Usia Pemilihan agen yang tepat Lokasi tubuh yang terkena, luas Stadium penyakit, jenis lesi Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum Metode aplikasi Penentuan lama pemakaian obat (efektifitas maksimal dan efek samping minimal)
Jalur absorpsi obat topikal di kulit Stratum korneum
Epidermis
Papila dermis
Aliran darah Faktor yang berperan dalam penyerapan obat:
Stratum korneum (sawar kulit untuk obat) Oklusi Frekuensi aplikasi Kuantitas obat yang diaplikasi Compliance Faktor lain (mis: pemijatan) Stratum Korneum
Perbedaan Area dalam Penetrasi 1. Membran mukosa 2. Skrotum 3. Kelopak Mata 4. Wajah 5. Leher & Punggung 6. Kaki & Lengan Bagian Atas 7. Kaki & Lengan Bagian Bawah 8. Dorsum Tangan & Kaki 9. Kulit Palmar & Plantar 10. Kuku Oklusi
Penutup kedap udara atau salep berminyak Meningkatkan penetrasi: Hidrasi / suhu stratum korneum mencegah hilangnya obat (krn gesekan, usapan, pencucian) Efek samping oklusi: infeksi, folikulitis, atau miliaria Frekuensi aplikasi
Topikal glukokortikoid dapat diaplikasi satu kali sehari Emolien nonspesifik atau krim yg memiliki efek protektif penyerapan meningkat pemakaian berulang Kuantitas aplikasi
Jumlah pemakaian harus cukup, pemakaian berlebihan tidak berguna. Jumlah yang dipakai sesuai dengan luas permukaan kulit terkena Faktor lain
Peningkatan penyerapan obat: Memijat/menggosok Banyaknya folikel rambut Ukuran partikel obat, sifat kelarutan obat, konsentrasi tepat, viskositas
Terapi topikal kulit
Vehikulum Bahan aktif Agen tambahan (emulgator, pengawet, antioksidan, chelating agent) Vehikulum
Preparat pembawa zat aktif kontak ke kulit. Kegunaan vehikulum non spesifik: mendinginkan, melindungi, emolien, oklusif dan astringen Vehikulum optimal bila stabil (kimia, fisik) dan tidak menonaktifkan obat. Syarat vehikulum: nonalergik, noniritan, dapat diterima secara kosmetik dan mudah digunakan Vehikulum terapi topikal: I. Vehikulum Monofasik II. Vehikulum Bifasik III. Vehikulum Trifasik Vehikulum Bedak Pasta Pendingin Cairan Salap/ minyak Pasta Bedak kocok Losio: Krim W/O Krim O/W Cairan Vehikulum Monofasik 1. Rendam : - rendam (bath) - mandi (full bath) Efek membersihkan (krusta, skuama, sekret, sisa obat topikal) Contoh: mandi (full bath), duduk berendam, rendam kaki, rendam tangan 2. Kompres
Kompres terbuka : penguapan cepat disusul absorbsi eksudat atau pus dermatosis madidans, infeksi dgn eritema, ulkus yg kotor
Kompres tertutup: memperlambat penguapan untuk kelainan yg dalam (Limfogranuloma venerum) Bedak
Zink oksida (antiseptik, proteksi) Talkum (magnesium silikat) lubrikasi dan mengeringkan. Kalamin mengandung > ZnO 98% dan Fe 2 O 3 1% > Sebagai astringen untuk mengurangi gatal. Vehikulum Bifasik Losio-(bedak kocok)
1. Losio mengandung bedak untuk memperluas daerah evaporasi 2. Efektif untuk mengeringkan kulit yang basah 3. Mengandung zink oksida, talkum, kalamin, gliserol, alkohol, dan air, stabilisator 4. Membentuk endapan, harus dikocok sebelum pakai
Indikasi : Dermatosis yang sub akut, kering, superficial, dan agak luas Dermatosis seboroik & daerah intertriginosa Kontraindikasi: dermatitis madidans & daerah badan yg berambut Sinonim : krim hidrofilik. Definisi : emulsi oil in water (O / W) atau water in oil (W / O). sistem dua fase air dan substansi lemak Krim
Krim-(emulsi air dalam minyak)
Air < 25% diberikan pengawet Terdiri dari 1 cairan tak larut yg terdispersi pd cairan lainnya, harus dikocok terlebih dahulu agar tidak terpisah Membutuhkan emulgator Kurang lengket, emolien, penetrasi tidak sebaik salep, menyebar dengan mudah, protektif, penguapan air lambat & mendinginkan
Krim -(emulsi minyak dalam air)
Mengandung air >31% - 80%, diberikan pengawet Humektan: gliserin, propilen glikol, polietilen glikol untuk mencegah kekeringan Banyak dipilih: tidak lengket, mudah dicuci, mudah menyebar, tidak mengotori baju
Krim w/o (cold cream) lebih cocok dipakai pada waktu malam karena melekat lebih lama di kulit Krim o/w (vanishing cream) lebih cocok dipakai pada waktu siang karena lebih cair dan tidak lengket Efek : Mendinginkan Efek anti inflamasi Melembabkan & efek emolien Penetrasi cepat ke kulit Dapat dicuci dengan air Indikasi : Dermatitis akut / sub-akut & luas Kosmetik (pembersih / body lotion) Kontra indikasi : Lesi madidans. Efek samping : Kekeringan (pemakaian jangka panjang) Efek pruritus (sebab tendensi kekeringan) Sinonim : krim lipofilik Definisi : emulsi water in oil (W / O), sistem dua fase lemak dan sejumlah air (kurang lebih 30%) Salap Salap-(dasar hidrokarbon) Emolien Menahan penguapan air dari kulit > Vaselin album, petrolatum kuning > Lengket > Penetrasi baik: dermatosis tebal, skuama, ulkus bersih > Berfungsi proteksi di pakai pada ruam popok, inkontinensia, sariawan, dan sisi kolostomi
Kontraindikasi: > Radang akut/ eksudatif > Daerah berambut > Daerah lipatan
tidak menyerap air sehingga tidak dapat dipakai untuk obat larut air Salap (dasar serap/hidrofilik)
Dipakai untuk obat larut air bahan emulsi Misal: lanolin dan turunannya Berfungsi: lubrikasi, emolien, proteksi Bersifat: lengket namun mudah dibersihkan misalnya lanolin anhidros dan petrolatum hidrofilik Efek : Anti mitotik Melembutkan/lubrikan skuama, krusta Menghaluskan Indikasi : inflamasi yg kering & kronis Kontra indikasi : seboroik & lesi madidans Efek samping : Inflamasi menetap efek oklusi Dihidrosis menetap Pasta
Campuran bedak (20 %- 50%) dengan salap dasar hidrokarbon atau emulsi air dalam minyak Bedak : zinkoksida, kaolin, kalsium karbonat dan talkum Fungsi: Membatasi obat melebar/proteksi, mengeringkan Barier impermiabel, proteksi, atau tabir surya Kurang lengket, kurang menutup, lebih kering (dibandingkan salep) Efek: Mendinginkan Anti-inflamasi Sekresi absorbsi (mengeringkan) Melindungi kulit pada bayi di daerah diaper area
Indikasi: - Ulkus. - Dermatosis kronik eksudatif - Plak likenifikasi tebal - Infeksi bakteri sekunder Kontra indikasi : - Inflamasi kulit akut - Kulit kepala (daerah berambut) - Daerah lipatan & genitalia eksterna tidak dianjurkan karena tidak terlalu melekat
Definisi : vehikulum trifasik yang mengandung oil water powder tercampur dalam berbagai variasi Vehikulum Trifasik Pasta Pendingin Efek : - Menghaluskan - Mendinginkan - Weeping skin Formula dasar untuk pasta pendingin : zinc oxide, calcium hydroxide solution, & oil Indikasi: Dermatosis sub akut
Kontra indikasi: Dermatosis madidans Stabilisator Pengawet, Paraben efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur, kapang, & ragi tetapi kurang aktif untuk bakteri Stabilisator lain : fenol halogenasi, asam benzoat, formaldehid, sodium benzoat & timerosal Antioksidans dipakai untuk melindungi vehikulum dari oksidasi, misalnya butil hidroksianisol, asam askorbat, sulfit, sulfur mengandung asam amino yg dipakai oleh vehikulum dasar larut air Chelating agent EDTA & asam sitrat bersama dengan antioksidan membentuk kompleks dgn logam berat Toksisitas
Tergantung obat, vehikulum, oklusi, lokasi, frekuensi, durasi, jenis kelainan kulit, kondisi renal, hepar Anak kecil mempunyai ratio obat di permukaan kulit lebih besar dibandingkan dewasa Toksisitas- Efek lokal
Iritasi, alergik, atrofik, komedogenik, teleangiektasis, pruritus, pedih, dan nyeri Proses pengeringan kulit atau merusak lapisan kulit epidermis Toksisitas- Efek sistemik
Penyerapan perkutan (SSP, shok anafilaktik, renal, kardiak ,teratogen, dan karsinogen)
Bahan Aktif
1. Tar 2. Bahan Keratolitik 3. Antibiotik 4. Anti Jamur 5. Anti Parasit 6. Kortikosteroid
Definisi : hasil dari penyulingan batu bara, kayu, atau fosil Efek: Anti-pruritus Anti-inflamasi Keratoplastik Anti-infeksi 1. T A R Indikasi : Likenifikasi kronis Eksim atopik Psoriasis vulgaris Kontraindikasi : eksudat atau dermatitis terinfeksi Efek samping : Dermatitis fototoksik Tar folliculitis Tar acne Karsinogen dari coal tar a. Asam salisil Pada konsentrasi rendah (0.5 - 2%) antiseptik, keratoplastik, anti inflamasi Pada konsentrasi 3 - 10% keratolitik, menghilangkan skuama pada psoriasis atau eksim hiperkeratotik Efek samping : efek toksik jika digunakan pada daerah yang luas (terutama pada anak-anak)
2. BAHAN KERATOLITIK b. Sulfur Efek : Astringen (2 - 10%) Anti jamur (10%) Kosmetik & pengobatan muka & preparat utk kulit kepala (tidak ada efek supresif sebum) c. Resorsinol Efek : Mengeringkan Astringen Efek keratolitik (konsentrasi tinggi) Indikasi : Dermatosis berskuama Akne komedo (dengan Asam Vit.A) a. Penisilin tidak dapat direkomendasikan karena potensi tinggi untuk sensitisasi kontak & tidak diabsorpsi b. Tetrasiklin : bakteriostatik Gram (+ / -) contoh : oksitetrasiklin, klortetrasiklin b. Neomisin & Framisetin :spektrum luas contoh : neopolisin, neosporin d. Gentamisin : aktif untuk P. Aeroginosa contoh : garamisin, gentamisin
3. OBAT ANTIBIOTIK e. Asam Fusidat: infeksi Staphylokokus & eritrasma contoh: krim fusidin f. Polymyxin: spektrum sangat luas, t.u. Gram ( ) (E.Coli, P. Aeroginosa) g. Nitrofurazone: bakterisidal & bakteriostatik Gram (+ / ) h. Klindamisin : spektrum luas pada resisten penisilin & pengobatan jerawat contoh : cleocin, sobelin
a. Tolnaftat: obat anti jamur untuk semua dermatofit contoh: aftate, tinactin, tonoftal b. Tolciclate : analog dari tolnaftate contoh : fungifos c. Derivat Imidazole: untuk dermatofitosis, kandidosis, Pitiriasis versicolor contoh: canesten, mycospor, micatin
4. ANTIJAMUR d. AmphotericinB: anti-jamur, antibiotik, t.u. infeksi superfisial contoh : fungizone, ampho-moronal e. Nystatin : tidak ada aksi sistemik, diabsorpsi minimal di GI track, t.u. Candida Albicans contoh: mycostatin, mycolog
a. Benzyl Benzoate b. Hexachlorocyclohexane: antiskabies, anti- pedikulosis, antiphtiriasis contoh : lindane (gamene, kwell, scabene) c. Crotamiton : skabies, phtriasis, & antipruritus contoh : eurax lotion, crotamitex gel c. Thiabendazole : creeping eruption, skabies
5. ANTI PARASIT Efek : Anti-inflamasi Anti-pruritus Dermatosis granulomatous Anti mitotik Anti alergi 6. KORTIKOSTEROID a. Golongan I (super poten): betamethasone diproprionate 0.05%, clobetasol proprionate 0.05% b. Golongan II (poten): desoximetasone 0.25% c. Golongan III (poten): desoximetasone 0.5%, betamethasone valerate 0.01% d. Golongan IV (potensi medium) : triamcinolone asetinode 0.1%, momethasone furoate 0.1%
Klasifikasi Kortikosteroid Topikal: e. Golongan V (potensi medium) : prednicarbate 0.1%, desonide 0.05% f. Golongan VI (potensi ringan): fluocinolone asetonide 0.01%, triamcinolone asetinode 0.025% g. Golongan VII (potensi lemah): obat topikal dg hidrokortison, dexametason, glumetalon, prednisolon & metil prednisolon Efek samping kortikosteroid : Dermatitis kontak alergi Atrofi & penipisan epidermis Akne steroid Striae steroid Leukoderma Ulkus steroid Efek rebound (psoriasis vulgaris) Telangiektasis Purpura Hipertrikosis setempat Hipopigmentasi Infeksi mudah terjadi & meluas Gmbran klinis peny. infeksi mjd kabur spt dermatofitosis yg diberi kortikosteroid topikal mjd tidak khas krn efek anti inflamasinya Efek Samping terjadi bila: Penggunaan yg lama & berlebihan Penggunaan potensi kuat atau sangat kuat atau penggunaan scr oklusif (makin tinggi potensi KS makin cepat tjdnya efek samping) Lama pemakaian KS topikal sebaiknya: tidak > 4-6 minggu KS potensi lemah tidak > 2 minggu KS potensi kuat
FARMAKOKINETIK TERAPI TOPIKAL Parameter aplikasi obat topikal: 1. Obat topikal mengalami perubahan drastis dalam komposisi & struktur 2. Obat topikal mempengaruhi sawar kulit menyebabkan perubahan fungsi sawar 3. Sawar kulit mempengaruhi tipe & perbaikan penyakit 4. Terdapat perbedaan area yg signifikan pada sawar kulit 5. Jaringan kulit yg viable dapat merespon aplikasi obat topikal peningkatan atau penurunan absorpsi 6. Kulit memiliki kapasitas metabolik yg signifikan pajanan sistemik obat & berkurang atau bertambahnya metabolit aktif secara farmakologi