Anda di halaman 1dari 17

Terapi Dermatitis Kontak Iritan

Terjadi kontak langsung lapisan luar kulit dengan zat


tertentu, sehingga merusak lapisan pelindung kulit. Jenis
dermatitis inilah yang lebih banyak terjadi. Beberapa zat
yang dapat memicu dermatitis kontak iritasi adalah
sabun, detergen, sampo, cairan pemutih, zat yang berada
di udara (misalnya serbuk gergaji atau serbuk wol),
tumbuhan, pupuk, pestisida, asam, alkali, minyak mesin,
parfum, dan bahan pengawet.
Gejala Dermatitis Kontak Iritan
 Ruam kulit kemerahan.
 Gatal yang dapat terasa parah.
 Kering.
 Pembengkakan.
 Kulit kering atau bersisik.
 Kulit lecet atau melepuh.
 Menebal.
 Pecah-pecah.
 Terasa sakit saat disentuh atau muncul rasa nyeri.
Pengobatan Dermatitis Kontak Iritan
 Menghindari paparan zat penyebab iritasi.
 Berhenti menggunakan produk yang mengandung zat
pemicu iritasi.
 Menggunakan pelembap kulit.
 Kompres area dermatitis kontak dengan kompres dingin.
 Hindari menggaruk daerah dermatitis kontak.
 Lindungi tangan.
Obat yang dipakai pada DKI
 Krim atau salep kortikosteroid.
 Emolien
Emolien
Obat yang berguna untuk menahan air di lapisan kulit terluar.
Kondisi ini akan membantu dalam membuang sel kulit mati dan
menjadikan kulit lebih lembab dengan mempertahankan air.
Fungsi emolien:
 Melembabkan kulit
 Mencegah kulit kering, kasar, bersisik, gatal
 Mengurangi iritasi kulit ringan.
Contoh Emolien
 Gliserol
 Glikol
 AHA
 Urea
 Asam hialuronat
Derajat potensi Kortikosteroid
Nama dagang, konsentrasi,
Potensi Nama generik
vehikulum
Superpotent agents

Diprosone OV 0.05%, ointment,


Betamethasone dipropionate crea, lotion
Group I
Clobetasol propionate Dermovate 0.05%, ointment,
cream

Highly potent agents


Diprosone 0.05%, ointment
Betamethasone dipropionate
Group II Topcort 0.05% gel; 0.25%
Desoximetasone
ointment
Highly potent agents
Halcinonide Halog 0.1%, cream
Group II
Mometasone furoate Elocon 0.1%, ointment
Potent agents

Diprosone 0.05%, lotion


Betamethasone dipropionate
Desoximetasone Fluticasone Topcort 0.05%, emollient cream
Group III
propionate Cultivate 0.005%, ointment
Triamcinolone acetonide
Kenacort A 0.1%, ointment

Fluocinolone acetonide Synalar 0.025%, ointment


Group IV Mometasone furoate Elocon 0.1%, cream, lotion
Triamcinolone acetonide Kenalog 0.1%, ointment

Group V Fluocinolone acetonide Synalar 0.025%, cream


Fluticasone propionate Cutivate 0.05%, cream
Hydrocortisone butyrate Locoid 0.1%, ointment, cream
Prednicarbate Dermatop 0.1%, cream
Kortikosteroid Topikal
 Kortikosteroid Topikal merupakan hormon steroid yang
dihasilkan oleh korteks adrenal yang pembuatan bahan
sintetik analognya telah berkembang dengan pesat.
 Penggunaan preparat Kortikosteroid ini dimulai pertama kali
di Amerika, kurang lebih 50 tahun yang lalu berupa
hidrokortison.
Farmakodinamik
Efek Utama Kortikosteroid Topikal adalah:
 Efek Vasokonstriksi
mengakibatkan berkurangnya eritema pada berbagai
dermatoses
 Efek Antiinflamasi
efek antiinflamasi yang terutama terhadap leukosit akan
efektif terhadap berbagai dermatoses yang didasari oleh
proses inflamasi seperti dermatitis
 Efek Antimitosis
efek antimitosis terjadi karena Kortikosteroid bersifat
menghambat sintesis DNA berbagai jenis sel. Oleh karena
itu, Kortikosteroid juga efektif untuk berbagai dermatosis
yang ditandai dengan hiperproliferasi sel
Absorbsi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
 Jenis dan konsentrasi bahan aktif
 Vehikulum
 Integritas sawar epidermal
 Oklusi
Macam-macam preparat Kortikosteroid topikal:
 Krim
 Gel
 Aerosol
 Losio
Farmakokinetik
 Kortikosteroid topikal dapat diserap melalui kulit dalam
keadaan normal. Proses absorpsi melalui jalur perkutaneus
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
kondisi epidermal dan pengangkutnya di dalam tubuh.
 Pemberian kortikosteroid topikal secara lokal akan tetap
diabsorpsi dan secara sistemik disebarkan ke seluruh tubuh.
 Dalam dosis rendah atau normal, kortikosteroid dapat diikat
dengan protein, namun dalam dosis tinggi, sebagian
kortikosteroid beredar dalam bentuk bebas.
Efek samping
 Risiko terberat (walaupun sangat jarang terjadi) penggunaan
kortikosteroid topikal adalah penekanan aksis adrenal -
hipotalamus akibat absorbsi sistemik. Selain itu, dapat pula
terjadi glaukoma.
 Efek samping lokal pada kulit berupa atrofi, strie, purpura,
telangiektasi, erupsi akneiformis dan perubahan warna kulit.
Upaya untuk mengurangi efek samping:
1. Perhatikan usia pasien, lokasi kelainan, dan luasnya lesi.
2. Gunakan kortikosteroid topikal mulai potensi terendah.
3. Perhatikan potensi kortikosteroid topikal yang dipilih, untuk
anak-anak, cukup digunakan kortikosteroid topikal grup VI
atau VII. Pada kasus dewasa, dapat digunakan
kortikosteroid topikal grup III sampai dengan VI.
4. Potensi diturunkan sesuai dengan perbaikan kondisi klinis.
5. Untuk area lipatan kulit dan wajah, umumnya cukup
kortikosteroid topikal grup V sampai dengan VII, karena
adanya absorbsi yang lebih tinggi.
Resistensi
Penggunaan kortikosteroid topikal dalam jangka panjang akan
menimbulkan respon resistensi, dimana seiring lama
penggunaan akan terjadi toleransi dan penurunan efektifitas.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai