Anda di halaman 1dari 28

DERMATOTERAPI

Pembimbing: dr. Silvi Suhardi, Sp.KK


Disusun Oleh : Clarissa Andreas

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RS HUSADA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 15 MEI – 17 JUNI 2023
PENDAHULUAN
Macam macam cara mengobati penyakit kulit:
• Topikal
• Sistemik
• Intralesi

Kalau cara tersebut belum memadai, dapat digunakan cara lain, yaitu:
• Radioterapi
• Sinar UV
• Pengobatan laser
• Krioterapi
• Bedah ( scalpel, listrik, laser)
PENGOBATAN TOPIKAL
Obat yang dipakai di
• Mengeringkan, membasahi, melembutkan, lubrikasi, mendinginkan, tempat terjadinya
lesi
memanaskan, dan proteksi pengaruh buruk dari luar
• Menghilangkan rasa gatal dan panas
• Untuk mengadakan homeostasis -mengembalikan kulit yg sakit dan
jaringan sekitarnya ke keadaan fisiologik secepatnya
PRINSIP OBAT TOPIKAL
Bahan dasar (vehikulum) Bahan aktif

Bagian inaktif dari sediaan


Bahan aktif dimasukkan ke
topikal dapat berbentuk cair
dalam vehikulum yang
atau padat yang membawa
mempunyai khasiat tertentu
bahan aktif berkontak dengan
untuk pengobatan topikal
kulit
Bahan / Zat Pembawa (Vehikulum) untuk Pengobatan Topikal

Disebut juga dengan adeps lanae, merupakan lemak bulu domba. Zat

Lanolin ini banyak digunakan pada produk kosmetik dan pelumas. Sebagai bahan dasar salep, lanolin

bersifat hipoalergik diserap oleh kulit, memfasilitasi bahan aktif obat yang dibawa.

Paraben Pengawet sediaan topikal. Paraben bersifat fungisid dan bakterisid lemah. Zat ini banyak dipakai

(para-hidroksibenzoat) pada shampo, sediaan pelembab, gel, pelumas, maupun pasta gigi.

Sediaan semisolid yang terdiri dari hidrokarbon (jumlah karbon >25).

Petrolatum Petrolatum (vaselin), misalnya vaselin album, diperoleh dari minyak bumi.

Titik cair 10-50°C, dapat mengikat kira-kira 30% air.

Senyawa cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau. Gliserin memiliki


Gliserin
3 kelompok hidroksil hidrofilik yang berperan sebagai pelarut dalam air.
Kelompok Bahan Dasar / Vehikulum
Cairan

Bedak

Salap

Campuran 2 atau lebih bahan dasar:

● Bedak kocok (lotion) → cairan + bedak


● Krim → cairan + salap
● Pasta → salap + bedak
● Linimen (pasta pendingin) → cairan + bedak +
salap

Solusio
larut dalam air
1. Cairan
• Sifat
• Mendinginkan Prinsip Pengobatan Cairan
• Mengeringkan Tingtura
• Membersihkan
• Proteksi • larut dalam alcohol • Membersihkan kulit dari krusta, skuama,
debris, mikroorganisme, sisa obat
• Anti pruritus • Cara pakai : ditotol/dioles • Melunakkan kulit & pecahnya vesikel, bula
• Indikasi & pustula
• Sifat • Mencegah hidupnya bakteri
• Lesi basah/akut • Antimitotik • Mempermudah proses epitelisasi
• Lesi oedema • Kaustik/membakar • Menghilangkan gejala: gatal, rasa terbakar,
mendinginkan permukaan kulit, penguapan
• Indikasi dan absorbsi
• lesi kroniik/kering pd daerah
berambut

Hasil akhir pengobatan:


• Kulit menjadi kering
• Permukaan menjadi bersih
• Mulai terjadi epitelisasi
Solusio

Kompres Rendam (bath) Mandi (full bath)


Kompres Terbuka
Dasar : penguapan cairan kompres diikuti absorbsi Kompres Tertutup (kompres
eksudat/pus kulit kering impermeable)
(vasokonstriksi)
Indikasi :
• Dermatosis atopik Dasar : terjadi vasodilatasi (penguapan (-))
• Erisipelas
• Ulkus berisi pus + krusta Indikasi : untuk kelainan yang dalam
Cara : kain kasa • Limfogranuloma venerium
• Non iritasi, absorbans, tidak perlu steril
• 3-4 lapis Cara :
• Celup ke dalam air kompres, peras, balutkan pd • Pembalut tebal
kulit (tdk perlu ketat) • Tutup dgn bahan impermeable
• Lakukan sehari 2x selama 3 jam (plastic/selofan)
• luas daerah yg dikompres < 1/3 bagian tubuh
2. Bedak
Sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum
dan oxydum zincicum dalam komposisi yang sama
INDIKASI
Bedak dicampur seng oksida yang bersifat mengabsorbsi air
dan sebum, astrigen, antiseptic lemah dan antipruritus lemah
1. Dermatosis kering dan superfisial

Bedak yg dioleskan membuat lapisan tipis di kulit yg tidak 2. Mempertahankan bula / vesikel agar
melekat erat shg penetrasinya sedikit sekali. tidak pecah. seperti pd varisela & H.
zoster

Efek bedak KONTRA INDIKASI


• Mendinginkan
• Dermatitis basah terutama dengan
• Antipruritus 🡪lemah
infeksi sekunder
• Antiinflamasi ringan krn sedikit efek vasokonstriksi
• Mengurangi gesekan pd kulit yang berlipat
• Proteksi mekanis / penutup
• Sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditunjukan untuk kulit dan
mukosa
• Bahan aktif : antibiotik, steroid, antijamur
3. Salap
• Bahan dasar :-vaselin
-lanolin / minyak
Indikasi
1. Dermatosis kering dan kronik
2. Dermatosis yang dalam dan kronik
3. Dermatosis yang bersisik dan berkusta
Kontra Indikasi
4. Dermatitis madidan
5. Kelainan kulit yang terdapat pada bagian berambut
4. Bedak kocok
Suatu campuran air yang didalamnya ditambahkan komponen bedak
dengan bahan perekat seperti gliserin
(zat padat maksimal 40% + gliserin 10-15%)

INDIKASI
•Dermatosis yang kering, superfisial, agak luas
•Keadaan sub akut

KONTRA INDIKASI
•Dermatitis madidans
•Daerah berambut
5. Krim
Emul-
Water Oil Krim
gator

Indikasi
Krim W/O(air:fase dalam /minyak:fase luar) • Kosmetik
• Dermatosis subakut dan luas (penetrasi lbh
besar dri bedak kocok)
Krim O/W (minyak:fase dalam / air: fase luar) • Boleh digunakan bagian rambut

KontraIndikasi
• Dermatitis madidans
● Bahan aktif : antibiotik, antijamur, steroid
6. Pasta 7. Linimen (pasta pendingin)
❑ Campuran cairan + bedak + salap
❑ Campuran homogen, bedak dan Vaseline
Indikasi
❑ Bersifat : protektif dan mengeringkan
Indikasi ❑ Dermatosis subakut
Kontraindikasi
❑ Dermatitis yg agak basah
Kontraindikasi ❑ Dermatosis madidans

❑ Dermatosis eksudatif
❑ Daerah yang berambut
❑ Tidak dianjurkan pada genital ekstrena dan lipatan
badan krn terlalu melekat
Gel
• Termasuk dalam golongan vehikulum yang lain
• Sediaan hidrokoloid atau hidrofilik
• Gel : air + zat (karbomer, metilselulosa, dan tragakan)
• Mudah mencair bila kontak dengan kulit
• Absorbsi perkutan lebih baik dari krim
Bahan Aktif
Penetrasi bahan aktif melalui kulit dipengaruhi :
- konsentrasi obat
- kelarutan dalam vehikulum
- besar partikel
- viskositas
- efek vehikulum
ALUMINIUM ASETAT • Lar. Burowi mengandung aluminium asetat 5 %
• kompres diencerkan 1:10
• Efek : astringen & antiseptic ringan
ASAM BENZOAT • Antiseptik terutama fungisidal
• Digunakan dlm salap
ASAM ASETAT • Lar 5 % utk Kompres
• Efek : Antiseptik utk infeksi pseudomonas
ASAM BORAT • Konsentrasi 3 %
• tidak dianjurkan untuk bedak, kompres atau salap (efek antiseptik sedikit
& dpt bersifat toksik) BAHAN
ASAM SALISILAT •

Zat Keratolitik tertua
Efek : Mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang
terganggu
AKTIF
• Bergantung konsentrasi
a. [1– 2%] : Keratoplastik (bentuk keratin baru)
b. [3 – 20%] : Keratolitik (utk keadaan dematosis yg hiperkeratotik)
c. [↑ 40% ] : utk kelainan dalam (kalus, veruka plantaris
d. [1%] dipakai sbg kompres (sifat antiseptik)

ASAM UNDESILINAT • bersifat antimikotik dengan


• konsentrasi 5% dalam salap atau krim
• dicampur dengan garam seng (Zn undecylenic) 20%
ASAM VIT A = ASAM Efek:
RETINOAT/TRETINOIN • memperbaiki kratinisasi menjadi normal,jika terjadi gangguan
• meningkatkan sintesis DNA dalam epitel germinatif
• meningkatkan laju mitosis
• menebalkan stratum granulosum
• menormalkan parakeratosis
indikasi:
• penyakit dengan sumbatan folikular
• penyakit dengan hiperkeratosis
• pada proses menua kulit akibat sinar matahari

BENZOKAIN • bersifat anastesia


• konsentrasi ½-5%
• tidak larut dalam air,lebih larut dalam minyak,dan lebih larut lagi dalam alkohol

BENZIL BENZOAT - cairan berkhasiat sebagai akabisid dan predikulosid


- Diguna sbg emulsi dgn konsentrasi 20%/25%

CAMPHORA • konsentrasinya 1-2%


• bersifat antipruritus

KORTIKOSTEROID Antiinflamasi, Antipruritus, Antimitotik, AntialergI, Vasokonstriksi


TOPIKAL
Kortikosteroid Topikal

• Obat yang digunakan dikulit pada tempat tertentu


• anti inflamasi, anti pruritus, anti alergi, anti mitotik, vasokonstriksi
• efek pengobatan termasuk melembapkan kulit, melicinkan, atau
mendinginkan area yang dirawat

Indikasi
• Untuk Dermatosis yang responsif dengan
kortikosteroid topikal.
Penyakit Kulit yang Responsif
Terhadap
Kortikosteroid Topikal
MEKANISME
Kortikosteroid topikal memiliki kemampuan

menekan:

▪ inflamasi/peradangan dengan cara meng-hambat


fosfolipase A dan menekan IL-1.

▪ Sebagai obat imunosupresan, kortikosteroid dapat

menghambat kemotaksis neutrofil, menurunkan jumlah

sel Langerhans dan menekan pengeluaran sitokin,

▪ Menekan reaksi alergi-imunologi

▪ Menekan proliferasi/antimitotik.

▪ Menyebabkan vasokonstriksi dan efek ini sejalan dengan


daya antiinflamasi
Aplikasi Klinis
• Pengolesan KT yang dianjurkan adalah 2-3x/hari sampai penyakit
Komplikasi
sembuh
• Potensi sedang atau kuat: 1 kali sehari. • Atrofi kulit
• Teknik aplikasi pengolesan KT, aplikasi sederhana oleskan salep • Striae
tipis merata, pijat perlahan-lahan.) • Telangiektasis
Lama pemakaian
Steroid potensi lemah : tidak lebih 4-6 minggu
• Purpura
Steroid potensi kuat : tidak lebih 2 minggu • Hipopigmentasi
• Akneiformis
• Dermatitis perioral
• Hipertrikosi
• Moonface
Pemakaian KT jangka panjang di wajah dapat
menyebabkan topical corticosteroids-induces
rosacea-like dermatitis (TCIRD) atau topical
steroid-dependent face (TSDF)
• Anti pruritik
Mentol
• Pemakaian sama seperti comphora, konsentrasinya 0,24%-2%

Podofilin • Konsentrasi 25% sbg tingtur kondiloma akuminatum


• Setelah 4-6 jam hendaknya dicuci
Selenium sulfid • Sebagai sampo 1% untuk dermatitis seboroik pd kepala dan tinea
vesikolor
• Guna sbg anti seboroik, anti akne, anti scabies, bakteri-bakteri
Sulfur
gram positif
• Sulfur tingkat terhalus: sulfur presipitatum

• Antipruritus, antiradang, antieksema, anti akantosis keratoplastik


• Preparat berasal dari batu bara (liantral), kayu (oleum kadini), dan
fosil (iktiol)
Ter • Yang sering digunakan adalah likuor karbonis detergens yang
berasal dari batu bara
• Efek: antipruritus, anti radang, antiekzem, anti akantosis
keratoplastik, dapat digunakan untuk psoriasis dan dermatitis
kronik dalam salap.
Urea • Konsentrasi 10% dalam krim mempuunyai efek emolien.
• Dipakai untuk iktiosis atau xerosis kutis.
• Konsentrasi 40% dapat melarutkan protein.

• Bersifat antiseptic dan/atau bakteriostatik


• Sering diguna karena resistensi antibiotic dapat dihindarkan
• Golongan:
Alkohol
Fenol
Halogen
Zat-zat pengoksidasi
Senyawa logam berat
Zat warna
Zat Antiseptik
✔ Golongan Alkohol 🡪 Etanol 70% mempunyai efek yang optimal, ES: kulit
kering
✔ Golongan Fenol
• Fenol: pada konsentrasi tinggi mempunyai efek kaustik, pada konsentrasi
rendah bersifat bakteriostatik dan anti pruritic
• Timol: bersifat desinfektan pada konsentrasi 0,5-1% dlm bentuk tingtur
• Resorsinol: efeknya antibacterial, antimikotik, keratilitik., antiseboroik.
Konsentrasi 2-3%
• Heksaklorofen: mengandung klor, bersifat bakteriostatik
• Golongan Halogen
Yodium
• Bersifat bakteriostatik, warna coklat, dpt menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit &
deskuamasi.
• Dipakai utk disinfeksi kulit pd pembedahan (segera dibersihkan dgn alcohol 70%)

Zat Pengoksidasi : Sebagai desinfektan pada dermatoterapi topikal


• Permanganas Kalikus
Antiseptik lemah pada larutan encer dalam air
Konsentrasi tinggi memberikan efek astringen dan kaustik
Zat antiseptik Dipakai sebagai kompres terbuka untuk dermatosis akut dan eksudatif
Untuk ulkus eksudatif dapat dipakai konsentrasi 1:5000
• Benzoil-peroksid
Pengoksidase kuat pada konsentrasi 2,5-10%
Bersifat antiseptic, merangsang jaringan granulasi, dan bersifat keratoplastik.
ES: alergi dan memutihkan pakaian

• Senyawa Logam Berat


Merkuri : Sekarang tidak dipakai karena sensitisasi garam-garam merkuri
Perak
Larutan Perak Nitrat
• Berbentuk krital puth, mudah larut dalam air
• Digunakan untuk ulkus yang disertai pus yang disebabkan oleh kuman
gram negatif
Zat antiseptik
Perak Sulfadiazin Perak
• Untuk pengobatan luka bakar & nekrolisis epidermal toksik
• Bekerja sebagai antiseptic
• Konsentrasi 1% dalam krim

• Efek: astringen dan antiseptic


Zat Warna • Akridin (Akridin Laktat atau rivanol) dipakai untuk kompres dgn
konsentrasi 1% juga bersifat deodorant
Obat Imunomodulator Topikal
• Takrolimus : suatu calcinerin inhibitors (CnLs) yaitu suatu macrolactam yg
pertama-tama diisolasi dari Streptomyces
• TKL dapat diberikan oral,topical, dan IV
• TKL di metabolsime di hati
• Topikal : konsentrasi 0,03% dan 0,1% dalam bentuk salap
• Indikasi: dermatitis atopic
• Tidak menyebabkan atrofi kulit dan tidak berpengaruh pd sintesis kolagen kulit

Anda mungkin juga menyukai