Rosnaeni
Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
1
Antasid
PPI
Aktivitas
Lokal (po)
Digestan
OBAT
LOKAL Pencahar
Daerah yg
bervariasi
diolesi obat
2
PENGGUNAAN OBAT LOKAL
PERKUTAN / KULIT
INTRA OKULER
INTRA VAGINA
PER RECTUM
OBAT UNTUK KULIT DERMATOTERAPI
PENGOBATAN
TOPIKAL
4
Pengobatan topikal sesuai dengan penyakit :
Antibakteri
Antijamur, Antiparasit
Obat Antivirus
Untuk
Antihistamin, Antipruritus
KULIT
Kortikosteroid
Antiseptik, desinfektan
Fisisko kimia
obat
B
Penyerapan
Melalui kulit
1 Efek proteksi
2 Efek mendinginkan
3 Hidrasi
7
Contoh Vehiculum
8
Pemilihan vehiculum dalam Dermatoterapi,
berdasarkan pertimbangan :
A. Stadium dan tipe penyakit kulit
Prinsip pengobatan :
Kering dengan kering
Basah dengan basah
Dermatosis akut yg eksudatif ditatalaksana dg
vehiculum yg bersifat mendinginkan dg
menggunakan kompres
Dermatitis kronik dg kelainan kulit yg kering
ditatalaksana dg vehiculum salep, krim
9
B. Tipe dan status kulit
Vehiculum dapat mengubah keadaan fisik dan kimiawi
kulit dg cara memengaruhi kandungan lemak dan air di
dalamnya
D. Pertimbangan kosmetik
Penampilan fisik , bau dan kemudahan dalam aplikasi ,
serta kemampuan untuk tidak meninggalkan residu stl
aplikasi menjadi pertimbangan dlm memilih vehiculum,
krn dpt meningkatkan kepatuhan pasien dalam
pengobatan
Penyerapan obat topikal dipengaruhi oleh :
Menggosok / memijat
11
Kondisi stratum korneum
12
Oklusi
Oklusi atau penutup kedap udara menggunakan
salep berminyak akan meningkatkan penetrasi,
karena dengan ditutup akan meningkatkan
hidrasi dan temperatur.
Penutupan juga mencegah terhapusnya obat
akibat gesekan, usapan, atau pencucian.
Penutupan akan mempercepat timbulnya efek
samping, infeksi, folikulitis, dan miliaria.
13
Frekuensi aplikasi
14
Kuantitas aplikasi
15
Faktor lain yang memengaruhi penyerapan obat
melalui kulit :
Menggosokkan obat
Kondisi kulit
Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam pemilihan obat topikal
7 Lama terapi
17
Sediaan obat topikal
Obat topikal
Bedak
Sol Susp Bedak Emulg Salep Krim Pasta
kocok
18
Sediaan cair
Cairan :
- Pembawa air : Solutio
Pembawa : pelarut organik Tingtur
Bedak kocok : campur bedak + air
19
Prinsip terapi menggunakan cairan
20
Indikasi penggunaan Solutio
21
Kompres ada dua jenis, yakni kompres terbuka
dan kompres tertutup.
Solusio digunakan untuk kompres terbuka, yang
berfungsi membersihkan, melunakan,
mengeringkan, sebagai antiseptik, epitelisasi,
dan mendinginkan.
Solusio juga digunakan untuk kompres tertutup,
yang menimbulkan vasodilatasi.
Solusio dapat digunakan untuk mandi,
berendam, dan untuk mengompres.
22
Contoh obat kompres terbuka dan tertutup
adalah
Asam salisil 1‰, yang berfungsi sebagai astringen,
antiseptik lemah;
PK 1/5000,1/10000 yang berfungsi sebagai astringen
dan antiseptik;
Rivanol 1‰ yang berfungsi astringen, antiseptik, dan
deodoran;
AgNO3 0.25 -0.5% yang berfungsi sebagai astringen
dan antiseptik kuat;
heksaklorofen yang berfungsi sebagai antiseptik.
23
Indikasi penggunaan obat kocok
24
Sediaan padat : bedak
25
Kortikosteroid Topikal
26
Kondisi Kortikosteroid
Bayi Lemah
Kelainan akut Lemah
Subakut Sedang
Kronis Kuat
Lesi pada lipatan Lemah / sedang
(inguinal, ketiak)
Pengolesan dikurangi
29
Indikasi kortikosteroid:
Indikasi kortikosteroid topikal :
untuk dermatitis dan psoriasis ringan;
Kortikosteroid intralesi diindikasikan untuk
keloid, parut hipertrofik, alopesia areata,
aknekistik, prurigo.
30
Kortikosteroid topikal jangan digunakan untuk
infeksi bakterial
infeksi mikotik
infeksi virus
scabies.
Penggunaan kortikosteroid topikal disekitar
mata hendaknya berhati-hati untuk
menghindari timbulnya glaukoma dan katarak.
Terapi lesi dibatasi 2 mg pada satu tempat,
sedangkan dosis maksimum perkali 10 mg.
31
Kontraindikasi & Efek sanping kortikosteroid
32
Efek samping kortikosteroid topikal
Atrofi
strie atrofise
Telangiektasis
Purpura
dermatosis akneformis
hipertrikosis setempat
Hipopigmentasi
dermatitis perioral
menghambat penyembuhan ulkus
infeksi mudah terjadi dan meluas, dan menyebabkan
gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur
33
Resep Standar fungisida
Hal. 9
34
BSO : SOLID / PADAT
35
Bahan aktif antibiotik topikal
36
Kekurangan sediaan bedak
Daya lekat obat ke kulit kurang
Untuk meningkatkan daya lekat, vehiculum dikombinasi dengan
Zink Stearat.
37
Semisolid
38
Semisolid
Jenis-jenis sediaan Semisolid :
39
Vehiculum sediaan semisolid
b. Minyak nabati
40
Vehiculum sediaan semisolid
41
Sifat dan indikasi Salep
Pada suhu kamar konsistensi seperti mentega
Indikasi salep :
- Hiperkeratoritik kering dan tebal ( kronik)
- Dermatosis dg skuama berlapi
- Penyakit kulit bersisik / berkrusta.
Kontra indikasi Salep :
- Radang akut : dermatosis eksudatif
- Dermatitis madidans (basah)
- Daerah tubuh berambut
- Daerah intertriginosa
42
2. Cream = Krim
Krim ada 2 jenis: Type w/o dan o/w
Selain vehiculum pada Krim ada agen tambahan yaitu :
emulgator
bahan pengawet
zat pengharum ( Corigensia odoris )
Indikasi pemakaian Krim :
- Dermatosis subakut dan luas
- lesi sedikit basah dan lembap
- Daerah berambut
- Daerah intertriginosa
43
Kontraindikasi penggunaan salep dengan dasar
hidro karbon adalah tidak dapat digunakan pada
radang akut/ eksudatif
pada daerah berambut
daerah lipatan.
Salep dengan dasar hidro karbon tidak
menyerap air sehingga tidak dapat dipakai
untuk obat larut air.
44
Salep yang bersifat hidrofilik dapat digunakan
untuk obat larut air bahan emulsi.
Contoh sediaan ini adalah
lanolin anhidros
petrolatum hidrofilik dan turunannya,
dan berfungsi untuk
Lubrikasi
Emolien
proteksi.
45
Sediaan krim-emulsi air dalam minyak
mengandung air kurang dari 25% dan diberikan
pengawet, sediaan ini terdiri lebih dari 1 cairan
tak larut yang terdispersi pada cairan lainnya,
dan harus dikocok terlebih dahulu kalau tidak
akan terpisah.
Sediaan ini membutuhkan emulgator.
46
Sediaan gel
47
Pasta
Pasta merupakan campuran homogen daripada
zat padat dan vaselin dengan konsistensi lebih
padat, bersifat protektif dan mengeringkan.
Pasta digunakan terhadap penyakit kulit yang
agak basah, jangan terhadap daerah yang
berambut, juga jangan terhadap daerah genitalia
eksterna dan lipatan-lipatan badan.
Sediaan semisolid pasta merupakan campuran
bedak yang mencapai 50% dengan salep dasar
hidrokarbon atau emulsi air dalam minyak
48
Pasta
50
51
Suspensi
Suspensi (losio) terdiri dari dua fase berlainan,
yang tidak terlarut yang terdispersi dalam liquid.
Pengocokan diperlukan sebelum digunakan.
Contoh suspensi adalah losio kalamin,
Aplikasi pada kulit akan terasa dingin karena
adanya penguapan komponen air, dan mudah
dioleskan, sampai homogen
52
53
Suspensi (losio)-bedak kocok, memiliki
beberapa sifat sebagai berikut
55
56
Bedak kocok digunakan terhadap dermatoses
yang kering, superfisial dan agak luas, yang
diinginkan sedikit penetrasi dan pada
keadaan subakut.
Jangan digunakan terhadap dermatitis
madidans (basah) dan daerah tubuh yang
berambut.
57
Topikal aerosol
58
Foam
59
Stabilator yang digunakan bagi sediaan untuk
kulit adalah
pengawet, seperti paraben yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan jamur, kapang, dan ragi
tetapi kurang aktif untuk bakteri.
fenol halogenasi
asam benzoat
Formaldehid
sodium benzoat
timerosal.
60
Antioksidan
61
Chelating agent
62
BAHAN AKTIF SEDIAAN TOPIKAL PADA KULIT
63
Asam Salisilat
65
Sulfur
Sulfur memiliki khasiat sebagai
Antisebore
Antiakne
Antiskabies
Antibakteri gram positif
Antijamur.
Bentuk yang sering digunakan sulfur presipitatum
dengan konsentrasi 4-20%.
66
Ter = ter arang batu
Liquor carbonis detergens = L C D
Ter merupakan hasil destilasi kering dari batubara, yaitu
likuor karbonis detergen/LKD / LCD
67
Toksisitas Obat Topikal
Toksisitas obat topikal pada kulit tergantung
Obat yang digunakan
Vehikulum
Oklusi
Lokasi
Frekuensi
Durasi
Jenis kelainan kulit
Kondisi ginjal dan hepar.
Anak kecil mempunyai ratio obat dipermukaan kulit
lebih besar dibandingkan dewasa
68
Toksisitas akibat efek lokal dapat berupa
69
Toksisitas sistemik
Adstringentia “Counter-irritantia”
Emollientia Keratolytica
Demulgentia Anti-persirantia
Protektiva Deodorantia
Adsorbentia “Melanizing &
Hemostatik yang Demelanizing Agents”
dapat diserap Tabir Surya
Zat warna (”Sunscreening
Iritansia Agents”)
71
Adstrigentia
73
Demulgentia
74
Protektiva
digunakan sebagai pelindung terhadap
(1) air dan zat-zat kimiawi
75
Zat Warna
76
Kegunaaan zat warna diketahui sejak
ditemukannya efektivitas Gentian Violet
terhadap organisme Gram + dan Akriflavin
terhadap Trypanosoma.
Setiap zat warna mempunyai perbedaan dalam
carakerja, aktivitas terhadap bakteri, daya
germisida, toksisitas terhadap jaringan, dsb.
Contoh: Akridin, Akriflavin, Rivanol,
Fluorescein, Metilviolet.
77
Iritansia
Iritansia : zat kimiawi bila diberikan secara lokal
pada kulit dan mukosa yang terluka/terkena
inflamasi, dapat menstimulasi dan mempercepat
proses penyembuhan,
Iritan menyebabkan warna kulit memerah pada
tempat obat itu digunakan, karena menyebabkan
pembuluh darah disekitarnya melebar (dilatasi),
sehingga proses sirkulasi darah membaik.
78
Counter-irritantia
79
Keratolitik
Keratolitik zat yang bekerja dengan jalan
melarutkan “cement” intraselular yang
mengikat stratum corneum pada penyakit
hiperkeratosis.
Lapisan epitel menjadi lunak , sehingga
dapat dilepas dengan mudah setelah digosok.
Contoh: Asam Benzoat dan Asam Salisilat
dalam Ung. Whitfield.
80
Fungisida Topikal
Bahan Aktif Kadar Contoh B S O
A Derivat Imidazol Clotrimazole 1% Canessten Cream
Canesten Powder
Lotremin Soln 1 %
Miconazole Nitrat 2% Daktarin Cream
Daktarin Powder
Ketoconazole 1% Fungasol Cream 1 %
Fungasol – SS 1 %
2% Fungasol –SS 2%
B Lain-lain Terbinafine 1% Interbi Cream
Naftiline 1% Exoderil Cream
Exoderil Lotion
Permethrine 5% Scabimite Cream
84
“Melanizing & Demelanizing Agents”:
85
Tabir Surya
86
Sun Protecting Factor (SPF)
Alat pengukur efektivitas untuk UVA
absorbent adalah yang dikenal dibawah nama
SPF ( Sun Protecting Factor ) yang berbeda
dengan alat pengukur efektivitas UVA
87
ANTISEPTIK, DISINFEKTAN, FUNGISIDA, DLL
88
Sifat-sifat ideal yang harus dimiliki bahan
anti-infeksi adalah:
89
Serta harus pula memiliki sifat-sifat kimiawi
dan fisika sebagai berikut:
(1) kelarutannya dalam lemak,
(2) “dispersibility” terhadap benda/luka,
(3) Non-destrukstif terhadap bahan lain
(4) tidak berwarna/mewarnai/berbau
90
Kecepatan kerjanya tergantung daripada
(1) Konsentrasinya
(2) Suhu
(3) pH
(4) vehiculum obatnya
91
Logam berat:
Sublimat
Peraknitrat
Merbromin
Merkurokhrom
Merkresin
Thimerosal
Sulfadiazin Ag
ZnSO4,ZnO, ZnCl2
92
Halogenida:
Yodium
Khlor
Yodium tinktur
PVP-iodium
Na-hipokhlorit
Larutan Dakin
Khlorheksidin
Heksakhlorofen
Khloramin T
ClO2,
larutan hipokhlorat
“Chlorinated Lime”
93
Oksidator: Kalium permanganat, Na-
perborat, Benzoylperoksida, Hidrogen
peroksida, Kalium perkhlorat
Fenol: Fenol, Kresol, Resorsinol,
Heksakhlorofen, Timol, Heksilresorsinol
94
Persenyawaan-persenyawaan yang menurunkan
tegangan permukaan:
95
Fungisida
96
Golongan Asam
Golongan Asam: Asam Asetat, Asam Benzoat, Asam
Borat, Asam Laktat, Asam Propionat, Asam Salisilat,
Asam Undesilinat.
Asam asetat digunakan dalam konsentrasi 1 % untuik
kompres, bersifat antiseptik untuk infeksi
Pseudomonas.
Asam Borat digunakan dalam konsentrasi 3 %; tidak
dianjurkan untuk dipakai dalam serbuk, kompres atau
salep, karena sifat antiseptiknya lemah dan dapat
bersifat toksis, terutama pada kelainan yang luas dan
erosif, terlebih-lebih pada bayi.
97
Asam Salisilat
99
Asam Undesilinat dan Asam Retinoat
100
ASAM-ASAM Α-HIDROKSI (AHA)
101
.
AHA menyebabkan adhesi seluler pada
permukaan sel atau lapisan-lapisan terluar pada
epidermis lepas,
Meremajakan sel-sel, pemakaian secara
kontinu AHA akan menyebabkan tekstur kulit
menjadi lebih baik,
warna kulit menjadi lebih terang, kulit menjadi
lebih kencang dan keriput-keriput pada kulit
berkurang.
102
Manfaat AHA
103
Sekali telah dimulai terapi dengan AHA, maka
usahakan, agar supaya kulit jangan sampai
terkena pengaruh sinar UV dan dianjurkan
menggunakan tabir surya berspektrum lebar.
Perhatikan pula, bahwa sebaiknya pH dari
sediaan-sediaan yang mengandung AHA
mempunyai pH sama dengan pH kulit kita,
yakni 4.
104
PENUTUP
105
Sediaan yang dapat digunakan untuk kulit
dapat berupa sediaan solid, semisolid, dan
sediaan cair.
Bahan aktif yang digunakan dapat digunakan
dalam sediaan topikal untuk kulit adalah
asam salsilat, sulfur, ter, asam borat,
kortikosteroid, antibiotik, dan antijamur.
106
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
107