1. Dermatoterapi topikal
2. Dermatoterapi sistemik
3. Tindakan di bidang kulit dan kelamin
TIU
1. Menjelaskan pengobatan di bidang kulit dan kelamin
2. Menjelaskan macam-macam tindakan di bidang kulit dan kelamin
TIK
1. Menjelaskan berbagai macam terapi topikal dan sistemik
2. Menjelaskan jenis bahan dasar obat lokal yang sesuai dengan
lokalisasi dan stadium penyakit
3. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi berbagai macam terapi
topikal dan sistemik
4. Menjelaskan berbagai tindakan di bidang kulit
5. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi berbagai tindakan di bidang
kulit dan kelamin
TERAPI DI BIDANG KULIT
BAHAN TAMBAHAN
1. Additive
2. Lubrican : sebagai antifoaming
3. Preservative
4. Fragrance
5. Emulsifiing : supaya stabil & homogen
• BASAH dengan BASAH, KERING dengan
KERING
HARUS HATI-HATI
Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV, eds. Clinical dermatology 3rd ed.
VEHIKULUM
BEDAK
• Organik
Pati : pati jagung, pati beras, gadung, kentang
Indikasi :
• Dermatosis kering dan superfisial
• Mempertahankan vesikel/bula supaya tidak pecah
Kontraindikasi :
• Dermatosis basah, terutama bila dengan infeksi sekunder
CAIRAN
Jika bahan pelarutnya air → solusio
Bahan pelarut alkohol, eter, kloroform → tingtur
INDIKASI :
• Dermatosis eksudatif
• Infeksi kulit dengan eritem menyolok
• Ulkus yang kotor
SALEP
Sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel organik dan anorganik
Gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu
lapisan
Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim
Gel juga baik dipakai pada lesi di kulit yang berambut.
• BENSOIL PEROKSIDA
• Konsentrasi 2,5 – 10%
• Efek : anti bakteri yang kuat
• Efek samping : iritasi
• RESORSINOL
• Konsentrasi 2 – 3%
• Efek : anti bakterial, keratolitik, anti seborhoe
• Efek samping : - reaksi alergi dan iritasi
ASAM SALISILAT
• Efek : desinfeksi, anti pruritik, anti mikotik, anti inflamasi
• 2% → keratoplastik
• 3 – 20% → keratolitik
• 30 – 60% → destruktif
• Efek samping : iritasi
SULFUR
• Konsentrasi 4 - 20%
• Efek : anti seboroik, anti akne, anti skabies, anti jamur,
anti bakteri
• Yang sering dipakai : losio Kummerfeldi
ANTI FUNGAL
• Derivat azol : fungistatik
mikonazol, klotrimazol, ekonazol,
sertaconazol, tiokonazol, bifonazol,
ketokonazol
INDIKASI
• Paliatif dan supresif terhadap penyakit dengan gejala
inflamasi (bukan kausatif)
• Terjadi bila :
• Penggunaan yang lama dan berlebihan
• Penggunaan kelas kuat dan sangat kuat secara oklusif
• Makin tinggi potensi, makin cepat terjadi efek samping
• Gejala efek samping
• Hipotrofi / atrofi kulit
• Hipertrikosis, Hipopigmentasi, Dermatitis perioral
• Bila dermatofita steroid topikal Tinea incognito
• Efek samping sistemik
Terapi topikal
• Obat langsung bekerja pada area yang membutuhkan
• Efek samping sistemik pada hati, ginjal, sumsum tulang kecil karena
absorpsi lebih kecil
• Sering lengket, butuh waktu, kadang tidak semua area terolesi
Terapi sistemik
• Cepat, ke semua area tubuh
• Efek samping lebih besar
Terapi sistemik diperlukan apabila
Lesi kulit luas
Obat tidak aktif bila secara topikal (griseofulvin)
Tidak sembuh dengan pengobatan topikal
1. ANTIBAKTERIA
2. ANTI VIRUS
– Asiklovir, Valasiklovir, Famsiklovir
– Menekan replikasi virus
3. ANTIFUNGAL
– Griseofulvin
– Golongan Azol : Imidazol (Ketokonazol), Triazol : (Itrakonazol,
Flukonazol)
Berspektrum luas dan fungistatik
Indikasi :
Infeksi dermatomikosis superfisial yang tidak sembuh dengan obat
topikal atau griseofulvin
Kandidiasis
– Golongan alilamin : fungisidal
4. ANTI PARASIT : Mebendazol, albendazol
5. ASAM RETINOAT
6. DAPSON : efek antiinflamasi
7. LAMPRENE
8. CITOTOXIC & METABOLIC AGENT : Metroteksat, azatioprin,
9. KORTIKOSTEROID : deksametason. prednison, metilpred-
nisolon, triamsinolon
10. ANTIHISTAMIN
Antihistamin H1
Generasi I (tradisional /klasik)
• Antihistamin inhibitor kompetitif di reseptor H1
• Efek sedasi
• Chlorpheniramine, Diphenhydramine
Generasi II (non sedative Ah)
• Tidak menembus BBB →sedasi kecil
• Terfenadine , Astemizole, Loratadine, Cetirizine
1. Bedah skalpel
Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV, eds. Clinical dermatology 3rd ed.
2. Bedah listrik
Tehnik bedah dengan
menggunakan listrik
Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV, eds. Clinical dermatology 3rd ed.
3. Bedah kimia
Dengan bahan kimia → rusak jaringan
Wolff K, eds. Fitzpatrick’s Dermatology. 7thed. New York : Mc Graw Hill, 2008
5. Irradiation
Radiotherapy
Karsinoma sel basal, karsinoma sel
skuamosa yg tidak bisa dioperasi
Wolff K, eds. Fitzpatrick’s Dermatology. 7thed. New York : Mc Graw Hill, 2008
Ultra-violet irradiation
UVA – UVB
Penambahan Psoralen :
PUVA – PUVB
Wolff K, eds. Fitzpatrick’s Dermatology. 7thed. New York : Mc Graw Hill, 2008
Laser-irradiation
• Laser (akronim dari light amplification by the stimulated
emission of radiation)
• Sinar koheren dengan panjang gelombang tertentu)
Wolff K, eds. Fitzpatrick’s Dermatology. 7thed. New York : Mc Graw Hill, 2008
1. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam
Dermatologi. Yanhendri, Satya Wydya Yenny. CDK-
194/ vol. 39 no. 6, th. 2012, h. 423-430
2. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
Edisi ke-7. Editor : Irwin M Freedberg, dkk.
Philadelphia : McGraw-Hill, 2008
3. Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV, eds. Clinical
dermatology 3rd ed. Massachusetts : Blackwell Publishing
company, 2002.