Anda di halaman 1dari 5

Dermatoterapi

Bahan penyusun obat topical :


1. Bahan dasar vehikulum basis
2. Bahan aktif
Penting dalam penatalaksanaan penyakit kulit
 Mengantarkan obat dalam dosis optimal ke target yang diharapkan
Beberapa efek samping : Iritasi, alergi kontak/sensitisasi
 Efek samping minimal sehingga kulit kelmbali pada keadaan fisiologi

Dasar – dasar pengobatan topical :


1. Absorpsi perkutan
2. Vehikulum
3. Aspek farmakologis bahan aktif

Vehikulum
Yaitu bahan dasar obat yang dipakai untuk membawa bahan aktif pada kulit dan
mampu untuk meningkatkan penetrasi obat pada kulit.
Syarat :
- Memastikan zat aktif stabil secara kimia  dapat melakukan penetrasi ke
kulit secara efisien  dapat dilepaskan secara efektif di kulit.

Kelainan kulit basah dipakai bahan dasar basah seperti solution atau oil/water
Untuk lesi kering dipakai bahan dasar kering atau padat seperti salep, pasta, atau
krim water/oil

Inflamasi Akut : Eritem, udem, vesikel, krusta, infeksi, pruritus


Inflamasi kronik : Eritem, skuama, likenifikasi, kulit kering, pruritus

Vehikulum yang sesuai untuk spectrum peradangan


Kompres basah  Bedak, lotion, aerosol, spray  Cream (O/W)  Ointment
(W/O)

3 Macam Vehikulum :
1. Bedak
2. Lemak
3. Cairan

Pemilihan vehikulum berdasarkan :


1. Stadium
2. Luas dan distribusi
3. Kedalaman dan lokasi penyakit

Vehikulum pada terapi topical terbagi atas :


1. Vehikulum monofasik
2. Vehikulum bifasik
3. Vehikulum trifasik

1. Vehikulum monofasik
A. Cairan
a. Rendam : Rendah (bath), Mandi (Full bath)
Efek : Membersihkan (krusta, skuama, secret, sisa obat topical
Contoh : Mandi (full bath), duduk berendam, rendam kaki, rendam
tangan
Efek samping : Maserasi (>30 menit)
Preparat : Larutan asam salisil, larutan kalium permanganate
b. Kompres
Tipe :
o Kompres terbuka  Penguapan cepat disusul absobsi eksudat atau
pus  dermatosis madidans
o Kompres tertutup  memperlambat penguapan  untuk kelainan
yang dalam (limfogranuloma venerum)
Efek :
o Mendinginkan
o Mengurangi pembengkakan
o Antiinflamasi
o Melembutkan dan merangsang pertumbuhan
Efek samping :
o Maserasi
o Memudahkan pertumbuhan bakteri
B. Bedak
Efek :
o Mendinginkan
o Anti inflamasi ringan
o Anti pruritus lemah
o Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat (friksi)
o Anti inflamasi superfisial
o Mengeringkan
Bahan dasar bedak : Talkum venetum
Zat – zat yang digunakan dalam bedak :
o Zinc oxide : melindungi/proteksi
o Titanium oxide : melindungi dari UV (komponen sunscreen)
o Magnesium polysilat : mencegah friction
o Calamin (Campuran zinc oxide + iron oxide), Efek : Smoothing kulit,
mengurangi gatal
Kontraindikasi : Lesi madidans (bila ada infeksi sekunder)
2. Vehikulum bifasik
A. Lotion
Sinonim : bedak kocok, liquid powder mixture (bedak campuran)
Definisi : suspense dari bahan padat di air atau ethanol  sistem dua phase
Efek : mendinginkan, astringents, mengeringkan, anti inflamasi superfisial
Indikasi : Dermatosis (subakut, kering, superficial, agak luas), dermatosis
seboroik dan intertriginous
Kontraindikasi : Dermatitis madidans dan daerah badan yang berambut
Efek samping : Aksi mengeringkan  diindikasikan untuk jangka pendek,
abrasive  partikel – partikel bedak mungkin clump
Agar bedak tidak terlalu kental dan tidak cepat kering  jumlah zat pada
maksimal 40% dan jumlah gliserin 10 – 15%
Hal ini berarti bila beberapa zat aktif padat ditambahkan, maka persentase
tersebut jangan dilampaui.
B. Krim
Sinonim : krim hidrofilik
Definisi : emulsi oil in water (O/W) atau water on oil (W/O). Sistem dua
fase air dan substansi lemak
Krim W/O (cold cream) lebih cocok dipakai pada waktu malam karena
melekat lebih lama di kulit
Krim O/W (vanishing cream) lebih cocok dipakai pada waktu siang karena
lebih cair dan tidak lengket
Efek : Mendinginkan, efek antiinflamasi, melembabkan dan efek emolien,
penetrasi cepat ke kulit, dapat dicuci dengan air.
Indikasi : Dermatitis akut/subakut dan luas, kosmetik (pembersih atau body
lotion)
Kontraindikasi : Lesi madidans
Efek samping : Kekeringan (pemakaian jangka panjang), efek pruritus
(sebab tendensi kekeringan)
C. Salap
Sinonim : krim lipofilik
Definisi : Emulsi water in oil (W/O), sistem dua fase lemak dan sejumlah
air (kurang lebih 30%)
Bentuk klasik seperti petroleum jelly berasal dari lemak mineral. Contoh
produk : salep antibiotic, atau salep kortikosteroid.
Efek : Anti mitotic, melembutkan/lubrikan  skuama, krusta,
menghaluskan
Indikasi : Inflamasi yang kering dan kronis  psoriasis, dermatitis kronis,
dermatosis yang dalam dan kronik karena daya penetrasi salap paling kuat
jika dibandingkan dengan bahan dasar lain
Kontraindikasi : Kondisi seboroik, lesi madidans
Efek samping : Inflamasi menetap  efek oklusi, dihidrosis menetap
D. Pasta
Definisi : campuran salep dalam bedak 20 – 50%, sistem dua fase atau
suspense dengan konsentrasi tinggi.
Efek : mendinginkan, antiinflamasi, sekresi absorpsi (mengeringkan),
melindungi kulit  pada bayi di daerah diaper area.
Pasta terbagi mejadi :
o Soft pasta : Kandungan lemak >>  Efek protektif lebih tinggi
o Hard pasta : Kandungan bedak >>  Efek protektif kurang
Indikasi : Ulkus, dermatosis kronik eksudatif, plak likenifikasi tebalm
infeksi bakteri sekunder.
Kontraindikasi : Inflamasi kulit akut, kulit kepala (daerah berambut),
daerah lipatan – lipatan dan genitalia eksterna tidak dianjutkan karena tidak
terlalu melekat.
3. Vehikulus trifasik  Pasta pendingin
Definisi : Vehikulum trifasik yang mengandung oil – water – powder tercampur
dalam berbagai variasi.
Efek : menghaluskan, mendinginkan, weeping skin
Formula dasar : Zinc oxide, calcium hydroxide solution, oil
Indikasi : Dermatosis sub akut
Kontraindikasi : Dermatosis madidans

Anda mungkin juga menyukai