandrenolid 0,025% (Cordran)
Hidrokortison valerat 0,2%(Westcort)
Triamsinolon asetonid 0,025% (Aristocort
,Kenalog )

Sedang Betametason benzoat 0,025%(Benisone


,Uticort )
Betametason valerat 0,1% (Valisone)
Desoksimetason 0,05% (Topicort)
Fluosinolon asetonid 0,025%(Fluonid)
Flurandrenolid 0,05% (Cordran)
Halasinonid 0,025%(Halog)
Triamisolon asetonid 0,1%( Aristocort
,Kenalog )

Tinggi Amsinonid 0,1% (Cyclocort)


Betametason dipsopionat 0,05% (Diprosone)
Desoksimetason 0,25% (Tripocort)
Fluosinolon 0,2% (Synalar)
Fluosinoid 0,05%(Lidex)
Halsinoid 0,1%(Halog)
Triamisolon asetonid 0,5%(Aristocort
,kenalog)
Diflorason diasetat 0,5%(Florone,Maxiflor)

Paling Tinggi Betametason dipropionat 0,05%(Diprolene)


Klobetasol propionat 0,05%(Temovate)

2. Terapi Intralesi
Terapi intralesi terdiri atas penyuntikan suspensi obat yang steril (biasanya
kortikosteroid )ke dalam atau tepat dibawah lesi .Meskipun terapi ini mungkin
memberikan efek anti-inflamasi ,atrofi lokal dapat terjadi jika obat tersebut disuntikan
kedalam lemak subkutan .Lesi kulit yang diobati dengan terapi intralesi mencakup
psoriasis,keloid dan akne sistika .Kadang-kadang preparat imunoterapi dan antifungal
diberikan leawat terapi intralesi.

3. Obat-Obat sistemik
Obat sistemik juga diresepkan untuk kelainan kulit .Obat sistemik ini mencakup
preparat kortikosteroid untuk terapi jangka-panjang bagi dermatitis kontak atau
pengobatan jangka-panjang dermatitis kronik seperti pemfigus vulgaris .Obat sistemik
yang sering digunakan lainya adalah preparat antibiotik ,antifungal,antihistamin,sedatif
serta tranquilizer ,analgesik dan sitotoksik.
Daftar Pustaka

Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth /editor ,Suzzane C.Smeltzer
,Brenda G.Bare ;alih bahasa ,Agung Waluyo ...[et al]; editor edisi bahasa Indonesia,Monica Ester
..---Ed.8.---Jakarta :EGC,2001
10 Contoh soal mengenai farmakologik sistem integumen

1. Berikut ini yang merupakan suspensi yang terdiri atas serbuk dalam air yang perlu
dikocok sebelum digunakan,dan larutan jernih yang mengandung unsur-unsur aktif yang
bisa dilarutkan sepenuhnya ,langsung dioleskan pada kulit tetapi kasa yang dicelupkan
kedalam losion dapat ditempelkan pada daerah yang sakit ,adalah...
a. Lotion
b. Bedak
c. Krim
d. Jel
e. Pasta
(Jawaban: A)

2. Biasanya memilki bahan dasar talk,zink oksida ,bentonit atau pati jagung dan ditaburkan
pada kulit dengan alat pengocok atau spons katun ,dimana preparat higroskopis yang
menyerap serta menahan kelembapan kulit dan mengurangi gesekan antara permukaan
kulit dan sprei ,adalah...
a. Lotion
b. Bedak
c. Kri m
d. Jel
e. Pasta
(Jawaban: B)

3. Dapat berupa suspensi minyak –dalam –air atau emulsi air-dalam-minyak dengan unsur-
unsur untuk mencegah pertumbuhan bakteri serta jamur ,adalah...
a. Lotion
b. Bedak
c. Krim
d. Jel
e. Pasta
(Jawaban: C)
4. Merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketika dioleskan pada kulit ,tidak terlihat
saat dioleskan juga tidak menimbulkan terasa berminyak serta tidak menimbulkan noda
,adalah...
a. Lotion
b. Bedak
c. Krim
d. Jel
e. Pasta
(Jawaban :D)

5. Bersifat menahan kehilangan air dan melumas serta melindungi kulit ;bentuk preparat
topikal ini lebih disukai untuk kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi ,adalah ...
a. Lotion
b. Bedak
c. Krim
d. Jel
e. Salep
(Jawaban: E)

6. Berikut ini yang merupakan krim ,kecuali...


a. Alpha –Keri bath oil
b. Aquacare
c. Acid Mantle Creme
d. Curel
e. Eucerin
(Jawaban : E)

7. Berikut potensi preparat kortikosteroid topikal yang memiliki potensi paling tinggi
,adalah...
a. Betametason dipropionat 0,05%(Diprolene)
b. Deksametason 0,1%(Decaderm)
c. Betametason velerat 0,01%(Valisone)
d. Betametason benzoat 0,025%(Benisone,Uticort)
e. Desonide 0,05% (Tridesilon)
(Jawaban: A)

8. Berikut ini yang banyak dipakai dalam pengobatan kelainan dermatologik untuk
memberikan efek anti-inlamasi ,antipruritus dan vasokontriksi ,adalah...
a. Aquacare
b. Dermassage
c. Xylocain
d. Moisturel
e. Kortikosteroid
(Jawaban: E)

9. Berikut ini yang merupakan preparat yang digunakan untuk lesi yang luas ,dimana bentuk
ini akan mengisat ketika mengenai kulit ,sehingga harus digunakan secara sering,
adalah...
a. Pasta
b. Salep
c. Spray dan aerosol
d. Bedak
e. Krim
(Jawaban: C)
10. Deksametason 0,1% (Decaderm) ,merupakan potensi preparat kortikosteroid topikal yang
memiliki potensi ...
a. Paling rendah
b. Rendah
c. Sedang
d. Tinggi
e. Paling tinggi
(Jawaban: A)

Anda mungkin juga menyukai