Ratih Pramuningtyas
Pendahuluan
• Terapi topikal didefinisikan sebagai
Aplikasi obat dengan formulasi tertentu pada kulit yang
bertujuan mengobati penyakit kulit atau penyakit sistemik
yang bermanifestasi pada kulit.
• Keuntungan
– memintas jalur metabolisme obat pertama (first-pass
metabolism) di hati
– menghindari risiko berbagai hal yang mempengaruhi
penyerapan obat pada terapi peroral misalnya perubahan
pH, aktivitas enzim, dan pengosongan lambung
– efek samping maupun interaksi obat minimal (penyerapan
sistemik minimal)
• Kerugian :
– dapat menimbulkan iritasi dan alergi (dermatitis
kontak)
– Permeabilitas beberapa obat melalui kulit yang
relatif rendah, sehingga tidak semua obat dapat
diberikan secara topikal
– Terjadinya denaturasi obat oleh enzim pada kulit.
Faktor efikasi terapeutik terapitopikal
kulit
Stratum korneum
Epidermis
papila dermis
aliran darah
7
• Keberhasilan pengobatan tergantung:
– Umur
– Pemilihan agen yang tepat
– Lokasi tubuh yang terkena, luas
– Stadium penyakit, jenis lesi
– Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum
– Metode aplikasi
– Penentuan lama pemakaian obat (maks efektivitas
dan min efek samping)
Faktor yang berperan dalam
penyerapan obat
9
1. Stratum Korneum
• Barier utama
• Sesuai dengan ketebalan
• Perubahan Stratum korneum akibat
dermatosis barier menurun
meningkatkan penetrasi
• Variasi regional (lokasi anatomik)
• Ketebalan kulit dan lokasi anatomi
– mukosa
– skrotum
– kelopak mata
– Muka
– dada dan punggung
– lengan atas
– tungkai bawah
– punggung tangan dan kaki
– telapak tangan dan kaki
– Kuku
2. Oklusi
• Penyerapan 10 – 100 x lebih baik
• Contoh : Penutup kedap udara, salep berminyak
• Keuntungan : Meningkatkan onset, penetrasi dan
efikasi, cara
– hidrasi/ temperatur meningkat
• dipercikan air 5’ sebelum aplikasi obat
– mencegah terhapusnya obat melalui gesekan, usapan,
pencucian
• Kerugian : Mempercepat efek samping, infeksi,
folikulitis, miliaria
3. Frekuensi aplikasi
• Tak banyak pengaruhi efikasi terapi
• Kebanyakan obat kortikosteroid topikal cukup
diaplikasi satu kali sehari.
• Beberapa emolien, krim protektif
penyerapannya meningkat bila pemakaiannya
berulang (bukan karena lama kontaknya).
4. Kuantitas aplikasi
• Menutup seluruh lesi
• Jumlah pemakaian harus cukup, pemakaian
berlebihan tidak berguna.
• Jumlah yang dipakai sesuai dengan luas
permukaan kulit terkena (setiap 3% luas
permukaan kulit membutuhkan 1 gram
krim/salep) FTU
5. Faktor lain
• Peningkatan penyerapan
– menggosokan /memijat tingkatkan aliran darah
dermal dan subkutan transfer sistemik ↑
– folikel rambut
– mengecilkan ukuran partikel obat Makin kecil
partikel makin besar daya penetrasi
• Menghalangi serap
– Kulit kering (lansia)
Prinsip Terapi Topikal
1. Vehikulum
2. Bahan aktif
3. Agen tambahan (emulgator,
pengawet, antioksidan, chelating
agent)
18
Formulasi Topikal…
VEHIKULUM
• Pembawa bahan aktif
• Batas ‘Konsentrasi efektif maksimal obat’
• Berperan penting untuk memaksimalkan
bioavailabilitas bahan aktif
• Vehikulum ideal yang tepat menentukan
keberhasilan terapi
Formulasi Topikal…
Vehikulum Ideal
pasta losio
ointment
liquid
krim
serbuk
KONTRA INDIKASI
dermatitis dengan infeksi sekunder
ointment
emulgator
• Bersifat :
• Larut air, tak mudah busuk, tak mudah berjamur Tak
perlu bahan pengawet
• Mudah dibersihkan dengan air
• Lebih tak oklusif dibanding basis emulsi O/W
• Sesuai untuk kebutuhan konsentrasi permukaan tinggi
dengan absorpsi perkutan rendah (anti jamur/anti bakteri
topikal)
• Sediaan ‘Jel’
Ointment basis
water-soluble
JEL
solusio losio
Shake lotion
Formulasi Topikal…
Liquid-solusio
Liquid – losio
Aerosol
STABILISATOR
BAHAN PENGAWET
ANTIOKSIDAN
BAHAN CHELATING
Formulasi Topikal…
BAHAN PENGAWET
ANTIOKSIDAN
BAHAN CHELATING
• Berfungsi
•meningkatkan kekentalan atau viskositas
• menjadikan bentuk suspensi
• Contoh :
•beeswax
•carbomer (petrolatum + dalam emulsi )
Toksisitas
toksisitas
lokal sistemik
Toksisitas…
Lokal
Lokal
IRITASI ALERGI
• Terjadi karena konsentrasi obat • Terjadi karena daya penetrasi yang
• Potensi iritasi dikurangi dengan kuat
menurunkan konsentrasi + • Pada individu tertentu
meningkatkan lama pemberian
• Molekul obat yang bersifat
• Keadaan tertentu ‘iritasi’ justru antigenik dikenali APC di epidermis
menjadi tujuan terapi yang bawah ~ harus ada penetrasi yang
diharapkan kuat
Toksisitas…
Sistemik
• Gangguan sistemik :
• Interaksi obat, toksisitas organ vital, karsinogenesis dan
teratogenesis, ETD tak terduga berupa syok anafilaksis
(hipersensitifitas tipe-1)
• Faktor yang mempengaruhi:
• Fungsi reservoir SK
• Farmakokinetik obat (no 1st pass metabolism)
• Faktor peningkat absorbsi kutan: konsentrasi obat,
vehikulum, tindakan oklusi, lokasi dan frekwensi aplikasi,
lama terapi, kondisi kulit
• Gangguan fungsi hati dan/atau ginjal
• Luas permukaan aplikasi (anak vs dewasa)
TERIMA KASIH